Anda di halaman 1dari 27

Teori-Teori

KREATIVITAS
Materi Kuliah Kreativitas dan Metode Pengembangannya
2017
Teori – Teori yang membahas tentang kreativitas
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok :

1. Kelompok Teori dengan Pendekatan Kognitif


2. Kelompok Teori dengan Pendekatan Kepribadian
3. Kelompok Teori Pendekatan Proses dan Produk
Kreatif
PENDEKATAN KOGNITIF
Menyatakan bahwa
Kreativitas pada dasarnya adalah
fenomena mental yaitu terkait dengan
bagaimana orang memandang dan
berpikir tentang hal-hal dan peristiwa
sesuai dengan struktur kognitif dan
gaya berpikirnya
(Guilford, 1967, 1977; Smith, 1998;
Ward, Smith & Finke, 1999) .
Teori Struktur Intelek

• Guilford (1967)  kreativitas merupakan salah satu


kemampuan mental yang dalam model struktur
intelek (SOI) model disebut berpikir divergen.
• Teori ini dikembangkan berdasar pendekatan
psikometris dan analisis faktor tentang berbagai
fungsi intelektual manusia (Vernon, 1987).
• Berpikir divergen diasumsikan sangat dekat dengan
kreativitas karena kemungkinan untuk melihat suatu
persoalan dalam perspektif baru menjadi sangat besar
bila seseorang menggunakan pola dan kemampuan
berpikir divergen
Teori Struktur Intelek

Teori struktur intelek pada dasarnya


menyumbangkan pemikiran yang besar dalam
mempelajari kreativitas, terutama ketika kreativitas
ingin ditingkatkan, sasaran peningkatannya menjadi
jelas yaitu melalui peningkatan kelancaran
mengemukakan ide atau gagasan, keluwesan,
originalitas dan elaborasi.
Teori Asosiasi
• Runco (2007)  teori asosiasi menekankan pada
bagaimana beberapa ide digabungkan secara
bersama.
• Dasar dari teori asosiasi ini menyatakan bahwa
berpikir kreatif merupakan asosiasi dari berbagai
gagasan, pengalaman, hukum-hukum frekuensi dan
kekinian serta kejelasan.
• Evans (1991)  semakin sering, mutakhir dan jelas
hubungan antara dua gagasan maka kemungkinan
keduanya muncul bersamaan menjadi tinggi.
Dengan kata lain suatu gagasan yang muncul akan
diikuti oleh gagasan-gagasan selanjutnya
Teori Asosiasi
• Weisberg (1995)  banyaknya ide kreatif yang
dihasilkan dan solusi mengenai informasi terkait
ditransfer pada situasi baru yang dianalogikan pada
situasi sebelumnya.
• Dunbar (dalam Runco, 2007)  analogi ilmiah dapat
berupa analogi lokal (yaitu ketika satu bagian hal
berkaitan dengan bagian hal lainnya), analogi regional
(yaitu ketika suatu informasi diterapkan pada suatu
kondisi atau kawasan berpikir tetapi ternyata juga tepat
untuk diterapkan atau digunakan pada kawasan
berpikir lainnya yang serupa dengan sebelumnya), dan
terakhir analogi jangka panjang (yaitu ketika suatu
sistem ditemukan atau dihasilkan dari suatu situasi
atau kondisi atau kawasan berpikir tertentu tetapi
dapat diterapkan pada situasi atau kondisi atau
kawasan berpikir lain yang tidak serupa)
Teori Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa kreativitas
merupakan proses pembentukan totalitas
dari pola-pola yang semula kurang
terstruktur (Runco, 2007).
