Anda di halaman 1dari 27

Belajar Meningkatkan

KUALITAS DIRI
dari Alvi Syahrin
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 1
Alvi Syahrin, kelahiran Ambon, 20 Januari 1992. Merupakan
pria yang menempuh Pendidikan SMA dan Kuliah di Surabaya.
Alvi Syahrin lulus dari Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur dengan jurusan Teknik Informatika pada
2013 lalu.
Alvi cukup aktif dalam kegiatan sukarelawan seperti menjadi
ketua tim divisi Pendidikan pada program pengembangan
sosial UPN Veteran dan menjadi guru bahasa Inggris di Rumah
Bahasa Surabaya.
Tujuan awal Alvi menulis ialah supaya tidak kehilangan cerita
masa kecilnya. Dimulai dari menulis lirik lagu, cerpen fantasi,
cerpen horor. Sampai akhirnya, Ia menulis apa yang menjadi
favoritnya yaitu kisah-kisah remaja. Saat masih duduk di
bangku kuliah, ia telah berhasil menerbitkan novel pertamanya
yang berjudul “Dilema” berkat menjadi salah satu pemenang
dari lomba menulis outline yang diadakan oleh penerbit
Bukune pada tahun 2012. Alvi pun berhasil merilis novel
keduanya yang berjudul “Swiss: Little Snow in Zurich” satu
tahun detelah novel “Dilema” terbit. Kedua novel tersebutlah
yang menjadi awal perjalanan Alvi Syahrin menjadi penulis
Buku. Iapun berhasil merilis buku ketiganya yang berjudul
“I Love You” pada tahun 2013.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 2
Menurutnya yang paling membahagiakan adalah kenyataan
bahwa cita-citanya tercapai membuat Alvi percaya bahwa di
dunia ini tidak ada yang tak mungkin. Kenyataan bahwa dia telah
menjadi penulis membuatnya lebih berani bermimpi. Hal kedua
yang paling membahagiakan adalah bisa berkenalan dengan
teman-teman membaca. Alvi pun berharap agar ia bisa
bermanfaat bagi para pembacanya.

Alvi sangat peduli dengan remaja dan dewasa muda yang


memiliki banyak keresahan, seperti kisah cinta dan kisah
hidupnya yang seakan tidak memiliki jalan keluar, banyak
permasalahan, dan entah mau seperti apa di masa depan.
Sehingga Alvi menulis buku yang bekerjasama dengan penerbit
gagasmedia tentang self improvement atau perbaikan diri pada
Desember 2018 yang berjudul “Jika Kita Tak Pernah Jatuh Cinta”,
kemudian dilanjut dengan buku “Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-
Apa” yang rilis pada akhir November 2019, dan langsung menjadi
buku best seller bahkan sudah cetak ulang ke dua setelah 5 hari
rilis.

Lalu, di balik banyaknya permasalahan hidup, banyaknya


tantangan, banyaknya kendala, bagaimanakah cara Alvi Syahrin
untuk tidak menyerah dan tetap tegar? Bukan hanya dalam
perjalanan menjadi penulis, tapi juga dalam kehidupannya,
sambil terus meningkatkan kualitas diri?
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 3

