Anda di halaman 1dari 5

Analisis Kepribadian Berdasarkan Teori Kepribadian Carl Jung

Conscious (Ego)

Ego menjadi pusat kesadaran bukan inti dari kepribadian, dalam analitical psychology conscious
dipandang memiliki peran yang lebih kecil dibanding unconscious. Ego adalah jiwa sadar yang
terdiridari persepsi-persepsi, ingatan-ingatan, pikiran-pikiran, dan perasaan-perasaan sadar.

Sejak kecil, saya sangat suka membaca buku dan saya sering minta dibelikan majalah bobo.
Ketika ada bazar buku disekolah saya selalu antusias dan tertarik untuk membeli buku terutama
buku-buku dongeng dan cerita fantasi. Karena saya suka membaca saya menjadi tertarik untuk
menulis, sejak SD saya mulai dengan menulis pengalaman sehari-hari saya di sebuah diary.
Dalam diary saya menulis keseharian saya bermain dengan teman-teman dan pengalaman-
pengalaman unik.

Saya merasa membaca dan menulis adalah pelengkap kepribadian saya. Saya menyadari bahwa
saya tidak percaya diri dan tidak pandai berbicara di hadapan khalayak ramai. Kesadaran tersebut
membuat pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan saya. Saya sangat suka membaca dan
menulis. Dengan membaca dapat membuka pikiran saya dan membawa saya berimajinasi sesuai
alur cerita, hal tersebut menjadi kesenangan tersendiri bagi saya. Dengan menulis saya dapat
menyalurkan apa yang ada didalam pikiran dan hati saya, hal tersebut membuat saya menjadi
lega. Saya sangat senang bila disuruh menulis tentang pengalaman saya, dan tugas ini juga
menjadi kesenangan tersendiri bagi saya. Dalam teori Jung, perasaan itulah yang disebut Ego.
Saya memiliki persepsi , pikiran, dan perasaan sadar bahwa keutamaan saya ada pada membaca
dan menulis.

Personal Unconscious

Ketidaksadaran pribadi, yaitu semua pengalaman yang direpresi atau dilupakan atau di alam
bawah sadar seorang individu. Dibentuk oleh pengalaman masing-masing individu sehingga
dikatakan unik dan berbeda pada masing-masing individu. Isi dari personal unconscious adalah
complexes. Complexes adalah konglomerasi emosional dari ide-ide terkait. Complexes sebagian
besar bersifat pribadi, tetapi mungkin juga berasal dari pengalaman kolektif.
Ketika saya melihat bintang dimalam hari dengan keadaan lampu mati mengingatkan saya akan
suatu kejadian dan orang tertentu. Perasaan tersebut membuat saya menjadi takut dan sedih.
Tetapi melihat bintang dimalam hari adalah suatu kesenangan tersendiri bagi saya.

Seperti yang banyak terjadi, saya menduga kompleks dalam kehidupan saya berasal dari
pengalaman-pengalaman dengan orang tua. Hubungan saya dan ibu sangat dekat, dalam pikiran,
perasaan, dan perbuatan sehari-hari saya tidak pernah melepaskan ingatan akan ibu. Ketika saya
ngekos setiap kali makan saya selalu ingat masakan ibu, ketika bangun tidur saya teringat ibu
yang selalu membangunkan saya. Tetapi bukan hanya ibu yang mendominasi kehidupan saya.
Ayah,kakak dan abang juga berpengaruh terhadap kehidupan saya seperti mengajarkan saya dan
memberi nasihat-nasihat tertentu. Namun dengan ibu saya lebih dekat, dengan ibu saya jauh dari
rasa sungkan, saya bebas menceitakan mengenai segala hal. Tidak seperti anggota keluarga lain.

Collective Unconscious

Collective unconscious berakar pada masa lalu leluhur seluruh spesies. Isi fisik dari collective
unconscious diwariskan dan diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya sebagai potensi
psikis. Collective unconscious bertanggungjawab atas banyak mitos, legenda, dan kepercayaan
agama.

Sejak kecil saya merasa takut saat berda ditempat gelap dan berada dihutan sendirian. Ada
keyakinan mengenai hantu muncul di tempat gelap dan di hutan-hutan. Bagi Jung itu adalah
representasi dari ketidaksadaran kolektif. Ketidaksadaran kolektif adalah gudang bekas-bekas
ingatan laten yang diwariskan dari masa lampau leluhur seseorang, yang tidak hanya meliputi
sejarah ras manusia sebagai satu species tersendiri tetapi juga leluhur pramanusiawi atau nenek
moyang binatangnya. Manusia cenderung takut gelap karena bisa diasumsikan bahwa manuisa
primitive menemukan banyak bahaya daklam kegelapan.

Saat SD teman-teman saya membikin mantra-mantra yang katanya jika dibaca itu mantra itu
adalah untuk menikahi pocong dan nanti malam dia akan berda di sudut pintu kamarmu. Saat itu
saya menjadi takut tidur sendirian dikamar dan takut gelap.

Ketakutan pada hantu menurut saya ada hubungannya dengan kepercayaan pada Tuhan. Dalam
Islam, Tuhan menciptakan banyak jenis makhluk, termasuk jin, yang memiliki kemampuan
mengubah diri menjadi yang diinginkan, dan bukan tidak mungkin jin memperlihatkan diri pada
manusia untuk tujuan-tujuan tertentu.

Archetypes

Arketipe adalah jejak ingatan ras akan suatu bentuk pikiran universal yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Bentuk pikiran ini menciptakan gambaran-gambaran atau visi-visi yang
dalam kehidupan sadar dan normal dikaitkan dengan pengalaman hidup yang nyata. Menurut
Jung, ada pola dasar keibuan yang secara tidak sadar mendefinisikan bagaimana seorang ibu
bekerja dan peran apa yang harus dia adopsi . Saya sangat menyukai anak kecil dan saya sering
mengasuh keponakan saya, saya seng bermain dan mengajarinya serta merawatnya dengan tulus.
Ini adalah wujud aketipe ibu.

