Anda di halaman 1dari 59

DEPRESI

KUMPULAN TULISAN & ILUSTRASI

2019

Oleh GUGUN

0
DAFTAR ISI

PRAKATA - 2

1. TAKUT (SEMACAM PUISI) - 3


2. ROBIN WILLIAMS DAN LILIN (SEBUAH REFLEKSI KECIL) - 9
3. DEPRESI 1 (MEMBACA GEJALA AWAL) - 11
4. DEPRESI 2 (LINGKUNGAN DEPRESIF) - 14
5. DEPRESI 3 (KECEMASAN DAN PELEPASAN) - 19
6. DEPRESI 4 (SAKIT JIWA YANG TIDAK GILA) - 22
7. DEPRESI 5 (MENAKLUKKAN RASA SAKIT BATIN) - 26
8. DEPRESI 6 (TEKNIK MENGATASI DEPRESI ALA SAYA) – 29
9. BEBERAPA ILUSTRASI - 36
10. ANXIETY 1 (MEMBACA GEJALA AWAL) - 45
11. ANXIETY 2 (PENGALAMAN PRIBADI DALAM MENGATASI) - 48
12. PANIC ATTACK - 52
13. OCD DAN CARA SAYA MENGATASINYA - 54
14. CARA PRAKTIS UNTUK BAHAGIA - 56

TENTANG PENULIS - 58

1
PRAKATA

Ini adalah kumpulan refleksi, keluh kesah, solusi dan ilustrasi mengenai depresi yang
saya idap. Menuliskan pengalaman adalah salah satu terapi yang cukup membantu
saya berhadapan dengan depresi. Sengaja saya kumpulkan tulisan ini agar lebih
mudah dibaca dalam satu waktu sekaligus. Mungkin bisa membantu pula bagi yang
punya pengalaman serupa.

Akan tetapi saya bukanlah dokter maupun terapis. Jika anda mulai mengalami tekanan
yang makin tak terkendali, maka jangan ragu meminta bantuan profesional kredibel
seperti psikolog atau psikiater. Depresi adalah masalah serius. Tulisan saya ini bukan
solusi dalam aspek yang klinis.

Ini hanyalah perwujudan keinginan berbagi dan berempati kepada sesama pengidap.

Semoga anda terus membaik dan terjaga.

Wlingi 21 November 2019

2
TAKUT

(SEMACAM PUISI)

Aku takut pada banyak hal dan kejadian

Aku takut pada apa yang tak bisa kukendalikan

Aku takut kesakitan

Aku takut ketidaknyamanan

Betapa hidupku dikendalikan takut

Jadi momok dari lahir hingga maut

Aku selalu takut berlarut-larut

Tentang ancaman, tak ada obat yang membuatku berani menyambut

Aku takut berkelahi

Padahal kepukul rasanya paling ya Cuma nyeri

Mungkin malah lebih nyeri saat duit gagal dicari

Malah mungkin lebih nyeri patah hati

Aku takut bakal sakit

Padahal pernah sakit ya rasanya begitu…clekit-clekit

Aku takut dikhianati

Padahal sudah mengalami rasanya ya cuman begitu….serasa bisul dicoblos peniti

3
Aku takut gagal

Padahal aku sudah ambyar

Aku takut semua rencana batal

Padahal ya udah dari dulu buyar

Aku takut mencintai

Karena mungkin harga yang kubayar bakal mahal sekali

Tapi aku takut sepi

Padahal ia satu-satunya kawan sejati

Kalo kupikir-pikir

Kenapa pula aku harus mikir

Aku selalu pusing

Padahal juga tak semua hal kudu penting

Rasa takut mungkin harus dinikmati

Seperti menyeruput teh di pagi hari

Panas teh melukai lidah

Namun bikin segar di aliran darah

4
Takut tak perlu kulawan

Karena ia bisa makin sombong

Takut hanya perlu di-takpeduli-kan

Biar kalo beneran takut kita nggak bohong

Apa gunanya ketakutan?

Mungkin biar ada semangat hidup

Tanpa takut yang menantang keinginan,

Mungkin semangat udah sedari awal redup

Takut aku emang takut

Tapi ya masa bodo kalo beneran takut

Takut adalah es jeruk yang terlalu kecut

Nggak takut mana nikmat hidup bisa disruput

Takut adalah sisi lain sang pemberani

Karena tak ada yang perlu kau takuti selain rasa takut itu sendiri

Jadi sudahkah aku berani?

Ya nggak gitu juga kaliiiii…

5
Aku takut tapi terus maju

Takut tak menghentikan kalo aku punya mau

Toh takut hanya bisa berhenti

Pada orang yang sudah mati

Takut adalah…..kunci

6
7
Ilustrasi di atas adalah gambaran paling awal mengenai depresi yang saya rasakan.
Dibuat pada tahun 1994, menggambarkan konflik dalam komunikasi saya dengan
keluarga, perasaan terasing, tertekan dll.

After searching deeper. I assume my anxiety tendency maybe came from family. My
father has a high level of anxiety as far I know. In his 70s he felt anxious about many
threat that actually happened in his younger time. My father was born even before this
republic founded. He lived through 3 turbulence time: Dutch, Japan and 65s. My sister
also a kind of obsessed with clean housework. She does almost perfect cleaning
housework. She mostly repeated the task that actually had been done by others. But in
contrast, she and mom has a lowest anxiety in my family. I have the highest and noone
recognize. For many years I’m battling with it.

8
ROBIN WILLIAMS DAN LILIN

(SEBUAH REFLEKSI KECIL)

Ada beberapa orang yang menjadi lilin bagi orang lain, tapi dirinya habis terbakar. Dia
membuat orang-orang tertawa bahagia, namun batinnya penuh dengan kesunyian dan
rasa tertekan. Demikian lah nasib rata-rata seniman, aktor, musisi, komposer, komedian
dan semacamnya…

Komedian mungkin lebih parah deritanya. Pedih membayangkan…membuat orang


tertawa ceria saat hati sendiri hancur lebur.

Kau kukenal lewat film-film yang menghiasi masa pembentukan estetika-ku… Mrs.
Doubtfire, Jumanji, Patch Adams, What Dreams May Come, One Hour Photo dan yang
paling membekas Good Will Hunting dan Dead Poets Society…

Apa yang kau perankan merupakan inspirasi dari karya-karya yang kubikin kemudian
hari…

“Carpe diem”…itu kata yang paling kuingat tentangmu.

Ketiadaanmu dengan cara yang janggal membuatku merenung lebih parah lagi…apa
yang akan kucari dalam hidup ini? Apakah aku akan menjadi lilin?

Selamat jalan Pak Robin “Mr. Keating” Williams….

“Orang-orang lupa, atau bahkan tidak tahu, bahwa gangguan jiwa memiliki
spektrum yang luas dan bervariasi. Tidak semua gangguan jiwa mengakibatkan
hilangnya kesadaran. Gejala skizofrenia berbeda dari depresi, depresi berbeda
dari gangguan bipolar, gangguan bipolar berbeda dari serangan panik, serangan
panik berbeda dari gangguan kecemasan, dan seterusnya. Mengalami salah
satu jenis gangguan jiwa tidak berarti membuat seseorang kehilangan seluruh
makna dirinya sebagai manusia, termasuk hak nya untuk berpartisipasi dalam
pesta demokrasi.”

(quote dari Lya Fahmi, teman saya yang psikolog)

9
Salah satu hal yang paling menyakitkan dalam depresi adalah berpura-pura tertawa.

10
DEPRESI 1

(MEMBACA GEJALA AWAL)

Pernah depresi?

Well, kali ini saya nggak akan njabarin definisi, gejala dan sebab-sebabnya. Toh itu bisa
ditemukan di internet atau paling gampang via Wikipedia. Orang depresi kadang gak
butuh nasehat, gak butuh dianalisa seolah-olah anda yang lebih sehat dan dia adalah
pasien. Tak jarang mereka Cuma butuh teman, agar tak merasa sendirian. Atau kalau
nggak setidaknya tidak ditertawakan. Memang, kecenderungan manusia adalah
menertawakan tragedi kecuali jika itu terjadi pada dirinya sendiri.

Pernah nggak anda ngerasa gini:

…”kenapa saya dibeginikan?” “Kenapa ada orang yang tega begitu pada saya?” atau
bertanya-tanya…”Jika orang yang sangat dekat sama saya, orang yang begitu saya
percayai atau saya cintai saja bisa berlaku sedemikian jahat, bagaimana dengan orang
lain?”

Pernahkah anda merasa sangat tidak aman sehingga anda menjalankan prinsip
“TRUST NO ONE”?

Dalam semingguan ini saya mendengar kisah-kisah orang yang depresi, gagal, patah
hati, kecewa, dikhianati, disepelekan, dibuang. Setidaknya setahun lalu saya juga
depresi. Tapi saya waktu itu nggak merasa perlu pergi ke psikiater. Saya lebih
mengandalkan sahabat-sahabat. Atau jika mereka tak selalu available, saya masih
punya hobi. Hobi bagi saya menjadi pengalihan, fungsinya semacam “drugs”. Syukurlah
saya tak terpikir lari ke drugs beneran. Meski sakit beneran saya sering nggak suka
benar-benar divonis sakit. Ya kayak orang mabok nggak terima dibilang mabok
mungkin…

Yang memprihatinkan adalah jika kita berada pada saat terlemah, tak ada yang
menemani kita. Atau lebih parah…orang terdekat yang mustinya menemani, adalah
yang pertama mengkhianati kepercayaan kita. Dengan demikian mungkin terasa wajar

11
jika banyak orang mulai bersikap egois demi mengamankan diri masing-masing. Siapa
jamin orang yang anda percayai menikam setiap saat?

