Anda di halaman 1dari 6

Teori Kreativitas dalam Desain

A. Pengertian Kreativitas
Kreativitas merupakan sebuah proses yang berlangsung untuk menghasilkan gagasan
baru dan lebih menarik dari gagasan sebelumnya. Orang kreatif akan menghasilkan suatu
ide dengan proses kerja berulang kali dengan cara baru atau bahkan melihat gagasan
sebelumnya dari sudut pandang yang berbeda. Sedangkan desain adalah sebuah rencana
atau konsep dalam merancang sesuatu. Jadi bisa dikatakan bahwa kretivitas dalam desain
adalah proses penggalian ide sehingga dapat merancang sesuatu dengan konsep dan ide
yang telah dipersiapkan dalam proses kreatif.
Nyoman Kutha Ratna (2007:127), menyatakan keindahan dalam desain hubungan erat
dengan kreativitas. Kreativitas sebenarnya merupakan istilah umum untuk hal-hal yang
berkaitan dengan artistik, penemuan, dan humor. Kreativitas artistik (artistic creativity),
merupakan kreativitas yang dimiliki secara alamiah, seperti melukis, mengubah musik,
mendesain, dan sebagainya. Kreativitas penemuan (creativity of discovery), merupakan
penemuan teori maupun konsep baru, seperti Archimedes yang keluar dari kamar mandi
sambil berteriak “eureka”. Kreativitas humor (creativity of humor), merupakan
memandang dunia dari sudut pandang yang berbeda untuk memunculkan kreativitas
(Clegg.2001:6). Sedangkan Maxis berpendapat bahwa seni/desain bukan merupakan
pengumpulan ulang terhadapa apa yang sudah ada, tetapi merupakan proyeksi yang
simbolik yang memperhatikan masa depan dengan demikian mengungkapkan kekuatan-
kekuatan kreatif umat manusia (Arvon. 2010: 29).
Industri kreatif adalah industri yang mengandalkan pada keaslian kreativitas,
keterampilan dan talenta individu yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf hidup
dan penciptaan kesempatan kerja melalui eksploitasi hak kekayaan intelektual. Menurut
Richard Florida (2002:230). Adapun Ciri-ciri kreativitas menurut Amien (1980: 6) adalah:
1. Fluency (kelancaran) adalah kemampuan seseorang untuk mengemukakan gagasan
serupa untuk memecahkan masalah atau seseorang untuk menciptakan ide-ide.
2. Flexibility (keluwesan) adalah kemampuan seseorang untuk menemukan atau
menghasilkan berbagai macam ide untuk memecahkan masalah di luar katagori yang
biasa. Orang yang kreatif akan memiliki kecenderungan yang sangat mudah untuk
menyesuaikan diri dalam pendekatan terhadap suatu masalah. Bila pendekatan yang
satu tidak menghasilkan sesuatu yang diharapkan, maka akan segera diadakan
pendekatan baru dari sudut yang berbeda.
3. Originality (keaslian) adalah suatu kemampuan memberikan respon yang unik dan luar
biasa. Orang yang kreatif biasanya bukan saja dapat menciptakan sejumlah pilihan
alternatif, tetapi dapat pula menciptakan ide yang baru. Sebuah ide akan menjadi kreatif
apabila pertama-tama bersifat orisinal, setidaknya bagi yang menciptakan atau pada
keadaan/tempat/kondisi tersebut dilaksanakan. Orisinalitas merupakan titik penting
bagi suatu kreativitas.
4. Elaboraty (kerincian) adalah kemampuan menyatakan ide-ide secara rinci untuk
mewujudkannya menjadi kenyataan.
5. Sensitivity (kepekaan) adalah kemampuan untuk mengetahui dengan cepat adanya
suatu masalah atau kemampuan untuk melihat adanya suatu kebutuhan.
B. Teori Kreativitas
Teori kreativitas dapat dijabarkan secara umum yang kemudian dikorelasikan dalam
bidang desain, adapun beberapa teori tersebut yaitu :
1. Kelompok Teori Kreativitas dengan Pendekatan Kognitif
Pandangan teori dengan pendekatan kognitif (Guilford, 1967) cenderung
menyatakan bahwa kreativitas pada dasarnya adalah fenomena mental yaitu terkait 23
dengan bagaimana orang memandang dan berpikir tentang hal-hal dan peristiwa sesuai
dengan struktur kognitif dan gaya berpikirnya.
a. Teori Struktur Intelek
Menurut Guilford (1967), kreativitas merupakan salah satu kemampuan mental
yang dalam model struktur intelek (SOI) model disebut berpikir divergen. Teori ini
dikembangkan berdasar pendekatan psikometris dan analisis faktor tentang
berbagai fungsi intelektual manusia (Vernon, 1987). Oleh Guilford dikatakan
bahwa berpikir divergen diasumsikan sangat dekat dengan kreativitas karena
kemungkinan untuk melihat suatu persoalan dalam perspektif baru menjadi sangat
besar bila seseorang menggunakan pola dan kemampuan berpikir divergen.