Persona

Persona diambil dari bahasa latin yang artinya topeng yang digunakan oleh para actor drama.
Fungsinya juga sama dengan namanya yaitu sebagai topeng yang kita gunakan ketika kita berada
dalam situasi sosial. Persona menghubungkan antara kepribadian seseorang dengan
lingkungannya, persona adalah topeng yang digunakan untuk berperan sesuai dengan tuntutan
lingkungan sosial.

Dalam keseharian saya, saya memiliki berbagai macam persona. Dirumah saya menjaga sikap
dengan orang tua, bercanda sewajarnya dengan kakak dan adik, serta menjadi contoh yang baik
bagi adik. Dengan teman-teman disekolah persona saya menyesuaikan dengan lingkungannya.
Dalam organisasi saya bersikap berwibawa dan disiplin, dengan teman sekelas saya bercanda
sewajarnya dan berusaha menjadi pribadi yang baik, dan dengan sahabat saya menciptakan
suasana yang heboh dan bebas berekspresi.

Shadow (bayang-bayang)

Shadow merupakan sisi gelap dari seseorang yang berisi insting primitif dan negatif yang secara
religius atau secara sosial tidak diapresiasi, seperti kejahatan, kemarahan, rasa iri, keserakahan.
Shadow cenderung tidak disadari dan cenderung direpresi, tidak diakui keberadaannya, berusaha
disembunyikan. Defence mechanism yang digunakan untuk menolak shadow adalah proyeksi.
Proyeksi adalah mengatributkan apa yang ada pada diri kita ke orang lain.
Saya merasa sisi gelap saya adalh suka memendam marah, dengan marah yang terpendam
tersebut saya sering mengumpat sendiri. Terkadang saya melampiaskannya kepada orang
terdekat, ketika saya ada masalah disekolah dan say memendamnya kemudian ketika dirumah
ibu atau kakak saya bertanya baik-baik tentang sesuatu kepada saya, saya menjawab dengan
menggunakan nada tinggi dan marah-marah tidak jelas. Terkadang memendam amarah tersebut
membuat rasa sakit tersendiri bagi saya, terkadang saya sampai overthinking kemudian
menangis. Saya menyadari perilaku tersebut tidak baik dan berpengaruh terhadap mental, sampai
sekarang saya masih mencoba agar bisa menyampaikan amarah dengan baik dan benar tanpa
perlu memendamnya lagi.

Anima Animus

Anggapan umum mengatakan bahwa perempuan adalah sosok yang yang rapi, rajin dan lemah-
lembut. Saya menyadari sifat-sifat tersebut hanya ada pada diri saya pada waktu-waktu tertentu.
Jika berantakan dan malas merupakan sifat khas laki-laki , maka saya menemukan arketipe sifat
kelelakian (maskulin) pada diri saya. Saya suka menunda-nunda pekerjaan terutama tugas
sehingga menumpuk, terkadang kamar saya juga berantakan karena saya malas
membereskannya. Hal-hal sperti itu yang disebut Animus oleh Jung.

Tetapi disisi lain saya juga perempuan biasa, yang sesuai tengan arketipe keibuan. Saya juga
rajin membereskan rumah jika tidak disuruh, saya menyukai anak kecil, dan saya sangat senang
bermain dang mengasuh keponakan-keponakan saya dirumah. Bermain dengan anak kecil cara
melepaskan stress tersendiri bagi saya, serta terkadang saya bisa sangat terpengaruh oleh
perasaan. Ini adalah sisi feminism saya.

Self

Setiap orang memiliki kecenderungan untuk bergerak menuju perubahan, kesempurnaan, dan
kelengkapan yang diwarisi. Self disimbolkan sebagai ide seseorang akan kesempurnaan,
keutuhan, dan kelengkapan. Self menyatukan semua Archetypes untuk menuju self realization.

Saya merasa kepribadian saya berada pada introvret dan ekstrovret (Ambivert). Tetapi yang
mendominasi adalah introvert, saya takut untuk memulai hal-hal yang baru atau takut keluar dari
zona nyaman tetapi saya berusaha untuk mencobanya. Seperti mengikuti organisasi disekolah
adalah ketakutan tersendiri bagi saya namun saya mencoba mengikutinya dan menjadikan itu
sebgai tantangan. Saya menyerap energi dari kesendirian atau saya suka menyendiri, seperti
membaca buku dan menulis serta menonton film itu saya butuh ketenangan untuk
melakukannya. Tetapi saya tidak suka berlama-lama sendiri terkadang saya juga bosan sendirian
kalau bsan say pergi main dan berkumpul bersama teman. Dengan orang baru saya menunggu
orang tersebut untuk memulai percakapan jika sudah kenal dekat saya tidak basa-basi lagi.
Dalam menyampaikan pendapat saya cenderung merepresikannya dalam pikiran saya dan saya
menganalisanya dalam pikiran saya sendiri. Dan saya tidak percaya diri didepan umum.

Individuation

Seseorang menjadi individu seutuhnya, memenuhi segala kapasitasnya, dan mampu


mengembangkan dirinya. Kondisi ini ditandai dengan individu untuk mencapai realisasi diri,
meminimalkan persona mereka, mengenali anima atau animus mereka, berani menghadapi sisi
bayangan negative dirinya (shadow), serta mampu menyeimbangkan sisi introversi dan
ekstraversi mereka.

Anda mungkin juga menyukai