Apa yang anda butuhkan saat anda cedera? Kotbah motivasi? Atau telinga yang tulus
mendengar kepedihan anda?

Kalo saya kadang Cuma butuh teman. Yang membuat saya masih merasa ada
harganya. Tapi tak jarang juga maunya curhat atau nyampah eeh malah ganti
dicurhatin…runyam deh. Apalagi kalo malah ganti dipamerin penderitaannya, seakan
berkata “Penderitaanmu itu gak ada apa-apanya dibanding penderitaanku “ :D

Keep away from this kind hehe nggak cocok itu buat buang sampah.

Setahun sudah lewat, rasanya saya lebih plong. Meski sakit itu masih membekas. And
maybe I won’t forgive, but I’ll forget. Orang yang pernah terluka tak akan sama cara
memandang orang.

Memang benar kata orang, “Waktu akan menyembuhkan…”

Ya dan tiap orang nggak sama waktu yang dibutuhkan untuk pulih. Ada yang itungan
bulan udah sembuh, ada yang itungan tahun…Kita tak selalu bisa kuat setiap waktu.
Kita mungkin akan terjatuh, patah dan rapuh…mungkin yang menyakiti kita malah
sedang bersenang-senang.

Setidaknya orang yang pernah terluka telah belajar prinsip golden rules. “Jangan
memperlakukan buruk orang lain jika kau merasa sakit atas perlakuan buruk orang
lain.”

Orang yang terluka akan belajar menjaga integritas. “Jadilah orang yang bisa
dipercaya, selama kau masih merasa sakit ketika kepercayaanmu dikhianati orang lain.”

Tentu saja itu bisa dilakukan jika jiwa kita masih sehat. Atau selama kita masih
mengutamakan kedamaian daripada sekadar balas dendam. Karena membalas
dendam hanya akan membuat kita dikejar hutang karma.

Apakah anda sedang depresi?

12
Jangan takut. Banyak yang mengalami…anda akan kuat menghadapinya. Sesekali …
seorang samurai pun akan terluka oleh sabetan pedang. Tapi itu tak akan menyurutkan
langkahnya.

So, guys….Acungkan jari tengah anda kepada kehidupan. Bilang padanya….”Cuma


segitu?”

13
DEPRESI 2

(LINGKUNGAN DEPRESIF)

Ketika seseorang kaya, kadang ia menertawakan orang miskin

Ketika seseorang dicintai, kadang ia menertawakan orang patah hati

Ketika pintar, menertawakan orang yang bodoh

Ketika sehat, menertawakan yang sedang sakit

Hal semacam ini sering dijumpai bukan?

Ada jenis orang yang menganggap remeh, lucu, aneh, konyol atas apa-apa yang ia tak
pernah membayangkan akan mengalaminya. Ia mengukur semua orang dengan
“kenormalan” yang ia punya. Mensyukuri orang bermasalah dengan stabilitas hidupnya.

Orang bunuh diri sambil menayangkannya secara live di media sosial memang sakit.
Memang tak waras. Tapi yang mencelanya saya yakin belum pernah mendalami
depresi. Depresi beneran. Bukan depresi-depresian. Anda minum kopi terus lupa
masalah, itu masih normal saja. Depresi takkan sembuh meski minum berbotol-botol
alkohol.

Orang pencela depresi, hidupnya mungkin selalu bahagia. Selalu berkecukupan.


Kebetulan sampai detik ini tak ada yang pernah mengkhianati kepercayaannya. Anak-
anaknya mungkin lagi lucu-lucunya.

Masa kecilnya sedemikian manis, hidup bergelimang perhatian dan mainan.


Keluarganya baik-baik, tak pernah menampar, tak ada yang melecehkan secara
seksual. Anggota keluarga dekatnya tak ada yang terlibat masalah kriminal. Kalaupun
ada masalah pun bukan masalah yang mengguncangkan kepribadian.

14
Bersyukur sekali orang yang hidup demikian. Nyaris tak ada ruang gelap dalam dirinya.
Ruang yang isinya hantu kepribadian. Yang siap mencabik kemanusiannya saat rapuh.

Sayangnya, kebahagiaan demikian kadang membuat tipis empati. Karena menilai


semua orang sejarahnya seindah pengalamannya. Dan mungkin cara dia “mensyukuri”
kehidupan yang beruntung adalah dengan menertawakan kesialan orang lain.

Dulu saya pun pernah menertawakan orang depresi. Ada seorang bapak yang terus-
menerus mengajak ngobrol saya. Saya diikuti dari toko hingga ke kost saya. Tentu dia
sebelumnya mohon ijin dulu. Makin lama makin aneh. Dan terungkaplah bahwa ia
adalah seorang yang kesepian sejak isterinya meninggal karena kecelakaan.

Ada juga pemuda yang tak kunjung dapat pekerjaan. Setiap orang yang ia temui jadi
tempat mengeluh, sampai tak pandang keadaan.

Ada lagi kisah sahabat lama yang harus menjalani pengobatan bertahun-tahun.

Dulu semua itu bagi saya menjadi bahan gosip. Tentunya saat ngobrol dengan orang-
orang yang “sehat”.

Dan dulu saya selalu sok menasehati, bahwa jika begini maka harusnya begitu bla bla
bla…

Saya mencoba menawari semua orang yang sakit dengan “obat” yang sama.

Ternyata jiwa manusia tak pernah seragam. Sekuat-kuatnya orang kadang tak terduga
titik rapuhnya.

Banyak orang berterimakasih pada Sigmund Freud. Karena dialah misteri-misteri gelap
seputar jiwa lebih mudah dipelajari. Namun semua orang juga bisa kalau Cuma baca
teori-teori psikoanalisis. Belum lagi teori-teori yang menandinginya. Jarang orang
berempati. Memahami bahwa gelapnya jiwa kadang nyaris tak bisa diapa-apakan.

Bagi yang telah melewati masa-masa depresi, akan tahu bahwa ternyata tak semudah
itu menjadi bijak. Apalagi ketika diri serasa diinjak-injak. Orang semacam ini telah
punya bekal belajar untuk tidak meremehkan.

15
Jika anda masih membaca sampai paragraf ini, dan jika anda merasa sedang
depresi…anda nggak sendirian. Bahkan ada yang lebih buruk keadaannya. Saat seperti
ini anda akan tahu makna sesungguhnya dari orang dekat.

Dan anda akan mulai mengkategorikan orang-orang yang anda tahu sebagai berikut:

1. Keluarga

2. Sahabat

3. Kenalan

4. Relasi

5. Musuh

Anda mungkin akan aman dengan orang nomor 1 dan 2. Tapi belum tentu juga. Banyak
orang terasing dengan saudara yang bertalian darah dan malah dapat tempat di hati
orang lain. Makanya ada ungkapan, “orang yang sudah seperti saudara kandung”.

Teman juga tak semuanya akan mendampingi anda. Ada juga yang meninggalkan anda
saat anda tak punya apa-apa. Orang yang anda tolong bisa saja membiarkan anda
tenggelam, dan mungkin saja orang yang tak anda kenal malah bersedia berkorban.

Tak ada yang abadi. Hati orang anda tak bisa kunci. Yang sejati bertahan, yang palsu
akan lepas.

Anda tak perlu berharap banyak pada nomor 3 dan 4. Karena urusan anda dengan
mereka biasanya pragmatis. Urusan bisnis atau profesionalitas mungkin. Mereka bisa
saja naik level ke nomor 2. Tapi semua penuh dengan ketidakmungkinan.

Dan anda jelas tak boleh mengurusi nomor 5.Orang bijak bilang tak baik punya musuh.
Dan memang begitulah adanya. Tapi seringkali….punya musuh bukanlah pilihan anda
sendiri.

16
Saya memperbarui tulisan ini ketika akhir-akhir ini banyak orang berbakat bunuh diri.
Ada yang bersimpati, ada yang mencela.

“Artis mati satu aja ditangisi sementara 1000 anak mati di Palestina cuek saja.”

Memang ada quote, “1 kematian adalah tragedi dan 1000 kematian adalah statistik.”
(yang dikatakan merupakan ucapan Stalin tapi diragukan). Satu orang terkenal mati
akan ditangisi daripada kematian tragis sehari-hari. Hanya saja kalau anda jeli ada
bedanya. Kematian adalah kematian, siapapun yang mengalaminya. Tetapi kematian
seorang tokoh tidak salah untuk dijadikan duka. Sama seperti ketika ulama, pendeta,
anggota keluarga anda mati. Tentu tak elok kan kalo ada orang rese bilang, “Orang
mati saja kau tangisi. Tuh 1000 anak mati di Palestina!”

Dan orang yang mengatakan semacam itu pun juga belum tentu berbuat sesuatu untuk
kematian seribu anak Palestina.

Saya bisa memahami depresi karena sedikit banyak telah mengalami dan melewatinya.
Teman saya bilang, depresi adalah tragedi personal. Tak bisa kau bandingkan. Teman
saya itu kehilangan hal besar dalam hidupnya. Ia ditinggalkan, ia dikhianati, ia
kehilangan pekerjaan. Depresi saya tak seberat dia, tapi itupun dia masih humble. Kata
dia, “Jangan bandingkan. Dampak merusaknya sama saja. Orang depresi butuh
pertolongan.”

Bagi anda yang saat ini mengalami depresi. Anda yang diremehkan orang. Anda yang
tak lagi dihormati orang yang anda besarkan. Anda yang kehilangan. Anda yang gagal
dan anda yang menderita apapun…

….Semoga waktu mempercepat proses pemulihan anda. Orang-orang yang mengukur


anda sama belaka dengan cara mereka mengukur orang lain, bukan yang cocok untuk
anda dengarkan. Mereka tidak paham penderitaan anda. Tinggalkan. Dekatlah dengan
orang-orang yang mau memahami anda. Meski bukan berarti anda bisa seenaknya
memperlakukan mereka semata sebagai tempat sampah.