b. Teori Asosiasi
Runco (2007) menyatakan bahwa teori asosiasi menekankan pada bagaimana
beberapa ide digabungkan secara bersama. Dasar dari teori asosiasi ini menyatakan
bahwa berpikir kreatif merupakan asosiasi dari berbagai gagasan, pengalaman,
hukum-hukum frekuensi dan kekinian serta kejelasan. Dikatakan oleh Evans (1991)
bahwa semakin sering, mutakhir dan jelas hubungan antara dua gagasan maka
kemungkinan keduanya muncul bersamaan menjadi tinggi. Dengan kata lain suatu
gagasan yang muncul akan diikuti oleh gagasan-gagasan selanjutnya. Runco (2007)
menyatakan bahwa ketika pertama kali suatu ide muncul, bisa jadi itu bukanlah ide
yang orisinil, tetapi ide yang orisinil biasanya ditemukan setelah individu menguras
kemampuannya menghasilkan banyak ide. Sehingga oleh 24 Weisberg (1995)
dinyatakan bahwa banyaknya ide kreatif yang dihasilkan dan solusi mengenai
informasi terkait ditransfer pada situasi baru yang dianalogikan pada situasi
sebelumnya. Maka, analogi ilmiah dapat berupa analogi lokal (yaitu ketika satu
bagian hal berkaitan dengan bagian hal lainnya), analogi regional (yaitu ketika
suatu informasi diterapkan pada suatu kondisi atau kawasan berpikir tetapi ternyata
juga tepat untuk diterapkan atau digunakan pada kawasan berpikir lainnya yang
serupa dengan sebelumnya), dan terakhir analogi jangka panjang (yaitu ketika suatu
sistem ditemukan atau dihasilkan dari suatu situasi atau kondisi atau kawasan
berpikir tertentu tetapi dapat diterapkan pada situasi atau kondisi atau kawasan
berpikir lain yang tidak serupa).
c. Teori Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa kreativitas merupakan proses pembentukan
totalitas dari pola-pola yang semula kurang terstruktur (Runco, 2007). Artinya,
ketika seseorang menghadapi suatu hal yang tidak terstruktur, ia akan
memahaminya sebagai suatu totalitas untuk mencapai kondisi terstruktur. Oleh
karenanya kreativitas dalam teori Gestalt, dijelaskan mulai munculnya
permasalahan bagi individu hingga tercapainya insight untuk mengatasi
permasalahan tersebut. Insight sendiri dalam konsep Gestalt (dalam Runco, 2007)
merupakan restructuring, yang mengandung makna menyusun ulang pemahaman
akan suatu hal yang terpisah menjadi suatu hal yang menyatu sebagai suatu totalitas
untuk mendapatkan pemecahan masalah atau solusi.
d. Teori Belahan Otak
Sperry (1962) menemukan bahwa masing-masing belahan otak tersebut
memiliki fungsi yang berbeda dalam berpikir dan mengingat, dimana belahan otak
kiri lebih digunakan untuk berpikir secara logis, mengambil keputusan, berbicara
dan penalaran matematik. Sementara, belahan otak kanan merupakan bagian otak
yang menghasilkan impian, perasaan, visualisasi dan intuisi. Namun, menurut teori
ini, kreativitas banyak melibatkan fungsi belahan otak kanan dibandingkan belahan
kiri. Hal ini dilandasi pemikiran bahwa kreativitas cenderung melibatkan pencarian
gagasan baru yang seringkali melalui cara berpikir tidak logis atau imajinatif.
e. Teori Gelombang Elektrik Otak
Ayan (1997) menyebutkan bahwa kreativitas dapat muncul ketika pikiran
individu sedang dalam kondisi situasi rileks dari berbagai tugas rutin sehingga
individu dapat memusatkan pikirannya melakukan perenungan secara mendalam.
Oleh sebab itu dalam penelitian Lehrer (2012) dinyatakn bahwa kreativitas terkait
dengan gelombang otak alpha, yaitu yang memungkinkan untuk terjadinya
visualisasi (yang menurut peneliti sama dengan munculnya imajinasi dalam
pikiran).
2. Kelompok Teori Kreativitas yang Berlandaskan Pendekatan Kepribadian
a. Teori Psikologi Humanistik
Teori humanistik berpandangan bahwa kreativitas lahir dari hasil kesehatan
psikologis tingkat tinggi sehingga dipercaya kreativitas dapat berkembang selama
hidup (Munandar 1999). Dikemukakan bahwa ada 3 komponen pokok yang terlibat
dalam kreativitas, yaitu proses, individu dan lingkungan. Lebih jauh diungkapkan
bahwa dalam proses kreatif seseorang, ada beberapa elemen penting yang
berpengaruh, yaitu hasil karya yang dihasilkan dari proses kreatif, dimana karya
tersebut adalah dalam bentuk baru sebagai bentuk manifestasi idividu dalam
berinteraksi dengan pengalamannya, dan mencakup semua bidang kehidupan.
