Anda di halaman 1dari 3

Idgitaf - Takut

Sudah di kepala dua Aku tetap bernafas


Harus mulai dari mana? Meski aku tak merasa bebas, ho-oh-ho-oh
Ambisiku bergejolak, antusias tak karuan Maaf jika
Banyak mimpi-mimpi yang 'kan kukejar Belum seturut yang dipinta
Lika-liku perjalanan Maaf jika
Ku terjebak sendirian Seperti tak tahu arah
Tumbuh dari kebaikan, bangkit dari Aku sudah dewasa
kesalahan Aku sudah kecewa
Berusaha pendamkan kenyataan bahwa Memang tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa Aku sudah dewasa
Takut aku kecewa Aku sudah kecewa
Takut tak seindah yang kukira Memang tak sekuat yang kukira
Takut tambah dewasa Aku tetap bernafas
Takut aku kecewa Meski sering tercekat
Takut tak sekuat yang kukira Aku tetap bernafas
Aku tetap bernafas Meski aku tak merasa bebas
Meski sering tercekat ho-uh
Aku tetap bernafas (Takut aku kecewa)
Meski aku tak merasa bebas (Takut tak seindah yang kukira) memang
Pertengahan 25 tak seindah yang kukira
Selanjutnya bagaimana? (Takut tambah dewasa)
Banyak mimpi yang terkubur, (Takut aku kecewa)
mengorbankan waktu tidur Memang tak sekuat yang kukira
Ku tak tahu apa lagi yang 'kan kukejar Engkau tetap bernafas
Takut tambah dewasa Meski sering tercekat
Takut aku kecewa Engkau tetap bernafas
Takut tak seindah yang kukira Dan langkahmu 'kan terasa bebas
Takut tambah dewasa Dan hatimu 'kan terasa bebas
Takut aku kecewa Dan jiwamu 'kan terasa bebas
Takut tak sekuat yang kukira Hm-hm-hm-hm-hm
Aku tetap bernafas Hm-mm
Meski sering tercekat
Nama : Nissha Arjanty
NPM : 2206091176
Kelas : A

Takut

Setelah masa remaja dilewati akan berlanjut ke masa dewasa. Di mana umur mereka
telah menginjak kepala dua yang berarti mereka bukanlah lagi teenagers. Sebagai remaja yang
baru beranjak dewasa pasti terdapat banyak kekhawatiran. Lagu ‘Takut’ dari Idfitaf ini hadir
untuk merefleksikan segala bentuk kekhawatiran itu.
Tak sedikit dari remaja yang mulai beranjak dewasa merasa relate dengan lagu dari
Idgitaf ini. Bahkan banyak remaja berumur 19 tahun ke bawah di luar sana yang menyukai dan
mendengarkan lagu ini. Begitupun dengan saya. Saat SMA, sekolah saya mengundang Idgitaf
sebagai guest star di acara pentas seni. Sebelumnya saya tidak tau siapa Idgitaf, setelah itu saya
langsung mendengarkan lagu buatannya.
Saya merasa lagu ini adalah perjalanan hidup saya yang direkam melalui bait lagu.
Kekhawatiran akan apa yang terjadi di hari esok selalu menjadi topik utama yang berkeliaran
di otak saya. Rasa antusias, ambisi, dan ekspektasi yang tinggi setelah bertambah umur
membuat saya memikirkan menjadi dewasa adalah hal yang saya inginkan. Namun, setelah
menjalaninya hal-hal itu pupus digantikan dengan rasa takut dan cemas. Jika ada pilihan untuk
kembali ke masa di mana saya dapat hidup bebas tanpa adanya beban di punggung, saya akan
memilih pilihan itu tanpa pikir panjang.
Lirik “Ku terjebak sendirian” pada bait kedua menunjukkan bahwa si ‘beranjak dewasa’
mulai kehilangan banyak orang di hidup ini, bahkan orang terdekat pun tak banyak membantu
untuk menyelesaikan segala masalah yang hadir. Kemudian, ia terpaksa harus bangkit dan
tumbuh sendirian.
Semakin saya menyelami kehidupan sebagai seseorang yang dewasa, saya mulai
merasakan semua ketakutan yang akan datang. Saya takut semakin tua, takut untuk
menghadapi hari berikutnya, dan takut ekspektasi yang saya ciptakan hancur oleh realita yang
ada. Keraguan demi keraguan muncul, saya mulai bertanya-tanya apakah saya cukup kuat
menghadapi kemungkinan-kemungkinan pahit yang akan terjadi.
Lirik lagu ini mengisyaratkan usia pertengan 25 adalah saat di mana sering
membandingkan diri sendiri dengan orang lain dalam segala aspek. Belum lagi kegagalan yang
dialami, padahal telah mengorbankan banyak hal, termasuk waktu dan tenaga. Setelah itu, rasa
bersalah akan muncul seiring banyaknya kegagalan yang dialami, rasa bersalah kepada orang
tua, teman, dan orang-orang terdekat karena belum berhasil membahagiakan mereka atau
belum berhasil memenuhi ekspektasi mereka. Saya yang berusia 18 tahun saat itu merasakan
hal yang sama. Tak jarang saya membandingkan diri saya dengan orang lain dan mengecilkan
diri sendiri. Rasa kecewa begitu besar karena tidak mampu memberikan sebuah standar
‘kebahagian’ bagi saya kepada orang terdekat.
Selain itu, lagu ini juga memberikan pandangan pada kita sebagai pendengar untuk
menormalisasikan rasa khawatir akan masa depan. Lagu ini sangat cocok didengarkan di
segala kalangan. Menurut saya, lagu ini sangat menginspirasi dan memberikan pandangan yang
luar biasa akan segala hal yang menurut kita negatif. Rasa takut dan khawatir adalah hal yang
negatif karena dapat menguasai pikiran manusia. Di lagu ini, rasa takut adalah suatu hal yang
membuat kita terus berjalan bahkan berlari. Rasa itu menimbulkan keberanian yang akan
mengubah hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai