Anda di halaman 1dari 42

KELOMPOK 7

KEPADATAN DAN KESESAKAN

I GDE AGUS KERTAYASA 1605522003


MADE ADI SUARTAMA 1605522006
I GEDE RITZA NUGRAHA 1605522030
AA NGR MAYUN SATRIA W 1605522032
MADE KRISNA DWIPAYANA 1605522039
KEPADATAN & KESEASAKAN
TEORI KEPADATAN DAN KESESAKAN
PENGERTIAN KEPADATAN

Menurut Sundstrom, kepadatan adalah sejumlah


manusia dalam setiap unit ruangan (dalam Wrightsman
& Deaux, 1981). Kepadatan juga berarti sejumlah
individu yang berada di suatu ruang atau wilayah
tertentu dan lebih bersifat fisik (Holahan, 1982; Heimstra
dan McFarling, 1978; Stokols dalam Schmidt dan
Keating, 1978). Suatu keadaan akan dikatakan semakin
padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang
tertentu semakin banyak dibandingkan dengan luas
ruangannya (Sarwono, 1992).
KEPADATAN & KESEASAKAN
TEORI KEPADATAN DAN KESESAKAN

PENGERTIAN KESESAKAN

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,


kesesakan berasal dari kata dasar sesak
yang berarti kesempitan, kepicikan,
kesukaran yang mencakup kekurangan
dan sejenisnya.
PENGARUH KEPADATAN DAN KESESAKAN TERHADAP PERILAKU MANUSIA

1. Akibat kepadatan tinggi


Menurut Heimstra dan Mc Farling, kepadatan yang tinggi
memberikan akibat :

a. Fisik  peningkatan detak jantung, tekanan darah, dan


penyakit fisik lain

b. Sosial  meningkatnya kriminalitas dan kenakalan remaja

c. Psikis  stress, menarik diri dari interaksi sosial, menurunnya


perilaku menolong, menurunnya kemampuan mengerjakan
tugas, menimbulkan perilaku agresi
2. Reaksi Kesesakan
Menurut Gifford (dalam Zuhriyah, 2007), kesesakan yang dirasakan individu dapat
menimbulkan reaksi-reaksi pada:

a. Fisiologi dan kesehatan  peningkatan detak jantung serta tekanan darah,


gangguan pencernaan, gatal-gatal, bahkan kematian

b. Penampilan kerja  individu yang yakin mampu menyelesaikan tugasnya


dalam kepadatan yang tinggi dapat menampilkan performa kerja yang lebih
baik daripada individu yang tidak yakin

c. Interaksi sosial  ketertarikan sosial, agresi, kerja sama, penarikan diri, tingkah
laku verbal dan non verbal bahkan humor

d. Perasaan/afeksi  kesesakan menimbulkan emosi negative seperti


kejengkelan

e. Kendali dan strategi penanggulangan masalah  Kesesakan dapat


menimbulkan kemampuan kontrol yang rendah sehingga perlu adaptasi situasi
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KESESAKAN DAN KEPADATAN

01 03
FAKTOR FISIK
02
FAKTOR INDIVIDU

FAKTOR SOSIAL
FAKTOR INDIVIDU
Individu yang memiliki Individu yang telah terbiasa
ketertarikan terhadap dengan situasi yang padat
individu lain dalam akan lebih adaptif dan lebih
ruangan yang padat 01 bersikap toleran dalam
menghadapi kepadatan
akan memiliki toleransi KONTROL
terhadap kesesakan PERSONAL
yang lebih tinggi
02 03 Kepadatan dan
PENGALAMAN BUDAYA kesesakan sudah
melekat dengan

