Disusun Oleh:
Abstrak
Desain merupakan hal yang sudah mendarah daging di kehidupan manusia sejak
dulu hingga sekarang. Desain pra modern merupakan awal dari bentuk
pemecahan masalah yang dihasilkan dari pengendapan berbagai bidang ilmu
dan teknologi. Peranan ilmu pengetahuan modern dalam desain bersumber pada
capaian kemajuan metode berfikir yang menempatkan manusia sebagai subjek
dan meletakkan rasionalitas sebagai tumpuan pemecahan setiap persoalan.
Desain pra modern pada hakekatnya merupakan awal dari bentuk pemecahan
masalah yang bersumber pada logika dan rasionalitas yang memperhatikan
semangat zaman yang tengah terjadi. Kelahiran desain modern tidak sematamata disebabkan penetrasi teknologi dan industri dalam dunia desain, akan
tetapi merupakan upaya penyatuan berbagai latar belakang ilmu pengetahuan
dan
teknologi
yang
selalu
berkesinambungan.
Kata kunci: Desain pra modern, Ilmu pengetahuan
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Sejarah desain merupakan proses pembabakan waktu peristiwa-peristiwa
Desain
secara linear
Objek
dan
peritiwa desain
dilihat
sebagai
proses
desain
mulai
berkembang
dan
desain
digunkan
sebagai
media
B. Tujuan
Pembahasan
A. DESAIN PRA MODERN (ABAD 19)
VICTORIA (1819-1901)
Gaya Victoria dalam DKV sebetulnya tidak dapat dikatakan sebagai suatu gaya
yang muncul dari suatu konsep atau inovasi desain yang mendasar. Gaya ini
terjadi begitu saja sebagai akibat perkembangan pesat dalam komunikasi visual
dan media cetak dalam puncak perkembangan industri dan perdagangan di
Inggris pada masa Revolusi Industri abad 18. Secara teknis gaya ini muncul
karena adanya teknologi baru, tetapi secara konsep visual, gaya ini masih
merupakan
saduran
dari
Abad
Pertengahan
(Medieval).
Karena adanya kemajuan transportasi dan teknologi cetak, secara merata di
Eropa dan Amerika muncul majalah-majalah dan poster-poster komersial yang
dirancang dengan menggunakan pola dan tata letak, serta teknik visualisasi
yang mengikuti tradisi buku dan seni grafis pada abad pertengahan. Di dalam
hasil karya DKV Victoria kita masih bisa melihat pengaruh seni Abad Pertengahan
ini berupa:
Hasil karya:
Pada masa ini memang tercatat banyak penemuan teknologi cetak namun
anggapan bahwa merancang adalah menghias masih sangat dominan. Oleh
karena itu peranan desainer seperti sekarang belum ada, dan profesi tersebut
banyak didukung oleh tipografer, ilustrator, ahli pembuat border dan bengkelbengkel
cetak.
Karena
itu
belum
ada
desainer
terkenal.
Pada masa Victoria produksi serba mesin pada benda pakai dan media informasi
dimulai secara besar-besaran, tetapi visualisasinya belum mencerminkan suatu
jaman mesin atau teknologi. Kebutuhan akan profesi desainer yang memadukan
unsur seni, teknologi dan pasar belum terasa dan baru akan berkembang antara
abad 19-20.
Pemikiran dari gerakan ini menyebar dan dipraktikkan oleh pembuat furnitur dan
benda pakai di Eropa yang setuju bahwa suatu penciptaan benda fungsional
harus disertai rasa estetika dan etos kerja yang besar. Mereka beranggapan
bahwa kepekaan terhadap material dan komitmen terhadap craftsmanship
(kekriyaan) adalah tanggung jawab moral dari seorang desainer.
Reformasi desain kelompok ini telah berhasil meletakkan beberapa dasar awal
profesi desainer secara keseluruhan maupun DKV, yaitu:
Komitmen yang tinggi pada kualitas artistik karya pakai atau produk
terapan.
Penghargaan yang tinggi pada kualitas penyelesaian hasil akhir, yang
termsuk keterampilan tangan dan kepekaan pada teknik dan material.
Namun demikian kelompok ini belum dapat dikatakan sebagai kaum modernis,
karena referensi visualnya masih sangat terikat pada estetika Abad Pertengahan
dan kelompok ini bersikap menentang mekanisasi dan industrialisasi. Mereka
memang menentang selera pasaran dan desain produk strereotip Victoria hasil
mesin dengan produktivitas yang tinggi, tetapi mereka belum bisa menawarkan
alternatif dalam menghadapi kenyataan bahwa industrialisasi tak mungkin
dihindari. Oleh karena itu gerakan ini hanya bergema sebatas gerakan moral.
Tokoh:
Mackintosh (Skotlandia)
Alphonse Mucha (Cekoslovakia)
Peter Behrens (Jerman)
Henry Van De Velde (Belgia)
Aubrey Breadsley (Inggris)
B. KAJIAN BENTUK
1. Vectorian
3. Art Nuoveau
C. KAJIAN IDENTIFIKASI
1. Vectorian
3. Art Nuoveau
Font Headings 72 pt
Desain lebih modern dengan gaya
feminim, yaitu
menampilkan wanita
sebagai model.
Warna yang lebih full colour.
D. RUMUSAN
1. Victorian
Gaya visualisasi lebih realistis baik dengan menggunakan warna maupun hitam
putih serta komposisi gambar cenderung simetris dan visualisasinya lebih
kepada abad pertengahan, pada poster victorian juga cenderung lebih banyak
menggunaan tulisan dan berusaha menjelaskan selengkap-lengkapnya dan
penggunaan jenis font tidak lebih dari 3 jenis.
3. Art Nouveau
Pada poster ini tidak terlalu jauh berbeda dengan Art and Crafts tetapi pada
poster ini lebih nempak modern baik dari segi warna dan visualisai walaupun
cenderung bergaya feminim tetapi pada komposisi poster ini lebih menggunakan
asimetris.
E. PENGAPLIKASIAN DESAIN
Vectorian
Art Nouveau
F. KESIMPULAN
Desain telah berkembang didunia ini sejak zaman dahulu walaupun di zaman dulu desain
belum dikenal dengan nama desain. Desain di bagi atas 3 periode, yaitu desain pra modern,
desain modern dan desain post modern.
Desain Pra modern terdiri dari beberapa macam desain.antara lain Victorian style
design, art and craft style design. dan art nouveau style design. Ketiga gaya desain tersebut
memiliki corak dan ciri masing-masing. Meskipun memiliki beberapa berbedaan di tiap gaya
desainnya, tidak menutup kemungkinan dari ke tiga gaya desain tersebut memilik persamaan
yang identik. Entah itu dari bentuk desain, pengidentifikasiannya, sampai kepada persamaan
pada aplikasi desainnya.
Daftar Pustaka
http://rudytahu.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-dkv-desain-pra-modernabad-19_20.html
http://rudytahu.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-dkv-desain-pra-modernabad-19_3131.html
http://rudytahu.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-dkv-desain-pra-modernabad-19_20.html