17
You are not alone. Anda yang tengah depresi semoga cepat pulih. Sekali anda
melewati semua ini, anda akan lebih bersemangat daripada sebelumnya. Selamat
malam, selamat pagi, selamat sore.

Ilustrasi tentang keluarga yang toxic. Kadang mereka bukan tempat aman.

18
DEPRESI 3

(KECEMASAN DAN PELEPASAN)

Saya sering mengalami semacam mood swing. Tanpa sebab bisa bahagia, senyam-
senyum sendiri, kadang ide-ide kreatif datang kayak air grojogan, begadang dari jam 8
malam hingga 9 pagi hanya untuk menulis. Tapi kadang hanya karena lintasan pikiran
sesaat, saya bisa murung, mengurung, depresi, marah. Untungnya tidak parah. Meski
wall FB saya itungannya berisi posting galau, saya mengimbanginya dengan nulis
artikel, ulasan atau pajang karya.

Saya punya praduga bahwa pada dasarnya semua orang adalah lemah. Orang-orang
yang tampak kuat atau tegar, memiliki penyaluran kegelisahan yang baik. Atau paling
tidak membuatnya tampak baik. Penyaluran kegelisahan itu bisa berupa hobi, keluarga,
komunitas, alkohol, drugs, sex dll. Saya tidak membicarakan etika untuk hal-hal
tersebut. Nanti aja.

Para pesohor, selebriti, artis, seniman kalau kita lihat dari berita, mereka adalah
golongan yang paling rentan kena penyakit psikis. Maka nggak heran kan kalo denger
berita artis kena narkoba? Minimal dugem, alkohol dan pergaulan bebas adalah dunia
yang wajar untuk mereka. Untuk yang marjinal, yang gak suka gemerlap, minimal
kecanduan rokok sama kopi lah.

Semua rasa sakit itu ada jalan kompensatifnya. Tanpa itu mungkin semua akan lemah,
ambruk dan beberapa menjadi suicidal. Masyarakat “normal” yang mencela kehidupan
mereka ini, rata-rata hidupnya memang masih aman. Jadi di sini ditarik garis, “kami
malaikat kalian setan”. Saya tak memungkiri bahwa yang “setan” emang ada, tapi
seberapa banyak dari kita mikir bahwa beberapa mereka adalah korban?

Semua penyakit perlu kompensasi.

Saya sering merasa cukup menderita ketika depresi itu menyerang. Saya nyaris tak
punya kompensasi yang sebanding untuk meredakan sakit. Saya tidak minum alkohol,
rokok and have no desire to test drugs. Ketika seorang dokter syaraf meresepkan
alprazolam agar saya bisa tidur normal itu aja udah merusak tubuh saya.

19
Imbangan untuk mengatasi kelemahan saya hanyalah aktivitas fisik. Saya berlatih olah
kanuragan yang saya bikin custom untuk tubuh saya. Saya memodifikasi mantra-
mantra, olah mudra, pernapasan dan latihan visualisasi sebagai terapi. Namun saya
sadar penuh bahwa jalan ini hanya berguna bagi saya, tak tahu untuk banyak penderita
yang lebih parah daripada saya.

Satu-satunya obat eksternal yang saya asup hanyalah belanja barang kegemaran.
Saya punya banyak mainan yang bikin saya bahagia saat mendapatkannya. Namun
mainan itu lantas juga Cuma dipajang atau dijual kembali saat butuh uang. Saya beli
jam-jam tua, saya bongkar dan akhirnya jadi sampah mekanik yang tak laku dijual. Tapi
saya bahagia.

I’m not good enough in common social life because mostly it is hard to trust people.
Tapi anehnya I’m good enough in networking with creative people. I have no problem at
all with communication.

Para selebriti, saya Cuma pernah selintas saja berurusan sama mereka, (hanya untuk
sebuah kerjaan “rahasia”) saya duga adalah orang-orang yang sulit. Hard to to trust
people but they have to. They have a talent to entertain people but not for themselves.
Mungkin nyaris tiap hari mereka harus berurusan sama fake people.

Sebagai akibatnya, dinamika mental psikis mereka bermasalah. Mereka mulai


mengalami gangguan-gangguan. Dan karena lingkungan yang mendukung, jatuhlah
mereka ke dalam jurang obat-obat terlarang. Yang beruntung ya selamat, yang enggak
ya ke akhirat.

Karena kegelisahan yang sama pula maka mungkin anda bisa temui selebriti yang
seratus delapanpuluh derajat jadi agamis. Ada yang eskapis dan mungkin ada yang
memang hijrah pindah jalan. At least this is better than drugs. Asal gak ikutan jadi agen
njungkirin kedaulatan negara sih ya (ahahaha)

Tekanan hidup perlu pelepasan. Alkohol, drugs dan bahkan update status galau
sebenarnya hanya bentuk lain pelepasan energi. Saya sering ngebayangin,
penyembuhan sakit itu pada esensinya adalah wujud pelepasan energi buruk.

20
Saya merasa beruntung bahwa jalan pelepasan energi saya, meski gak keren,
setidaknya tidak membuat saya masuk ke jurang kehancuran yang lain. Dan bagi yang
malah terjerumus karena salah lingkungan, salah asuhan dan salah pergaulan…kadang
saya tak tega semena menyebut mereka sekadar pendosa. Meski saya juga benci
dengan dosa-dosa semacam itu. Jadi ya gimana? Apa ya cukup didoakan saja?

Bersamaan dengan anda baca tautan soal selebriti kena kasus gini, saya sedang terus
mengolah sebuah teknik yang mana saya sendiri jadi kelinci percobaan. Berharap
tahun ini bisa saya petik hasilnya.

Coz the clock keep ticking…. it is a bomb.

Semacam rajah yang saya pakai untuk mengkalibrasi emosi diri.

Sama sekali tidak ada hubungannya dengan jimat atau klenik.

Itu adalah huruf-huruf personal yang melambangkan kondisi dan harapan pribadi.

21
DEPRESI 4

(SAKIT JIWA YANG TIDAK GILA)

Entah sejak kapan, saya merupakan orang yang tak bisa benar-benar menikmati
keramaian. Saya juga bukan tipe penggila dolan yang berambisi tamasya kesana-
kemari sebagaimana halnya banyak orang. Jarang sekali saya berada di luar kota
selain urusan pekerjaan. Bahkan di malam minggu, yang orang rata-rata bersukaria
karena esok libur, saya kurang suka keluar jalan-jalan. Kegemaran menyendiri ini
membawa masalah untuk pergaulan sosial, karena rata-rata saya nongkrong di luar
hanya jika ada keperluan.

Kalau saya ingat-ngat, dari kecil saya suka cemas. Sekolah adalah hal paling
mencemaskan sepanjang hidup. Saat SD, sejak kelas satu hari-hari saya adalah
tentang ketakutan tidak bisa menggarap soal di kelas. Saya menangis ketika awal-awal
sekolah, karena saya tak bisa mengurutkan angka dari 1 sampai 10. Nilai matematika
saya selalu jeblok, dan kecemasan saya pada sosok guru matematika terus
menghantui hingga lulus SMP. Saya pun juga gagal di pelajaran lain terutama kimia,
fisika dan juga seni musik. Saat SMP saya gampang sakit dan tak masuk sekolah
hingga 2 bulan.

Saya amati, diri saya sangat pencemas. Lihat perkelahian di jalanan membuat saya
ketakutan hingga berhari-hari. Saat itu saya lihat dua anak SMP saling pukul hingga
berdarah. Bukan tekniknya yang bikin saya takut namun ekspresi mereka. Ekspresi
kebencian. Juga saat SMA melihat senior dipukul preman kampung, saya ketakutan
melihat emosi yang mengapung di udara. Saya berlatih beladiri untuk meredam rasa
takut itu yang ternyata juga malah menebalkannya. Ironis, belajar teknik tarung tapi
malah takut terlibat pertarungan. Orang bilang jiwa saya lemah.

Ketika teman saya meninggal kecemasan soal takdir pun menghantui. Saya kemudian
memperbanyak belajar agama dan kemudian terjerumus ke filsafat. Sungguh pun
setelah mengetahui bahwa saya mulai paham semua hakikat ketakutan, kecemasan
tidak mereda. Kadang mendadak saya bisa sangat ceria namun tanpa sebab pula bisa

22
murung begitu lama. Orang bilang itu bipolar, sedangkan saya menilai bahwa saya ini
depresif.

Kondisi ini membuat saya sukar beradaptasi pada kelaziman umum. Saya sukar
melakukan sesuatu yang tak benar-benar saya suka. Karir dan perekonomian saya
terlambat 10 tahun dari pencapaian umum rekan-rekan. Yang membuat saya bertahan
hanyalah sebuah keyakinan bahwa “ada yang lebih parah dari saya di dunia ini”. Ada
yang lebih depresif, ada yang suicidal, ada yang lebih impulsif dll. Saya oversensitif
sama sikap orang pada saya. Kadang reaksi saya bisa berlebihan.

Ketika “serangan” itu tiba, yang saya rasakan adalah kesedihan tanpa sebab. Perasaan
tak bermakna dan menjadi beban. Saya mengatasi itu semua dengan menuliskannya.
Jadi kalau anda lihat banyak sekali tulisan saya yang panjang, itu sering digarap saat
serangan menyerang.

Banyak orang kemudian menasehati bahwa ibadah dan mendekatkan diri pada Tuhan
adalah cara mengobatinya.