Artinya, ketika seseorang menghadapi
suatu hal yang tidak terstruktur, ia akan
memahaminya sebagai suatu totalitas
untuk mencapai kondisi terstruktur.
Kreativitas dalam teori Gestalt, dijelaskan
mulai munculnya permasalahan bagi
individu hingga tercapainya insight untuk
mengatasi permasalahan tersebut
Teori Gestalt
Insight dalam konsep Gestalt sendiri
terkait dengan kreativitas, dijelaskan oleh
Ohlsson (dalam Runco, 2007) sebagai
restructuring, meski istilah ini pertama kali
telah dikemukakan dalam konsep dasar
teori Gestalt oleh Dunker, 1945; Kohler,
1925; dan Wertheimer, 1982 (dalam Runco,
2007).
Restructuring atau restrukturisasi
mengandung makna menyusun ulang
pemahaman akan suatu hal yang terpisah
menjadi suatu hal yang menyatu sebagai
suatu totalitas untuk mendapatkan
pemecahan masalah atau solusi
Teori Belahan Otak
Roger Sperry dan kolega penelitinya (1962),
telah mengadakan eksperimen tentang dua
belahan otak manusia dan menemukan bahwa
masing-masing belahan otak tersebut memiliki
fungsi yang berbeda dalam berpikir dan
mengingat.
Roger (1962)  mengungkapkan bahwa belahan
otak kiri lebih digunakan untuk berpikir secara
logis, mengambil keputusan, berbicara dan
penalaran matematik. Sementara, belahan otak
kanan merupakan bagian otak yang
menghasilkan impian, perasaan, visualisasi dan
intuisi
Teori Belahan Otak
Menurut teori belahan otak, kreativitas banyak
melibatkan fungsi belahan otak kanan dibandingkan
belahan kiri. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa
kreativitas cenderung melibatkan pencarian gagasan
baru yang seringkali melalui cara berpikir tidak logis
atau imajinatif.
Sugiarto (2011)  jika seseorang hanya menggunakan
salah satu sisi otak saja, ia akan kesulitan
menggunakan sisi otaknya yang lain secara bergantian.
Faktanya, jika salah satu sisi otak yang kurang
digunakan diaktifkan, seringkali hasilnya jauh lebih
efektif dibandingkan penggunaan satu belahan otak
saja. Artinya ketika kedua belahan otak digunakan
secara bergantian, maka akan terjadi sinergi yang
memberikan hasil akhir lebih baik
Teori Gelombang Elektrik Otak
Ada 4 gelombang elektrik yang dihasilkan oleh otak yaitu :
• Gelombang Beta. Berhubungan dengan situasi yang
disadari dalam pikiran individu, yaitu terjadi saat individu
berpikir logis dan memecahkan permasalahan yang
dihadapi. Gelombang ini juga muncul ketika seseorang
menghadapi ransang yang berlebihan dari lingkungannya.
• Gelombang Alpha. Berhubungan dengan situasi yang
rileks, istirahat, santai, terlepas dari situasi pikiran sadar.
Gelombang Alpha mampu mengantarkan seseorang dalam
situasi meditasi dan mengembangkan visualisasi dalam
pikiran.
• Gelombang Theta. Berhubungan dengan pikiran tak sadar
dan aktivitas selama mimpi serta meditasi. Gelombang ini
dianggap sebagai repositori emosi dan kreativitas yang
dihalangi pemunculannya.
• Gelombang Delta. Muncul pada taraf paling dalam dari
pikiran tidak sadar yang merefleksikan kekuatan
pengetahuan seseorang
Teori Gelombang Elektrik Otak

