Anda di halaman 1dari 7

Menumbuhkan Motivasi di dalam Diri dengan

Berubah dan Konsisten

Ananda pernah gak sih saat kita pengen berubah atau mungkin kita termotivasi dari
orang lain, melihat orang lain atau mungkin kita membaca menonton sesuatu yang
membuat kita terinspirasi, terus kita pengen banget berubah atau meninggalkan zona
nyaman kita, tapi masih muncul rasa takut, rasa ragu dan khawatir untuk meninggalkan
zona nyaman kita dan berubah kearah yang lebih baik.

Ada 5 hal yang ditakuti oleh anak muda:

1. Takut dengan kegagalan


2. Takut Kritikan
3. Takut dengan hal-hal Baru
4. Takut meninggalkan zona nyaman
5. Takut apa kata orang

Setiap kita memutuskan untuk berubah atau melakukan segala sesuatu, maka pastikan
kita tahu alasannya. Menurut Bob Sadino “Temukan masalah dari Hulu bukan Hilir”.
Kalau kita takut untuk berubah kearah yang lebih baik, takut untuk meninggalkan zona
nyaman, takut untuk memulai meninggalkan habit-habit buruk dan membiasakan habit-
habit baik, maka PR pertama yang harus kita selesaikan adalah mulai bertanya ke diri
kita sendiri. Kenapa kita takut berubah? ……………Berikan Alasan Ananda

Jika kita sudah tau alasannya, maka kita sudah mulai bisa menemukan solusi yang
paling tepat buat kita.

Ada pertanyaan bagi kita. Apa saja yang perlu disiapkan dan apa saja yang perlu
dilakukan untuk berubah dan konsisten ? Jawabannya Munculkan motivasi di dalam
diri.

Ada 3 Alasan dalam memunculkan motivasi di dalam diri:

1. Rasa sakit yang kita alami.


Setiap kita punya pengalaman yang berbeda-beda, bisa jadi kita punya masa lalu
yang membuat sakit hati, atau membuat kita memiliki rasa takut tertentu, atau
mungkin kita punya ke khawatiran berlebih pada satu hal dan kita ingin
berupaya untuk mengubah itu di masa depan. Rasa sakit yang kita alami atau
berdasarkan pengalaman pribadi Ananda, betul-betul bisa menjadi motivasi
yang akan membuat api semangat kita itu terus membara.
2. Harapan
Kita punya harapan ke depan, Ketika kita punya tujuan, Ketika kita punya visi
maka ini akan terus membuat kita bergerak, membuat kita bersemangat dalam
melakukan segala sesuatu. Misalnya: Pejuang Skripsi, harapannya untuk bisa
lulus tepat waktu, yang sedang bekerja ada harapan di setiap akhir bulan
mendapatkan gaji, yang sudah menikah ada harapan untuk bisa pulang ke rumah
melihat keluarga tersenyum. Setiap kita bisa bergerak dengan harapan.
Pertanyaan nya adalah sudahkah kita memunculkan harapan apa yang ingin kita
tuju sebagai motivasi dasar kita untuk berubah? Tentu harapannya berubah
kearah yang lebih baik.
3. Rasa Yakin
Rasa yakin kita sudah melebihi rasa takut kita terhadap sesuatu yang ingin kita
ubah. Kita sudah yakin pada satu hal tertentu, kita tidak lagi melihat apa kata
orang, kita tidak lagi memperhatikan bagaimana tanggapan publik, kita tidak lagi
takut dengan hal-hal baru yang akan kita hadapi ke depan, kita tidak lagi takut
untuk keluar dari zona nyaman kita. Kenapa? Karena kita sudah yakin duluan.
Kita sudah tahu resiko yang akan dihadapi, kita tahu akan mendapatkan
rewardnya sebesar apa. Rasa yakin ini yang harus kita pegang, kita pupuk,
sehingga kita bisa terus memunculkan motivasi saat orang-orang mulai kendur
semangatnya. Biasanya jika kita sudah punya motivasi, kita sudah punya alasan
yang kuat, kenapa kita ingin berubah.