Di sinilah masalahnya. Menganggap bahwa sakit semacam ini hanyalah karena kurang
iman.

Kondisi kejiwaan sebagaimana fisik. Keduanya pun juga saling terhubung. Adanya
kelainan dinamika hormon dalam tubuh bisa mempengaruhi kondisi kejiwaan. Makanya
itu beberapa gejalanya bisa diringankan dengan obat. Jiwa yang timpang, sama juga
seperti fisik yang timpang. Ada orang terlahir cacat, demikian juga ada juga jiwa yang
tidak utuh. Jika orang cacat kaki sukar berlari cepat, maka demikian juga dengan jiwa
yang rapuh. Sedikit masalah akan membuatnya menderita begitu dalam. Karena
“defect” itu sifatnya mental, maka orang awam tak bisa melihatnya. Mereka hanya
menyimpulkan bahwa orang demikian kurang beragama. Padahal bagi saya pribadi,
agama adalah sumber depresi awal saya. Di awal saya depresi saya tekun mempelajari
agama di saat teman-teman sebaya menikmati dunia belia mereka.

Ketika makin dewasa, mental saya lebih stabil. Saya pikir saya aman, tapi ternyata
serangan bisa datang sewaktu-waktu. Repotnya hal itu pernah terjadi bersamaan

23
dengan saat saya punya masalah hubungan asmara. Pada saat saya putus sama
pacar, rasanya derita berlipat-lipat dan saya menangis konyol. Itu saat terendah dalam
emotional breakdown saya. Hikmahnya saya makin sadar apa yang salah pada diri
saya.

Saya menghindari terlalu banyak larut dalam komunikasi umum karena mereka tak
paham terhadap kondisi mental tiap orang. Kadang saya tak ingin melihat mereka
menertawakan hal yang tak lucu dalam kondisi saya. Jadi demi kenyamanan
mendingan saya menyingkir. Ini lah masalah terbesar saya dalam sosialisasi. Saya tak
compatible dengan pola pergaulan umum. Karena itulah rata-rata saya lebih memilih
obrolan yang spesifik dan menyendiri. Meski begitu saya pun terpaksa pakai topeng lain
jika harus berhadapan dengan umum. Karena pekerjaan saya menuntut untuk bisa
berkomunikasi publik. Setiap saya pulang dari kerjaan luar kota, sering masuk kamar
dengan perasaan hampa.

Ada lagi saran solusi dari orang awam yakni menikahlah biar tenang. Mereka
beranggapan bahwa masalah kejiwaan kita karena kesepian. Padahal sepi adalah
imbas lain, bukan penyebab. Kesepian adalah umum dialami para jiwa yang timpang,
namun tak semudah itu menyembuhkannya dengan bergaul banyak. Seting kami
mengalami yang namanya sepi dalam keramaian dan bisu dalam berduaan. Orang
dengan sakit kejiwaan macam ini bisa melambungkan hati lawan jenis namun juga bisa
menghancurkannya sekejap.

Dalam kondisi se-down apapun orang-orang macam kami ini, yang jiwanya timpang
gini, masih sangat waras dalam menghadapi hidup. Kami tetap tahu mana yang baik
dan mana yang buruk. Sering kami melakukan hal yang buruk karena demi meredakan
rasa sakit. Ada beberapa yang suicidal tapi mereka masih dalam rasionalitas. Pedihnya
serangan mental breakdown kadang tak tertahankan. Lantas bagaimana saya
bertahan?

Saya bertahan dengan “mengumpulkan” kebahagiaan kecil. Apakah itu? Itu adalah
kesenangan tanpa beban yang muncul dari melakukan atau menikamti hal kecil.
Misalnya koleksi, nonton film, denger musik, jalan-jalan, makan dll. Itu sangat

24
membantu saya bertahan. Selain itu juga merefleksikan kondisi pikiran. Dulu saya
sering curhat atas kondisi saya pada teman dekat tapi ternyata itu tak bisa terus
dilakukan. Orang akan risih dan muak. Maka saya mengkonversinya dalam karya tulis
maupun gambar.

Tubuh juga berperan penting sebagai benteng pertahanan. Setidaknya jika tubuh
sangat sehat, perang kita melawan serangan mental jadi lebih mudah. Puasa bisa
sedikit mengendalikan namun tak selalu. Kadang makan kacang saja bisa bikin saya
feel good untuk setidaknya seharian.

Menerima diri adalah hal yang cukup sulit. Mungkin sama sulitnya dengan orang
difabel. Jika mereka cacat tubuh, kita ada lubang dalam jiwa yang musti ditutup berkala.
Jika para difabel sulit melakukan aktivitas fisik normal, kami para difabel batin sukar
mengalami perasaan normal seperti berbahagia. Tak mudah bikin orang macam kami
bahagia. Apalagi dalam masyarakat yang penuh judgement. Dianggapnya mengada-
ada, main drama, menikmati derita dll. Dulu saya pikir kegagalan karier lah penyebab
semua kepedihan ini tapi ternyata orang-orang sukses pun mengalaminya. Jadi saya
baru tahu, nanti kalaupun saya sukses, penderitaan itu belum tentu sirna. Saya berpikir,
jika saya tak punya karya, apalah saya ini?

Sori ya yang udah baca. Ini bukan artikel tentang kesehatan jiwa melainkan tentang
orang sakit jiwa menulis tentang kesehatannya, itu pun hanya sebagian kecil dari yang
saya rasakan. Banyak yang tak bisa saya ceritakan.

25
DEPRESI 5

(MENAKLUKKAN RASA SAKIT BATIN)

Rasa sakit itu tak bisa ditaklukkan. Menaklukkan bagaimana? Kecuali kelainan mental,
nggak ada orang sedang sedih mendadak ketawa saat diajak guyon. Orang yang
ketawa saat sedih itu lebih menyedihkan dari kesedihannya sendiri. Akan tetapi rasa
sakit tak bisa dibiarkan terus menggerogoti kan? Kecuali mau jadi masokhis.

Terus apa yang bisa dilakukan jika mengalami sakit batin?

Tahap awal selalu paling susah. Jawaban gampangnya adalah mendekatkan diri pada-
Nya. It works jika anda adalah tipe spiritual sederhana yang tak melakukan pencarian-
pencarian mendalam. Tipe macam ini lebih mudah menyembuhkannya. Pada frekuensi
kegelisahannya, Tuhan adalah jawaban paling praktis.

Agak susah menangani orang yang skeptis, yang punya kegelisahan mendalam yang
lebih. Orang macam ini kadang juga rawan mengidap anxiety disorder. Untuk tipe
spiritual macam ini yang diperlukan lebih banyak katarsis. Biarkan ada penyeimbang
untuk kegelisahannya. Mungkin melakukan hobi, travelling, atau cukup dengan musik
tertentu.

Di tahap awal, yang terjadi adalah adaptasi terhadap rasa sakit. Biasanya kan pada
masa ini kita akan teringat dengan penyebab rasa sakit itu. Kita terus mengingat-ingat
kejadian, merasakan koneksinya dengan rasa sakit. Ini adalah masa-masa
masokhis....ada setitik "kenikmatan" daam rasa sakit. Atau ketidakmauan untuk
berpindah dari rasa sakit.

Daripada masokhis (yang kalo kebablasan malah merusak) maka yang lebih baik
mungkin adalah beradaptasi dengan rasa sakit. Biarkan rasa sakit itu terasa. Terimalah.
Penerimaan itu seringkali terekspresikan dengan air mata, diam berhari-hari,
ketidakmauan berkomunikasi dengan orang lain dll. Di fase ini biasanya susah untuk
menjadi bijak. Setidaknya itu yang saya alami. Saat saya sakit, saya menjadi tidak bijak.

26
Penerimaan rasa sakit akan membuat keterikatan dengan rasa itu pudar. Ada semacam
rasa "Oh cuma gini to rasanya..." setelah ini biasanya kita bisa lebih waras. Bisa
tersenyum. Bisa memandang semuanya dengan normal lagi.

Saat ini barulah nasehat-nasehat bisa didengarkan. Tapi jauhilah orang yang tak punya
rasa empati. Orang yang menilai bahwa semua orang seunggul dirinya, orang yang
mencemooh kelemahan orang lain. Yang semacam ini adalah racun. Mereka tak tulus
ingin membantu. Mereka hanya ingin terlihat lebih bijak dan bernasib beruntung.

Anda lebih memerlukan orang yang mau mendengar dan mendoakan. Bukan malah
menasehati. Karena nasehat yang ia bicarakan tak selalu berguna buat dirinya ketika ia
mengalami masalah serupa.

Tapi apakah nasehat itu tak perlu didengarkan?

Perlu tapi ada saatnya.

Ketika anda sudah lepas dari masa penerimaan rasa sakit, anda masuk ke fase
kontemplasi. Anda bisa memetakan mana yang kurang pas, mana yang bisa dikontrol
dan mana yang tidak. Kita tak selalu bisa mengontrol kehadiran orang yang akan
membahagiakan, menguntungkan atau malah mengkhianati dan mencelakakan kita.
Yang jelas bisa dikontrol cuma reaksi kita.

Saat mengalami kesulitan mengendalikan batin, cobalah mengendalikan tubuh. Jaga


cara makan dan bergerak. Saat sedih, saya melakukan olah tubuh dan meditasi. Tak
berdoa dan tak minta nasehat. Ketika saya pulih, barulah saya berdoa dan mulai
memilah-milah nasehat.

Pada tahap ketika batin dan badan sudah terbebas dari beban, jika kita menengok
masa lalu bisa tersenyum dan bahkan ketawa...itulah yang bisa kita namakan dengan
menaklukkan sakit batin.