A. Tentang
OVERTHINKING.
Berlebihan dalam berpikir? Apakah hanya
tentang itu arti dari overthink?
Lalu, apa batasan seseorang disebut
overthink? Kapan? Seperti apa?
Apakah tentang seseorang yang
terlalu gampang khawatir akan
hal-hal yang belum tentu terjadi?
Sepertinya belum ada definisi
yang menyatakan bagaimana
seseorang mengidap overthinking.
Yang pasti ada ialah “Anxiety” atau kecemasan. Namun jangan
takut jika kamu adalah seseorang yang merasa dirimu anxiety,
karena semua orang pasti mengalami anxiety, semua
mengalami kecemasan dan itu adalah hal yang niscaya.
Termasuk dalam mengerjakan sesuatu, ketika seseorang berada
di tempat yang baru, atau saat hal-hal berjalan tidak sesuai
rencana.
Sama seperti Alvi, “Sometimes, I overthink, and it kills me.”
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 4
Menariknya, di saat kecemasan datang ada dua pilihan yang
datang, yaitu “lawan atau lari.” Namun, apa yang membuat
kecemasan atau anxiety itu berbahaya seperti kebanyakan
berita? Yang bahaya adalah ketika kita mengalaminya setiap
hari, ketika kamu cemas yang berlebihan, yang bahkan hal-hal
kecil membuat kamu jadi cemas berlebihan .
Bagi seseorang yang mengidap kecemasan, dia dinamakan
Anxiety Disorder. Tentunya kamu tidak bisa mencap diri kamu
dengan mudah, jika kamu benar-benar merasa buruk setiap saat
karena kecemasan pergilah ke psikolog atau psikiater untuk
konsultasi dan menanyakan semua yang membuatmu tidak
nyaman.
Yang membedakan dengan orang-orang anxiety disorder
adalah cara mengatasi kecemasan tersebut. Orang-orang yang
berhasil mengatasi anxiety, yaitu mereka yang punya support
system untuk menghadapi anxiety yang bagus. Entah pola pikir
yang bagus atau pun lingkungan, namun kunci keberhasilan
melawan anxiety adalah pola pikir diri sendiri.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 5
Kamu bisa mencoba beberapa cara dari Alvi untuk memperbaiki
overthink atau anxiety kamu.
Pertama: Perhatikanlah, semuanya akan kembali normal.
Lihatlah, momen ketika semua hal buruk yang kamu pikirkan,
ternyata hanya ada di kepalamu, dan semua yang kamu
khawatirkan tidak benar-benar terjadi. “Semua kembali normal,
bukan? Kalaupun tidak, kita jadi terbiasa, kan?”
Kedua: Coba, sedikit lebih rasional.
Saat kita overthinking, mengapa kita hanya sibuk menciptakan
skenario negatif? Mengapa tidak membuat skenario positif
juga?
Ketiga: Jangan lakukan sesuatu berdasarkan overthinking-mu.
Saat kamu melihat lingkungan sekitar, lalu pikiranmu mulai
merangkai skenario terburuk, jangan lakukan apa pun.
Tenanglah, beri waktu sejenak untuk lingkungan dan dirimu.
Keempat: Ingat, do’a-do’amu yang telah terkabulkan.
Hal sepele, yang nyaris tak masuk akal, begitu banyak doamu
yang sebenarnya sudah terkabulkan, kebanyakan manusia tak
benar-benar menyadari itu. Namun, mengapa saat overthinking,
kamu langsung meragukan semuanya seakan doamu tak
pernah dikabulkan? Ingatlah, hanya dengan mengingat Tuhan,
hati menjadi tenang.
Kelima: Sometimes, just sometimes.
Lakukan sesuatu yang berlawanan dengan overthinking-mu.
Bekali diri dengan ilmu dan agama. Percayalah, everything’s
gonna go back to normal, we’re gonna get used to it. Just like the
good old days, maybe, differently, but we’re already okay.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 6
Lalu bagaimana jika tetap tidak memiliki solusi dan kecemasan
itu terus memburuk? Cobalah untuk memperdalam ilmu
agamamu seraya melakukan cara positif seperti Alvi, cobalah
menjadi religius untuk mencari ketenangan, mungkin
jawabanmu ada di sana. Ketika kita beriman dengan benar pada
takdir, kita akan tahu takdir yang diberikan kepada kita adalah
yang terbaik dan itu adalah pola pikir yang positif lalu membuat
kita tidak cemas. Sehingga kita tidak terlalu memikirkan
kecemasan, karena tahu bagaimana Tuhan sebegitu mencintai
kita, saat itu kita menjadi tenang, setidaknya, lebih baik.
Tentunya, itu semua tidak langsung
terjadi, itu perlu proses. Sementara
perubahan dari negatif ke positif
sangatlah sulit dibanding perubahan
dari positif ke negatif. Lalu bagaimana
jika itu terjadi sangat lama? Setidaknya
kita akan mendapat banyak pahala dan
dikelilingi orang-orang positif. Seperti
kita tahu, lingkungan sangatlah
mempengaruhi kita.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 7

“Orang-orang merasa cemas cenderung akibat dari


mereka mengikuti kecemasannya, mereka terus berpikir
tentang itu yang membuat makin cemas, makin cemas,
dan semakin cemas. Dan itu telah menjadi ikatan yang
kuat, sementara kamu harus melepaskan ikatan itu.
Jangan cari supaya kecemasan ini hilang, itu salah satu
keinginanmu tapi itu bukan tujuan utama, karena
setelah kecemasan hilang, hidup tidak berhenti di situ.
Semua orang berproses namun setiap proses itu butuh
langkah (tidak diam), dinamis, walauu pun kecil.
Kalaupun suatu saat nanti kamu cemas berlebihan,
mungkin ini ujian hidup kamu”,

Alvi Syahrin.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 8

B. Omongan Orang
MENYAKITKAN.
Orang-orang harusnya pintar menjaga mulutnya.
Sebab kamu juga sudah berusaha menjaga
hatimu supaya tak terlalu baperan.
Namun, apalah arti sebuah
perjuangan bila hanya
satu pihak yang melakukannya.

“So, let them keep talking.


They keep talking. You keep walking.”

Teruslah berjalan, sampai kamu sudah jauh, sementara mereka


masih di tempatnya dengan omongan mereka. Memang mudah
menyalahkan sekitar, seakan kita korban dari kejamnya dunia,
tapi bukan seperti itu kamu tumbuh. Baiklah, mugkin
masyarakat dan lingkunganmu salah. Tetapi, memainkan kartu
aku-adalah-korban juga bukan cara untuk berkembang.
Sudahkah kita menilik lebih dalam diri kita? Tentang kesalahan
yang terabai, saat kita menganggap itu hal biasa bahkan
candaan ternyata orang lain merasa tersakiti akan hal itu.
Menggunakan kartu aku-adalah-korban dan terus melangkah
sambil tutup telinga memang tampak savage, but savage
doesn’t mean it’s right. So, let them keep talking, but you keep
growing.

3
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 9
Lelah?
Jika dirimu adalah setangkai bunga, dan perjalanan hidup ini
adalah pergantian musim, sungguh, pergantian musim
beberapa tahun terakhir telah menghajarmu habis-habisan.
Dulu, kamu berkembang layaknya bunga, tetapi musim panas
kemarin berbeda. Ia bertahan lama dari seharusnya, kemarau
terpanjang yang menjadikanmu kering kerontang, haus, rapuh.
Berbulan-bulan lamanya.
Was that the end? No!
Musim gugur datang tiba-tiba bersama angin kencang yang
nyaris mencabut akarmu, membawamu pergi melayang ke
segala arah yang tak menentu. Nyaris, but you're already tired.
Lalu, musim dingin hadir lebih dingin dari sebelumnya.
Menjadikanmu beku, buntu, sendirian, seperti tak ada jalan lagi
untuk berkembang. Dan rasanya ini waktu yang tepat untuk
menyerah. Pergantian musim, seperti perjalanan hidup, telah
menguras energimu untuk bertahan.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 11

C. Haruskah menjadi
EGOIS SAJA?
Tak peduli seberapa keras menjaga hati mereka, orang-orang
selalu bertindak semaunya. Mereka merasa fine-fine saja ketika
bertatap muka dengan wajah tak sedap dipandang, tak
membalas senyum seorang teman, berbicara dengan nada
ketus, dan ketika ditanya,

“Sorry, lagi bad mood!”


Dan aku selalu mencoba memahami itu. Mereka mungkin butuh
waktu, mereka mungkin sedang ada masalah atau hal lainnya.
Aku selalu bilang diriku tak boleh menjadi seperti itu, aku
berusaha menjaga hati mereka.Mengapa mereka tidak
melakukan hal yang sama? Sepertinya, aku ingin menjadi egois,
sehari saja, supaya kamu tahu rasanya jadi diriku. Aku akan
melakukan apa saja yang hanya menguntungkanku, tidak
peduli dengan suasana hatimu. Seperti yang biasa kamu lakukan
di hari-hari burukmu.

AKU INGIN EGOIS.


Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 10
Lelah.
Apa kamu lupa apa yang datang setelah musim dingin? Musim
semi. The spring is about to come, and you're gonna bloom
again. Namun, nanti, musim panas juga akan kembali. Musim
gugur bisa lebih gila dari kemarin. Musim dingin bisa lebih dingin
dari hari ini. It's all just a phase of life. Tetapi, the spring is about to
come, and you're gonna bloom again. Hari ini mungkin kamu
lelah. Tetapi bersabarlah sejenak. Bertahanlah dalam kebenaran.
Jangan biarkan apapun, termasuk dirimu yang nyaris menyerah,
terpaksa melepaskan akarmu, pondasimu, prinsipmu. Sabar
sejenak, sebentar lagi musim semi datang. And you're gonna
bloom again. So, please, survive. Kamu pasti bisa menaklukan
ujianmu, rintanganmu, keluh kesahmu, seperti yang telah
terjadi. Kamu kuat, kamu hebat!
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 12
Namun suatu ketika, aku melihat palang tanda bahwa ada
seseorang yang meninggal. Dan itu membuatku bertanya,
“Bagaimana jika besok, di hari egois pertamaku, malah jadi hari
terakhirku? Bukankah akan jadi akhir yang buruk?” Aku ingin
egois, tapi aku takut akan jadi hari terakhirku. Aku ingin egois,
agar mereka tahu rasanya diabaikan, aku pun lelah menjaga hati
orang-orang yang tak menjaga hatiku. Tapi, bagaimana jika
besok hari terakhirku, lalu tak bisa lagi berbuat kebaikan untuk
menghapus dosa-dosaku, terutama di saat ada orang yang
tersakiti hatinya karena sikap egoisku. Karena hal itu, mungkin
aku memiliki jawaban dari pertanyaanku, aku tak bisa berbuat
semauku. Menjadi baik memanglah berat, namun tak kusangka
aku bisa melewatinya sejauh ini.
Tak terasa, kualitas hidupku
terus di-upgrade

oleh lingkungan.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 13
Dan janganlah mengaku baik, padahal belum benar-benar baik,
lalu mengaku lelah. Orang-orang baik adalah orang-orang
cerdas, yang melihat jauh ke depan, tak melulu dengan balasan
instan dan dangkal. Orang-orang baik terus berusaha baik,
dengan takaran yang sesuai, sembari memberi pengingat yang
baik untuk dirinya sendiri,
”Sudah,
sabar saja,
balasannya nanti,
nanti,
di akhirat.”
Memang berat harus selalu seperti ini, tetapi apa kita
punya pilihan yang lebih baik? Selain menjadi baik dan
bersabar di dalamnya? Hidup sudah dipenuhi orang-
orang licik, orang tak punya hati, kita; tak perlu jadi
salah satunya.

-Sesuatu
JAUH LEBIH BERHARGA
saat hal itu hilang-
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 14

D. Datangnya SEDIH
BUKAN untuk DIBENCI
Seperti itulah kehidupan, tidak ada manusia yang bisa
memahami kita secara utuh. Selalu ada ruang di diri kita yang
merasa kesepian, yang tak bisa dipahami oleh orang-orang
terdekat, yang tak mampu kita ceritakan kepada siapapun. Hal
seperti itu kadang memang menyakitkan, bahkan sering. Tetapi,
memang perlu begitu sebenarnya, supaya kita sadar tidak ada
yang mampu memahami kita secara utuh, selain Allah. Jika ada
seseorang yang bisa memahami kamu secara utuh, yang bisa
kamu tumpahkan semua kisahmu, lalu dia tak pernah lelah
mendengarmu, selalu siap sedia setiap waktu. Akankah kamu
mengingat Tuhan seperti saat kamu merasa sepi?

Isn't it lovely to have,


that kind of loneliness
that reminds you of God?
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 15
Malam itu, kesedihan datang lagi, menerobos pintu kamarmu,
duduk di sana bersamamu dalam berbagai rupa. Insecure
karena tak seperti yang lain, mimpi-mimpi yang tak tercapai, dan
rencana-rencana yang gagal. Malam itu, kesedihan ingin bilang
sesuatu kepadamu, namun kamu tak henti-hentinya menangis,
curhat tiada habisnya, kepada teman-temanmu, menggerutu
dan mencela kesedihan saat sendiri.
Sebenarnya, kamu perlu tenang sejenak, mungkin kesedihan
ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Suaranya pelan seperti
rintik hujan di tengah hiruk pikuk duniawi. Namun, terkadang,
kamu merasa terlalu penuh, terlalu banyak, terlalu sensitive,
sampai-sampai kamu tak bisa mendengarnya dengan jernih,
melihat lebih bersih, mengapa kesedihan ada disini, serta
pelajaran apa yang ia bawa. Jadi, saat kesedihan datang lagi
esok, dan kamu benar-benar belum menemukan jawaban
mengapa ia masih saja datang, serta pelajaran apa saja yang
ingin ia bawa.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 17