Saat kita ingin berubah, biasanya kita mulai ditertawakan oleh orang, kita mulai
dijauhi, kita mulai dikucilkan, kita mulai kehilangan teman-teman kita, yang
intinya kita mulai terlihat berbeda. Selama yang kita putuskan itu dengan penuh
kesadaran, selama memenuhi dua standar yaitu Baik dan Benar, harus sampai
benar tidak cukup baik saja, karena baik belum tentu benar, benar sudah pasti
baik. Maka pastikan terus melangkah maju ke depan.
Ada satu pepatah seperti ini “ They laugh at me because I’m different, I laugh at
them because they’re all the same” (Kurt Cobain). Artinya Biarkan orang lain
menertawakan kita sekarang, karena kita terlihat berbeda karena ke depan kita
yang akan menertawakan mereka, karena mereka semua terlihat sama. Jadi
kalau kita sekarang terlihat berbeda atas satu keputusan kita, apalagi keputusan
kita untuk berubah menjadi lebih baik, That’s okay. Mari sama-sama terima
resiko dan konsekuensinya dan cara untuk membuktikannya adalah pastikan
kita konsisten. Prove it.

Nah, fase selanjutnya Ananda setelah kita terlihat berbeda, kita ditertawakan
adalah fase dimana kita menguatkan kontrol terhadap imunitas kita. Fase awal
kalau mau berubah kearah yang lebih baik adalah tentang bagaimana kita
konsisten. Fase-fase pembuatan imunitas ini adalah fase zero tolerance, yes or
no, hitam atau putih. Tidak ada sekali hitam sekali putih. Di fase imunitas ini
segera tentukan teman-teman biasanya bergaul dengan siapa, habitnya seperti
apa, dan Ketika kita ingin meninggalkan itu, segera kita tinggalkan.

Misalnya, kita selama ini sering sekali merasa insecure tidak percaya diri dengan
kita sendiri. Untuk bisa meninggalkan mindset ini, segera tinggalkan group yang
membicarakan kekurangan diri, selalu membandingkan diri dengan orang lain,
segera masuki grup yang selalu bicara ke depan, selalu bicara optimisme, selalu
melihat kekurangan menjadi kelebihan, dan selalu bicara progresivitas.

Kalau kita ingin meninggalkan satu habit menggosipkan orang misalnya, segera
tinggalkan grup yang kerjaannya membicarakan kebaikan maupun keburukan
orang lain. Segera tinggalkan dan unfollow akun-akun yang kerjaannya tiap hari
adalah membicarakan orang, dan segera follow segera ikuti segera bergabung
dengan komunitas dengan akun-akun yang sehari-harinya adalah tentang
memperbaiki diri dan meng-improve diri sendiri, dengan kita berani
meninggalkan kebiasaan meninggalkan komunitas, habit-habit lama kita dan kita
berani masuk ke komunitas yang baru, ini adalah cara kita menguatkan imun.
Sampai kapan ini harus kita lakukan? Sampai imun kita kuat Ketika kita Kembali
ke grup yang lama, Ketika kita didekatkan lagi ke orang-orang yang punya habit
seperti kita yang sebelumnya, karena hanya ada dua pilihan. Kita mengubah atau
kita yang dirubah. Ketika kontrol terhadap diri kita atas satu habit tertentu itu
terbentuk maka bersiaplah untuk dirubah.