The pain maybe is still over there, in a little space...not enough to hurt you anymore.

If you are in this phase so congratulation :) buy yourself a nice gift. A watch, toys,
snack, travelling or do something fun. Me.... I bought a dinosaur toy :D

27
PS: Barusan saya sadar bahwa "sakit batin" adalah istilah saya sendiri. Sakit
batin adalah kondisi batiniah (meliputi emosi, ketertekanan, kebuntuan,
kegalauan, luka perasaan). Berbeda dengan "sakit hati" yang lebih merupakan
reaksi marah atas perlakuan orang. Jadi sakit batin tidak sama dengan sakit hati.
Semoga bisa dibedakan.

Luka batin

28
DEPRESI 6

(TEKNIK MENGATASI DEPRESI ALA SAYA)

Saya pakai istilah mengatasi, bukan mengalahkan. Karena realitanya tidak mudah
mengalahkannya. Ini berdasarkan apa yang berhasil untuk saya, tak ada jaminan bisa
berhasil untuk anda. Saya bukan dokter atau psikolog. Tapi yang jelas…saya bukan
tukang kotbah atau bahkan motivator bayaran. Motivasi saya hanya berbagi. You who
had been there…. Will easily relate to what I talk.

Kalau anda masih sehat atau waras ada baiknya baca-baca soal ginian. Kalau udah
kena depresi anda akan malas mencari tahu apa itu depresi. Yes…because you’re too
depressed.

Yang hidupnya lagi enak-enak juga jangan kira anda invincible. Sekarang anda bisa
saja mencemooh orang-orang depresi sebagai lemah, sampai saat semua kunci
kebahagiaan anda dirampas sekejap mata. Jangan nggaya anda bakal sekuat Nabi
Ayyub ketika miskin mendadak atau bojomu selingkuh trus anakmu dipenjara.

Ini bukan soal karma. Cuma mo ngomong…. apes itu nggak lihat-lihat orang.

WARNING:

Apa yang berhasil saya lakukan hanyalah pada satu tipe tertentu dari depresi.
Depresi yang lebih akut butuh bantuan profesional: psikolog, psikiater, terapis dll.
Anda nggak bisa menyamaratakan semuanya. Apakah anda perlu profesional
atau cukup dengan metode “Ekalaya” kayak saya….anda yang tentukan.
Pengalaman buruk saya: depresi dikasih obat penenang saja. Tanpa sesi
konseling. Untung deh saya terapi pake jurus Taichi abal-abal kok ndilalah bisa
mengatasi.

29
Apakah anda kena depresi? Kenali gejalanya:

-Sedih mendalam

-Nggak doyan makan. Tapi bisa juga malah makan nggak aturan.

-Aktivitas sehari-hari terganggu. Anda maunya menyepi terus menerus.

-Secara fisik: gangguan tidur dan turunnya berat badan. Tapi bisa juga malah
naik.

-Sensitif sama ucapan orang. Gampang marah.

-Merasa kosong, gak ada tujuan.

-Merasa tak ada orang yang paham.

-Hiburan macam apapun tidak lagi manjur. Bahkan cuma pelampiasan sesaat.

-Menangis sendirian. Atau bisa juga ketawa sendirian.

-Pingin bunuh diri.

Apa yang bikin depresi terasa berat?

Karena depresi bukan cuma serangan psikologis. Bisa jadi ada pengaruh genetik dan
hormonal. Tumbuh di lingkungan depresif bisa lebih parah lagi dampaknya.

TEKNIK

1. FASE 1: AKUI

2. FASE 2: SINKRONISASI TUBUH & PIKIRAN

3. FASE 3: LEWATI

30
FASE 1: AKUI

Mengakui berarti menerima kekalahan, rasa sakit. Dalam Jiu Jitsu, menerima
kekalahan adalah dengan menepukkan tangan atau “tap”. Mengakui bahwa ego kita
bukan apa-apa dibanding semesta. Mengakui bahwa kita masih punya kerendahan hati
untuk mengaku….saya kalah. Akui anda sakit karena depresi. Akui sebabnya apa.
Saya depresi karena iman saya tak menemui ujung. Saya depresi karena dikhianati
mantan. Saya depresi karena dikhianati sahabat. Saya depresi karena disepelekan
keluarga. Saya depresi karena saya dibuang oleh orangtua. Akui saja. Terima rasa
sakit itu. Menolaknya anda akan tambah ngerasa perih.

Jangan kayak orang mabok. Penderita depresi kadang ada yang denial. “Aku fine-fine
aja kok…”…” Aku ra popo”. Tapi ngomongnya sambil mbrebes dan misuh “Jancuk…”..
Ini bikin kita malah sakit. Akui saja. Ya, saya depresi dan saya nggak bahagia.

Di fase ini, bantuan dari teman dekat, keluarga sangat membantu. Mungkin sekadar
tempat curhat atau ngasih semangat. Hindari orang suka kotbah. Orang macem gini
tahunya cuma “depresi itu karena jauh dari Tuhan”. Paling males kalo malah nyemburin
muka anda pake ayat kitab suci. Orang macam gini suruh magang aja ke twitternya
Ustadz Tengku yang anti batik itu. Masalahnya kalau anda tak punya orang dekat.
Gimana cara mengatasinya?

Menangis lah jika tak tertahankan. Emang aib kalo cowok macho sixpack fighter sampe
ketahuan nangis. Untung saya enggak jadi bebas aja saya nangis. Dengan
syarat…nangisnya jangan direkam atau di-selfie trus dipost di medsos. Soalnya nanti
anda bakal dibully dan bikin malah parah depresinya. Menangislah sehabis ritual
misalnya sehabis sholat, sehabis berdoa atau sendirian di bangku gereja. Kalau anda
atheis, menangislah sehabis menulis sumpah serapah anda kepada Tuhan. Kalau saya
yang paling manjur adalah sehabis nangis tidur.

Beberapa ada yang perlu pelampiasan destruktif, mecahin barang. Ya lakukan aja.
Meski ada resiko juga untuk itu. Pecahin aja barang-barang pemberian mantan, robek-
robek fotonya, banting aja i-phone yang ia belikan, bakar motor yang ia kasih. Asal siap
dengan konsekuensi yang bakal lebih parah lagi.

31
Yang jelas kalau bisa jangan menyakiti diri dulu….kenapa?

Karena diri itulah yang hendak ditolong. Kalau barang-barang ya masih bisa nyari
gantinya.

Ciri-ciri anda sudah siap ke fase selanjutnya adalah ketika perasaan anda mulai lega.
Anda mengakui dengan sadar. Ya…saya sakit depresi. Saya mau sembuh.

Kalau anda belum merasa mau sembuh, cari pelampiasan dulu. Ingat. Rusaklah
barang-barang tapi jangan diri anda. Ingat…orang yang bikin anda depresi mungkin
semakin bahagia lihat anda depresi. Saat depresi, anda nggak bisa melakukan balas
dendam terbaik.

FASE 2: SINKRONISASI TUBUH & PIKIRAN

Karena depresi ada pengaruh dari hormon dan genetik, maka kita perlu melakukan
“lelaku”…mungkin semacam tirakat kecil. Jika fisik anda sehat dan bugar, lebih mudah
mengatasi depresi. Setiap marah tarik nafas, hembus keras dan lalu atur pelan-
pelan…itu salah satu cara saya.

Lakukan olahraga yang soliter….Forrest Gump melakukan lari (sampe keliling


Amerika), teman saya touring sendirian, kalau saya melakukan jurus-jurus silat
sendirian. Gerakan saya comot dari komik dan film….masa bodo aja…

Saya juga menciptakan ritual-ritual fisik custom untuk diri sendiri. Misalnya setiap pagi
saya melakukan jurus (belum saya kasih nama). Isinya gerak dan visualisasi. Saya
akan berdiri menghadap pintu, melakukan sembah dan beberapa langkah pukul dan
bela seacam silat. Ditutup dengan tepukan.

Selanjutnya saya melakukan visualisasi seakan berada di ruang virtual komputer. Saya
gerakkan jari seolah meng-klik semua masalah saya, yang mana saya depresif. Saya
klik kanan dan delete, lalu empty recycle bin. Bayangkan seperti Tony Stark di Iron Man
2. Namun lakukan ini sendirian. Karena anda secara visual sudah kayak orang gila.

Olah kanuragan gini juga baik dilambari dengan mantra. Anda bisa ciptakan mantra
anda sendiri yang bisa merasa anda nyaman dan tenang. Bagi yang muslim mungkin

32
bisa dapat ketenangan dari surat Alam Nasyrah. Kalau favorit saya adalah petilan Surat
Al-An'am Ayat 59.

Saya menikmati sesi “pantomim” gini. Bahkan ketika depresi sudah lewat saya masih
melakukannya.

Membuat fisik sibuk akan membuat pikiran lebih mudah dijinakkan. “Control your body,
then emotion…” kurang lebih itu inti yang disampaikan Rickson Gracie dalam perannya
sebagai guru beladiri Bruce banner di film Incredible Hulk.

Atur diet. Cobalah berpuasa (meski otomatis kalo depresi susah makan). Hindari
makanan berdaging. Hindari kopi dan alkohol. Air hangat di pagi hari sangat
menentramkan. Puasa dapat mengontrol naluri tubuh kita.

Sebagai teman fase ini dengarkanlah musik-musik sehat. Jangan yang depresif meski
ada tergoda memutarnya. Muter musik keras juga nggak jaminan bikin depresi reda.
Kalau bisa bahkan…cobalah anda yang menyanyi sendiri. Selama saya dalam proses
terapi pribadi….saya nyanyi “Rain Drops keep fallin in my head…” sama “Here, There
and Everywhere…”. Tapi belakangan saya lebih suka nembang “Ana kidung rumeksa
ing wengi…”

Tontonlah film-film yang bisa jadi terapi. Pilihan terbaik saya adalah Forrest Gump dan
Shawsank Redemption. Kalau udah merasa mendingan, ganti nonton Jurassic Park.
Anda bisa punya pilihan sendiri.

