Teks Argumentasi - Nissha Arjanty
Teks Argumentasi - Nissha Arjanty
Takut
Setelah masa remaja dilewati akan berlanjut ke masa dewasa. Di mana umur mereka
telah menginjak kepala dua yang berarti mereka bukanlah lagi teenagers. Sebagai remaja yang
baru beranjak dewasa pasti terdapat banyak kekhawatiran. Lagu ‘Takut’ dari Idfitaf ini hadir
untuk merefleksikan segala bentuk kekhawatiran itu.
Tak sedikit dari remaja yang mulai beranjak dewasa merasa relate dengan lagu dari
Idgitaf ini. Bahkan banyak remaja berumur 19 tahun ke bawah di luar sana yang menyukai dan
mendengarkan lagu ini. Begitupun dengan saya. Saat SMA, sekolah saya mengundang Idgitaf
sebagai guest star di acara pentas seni. Sebelumnya saya tidak tau siapa Idgitaf, setelah itu saya
langsung mendengarkan lagu buatannya.
Saya merasa lagu ini adalah perjalanan hidup saya yang direkam melalui bait lagu.
Kekhawatiran akan apa yang terjadi di hari esok selalu menjadi topik utama yang berkeliaran
di otak saya. Rasa antusias, ambisi, dan ekspektasi yang tinggi setelah bertambah umur
membuat saya memikirkan menjadi dewasa adalah hal yang saya inginkan. Namun, setelah
menjalaninya hal-hal itu pupus digantikan dengan rasa takut dan cemas. Jika ada pilihan untuk
kembali ke masa di mana saya dapat hidup bebas tanpa adanya beban di punggung, saya akan
memilih pilihan itu tanpa pikir panjang.
Lirik “Ku terjebak sendirian” pada bait kedua menunjukkan bahwa si ‘beranjak dewasa’
mulai kehilangan banyak orang di hidup ini, bahkan orang terdekat pun tak banyak membantu
untuk menyelesaikan segala masalah yang hadir. Kemudian, ia terpaksa harus bangkit dan
tumbuh sendirian.
Semakin saya menyelami kehidupan sebagai seseorang yang dewasa, saya mulai
merasakan semua ketakutan yang akan datang. Saya takut semakin tua, takut untuk
menghadapi hari berikutnya, dan takut ekspektasi yang saya ciptakan hancur oleh realita yang
ada. Keraguan demi keraguan muncul, saya mulai bertanya-tanya apakah saya cukup kuat
menghadapi kemungkinan-kemungkinan pahit yang akan terjadi.
Lirik lagu ini mengisyaratkan usia pertengan 25 adalah saat di mana sering
membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam segala aspek. Belum lagi kegagalan yang
dialami, padahal telah mengorbankan banyak hal, termasuk waktu dan tenaga. Setelah itu, rasa
bersalah akan muncul seiring banyaknya kegagalan yang dialami, rasa bersalah kepada orang
tua, teman, dan orang-orang terdekat karena belum berhasil membahagiakan mereka atau
belum berhasil memenuhi ekspektasi mereka. Saya yang berusia 18 tahun saat itu merasakan
hal yang sama. Tak jarang saya membandingkan diri saya dengan orang lain dan mengecilkan
diri sendiri. Rasa kecewa begitu besar karena tidak mampu memberikan sebuah standar
‘kebahagian’ bagi saya kepada orang terdekat.
Selain itu, lagu ini juga memberikan pandangan pada kita sebagai pendengar untuk
menormalisasikan rasa khawatir akan masa depan. Lagu ini sangat cocok didengarkan di
segala kalangan. Menurut saya, lagu ini sangat menginspirasi dan memberikan pandangan yang
luar biasa akan segala hal yang menurut kita negatif. Rasa takut dan khawatir adalah hal yang
negatif karena dapat menguasai pikiran manusia. Di lagu ini, rasa takut adalah suatu hal yang
membuat kita terus berjalan bahkan berlari. Rasa itu menimbulkan keberanian yang akan
mengubah hidup kita.