04
Pria lebih bereaksi situasi di
negatif terhadap perkotaan
kesesakan GENDER
dibandingkan
dengan wanita
FAKTOR SOSIAL
Kepadatan meningkat
Individu yang memiliki
01
menyebabkan privasi
cara pandang yang sama
menurun, berpikir
akan merasa cocok satu
keras menghadapi KEHADIRAN sama lain dan lebih
situasi yang DAN PRILAKU mudah menghadapi
menekan, gangguan ORANG LAIN
02
situasi yang padat.
fisik meningkat dan
kemampuan kontrol
dapat berkurang KUALITAS Informasi yang jelas dan
HUBUNGAN akurat akan membantu
DAN INFORMASI individu menghadapi
kesesakan yang dialami
YANG TERSEDIA
FAKTOR FISIK

Faktor fisik dari kesesakan meliputi situasi


dan tatanan ruang keadaan ruang,
bangunan, lingkungan, kota, dan arsitektur
bangunan seperti ketinggian langit-langit,
penataan perabot, penempatan jendela dan
pembagian ruang
KRITERIA TEMPAT DAN KONDISI YANG
DIKATAKAN PADAT DAN SESAK

KATEGORI KEPADATAN

ASPEK KESESAKAN
KATEGORI KEPADATAN

• Jumlah individu dalam sebuah ruang


• Jumlah individu pada daerah
• Jumlah individu pada unit tempat tinggal
• Jumlah ruangan pada unit tempat tinggal
• Jumlah bangunan pada lingkungan sekitar dan lain-lain
• Jumlah struktur hunian pada setiap wilayah pemukiman
ASPEK KESESAKAN
a. Aspek situasional  didasarkan pada situasi terlalu banyak
orang yang saling berdekatan dalam jarak yang tidak
diinginkan menyebabkan gangguan fisik dan
ketidaknyamanan, tujuan terhambat, dan ruangan semakin
sempit
b. Aspek emosional  menunjuk pada perasaan yang
berkaitan dengan kesesakan yang dialami seperti perasaan
negatif pada orang lain
c. Aspek perilaku  Kesesakan menimbulkan respon seperti m
engeluh, menghentikan kegiatan dan meninggalkan ruang,
tetap bertahan namun berusaha mengurangi rasa sesak ya
ng timbul, menghindari kontak mata
HUBUNGAN ANTARA
KESESAKAN DAN KEADATAN
Menurut Sarwono (dalam Sarwono, 1995), hubungan antara kepadatan
dan kesesakan mempunyai dua ciri, antara lain:
1. Kesesakan adalah persepsi terhadap kepadatan dalam artian jumlah
manusia. Kesesakan berhubungan dengan kepadatan (density), yaitu
banyaknya jumlah manusia dalam suatu batas ruang tertentu. Makin
banyak jumlah manusia berbanding luasnya ruangan, makin padatlah
keadaannya.
2. Kesesakan adalah persepsi maka sifatnya subjektif. Individu yang
sudah biasa naik bus yang padat penumpangnya, mungkin sudah
tidak merasa sesak lagi (density tinggi tetapi crowding rendah).
Sebaliknya, individu yang biasa menggunakan kendaraan pribadi,
bisa merasa sesak dalam bus yang setengah kosong (density rendah
tapi crowding tinggi).
SOLUSI UNTUK
MENCEGAH ATAU MENGURANGI KEPADATAN
DAN KESESAKAN
KDB dan KLB
KDB dan KLB (jika lantai 2) merupakan syarat dasar untuk membangun
sebuah bangunan dimana ke 2 hal ini akan membatasi luasan
bangunan yang akan dibangun.
Sempadan
Sempadan merupakan batasan areal membangun dihitung dari lebar
jalan di depan site yang akan dibangun dengan jarak membangun
setengah dari lebar jalan serta jika disamping sudah ada bangunan
maka sempadan minimal 2 meter dari dinding.
STUDI KASUS
PASAR MALAM KRENENG
PASAR MALAM KRENENG
DE NTITAS O B JEK AR E A P ASAR
Mengetahui identita Mengetahui baga
s apa saja yang ter imana tatanan pa
dapat pada pasar da area pasar ma
malam kreneng ini lam kreneng ini