Fase ini sudah anda lewati jika anda sudah merasa lebih tenang dan merasa ingin
sembuh. Ingat! INGIN SEMBUH dari dalam hati itu penting.

FASE 3: LEWATI

Istilah saya bukan mengalahkan atau menghancurkan. Namun melewati. Karena bisa
saja ia mencegat kita di kemudian hari. Namun dengan latihan, anda mungkin akan
bertarung lebih baik menghadapinya. Di fase ini kita sudah lebih tenang, terkontrol.
Kalau masih merasa sakit itu wajar. Sembuh samasekali sih bullshit. Nggak usah
nggaya.

33
Di fase ini, hal yang saya lakukan adalah mengkonversi “energi negatif” yang saya
simpan. Caranya?

Membantu orang lain, bikin kegiatan, beramal dll.

Saya pribadi melakukan donasi ke badan amal sambil berniat menyalurkan


kebahagiaan. Di saat ini anda sudah bisa bersyukur, mau ndengerin kotbah-kotbah juga
udah oke lah. Anda sudah bisa bercanda. Anda mungkin perlu travelling dulu (kalo ada
duit). Libatkan dalam kegiatan interaktif sosial. Tapi kalau anda pada dasarnya adalah
reklusif, lakukan secara online.

Ini saat yang lega kalau anda mau minta maaf kepada orang-orang yang tanpa sengaja
anda sakiti selama masa depresi. Beberapa dari mereka niatnya mungkin baik dan
tulus, hanya saja mereka tidak paham kompleksitas depresi…ya karena mereka
mungkin ada yang belum mengalami. Maafkanlah ketidakpahaman mereka dan
mintalah maaf atas ke-menyebalkan-nan anda pada saat terkena.

Di fase ini akuilah bahwa anda sudah mengalami, mengakui, memulihkan diri dan
mendapat pelajaran. Di sini anda sudah “wis ra popo”. Bahkan anda bisa
menertawakan penyebab depresi anda. Ingatan anda tentang sesuatu tak lagi
menyakitkan. Anda boleh pilih “forgive not forget” atau “unforgive and forget”.

Saya pilih “unforgive and forget”. Biarin aja. Nggak usah nggaya sok bijaksana.

Sampai fase ini anda siap menerima kesembuhan. Sekarang anda sudah bisa
mendekat lagi ke Tuhan. Kali ini udah tulus. Jadi Tuhan fungsinya nggak buat tempat
sambat dan curhat. Anda ber-Tuhan karena anda menyadari orkestrasi anda di dalam
tubuh jagad semesta. Anda tidak lagi beribadah dengan beban dan duka, melainkan
dengan rasa penuh syukur. Syukur itu suplemen spiritual. Konon salah satu kunci untuk
mencegah depresi parah sebenarnya adalah rasa bersyukur. Ini adalah jargon klasik
sekuno peradaban. Banyak terekam dalam ajaran-ajaran spiritual dunia.

Revenge? Kalau masih ada niat revenge berarti anda masih di fase awal lagi. Tapi
gimana dengan keadilan? Revenge biasanya bikin semua jadi lebih parah. Solusi dari
saya adalah…”karma auto pilot mode”

34
Saya tahu ada yang akan bilang…karma nggak ada dalam agama ini itu. Well… hukum
kelistrikan dan magnet juga nggak ada dalam kitab suci agama manapun.

Teknik “karma auto pilot”.

Bayangkan anda di ruang virtual ala Tony Stark tadi. Klik target. Kunci. Klik kanan. Klik
tombol “karma”, centang “auto pilot”. Klik options….centang OPTIMIZE. Tekan ENTER.

Dan sebagai penutup rangkaian terapi, saya bikin semacam monumen atau prasasti.
Cincin yang ada pada foto inilah monumen saya. Tertulis “SOMEONE IS WORSE
OFF…” semenderitanya kita, ada yang mungkin lebih menderita dan butuh bantuan
kita. Meski bukan berarti anda nyaman menikmati posisi bahwa ternyata ada yang lebih
sial… ya mau gimana lagi?

“LIFE IS NOT FAIR. GET USED TO IT… “, kata Patrick pada SpongeBob.

35
BEBERAPA ILUSTRASI

36
37
38
39
40
41
42
43
Ilustrasi di atas tadi menggambarkan berbagai macam kondisi mental saya. Kadang
depresi dipicu olehfaktor luar seperti interaksi sosial yang tidak sehat, beberapa
kegagalan yang sifatnya kompetitif dll namun juga bisa karena faktor internal yang
mengakibatkan kelelahan mental. Pada dua gambar terakhir saya mengalami kelelahan
internal yang secara rasional tak berhubungan dengan kondisi luar.

Dua rajah ini adalah semacam doa personal dalam mengharapkan kesembuhan jiwa
raga. Ini adalah terapi yang saya lakukan untuk diri sendiri memakai simbol-simbol
lingusitik dan semiotik.

44
ANXIETY 1

(MEMBACA GEJALA AWAL)

Apakah anda sering cemas tanpa sebab? Pernahkah terlalu berlebihan memikirkan hal
yang mungkin sepele? Pernahkah merasa sedang terancam, was-was terkena sakit
yang serius, tertekan oleh keadaan tertentu dan bahkan kuatir kalau diserang orang?

Saya tidak membicarakan soal cemas dalam keadaan umum yang pasti semua orang
pernah. Ini cemas yang berbeda, yakni ketika mengalaminya anda seakan sukar untuk
berpikir waras. Kecemasan itu bahkan sampai mempengaruhi anda secara fisik. Anda
sampai lemas, susah bernafas, mengalami gangguan tidur, emosional dan lain-lain. Itu
tak terjadi satu dua kali melainkan nyaris menjadi kondisi mental umum anda. Apakah
anda punya gejala demikian?

Jika ya maka mungkin anda seperti saya, dalam kadar tertentu mengidap anxiety
disorder.

Anxiety disorder adalah kondisi mental di mana rasa cemas menyerang tanpa ada
alasan yang jelas. Ia memiliki banyak spektrum. Kadang ia mengiringi kondisi kejiwaan
lainnya. Ada yang bisa mengatasinya sendiri namun ada yang sampai perlu bantuan
obat-obatan berat.

Saya nggak mau ngomong secara klinis karena memang bukan bidang saya, tapi saya
ingin seperperasaan dengan para pengidapnya. Anxiety saya terparah adalah sekitar
10 tahunan silam. Sekarang nampaknya udah jarang saya terkena. Kalaupun
menyerang biasanya bisa reda dalam satu dua hari. Saya juga sudah berhenti
menggunakan obat. Ya karena tipe tertentu dari gejalanya memang perlu obat keras.

Dari grup soal anxiety yang saya ikuti, saya banyak melihat bahwa beberapa orang
tidak tahu apa yang ia idap, dan repotnya beberapa hidup di lingkungan yang
judgemental. Para pengidap sering dihakimi sebagai “berjiwa lemah, terlalu banyak
mikir, kurang ibadah, dll.”

45
Malangnya si pengidap juga tidak terlalu cukup mengenali dirinya. Terlihat dari cara
berbahasa yang digunakan, pilihan kata dan cara menulis. Saya percaya
ketidakrapihan berbahasa juga cerminan ketidakrapihan berpikir.

Anxiety tak hanya menyerang yang muda-muda saja. Banyak juga yang sudah
berkeluarga dan masih saja dihantui masalah ini. Selain itu kondisi hormonal mungkin
juga bisa berpengaruh.

Saya mengidap anxiety bersamaan dengan obsesif kompulsif disorder. Setelah saya
amati diri saya, ternyata kondisi itu memang datangnya sewaktu-waktu. Di suatu saat
saya bisa begitu cemas pada hal sepele seperti keramaian orang nonton karnaval, tapi
kadang juga bisa cukup tenang ketika menghadapi ancaman pengeroyokan. Kondisi ini
kadang tak konsisten.

Suatu ketika saya begitu tergantung obat untuk membuat diri tenang. Soalnya kalau
tidak, saya saat itu langsung lemas dan serasa lumpuh. Saat bernapas jadi terasa
berat, saya jadi panik dan merasa ajal mau tiba. Relasi sosial juga terganggu karena
saya merasa tak nyaman berkomunikasi terbuka.

Perlu waktu 1 – 2 tahun untuk kembali bisa mengontrol diri. Saya melakukan self
therapy yang mana mungkin hanya cocok untuk saya sendiri.

Berdasarkan pengalaman mengidap penyakit ini, yang bisa saya sarankan antara lain:

1. Anxiety disorder adalah kondsi klinis. Beberapa memerlukan bantuan profesional


dan obat-obatan yang terkontrol. Jangan coba mengasup obat-obatan itu di luar
resep.
2. Lingkungan yang suportif sangat penting. Anda berada dalam situasi psikologis
dan sosial yang sangat lemah. Hindari bertemu dengan manusia-manusia tipe
pencela. Untuk masalah pribadi komunikasilah sebatas teman yang empatik
saja. Bagaimana jika keluarga tidak suportif? Saran saya jangan berkomunikasi
soal hal tersebut dengan mereka. Mending ke teman dekat.