Kalau kita melihat sejarah, Bagi yang muslim, kita mengenal kisah Thariq bin
Ziyad. Apa yang dilakukan Thariq bin Ziyad saat dia sudah memutuskan sudah
menetapkan cita-cita besarnya untuk mati syahid? Hal pertama yang dia lakukan
adalah membakar kapalnya sendiri. Tujuannya adalah agar satu-satunya jalan
yang ada dihadapannya adalah ikut berperang, kalau mati di medan perang dia
mati syahid, kalau pulang dia pulang membawa pahala syahid. Jadi tidak ada
istilah abu-abu dalam proses kita berubah, dalam proses kita berhijrah dan
dalam proses kita membiasakan kebiasaan baru. Think this is opportunity. The
choice is now or never. Pikirkan bahwa ini kesempatan terakhir kita dan
pilihannya hanya sekarang atau tidak sama sekali.

Sebagai contoh yang lain, ada seseorang yang berada di ujung jurang terus
dibelakangnya ada serigala yang sedang mengejar maka pilihannya adalah dia
melompat atau dia dimakan oleh serigala The Power of Kepepet. Ketika kita
berpikir ini adalah kesempatan terakhir untuk kita berubah, untuk kita
membuktikan ke diri sendiri, ke lingkungan sekitar, ke orang-orang tersayang
maka tentu kita akan kasih effort terbaik, kasih usaha yang terbaik dan urusan
kita manusia adalah tentang ikhtiar dan tentang berusaha, urusan Kun fayakun
adalah urusan yang Maha Kuasa. Pertanyaan nya dimanakah letaknya Takdir?
Letak Takdir adalah dibatas maksimal “Usaha dan Do’a”.

Dan Danzil Washington juga pernah bilang “ To get something you never had,
you have to do something you never did”. Untuk mendapatkan yang belum kita
dapatkan, pastikan kita melakukan sesuatu yang belum kita lakukan, karena
selalu ada cara di atas rata-rata untuk dapatkan apa yang belum pernah kita
dapatkan.

Poin terakhir dari berubah dan proses merubah adalah tentang konsistensi,
bener gak? Tentang kecerdasan daya tahan kita (AQ) atau dalam Bahasa
indonesianya adalah konsisten itu sendiri dan dalam agama islam kita mengenal
dengan istilah istiqomah. Memutuskan berubah memutuskan berhijrah itu
adalah perkara gampang. Yang membuat itu menjadi sulit dan mahal adalah
konsistensinya. Dan dari Harvard University–Psychology Center nya juga
menyebutkan bahwa kecerdasan yang paling tinggi adalah Adversity Quotient
(Kecerdasan Daya Tahan) memperjuangkan sesuatu yang diputuskan dengan
penuh kesadaran. Kita melihat akan banyak sekali orang yang optimis, yang
semangat untuk melakukan perubahan, tapi yang akan duluan sampai di garis
finish adalah mereka yang konsisten. Konsisten melakukan perubahan itu,
konsisten mempertahankan semangatnya, konsisten mempertahankan kawan-
kawannya, dan jelas ini bukan hal yang gampang.

Ibaratnya, kita manusia terdiri dari dua sisi, terdiri dari sisi positif dan sisi
negatif dalam Bahasa islamnya adalah hawa nafsu, manusia mempunyai hawa
nafsu. Dan tentu merasa malas, rebahan itu hal yang wajar, kecuali kalau kita
adalah malaikat keinginannya ibadah terus tiap hari, keinginannya berbuat baik
terus tiap hari, pikirannya positif terus tiap hari. Jadi apabila mulai semangat
kendur dan mulai untuk ingin rebahan itu adalah hal yang wajar bagi kita
manusia. Pertanyaannya adalah Apa yang kita lakukan Ketika kita sudah merasa
malas, Ketika sudah merasa ingin rebahan terus, waktu bersantai kita sudah
lebih banyak dari produktivitas kita?