B ATAS AN FIS IK
LATAR B ELA KA NG
Mengetahui Bata
P E M ILIHAN O B JEK san apa saja yan
Mengetahui apa y g terdapat di Kaw
ang menjadi latar asan pasar mala
belakang pemiliha m kreneng
n objek pasar mala
m kreneng ini
Latar Belakang
Pemilihan Pasar Malam Kreneng Sebagai Objek
Kepadatan dan kesesakan pada umumnya terjadi di tempat-tempat yang bersifat pub
lic atau umum. Tempat seperti ini memiliki potensi lebih tinggi akan kepadatan dan kes
esakan akibat kebutuhan masyarakat akan fungsi umum tertentu untuk pemenuhan ke
butuhannya sehari-hari. Hal tersebut yang mempengaruhinya pemilihan objek pasar ini
sebagai objek dengan kepadatan dan kesesakan dengan fungsi publik
Salah satu jenis pasar yang ada di Denpasar adalah pasar Kreneng, Denpasar timur. Pa
sar ini merupakan pasar campuran yang tidak berhenti dalam jam operasionalnya, da
n dalam segala situasi, pasar ini hampir selalu ramai. Dalam operasionalnya, pasar ini b
erubah fungsi dari pagi hari, yaitu pasar bahan pangan, menjadi pasar kuliner serta kon
veksi pada malam hari. Tidak jarang juga ditemukan beberapa wahana kecil bagi ana
k-anak untuk berekreasi di pasar ini pada malam hari. Pasar kreneng diharapkan mam
pu memberikan contoh yang optimal bagaimana suatu suasana yang padat dan sesa
k sangat mempengaruhi perilaku civitas didalamnya, dalam lingkup ini, bagi penjual da
n pembelinya. Demikian dengan pembelajaran, tim penulis juga mengharapkan agar
bisa meberikan solusi akan kepadatan dan kesesakan actual yang terjadi di pasar mal
am kreneng.
IDENTITAS OBJEK

Mengetahui letak dari pasar mal


am kreneng ini melalui peta lokasi
SEJARAH PASAR
LOKASI PASAR
KRENENG
Mengetahui bagai mana sejarah
KRENENG
dari pasar malam kreneng ini dari
masa dulu hingga saat ini
SEJARAH PASAR MALAM
KRENENG
PASAR MALAM KRENENG

Pasar Kreneng adalah pasar tradisional kedua setelah p


asar Badung, berlokasi di ujung timur kota Denpasar, tep
atnya di ujung selatan jalan Kamboja. Pasar ini disebut p
asar Kreneng karena daerah di mana pasar tersebut ber
ada adalah di Kreneng. Di areal ini disamping pasarnya s
endiri, di sebelah Barat pasar terdapat stasiun bus mini k
ota yang melayani penumpang dari sekitar kota sampai k
e daerah pantai Sanur dan ke stasiun bus Batubulan.

Pasar Kreneng dibangun pada tahun 1983, pada saat G


ubernur Bali dijabat oleh Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Pas
ar ini berlantai 3, ditempati oleh 805 pedagang dan 211 p
edagang di pelataran dengan berbagai macam barang d
agangannya. Para pedagang di dalam pasar sebagian b
esar adalah orang Bali dan hanya sedikit orang luar bali.
SEJARAH PASAR MALAM
KRENENG
PASAR MALAM KRENENG

Dua patung besar yang mengapit tangga masuk ke dala


m pasar adalah patung raksasa yaitu patung simbolis se
bagai penjaga pasar agar pasar dan seluruh pedagang y
ang ada di dalamnya tetap dalam keadaan selamat. Ole
h karena itu, setiap hari para pedagang sebelum membu
ka dagangannya mereka menghanturkan sesajen kecil a
tau canang sari di hadapan kedua patung tersebut.