Pandangan teori ini tentang kreativitas menyatakan


bahwa kreativitas dapat muncul ketika pikiran individu
sedang dalam kondisi situasi rileks dari berbagai tugas
rutin sehingga individu dapat memusatkan pikirannya
melakukan perenungan secara mendalam.
Lehrer (2012)  kreativitas terkait dengan gelombang
otak alpha, yaitu yang memungkinkan untuk
terjadinya visualisasi (yang menurut peneliti sama
dengan munculnya imajinasi dalam pikiran).
PENDEKATAN KEPRIBADIAN

Terdiri dari :
1. Teori Humanistik
a. Maslow
b. Roger
2. Teori Psikoanalisis
a. Suler
b. Sigmund Freud
c. Ernst Kris
d. Carl Jung
Teori HUMANISTIK
Teori humanistik berpandangan bahwa kreativitas lahir dari
hasil kesehatan psikologis tingkat tinggi sehingga dipercaya
kreativitas dapat berkembang selama hidup (dalam
Munandar 1999)
1. Teori Maslow
• Manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi
nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu,
diwujudkan sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang
terendah hingga yang tertinggi. Ketika individu mampu
mewujudkan dirinya pada hirarki tertinggi yaitu yang peak
experience, individu akan memperoleh flash of insight
yang menumbuhkan kegembiraan bagi dirinya dan
memunculkan rasa syukur akan kehidupannya (dalam
Munandar, 1999).
• Maslow (1962,1968)  menyamakan kreativitas dg
keadaan aktualisasi diri, untuk dorongan yang membuat
seseorang dapat memunculkan ide-ide baru dan asli
(Selby, et al, 2005).
2. Teori Carl Rogers
Ada tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif, yaitu :
• Keterbukaan terhadap pengalaman
• Kemampuan untuk menilai
• Kemampuan bereksperimen
Rogers (1962)  ada 3 komponen pokok yang terlibat
dalam kreativitas, yaitu proses, individu dan lingkungan.
Dalam proses kreatif seseorang, ada beberapa elemen
penting yang berpengaruh, yaitu hasil karya yang
dihasilkan dari proses kreatif, dimana karya tersebut
adalah dalam bentuk baru sebagai bentuk manifestasi
idividu dalam berinteraksi dengan pengalamannya, dan
mencakup semua bidang kehidupan
2. Teori Carl Rogers
Di dalam diri individu, ada beberapa kondisi yang berperan
dalam kreativitas, yaitu motivasi yang oleh Rogers (1962)
disamakan dengan kecenderungan mengaktualisasikan diri,
eksistensiolitas (keterbukaan individu terhadap pengalaman),
serta kemampuan bermain dengan elemen dan konsep
Lingkungan yang aman secara psikologis dapat dibangun dengan
menerima individu seperti apa adanya (tanpa syarat), mencip-
takan suasana tanpa ada penilaian dari luar dan pemahaman
dengan emphati. Adanya kebebasan psikologis berarti seseorang
memiliki kebebasan penuh untuk berpikir, merasakan dan
membuat apa saja yang dapat memuaskan batinnya. Sehingga
dengan kebebasan psikologis yang dimiliki seseorang dapat
mengaktualisasi diri secara leluasa dan bersifat simbolik
Teori PSIKOANALISA
1. Teori Suler
Pandangan teori Psikoanalisis merupaka alat yang baik
dan fleksibel dalam memahami fenomena kreativitas
yang cukup kompleks.
Suler (1980)  kreativitas dapat dipahami sebagai
bentuk khusus interaksi antara berpikir proses primer
dan sekunder. Sehingga dalam hal ini munculnya
gagasan baru atau insight lahir melalui pelepasan
pemikiran yang tidak logis dan fantastik dari proses
berpikir primer, yang oleh proses berpikir sekunder
dibentuk ke dalam konteks yang sesuai dengan nilai-
nilai sosial
2. Teori Freud
Proses kreatif adalah bentuk dari mekanisme pertahanan diri yg
meliputi :
• Represi (tekanan)
• Kompensasi (Pencarian kepuasan untuk memperoleh keseimbangan
dari kekecewaan)
• Sublimasi (Perubahan ke arah satu tingkat lebih tinggi)
• Rasionalisasi (pembuatan merasionalkan)
• Identifikasi (bukti diri)
• Introjeksi (pemasukan sikap atau gagasan ke dlm diri seseorang
tanpa sadar)
• Regresi (Proses berbalik ke tahap perkembangan prilaku
sebelumnya)
• Proyeksi (Perkiraan ttg keadaan masa yg akan datang berdasarkan
data yg ada)
• Pembentukan Reaksi (Pembentukan kegiatan aksi atas suatu akibat)
• Pemindahan (beralih atau bertukar tempat)
• Kompartementalisasi (pemisahan bagian)
2. Teori Ernst Kris
• Menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi sering
memunculkan tindakan kreatif.
Orang yang kreatif, menurut teori ini adalah :
a. Mereka yg mampu “memanggil” materi yg dibutuhkan
dari alam pikiran bawah sadar.
b. Mereka yg dpt mempertahankan “sikap bermain”
mengenai masalah serius dalam kehidupannya.
c. Mereka yg mampu melihat masalah dengan cara yang
segar dan inovatif. Mereka melakukan pertahanan
regresi demi bertahannya ego
• Kris (dalam Munandar, 1999)  ketika individu mampu
melakukan regresi pada kerangka berpikir atau pola perilaku
seperti anak-anak, maka rintangan antara alam pikiran sadar
dan tidak sadar menjadi berkurang. Dalam kondisi demikian,
bahan yang tidak disadari yang sering mengandung benih
kreativitas dapat masuk ke alam kesadaran
2. Teori Carl Jung
• Jung percaya bahwa alam ketidaksadaran
(ketidaksadaran kolektif) memainkan peran penting
dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi.
• Dari ketidaksadaran kolektif ini memunculkan teori,
seni, dan karya baru lainnya
• Jung percaya bahwa ketidaksadaran memainkan
peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat
tinggi (dalam Munandar 1999).
• Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh masa
lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif ini,
akan timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya
baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan
kelanjutan dari eksistensi manusia
PENDEKATAN PROSES
dan PRODUK KREATIF