46
3. Obat menurut saya hanya untuk menolong saat tubuh anda sangat kacau. Bukan
untuk dijadikan asupan terus menerus. Jadi anda musti melepas ketergantungan
dengan terapi jangka panjang.
4. Berlatihlah sikap “bodo amat”. Susah memang tapi itu membantu.
5. Perbanyak hobi atau kegiatan yang bikin anda super hepi.
6. Latihan fisik teratur, yang meningkatkan daya tahan dan kekuatan. Kalau
pengalaman saya diet juga membantu menyetabilkan emosi.
7. Pilih pergaulan yang baik dan suportif.

Begitu saja. Semoga dimudahkan dalam usaha pemulihan.

Kadang jika kesepian berakhir, cemas melanda.

47
ANXIETY 2

(PENGALAMAN PRIBADI DALAM MENGATASI)

Apa itu anxiety disorder?

Anxiety disorder atau penyakit kecemasan (berlebih) adalah gejala psikis yang
membuat kita merasa cemas berlebihan. Berbeda dengan takut yang merupakan reaksi
alami mental saat terancam, anxiety tak memerlukan alasan. Kita bisa saja terserang
meskipun sedang dalam rumah, kondisi aman, sehat segalanya dll.

Anxiety berbeda dengan kecemasan biasa. Cemas biasa akan hilang dalam hitungan
jam atau paling lama sehari dan berangsur hilang. Anxiety cenderung latent. Ada yang
bertahun-tahun, namun ada juga dalam hitungan bulan.

Apa yang dirasakan oleh pengidap anxiety?

-Takut bahwa tubuhnya kena penyakit serius, apalagi setelah baca-baca artikel.

-Takut menghadapi keramaian, takut tiba-tiba dikeroyok dll.

-Mendadak sukar bernafas, panik dan rasanya mau mati. Ini disebut panic
attack.

-Cenderung ingin menyendiri, takut berinteraksi dengan orang asing.

-Cemas menghadapi hal yang kuarng penting. Misal cemas tak bisa kerja, ujian,
gagal dll.

-Kadang ada kecenderungan obsesif kompulsif terhadap sex, kebersihan,


makanan dll.

-Gangguan pencernaan, pernafasan, kepala berat seperti ada sesuatu di otak,


selama berhari-hari.

-Berdebar-debar, keringat dingin, badan mendadak lemas.

-Dan banyak lagi.

48
Apakah penyebab anxiety?

Yang jelas ada banyak kesalahpahaman soal anxiety. Antara lain adalah:

-Disebabkan oleh setan, makhluk halus, jin dll.

-Kurang iman atau ibadah.

-Jiwa yang lemah dan sifat cengeng.

Semua hal di atas tidak berdasar ilmu yang cukup.

Anxiety adalah gejala kompleks yang sering berhubungan dengan gejala lain. Misalnya
psikosomatis (sakit fisik yang dipicu oleh psikis), obsesif kompulsif (kecenderungan
melakukan sesuatu berlebihan), depresi (tekanan jiwa), bipolar (perubahan mood yang
labil secara drastis) dll. Jadi anxiety dipengaruhi banyak hal.

Penelitian soal ini masih terus dikembangkan. Anxiety dikatakan merupakan gejala
yang timbul karena pengaruh hormonal, genetik, lingkungan, pola asuh dll. Mood
manusia, selain karena interaksi emosional dengan orang lain, bisa juga dipengaruhi
hormon. Misalnya dopamin dan serotonin yang membuat orang jadi lebih riang, santai
dan rileks.Jika ada gangguan (disorder) pada pasokan hormon ini, bisa terjadi
kekacauan emosional.

Karena seringkali banyak penyebabnya inilah, anxiety kita katakan kompleks. Sehingga
terapi untuk mengatasinya juga tidak satu macam cara. Ada yang bisa diselesaikan
secara psikologis, ada yang musti dengan treatment obat-obatan.

Apa treatment untuk anxiety?

Sesuai dengan jenisnya maka penanganannya berbeda pula. Orang yang memiliki
kompetensi untuk mendiagnosis rata-rata adalah psikiater. Jangan keliru ke dokter
umum, dokter saraf atau malahan dukun.

Jika pemicunya ada di level psikologis maka konseling bisa membantu. Di level ini
nasihat rohani (dari motivator, ustadz, pendeta dll.) masih bisa meringankan batin.
Namun jika sudah mengarah ke psikosomatik maka kemungkinan juga perlu diresepkan

49
obat-obatan. Rata-rata obat penenang semacam Alprazolam, bukan untuk mengobati
melainkan merilekskan kerja saraf. Jadi Cuma menangani gejala. Untuk keseimbangan
badan dan psikis perlu perubahan gaya hidup, terapi pola pikir, olah fisik dan juga diet.

Terapi obat-obatan apa yang bisa dilakukan untuk anxiety?

Obat-obatan kimia mustilah lewat resep dokter/psikiater. Obat-obat ini beresiko


ketergantungan dan mempengaruhi kinerja saraf. Obat-obatan herbal dan nutrisi
vitamin semacam buah, madu dll. Gunanya bukan untuk menyembuhkan anxiety-nya
melainkan untuk memperkuat daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang baik, akan
membantu proses pemulihan. Makanya olahraga merupakan salah satu terapi untuk
anxiety.

Fisik yang baik akan memfasilitasi kinerja saraf dan hormon. Dari situlah anxiety bisa
diatasi. Semakin baik fisik, maka semakin mudah obat dicerna dan makin mudah
gangguan diatasi. Sifatnya di sini adalah saling melengkapi. Tentu saja tak semua
orang yang fisiknya kuat akan kebal anxiety.

Apakah beribadah dan berdoa bisa mengobati anxiety?

Pertama kita musti memilah antara aspek fisik-psikis dengan kejiwaan. Kalau jiwa
tenang biasanya lebih mudah mengontrol psikis (pikiran) dan juga tubuh. Hal-hal yang
berkaitan dengan keimanan akan memperkuat motivasi diri untuk sembuh. Motivasi ini
akan membuat kita lebih bersemangat dan berniat menjalani terapi.

Beribadah dan berdoa membuat jiwa dan batin tenang, pasrah. Kepasrahan akan
menenangkan saraf-saraf. Kalau melawan rasa sakit, biasanya malah terasa lebih sakit
dan takut. Tapi kalau pasrah, rasanya rileks. Tubuh yang rileks akan lebih mudah
mencerna asupan. Jadi bukan ibadah dan doa secara langsung yang menyembuhkan,
melainkan itu memperkuat niat jiwa agar sembuh. Sama seperti asupan nutrisi vitamin
dari ramuan herbal dan madu. Bukan menyembuhkan tapi memberi kekuatan fisik
sebagai syarat kesembuhan.

Sekian berbagi pengalaman dari saya. Saya sudah sembuh dari anxiety sekitar 10
tahunan, tak lagi menggunakan obat-obatan.

50
Tambahan:

Berikut pengalaman berobat dan terapi saya sekitar 1,5 tahun.

Tahap 1

-Dokter umum, diagnosa asthenia, kekurangan kalium. Terapi ayat-ayat AlQuran.

Tahap 2

-Dokter saraf, diberikan obat penenang, berdampak pada obesitas karena otot
jadi capek. Terapi self suggestion memakai proyeksi simbol.

Tahap 3

-Self therapy: meditasi, senam Taijiquan/Wushu, meditasi semesta.

Tahap 4

-Self therapy: olah fisik kanuragan, Capoeira, Wushu, JiuJitsu dll.

Tahap 5

-Self therapy: diet, puasa, olah fisik, pernapasan (jogging minimal 2 Km), Terapi
self suggestion memakai proyeksi simbol.

Anxiety memang sukar disembuhkan 100%. Setidaknya ia dalam takaran terkendali.


Setidaknya tidak mengganggu kehidupan kita terlalu banyak.

Untuk sesama pengidap semoga sembuh dengan mudah, bagi penyintas semoga terus
sehat.

51
PANIC ATTACK

Panic attack adalah level lanjut dari anxiety. Ketika ini terjadi fisik akan merasakannya.
Saya mengalami panic attack setelah serangkaian anxiety yang tak terkendali.
Pemicunya adalah kelelahan mental setelah mengurusi pekerjaan, komunitas dan
meninggalnya teman dekat saya.

Yang saya rasakan:

-Kecemasan meningkat dan mulai berpikir hal buruk terjadi

-Serasa darah berhenti mengalir di kepala, berhenti di tengkuk belakang.


Mendengar kata “stroke” dan “jantung” serasa mencemaskan.

-Nafas terasa berat tapi bukan sesak. Seperti tubuh kehilangan energi dalam
waktu singkat, seakan batere yang drop.

-Sekujur tubuh lemas, berkeringat dingin tak ada tenaga buat bergerak, nafas
susah dikendalikan.

Ketika mengalami ini saya memerlukan penanganan dokter. Pada awalnya dulu saya
merasa kurang tepat didiagnosa. Tekanan darah, kolestrol, jantung dll. Semua normal.
Dokter mediagnosa saya kekurangan zat kalium dan gejala asthenia.

Ketika masa rehat saya banyak dibawa ke dokter saraf. Saya selalu cemas akan kena
kanker otak dan semacamnya. Apalagi di kepala terasa ada cairan yang mengalir.
Namun belakangan saya baru paham bahwa itulah panic attack.

Menghadapi panic attack adalah dengan obat-obatan yang diresepkan dokter. Saya tak
menemukan cara lain waktu itu. Saya membaca ayat suci, melakukan pernapasan dan
sugesti. Semua tak cukup kuat. Saya menyerah dan diobati secara medis.

Sisa-sisa panic attack berbekas selama setahunan lebih. Kadang saya masih kumat
dan musti sedia obat. Aktivitas otak saya juga nampaknya berubah. Boosting ke
kemampuan yang tak saya duga sebelumnya seperti mulai meratanya bagian hemisfer
kanan kiri. Saya bisa menulis kidal dengan terbalik (tulisan bisa dibaca pakai cermin).