Sehingga, proses kreatif akan berlangsung baik jika seseorang memiliki potensi
tertentu yang kondusif bagi kreativitas serta adanya dukungan masyarakat yang
memungkinkan teraktualisasikannya potensi indivmeliputi situasi keamanan &
kebebasan psikologis individu.
b. Teori Psikoanalisis
Suler (1980) menyatakan bahwa pandangan teori Psikoanalisis merupaka alat
yang baik dan fleksibel dalam memahami fenomena kreativitas yang cukup
kompleks. Maka, kreativitas dapat dipahami sebagai bentuk khusus interaksi antara
berpikir proses primer dan sekunder. Sehingga dalam hal ini munculnya gagasan
baru atau insight lahir melalui pelepasan pemikiran yang tidak logis dan fantastik
dari proses berpikir primer, yang oleh proses berpikir sekunder dibentuk ke dalam
konteks yang sesuai dengan nilai-nilai sosial.
3. Kelompok Teori Kreativitas dengan Pendekatan Proses dan Produk Kreatif
a. Teori Psikologi Sosial
Amabile (1996) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan interaksi antara
faktor lingkungan, karakteristik kepribadian dan kemampuan kognitif. Diuraikan
28 lebih lanjut bahwa ada dua elemen pokok yang terkait dengan definisi kreativitas,
yaitu hasil karya dan jenis tugas yang dikerjakan. Menurut Amabile (1996), suatu
karya dinilai kreatif ketika karya itu memiliki aspek yang baru sekaligus sesuai,
benar, atau bernilai. Sementara jenis tugas yang tidak jelas sasarannya sehingga
memungkinkan individu untuk merumuskan dan menemukan permasalahan serta
mencari cara-cara penyelesaian masalah.
b. Teori Investasi
Teori investasi dikembangkan dari pemikiran Sternberg dan Lubart (1995) yang
menganalogikan kreativitas dengan penanaman modal di dunia bisnis. Pandangan
teori ini menekankan pada anggapan bahwa untuk menjadi kreatif 29 seseorang
perlu bertindak seperti good investor yang memiliki prinsip buy low and sell high.
Dengan asumsi yang terkait dengan pencarian gagasan, maka teori ini menekankan
adanya kemauan seseorang untuk menghasilkan dan mengembangkan gagasan baru
diluar kebiasaan dalam menciptakan suatu produk atau solusi pemecahan masalah
yang bisa jadi saat ini kurang diminati banyak orang tetapi diprediksi memiliki
prospek baik dimasa yang akan datang.
c. Teori Sistem
Teori Sistem ini dikemukakan oleh Csikszentmihalyi (1996), yaitu
berpandangan bahwa kreativitas dapat diamati hanya dalam sistem interrelasi
antara 3 komponen, yaitu komponen kawasan (domain) yang terdiri dari aturan-
aturan simbolik dan prosedur atau tata kerja, komponen lapangan atau bidang (field)
yang mencakup semua individu yang bertindak sebagai penjaga gerbang suatu
kawasan yaitu bertugas menilai dan memutuskan apakah suatu gagasan baru dapat
masuk dalam suatu kawasan atau tidak, serta komponen individu. Sehingga,
kreativitas dapat dipahami sebagai setiap tindakan, gagasan atau produk yang
mengubah kawasan yang sudah ada atau mentrasformasikan kawasan yang telah
ada menjadi kawasan yang baru. Dalam hal ini, teori Sistem lebih melihat
kreativitas sebagai suatu 30 fenomena sistemik dibandingkan fenomena individual,
yaitu terkait dengan konteks interaksi antara pemikiran baru individu dengan
konteks sosial budaya yang ada, dengan asumsi bahwa kreativitas merupakan
pemikiran baru yang dihasilkan seseorang yang disimbolkan dalam kawasan
tertentu dan telah dinilai atau diakui oleh sejumlah individu yang berwenang di
kawasan tersebut.
d. Teori Komponensial
Teori komponential (Runco, 2007) menyatakan bahwa ada sejumlah komponen
yang berperan dalam kreativitas, yaitu motivasi terhadap tugas, domain
ketrampilan yang sesuai dan proses kreativitas yang sesuai. Sehingga proses
kreativitas pada dasarnya tergantung pada interaksi antara kondisi yang mendahului,
karakteristik personal dan kondisi situasional. Teori ini juga menyebutkan bahwa
kreativitas memiliki ketergantungan pada proses yaitu motivasi (intrinsik dan
ekstrinsik) dan pengetahuan (baik deklaratif atau faktual atau konseptual dan
prosedural), kreativitas sebenarnya juga terkait dengan ketrampilan memecahkan
masalah, penciptaan ide, dan evaluasi.

Daftar Rujukan
- Piliang, Yasraf Amir. 2018. Medan Kreativitas, Memahami Dunia Gagasan. Yogyakarta:
Cantrik Pustaka
- Chiu-Shui Chan. 2015. Style and Creativity in Design. Switzerland: Springer International
Publishing

Anda mungkin juga menyukai