Terdiri dari :
1. Teori Psikologi Sosial
2. Teori Investasi
3. Teori Sistem
4. Teori Komponensial
Teori Psikologi Sosial
Pandangan teori ini juga mengungkapkan adanya beberapa
faktor yang diperlukan bagi kreativitas seseorang, yaitu
kawasan tugas dan pekerjaan, pendidikan dan pelatihan
ketrampilan kognitif, sifat kepribadian tertentu, kemampu-
an bawaan atau bakat yang terkait dengan tugas yang
diberikan
Amabile (1996)  kreativitas merupakan interaksi antara
faktor lingkungan, karakteristik kepribadian dan
kemampuan kognitif. Diuraikan lebih lanjut bahwa ada dua
elemen pokok yang terkait dengan definisi kreativitas, yaitu
hasil karya dan jenis tugas yang dikerjakan.
Amabile (1996)  suatu karya dinilai kreatif ketika karya itu
memiliki aspek yang baru sekaligus sesuai, benar, atau
bernilai
Teori Investasi
Sternberg dan Lubart (1995)  menganalogikan
kreativitas dengan penanaman modal di dunia bisnis.
Pandangan teori ini menekankan pada anggapan bahwa
untuk menjadi kreatif seseorang perlu bertindak seperti
good investor yang memiliki prinsip buy low and sell
high
Sternberg dan Lubart  ada enam sumber penting bagi
kreativitas (dalam Runco, 2007), yaitu inteligensi,
pengetahuan, gaya berpikir, kepribadian, motivasi dan
lingkungan. Sinergi dari enam sumber tersebut
diasumsikan teori ini dapat melahirkan kreativitas.
Teori Sistem
Csikszentmihalyi (1996)  kreativitas dapat diamati
hanya dalam sistem interrelasi antara 3 komponen.
Ketiga komponen itu adalah komponen kawasan
(domain) yang terdiri dari aturan-aturan simbolik dan
prosedur atau tata kerja, komponen lapangan atau
bidang (field) yang mencakup semua individu yang
bertindak sebagai penjaga gerbang suatu kawasan yaitu
bertugas menilai dan memutuskan apakah suatu
gagasan baru dapat masuk dalam suatu kawasan atau
tidak, dan komponen individu.
Csikszentmihalyi (1996)  kreativitas adalah setiap
tindakan, gagasan atau produk yang mengubah kawasan
yang sudah ada atau mentrasformasikan kawasan yang
telah ada menjadi kawasan yang baru
Teori Sistem
Pandangan Csikszentmihalyi (1996) dalam teori Sistem
ini lebih melihat kreativitas sebagai suatu fenomena
sistemik dibandingkan fenomena individual.
Artinya, teori ini memandang kreativitas dalam konteks
interaksi antara pemikiran baru individu dengan konteks
sosial budaya yang ada, dengan asumsi bahwa
kreativitas merupakan pemikiran baru yang dihasilkan
seseorang yang disimbolkan dalam kawasan tertentu
dan telah dinilai atau diakui oleh sejumlah individu yang
berwenang di kawasan tersebut
Teori Komponensial
Runco (2007)  ada sejumlah komponen yang berperan
dalam kreativitas, yaitu motivasi terhadap tugas, domain
ketrampilan yang sesuai dan proses kreativitas yang sesuai.
Woodman dan Schoenfeldt (dalam Runco, 2007)  proses
kreativitas pada dasarnya tergantung pada interaksi antara
kondisi yang mendahului, karakteristik personal dan kondisi
situasional.
Runco dan Chand (dalam Runco, 2007)  Jenjang pertama
teori ini menyebutkan bahwa kreativitas memiliki
ketergantungan pada proses yaitu motivasi (intrinsik dan
ekstrinsik) dan pengetahuan (baik deklaratif atau faktual atau
konseptual dan prosedural). Sedangkan jenjang berikutnya
berisi ketrampilan memecahkan masalah, penciptaan ide, dan
evaluasi.

Anda mungkin juga menyukai