52
Ilustrasi yang saya bikin setelah panic atack pertama

53
OCD DAN CARA SAYA MENGATASINYA

OCD, Obsessive Compulsive Disorder adalah kondisi psikologis di mana kita tergila-gila
pada kesempurnaan. Terobsesi akut yang kalau tak dipenuhi akan "ngganjel" di pikiran.
Contohnya:

-Cuci tangan berkali-kali

-Menutup atau mengunci pintu berkali-kali

-Merapikan tata letak benda hingga sempurna secara simetris atau kondisi

Selain itu kadang juga ada gejala terobsesi pada kebersihan. Misalnya cuci tangan
sehabis salaman, enggan duduk sembarangan, mencuci benda milik sendiri setelah
disentuh orang lain dll.

Saya pernah mengidap itu selama beberapa tahun. 10 - 15 tahunan mungkin. Bahkan
teman-teman saya mungkin masih ingat (dan beberapa juga ngerjain saya).

OCD sangat menyiksa. Begitu kita tahu ada yang nggak perfect, seharian bahkan
berbulan-bulan bisa kepikiran. Kalau dibanding dulu saat ini OCD saya sudah jauh
berkurang. Obsesi kesempurnaan pada benda sehari-hari setidaknya sekarang terbatas
pada benda koleksi saja. (Saya beberapa hari ini mangkel karena jam tangan saya
nggak bener. Rasanya ingin beli terus sampai dapet yang sempurna. Konyol sekali...)

Trus bagaimana caranya mengatasi? Agaknya saya belum terlalu sembuh untuk sok
mengatakan "menyembuhkan".

Obsesi kebersihan saya sekarang nyaris hilang. Malah cenderung jorok. Tapi stress jadi
berkurang. Namun OCD untuk hal atau barang tertentu kadang juga masih sisa.
Kemarin waktu berangkat ke luar kota, saya balik lagi ke rumah karena merasa kran
belum mati. Padahal saya yakin sudah memastikan sebelum berangkat tadi.

54
Cara mengatasi ala saya gimana?

-Memperbanyak keasyikan pada hal lain yang sampai membuat kita lena
terhadap hal yang kita OCD. Misalnya dulu OCD nutup pintu berulang kali. Saya
kemudian melibatkan diri dalam komunitas yang sibuk wara-wiri keluar rumah,
banyak kegiatan yang bikin fokus penuh sehingga lupa sama adat ngunci pintu
berulang itu. Entah kenapa ini pelan-pelan mengikis obsesi tadi. Syaratnya
kegiatannya harus super asyik.

-Biarkan benda kesayangan anda sering dipinjam atau dipegang (tapi jangan
yang itu) pada orang lain. Ekstrim ya? Hehehehe Jadi obsesi pada kesukaan
personal terkikis oleh rasa ingin berbagi. Terimalah kerusakan atau cacat
pemakaian sebagai sejarah. Kayak punya HP atau kamera baru. Pengidap OCD
pasti memperlakukannya kayak bayi. Tapi lama-lama dibanting-banting dan tetap
hepi.

-Berkomunitas/bersosialisasi dengan rekan yang sehobi. Orang OCD rata-rata


lebih menyendiri karena orang luar bikin gak nyaman. Dulu saya aja, majalah
dipinjem tetangga, saya seka pakai kain basah. Gila. Dengan rekan sehobi,
obsesi perfeksionis terkikis dengan keseruan berbagi cerita. Kita nggak cemas
orang itu mengakses barang-barang koleksi kita. Lama-lama kita akan lebih
toleran pada orang umum.

Kalo lagi nyari barang kesukaan atau koleksi, terimalah kecacatan sebagai sejarah,
ketaksempurnaan sebagai keunikan.

Dengan melakukan hal-hal di atas, saya banyak terbantu. Sekarang ini saya cenderung
lebih rileks dibanding sebelumnya. Nggak pernah lagi beli buku diperiksa satu per satu
halaman dan kualitas cetakannya. Nggak pernah lagi berlama-lama di toko karena
membandingkan dua barang dari sudut per sudut, lekuk per lekuk. Tapi kalo jarum jam
menceng dan saya gelisah sampe itu dibenerin ke tukang jam ya masih hahaha. Saya
belum 100% terbebas dari OCD. Tetapi setidaknya jauh lebih normal dari yang dulu-
dulu. Hope that these help you too.

55
CARA PRAKTIS UNTUK BAHAGIA

Untuk orang normal, jadi bahagia itu sederhana. Setidaknya kalo kurang sederhana ya
mudah lah disembuhkan oleh nasihat-nasihat motivator. Tapi bagaimana jika anda tipe
orang yang njlimet? Yang agaknya ada hormon galau lebih setetes dua tetes daripada
orang-orang normal itu? Bagaimana jika anda cenderung mudah kena anxiety, depresi
dan bahkan bipolar?

Yeah.... bahagia memang tak semudah itu, Burisrowo...eh Ferguso.

Emang sih bagi beberapa orang nampaknya mudah. Ngomong bilang sederhana saat
posting foto liburan ke luar negri...well ncen jancik tenan ya hihihi sederhana aje kek
gitu. But my friend, I'll tell you. Tiap orang punya kondisinya masing-masing jadi tak
semua akan punya ukuran yang sama.

Bahagia itu akan menyesuaikan dengan kapasitas pribadi. Bahagiamu sama bahagia
orang beda. Apa yang bikin orang bahagia belum tentu bagi kamu juga. Apa yang
tampak berkilau di kehidupan orang tak selalu juga ketika itu ada padamu.

Sekarang... sebelum kita menjalankan tips-tips bahagia instant, seinstant bikin mie...kita
definisikan apa sih ketidak bahagiaan itu?

Kalo saya sih, tidak bahagia adalah kecemasan, ketidaknyamanan, kebanyakan mikir,
banyak curiga, ketakutan. Tak selalu saya bisa menghindari semua itu. Beberapa hal
bahkan mudah sekali terpicu. Ada pula yang merayapi sepanjang hidup.

Dulu saya merasa putus asa ketika cita-cita gagal. Tapi ketika saya mencapainya
ternyata ya gak luar biasa amat. Yang luar biasa adalah pengharapan saya menuju ke
sana.

Saat tak dicintai, saya merasa tak berguna dan tak cukup berharga. Tapi ketika saya
mendapatkan lebih dari yang saya harapkan tetap aja ada rasa mengganjal. Jadi rasa
bahagia itu kayak kucing yang sukar diatur. Kayak Si Chaplin kucing saya. Siangnya
tenang, malemnya bikin ribut di atas genteng. Kadang saya bisa masa bodo, kadang
juga saya terus kepikiran.

56
Nah, fokus kita adalah bukan soal mencapai kebahagiaan sejati yang wah itu. Asumsi
kita adalah bahwa kita ini orang rapuh, nggak kuatan, baperan dan nggak selalu
istiqomah. Bagaimana cara berbahagia sementara mungkin ada kebaperan besar
(entah soal apapun) melanda?

Caranya adalah dengan mengumpulkan kebahagiaan kecil sereceh apapun. Nikmati


dan hayati kebahagiaan kecil itu sampe kalo bisa anda jingkrak-jingkrak ato senyum-
senyum sendiri. Ndak masalah setelah itu anda nangis lagi.

Kebahagiaan kecil yang mungkin remeh kayak misalnya nemu duit di kantong saku
yang entah sejak kapan, ketawa ngakak lihat kartun, demen saat lihat orderan online
dateng (padahal cuma krupuk), dll.

Bermainlah dengan hal-hal remeh, seiseng apapun, segeje apapun kalo anda bisa
menikmatinya. Entah itu iseng naburin remahan Silverqueen ke Indomie, iseng bikin
gambar wajah di kaca berembun, lakukan dengan segenap keceriaan. tak usah
berharap kebaperan besar anda akan sirna secepatnya. Biarin aja pokoknya kita mo
asyik ama yang kecil-kecil.

Kalo ada duit hiburlah diri sendiri. Nonton film gak jelas di bioskop, beli hiasan lucu
(kalo cewek sih, kalo saya mah action figure), main sama binatang piaraan dll. Gak
usah peduli ntar masih mau ngelanjutin nangis atau sambat lagi.

Percaya apa tidak, tindakan-tindakan kecil itu adalah butiran salju yang bisa
mendinginkan neraka pribadi anda. Jadi jangan anggap enteng yang namanya hobi
hehehe. Itu akan menyeimbangkan anda ketika sedang kalut. Hobi bukanlah
pelampiasan, ia adalah alat untuk mencapai keseimbangan.

Jadi syukur itu bisa kita lakukan dengan cara seremeh apapun. Kita kadang juga bisa
excited nggak tau kenapa. Kayak pas main game berat lalu tiba-tiba sekalinya menang.

Kalau banyak hal-hal receh aja anda bisa senang, jika anda dapat hal yang lebih, maka
akan tak terkira bahagianya. Begitu sih yang saya alami dan jalankan. Terutama kalo
capek musti bijak tiap hari. Tapi gimana kalo usahamu untuk bahagia direcokin orang
lain?... Santet aja pake Hotwheels. Bodo amat.

57
TENTANG PENULIS

Gugun. Seorang penggelisah yang terlalu banyak bertanya


dan banyak tidur. Suka bercerita dan berolahraga. Suka
makan dan membayangkannya. Menggambar sejak balita,
menulis sejak SD, bermusik sejak SMA dan bikin film sejak
jadi pengangguran. Belajar agama dari bapak, buku-buku
dan guru. Belajar filsafat dari guru, buku-buku dan
perenungan-perenungan.

58

Anda mungkin juga menyukai