D. Mereka, Keren!
AKU?
Saat melihat orang lain sukses akan karier dan kehidupannya,
awalnya aku merasa termotivasi untuk bisa lebih dari dia,
setidaknya setara dengan dia. Seiring berjalannya waktu, kadang
aku berpikir impian itu terasa terlalu tinggi. Rasanya, semakin
hari semakin jauh dari kesuksesan. Karena setiap kali aku
melangkah, aku terkilir. Setiap kali aku mencoba bangkit, tangga
jatuh menimpaku. Namun, aku tak ingin menyerah, jadi aku
bangkit meski tangga yang menimpaku begitu berat. Aku
berdiri, begitu kepayahan, tersesat dalam lorong yang gelap,
lanjut melangkah, perlahan-lahan aku melihat cahaya terang di
ujung sana. Saat kudekati dan kubakar kembali rasa optimis ini,
akhirnya aku menggapai kesuksesan yang telah kunantikan.
Aku melangkah menikmati
kesuksesan ini, tetapi tiba-tiba
kerikil-kerikil dari berbagai arah
menghantamku, angin semakin
kencang nyaris membantingku,
hingga aku semakin sulit
mempertahankan posisiku. Di saat
itu, aku berpikir, aku lelah, aku
ingin kehidupanku yang tenang,
tak perlu banyak jatuh dan
rintangan seperti sekarang.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 16

INGATLAH HAL INI:


Pertama:
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah
disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah
memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).”
[QS. Asy Syura: 30]
Kedua:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu keletihan dan
penyakit (yang terus menimpa), kekhawatiran dan kesedihan,
dan tidak juga gangguan dan kesusahan bahkan duri yang
melukainya, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-
kesalahannya.” [HR Bukhari 5641]

Dan yang bisa dilakukan?


“Iringilah perbuatan dosa dengan amal
ke ba i ka n , ka re n a ke ba i ka n i t u d a pa t
menghapusnya.” [HR Tirmidzi]
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 18
Padahal, aku ingin menjadi sukses secepat mungkin karena
berpikir hidup akan menjadi tenang lebih cepat, seperti
kehidupan para pengusaha muda sukses yang sering kulihat di
social media. Ternyata mereka belum benar-benar tenang,
bahkan beban mereka bertambah berat secara terus menerus,
mereka memiliki tanggung jawab yang besar untuk banyak
orang.
Sejatinya, kita semua sama. Yang terlihat di luar, belum tentu
sama dengan yang dirasakan. Aku tersenyum kembali,
bersikeras untuk tidak menyerah, walau sering lelah. Walau
seringkali realita terlalu jauh dari rencana.

Mungkin, kita belum mencoba lebih lama.


Mungkin, kita menolak mencintai apa yang
kita lakukan.
Mungkin, kita tak pernah mencari celah
untuk mencintai apa yang kita lakukan.
Mungkin, kita tak pernah mendengar
inspirasi-inspirasi dari orang-orang yang
pernah duduk di bangku kita hari ini.
Mungkin, kita tak pernah merenovasi
sudut pandang kita, sehingga cat
dindingnya mengelupas, engsel pintu
sudah berkarat, lalu kita menggerutu,
padahal kita butuh merenovasi itu.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 19
“Segalanya yang tampak indah di mata, selalu ada

cerita yang tak pernah diungkapkan secara utuh.

Cerita yang tidak diminati, yang ingin dikubur

dalam-dalam. Sekali lagi, kita hanya lihat

indahnya. Lagi pula, apa sih, yang sempurna di

dunia yang tak sempurna ini? Dan, kita tinggal di

dunia yang fana, mengapa kita malah

mengharapkan kekekalan?”
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 20
Bonus untuk Kamu yang Telah Menjadi Lebih Baik
Setelah Membaca Semua Ini…

Tips Menulis dari


ALVI SYAHRIN
Supaya Idemu Bisa lebih Keren

Setelah hampir sepuluh tahun Alvi terjun ke dunia kepenulisan,


mengajarkannya satu hal: ide yang muncul kali pertama dalam
kepalamu, tak bisa kamu percaya mentah-mentah, tak bisa
langsung kamu ketahui sepenuh hati.
Namun menemukan ide juga tidak pernah mudah, tapi nyaris
sepuluh tahun menulis mengajarkan Alvi hal-hal di bawah ini.
Dalam menemukan ide, yang tentunya lebih keren.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 21
1. Peka