Beberapa Tips Konsisten yang bisa diterapkan didalam kehidupan kita:


1. Cari Kontrol Sosial
Kita hidup di dunia sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk sosial kita tidak
mungkin bisa memenuhi semua kebutuhan kita sendiri, kita membutuhkan
orang lain, kita membutuhkan energi positif dari orang lain, kita
membutuhkan motivasi dari orang lain, kita membutuhkan bantuan dari
orang lain. Seger acari orang-orang yang punya visi yang sama, punya warna
yang diperjuangkan yang sama, punya value yang sama dan ketika kita sudah
menemukan orang-orang yang seperti ini, segera gandeng mereka sebagai
control sosial kita. Jadi, kalau sewaktu-waktu nih kita sudah mulai malas,
udah mulai inginnya rebahan, udah mulai loyo-loyo, konsistensinya udah
mulai berkurang akan ada control sosial yang mengingatkan kita. Dan saat
kita naik dan mulai dipuji, mulai berprestasi, diakui, mulai besar kepala, ego,
jumawa, tinggi hati akan ada kontrol sosial kita yang mengkritik. Mengkritik
dan diapresiasi adalah dua hal yang paling dibutuhkan untuk seseorang yang
berproses, terutama berproses untuk berubah dari sebelumnya negatif kea
rah positif .
2. Cari Komunitas
Seorang bijak bilang “ Kita bergaul pada para penjual minyak wangi, sedikit-
sedikit kita dapat wanginya, bergaul dengan pandai besi, sedikit-sedikit kita
dapat bau besinya, kita bergaul dengan para penghafal Al-Qur’an kita sedikit-
sedikit dapat cipratan hafalannya, kita bergaul dengan para pengusaha
sukses, sedikit-sedikit kita dapat ilmu cara membaca pasar, mengatur saham,
melihat profit dll. Segera cari komunitas Ananda, yang jelas komunitas
rajawali dengan komunitas bebek ini jelas dua komunitas yang berbeda, nggk
akan pernah bisa Bersatu, karena mulai dari mindset sampai karakter ini dua
komunitas yang berbeda. Kalau rajawali itu mainannya di atas, sekali dia
melihat mangsa, dia akan fokus, momentum datang dia akan turun, dan dia
akan cengkram mangsanya. Kalau bebek bagaimana habit nya? Ngekor satu
ke kanan, semua akan ikut ke kanan, sat uke kiri, semua juga ikut ke kiri. Kita
ingin tangkap bebek gampang, tangkap saja paling belakang. Silahkan Ananda
pilih sendiri komunitasnya ada di mana? Yang jelas kalau ingin bermental,
berkarakter seperti rajawali, mulai berani meninggalkan komunitas bebek,
kalau kita ingin berkarakter bermental bebek, maka jangan pernah mimpi
untuk menjadi rajawali.
3. Cari Mentornya
Seseorang yang sukses pernah bilang : Kurcaci yang berdiri dipundak
raksasa, dia akan bisa melihat lebih banyak, lebih luas dari raksasa itu
sendiri. Kita sebagai anak muda, ilmu kita sedikit, wawasan kita masih
sempit, pengalaman juga pas-pas an. Kita lah kurcaci itu. Dan kalau kita
kurcacinya, maka pastikan kita segera menemukan raksasanya. Sebagai
contoh : Ananda ingin menjadi pengusaha, segera cari mentor bisnisnya,
begitu juga politikus, ingin berkiprah dalam dunia teknologi/robotic segera
cari mentornya, karena mentor yang akan menunjukkan jalan mana yang
paling efektif untuk dilalui, yang harusnya selesai dalam setahun bisa selesai
dalam enam bulan. Yang harusnya pekerjaan selesai dalam enam bulan bisa
selesai dalam tiga bulan. Dan ini tentu akan mempersingkat waktu kita. Ada
rahasia besar pada waktu. Kalau di barat bilang “waktu adalah uang” time is
money. Kalau di timur bilang “waktu adalah pedang”. Siapa saja anak muda
yang bisa memanfaatkan waktu dengan produktivitas, maka mereka duluan
yang akan keluar sebagai seorang pemenang.

Selesai

Anda mungkin juga menyukai