Peka terhadap apapun yang berada di sekitarmu,


pada masalah yang ada di sekitarmu, pada curhat
teman-temanmu, pada sesuatu yang mengganggu
hatimu, pada buku-buku yang kamu baca, pada artikel-
artikel yang ada di internet. Pada postingan-postingan
di Instagram. Lalu, catat segera apa yang berkelebat di
kepalamu, jangan biarkan terpendam dalam kepalamu
saja, nanti terlupakan. Tuliskan saja meski berantakan.
Sebab semua ini bisa menjadi tabungan ide masa
depan. Kamu butuh peka, mencari cela yang bisa
diceritakan, dan catatlah.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 22
2. Riset, Riset, dan Riset

Oke, kamu sudah menemukan ide. Masih sederhana,


masih buntu di beberapa bagian. Maka, sekarang
waktunya untuk riset. Kumpulkan semua bacaan yang
berhubungan dengan idemu. Kamu ingin menuliskan
sebuah kesuksesan? Baca buku-buku tentang
kesuksesan, tonton video di YouTube, dengarkan
podcast, baca artikel-artikel di internet; semua tentang
kesuksesan. Di sini, kamu akan tahu bagian mana yang
sudah sering dituliskan dan mana yang belum.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 23
3. Connect the Dots

Steve Job pernah bilang,


”You can't connect the dots looking forward;
you can only connect them looking backwards.
So you have to trust that the dots will somehow connect
in your future.”

Itulah yang dilakukan Alvi Syahrin untuk buku Jika Kita


Tak Pernah Jatuh Cinta. Alvi melihat ke belakang,
mengingat ulang curhat teman-teman, mengambil
pelajaran dari kehidupan mereka dan kehidupan Alvi
sendiri, mencoba menemukan benang merah di antara
keduanya, lalu menuliskannya. Jadilah Jika Kita Tak
Pernah Jatuh Cinta.

Jadi, coba lihat lagi ke belakang,


kilas balik apa yang pernah terjadi
dalam hidupmu, apa saja
pelajaran yang kamu dapatkan,
ingat-ingat kembali buku atau
ucapan-ucapan yang
membentukmu, temukan benang
merah di antara semua itu, saring
lagi, dan kamu akan menemukan
ide terbaik.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 24
4. Waktu dan Tempat

Environment matters.

Lingkunganmu bisa menjadi faktor pendukungmu


dalam bekerja. Ada yang betah bekerja di tempat sepi.
Ada yang senang bekerja di tempat penuh keramaian.
Ada yang nyaman bekerja di dalam ruangan, ada yang
lebih suka bekerja di luar ruangan.
Setiap orang punya preferensi masing-masing.
Jadi, saat kamu sedang mengembangkan idemu,
sediakan waktu dan tempat yang sesuai dengan
kenyamananmu.
Belajar Meningkatkan Kualitas Diri
dari Alvi Syahrin 25
5. Coba, Ceritakan Idemu!

Kita seringkali bias pada ide


kita sendiri. Merasa itu ide
paling keren yang pernah
ada sayangnya, tak selalu
begitu. Kita butuh
perspektif dari orang lain.
Kita butuh kritik dan saran.
Agar bisa melihat ide kita,
sedikit lebih objektif.

Ini bagian paling seru sekaligus mendebarkan.


Coba, ceritakan idemu ke orang-orang sekitar.
Akan lebih baik jika kamu menceritakan idemu
kepada orang-orang yang sudah berpengalaman
dalam menulis.

SELESAI
Sumber:
Biography (https://bukune.com/alvi-syahrin/)
Meningkatkan kualitas diri:
https://www.youtube.com/results?search_query=alvi+%
26+ardhi
(http://alvi-syahrin.blogspot.com/2015/08/ketika-novel-
dikritik.html)
(https://www.artebia.com/figur/detail.php?id=544&title
=alvi-syahrin-semua-berawal-dari-mimpi-dan-
kemudian-menjadi-nyata)
(https://www.instagram.com/alvisyhrn/)
Buku Jika Kita Tak Pernah Jadi Apa-Apa
Tips Menulis dari Alvi Syahrin supaya idemu bisa lebih
keren:
(https://www.wattpad.com/688733704-99-tip-menulis-
yang-mereka-tak-pernah-bilang)

Anda mungkin juga menyukai