Pasar Kreneng dibuka setiap hari. Kemudian setelah pas


ar pagi ini tutup,diganti oleh pasar malam atau istilah pop
ulernya disebut pasar senggol. Menjelang pukul tiga sore
para pedagang pasar malam mulai berdatangan untuk m
engatur tempat dagangannya di tempat yang sudah dite
ntukan, kemudian pukul 16.00 sore semua dagangan su
dah siap di buka. Pasar malam di kreneng ini pengaturan
nya lebih rapi dibandingkan dengan pasar malam di Kum
basari. Pasar malam ini berjalan sampai dengan pukul 1
2 malam.
LOKASI PASAR

Objek terletak dijalan Kamboja, Dangin Puri Kangin, D


enpsar Timur – Bali. Objek dapat dicapai menggunaka
n mobil pribadi, kendaraan bermotor, dan angkutan u
PETA LOKASI mum pemerintah. Angkutan umum banyak tersedia un
Menunjukan letak dari
tuk mencapai pasar ini maupun untuk keluar dari pasa
pasar malam kreneg r ini mengingat bagian belakang pasar merupakan ter
minal angkutan umum pemerintah. Pasar menghadap
kearah jalan kamboja sebagai pintu utama, dan meng
hadap kearah Jalan Rijasa untuk pintu masuk sekund
er.
BATAS FISIK
UTARA
Jl. Cempaka – pertokoan
1
TIMUR
2 Jl. Kamboja & Jl. Kemuning

SELATAN
3 Jl. Rijasa – pertokoan kreneng

BARAT
4
Jl. Lely & Jl. Cempaka
AREA PASAR Area parkir barat adalah area parkir y
ang diakses dari jalan cempaka, area
ini memiliki lebar jalan sekitar 6 meter
dan melebar pada bagian depan gerb
AREA PARKIR ang sekunder pasar kreneng. Kepada
BARAT tan dan kesesakan pada area ini ditinj
au melalui sirkulasi antara kendaraan
bermotor dan civitas pejalan kaki.

Area basah merupakan area yang dialo


kasikan oleh pengelola kreneng agar se
mua aktifitas jual beli yang melibatkan b
AREA BASAH
ahan-bahan basah seperti makanan da
n minuman bisa terkontrol didalam area
ini. Peruntukan area seperti digunakan
untuk memudahkan pembersihan dan p
engaturan pemasokan barang.

Area kering merupakan area berjuala


n dengan bahan-bahan yang tidak be
rbaubisa basi dan tidak memerlukan
AREA KERING air dalam persiapan maupun penyele
saiannyaArea ini merupakan area ob
servasi utama karena minat pengunju
ng banyak mengarah pada area ini, s
ehingga kepadatan dan kesesakan d
apat di identifikasi dengan mudah.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPADATAN
DAN KESESAKAN

01 03
FAKTOR

02
FAKTOR
FISIK
PERSONAL

FAKTOR
SOSIAL
FAKTOR PERSONAL

01
Pengalaman Akan Kesesakan
Memberikan Pengendalian Diri
Bagaimana control individu Seorang Individu Untuk Bertah
dalam melakukan jual beli KONTROL an dalam Kesesakan
di pasar malam kreneng PRIBADI

02 03 Budaya Mengantri dalam


PENGALAMAN BUDAYA
Pasar

Jenis Kelamin Pria Lebih


04
JE NIS KE LAM IN
Reaktif dalam Kesesakan
&
Pasar
USIA
KONTROL PRIBADI
Pedagang dan pembeli yang beraktivitas di dalam Pasar Krene
ng ini berasal dari berbagai macam karakter yang berbeda satu
sama lain. Pengendalian diri seseorang dengan individu lainnya
juga berbeda-beda. Pengendalian diri ini yang dapat membantu
individu menghadapi stress akibat kesesakan yang dirasakan.

Misalnya, minat atau keinginan individu yang kuat dari pengunj


ung pasar yang ingin membeli barang yang benar-benar diingin
kan ataupun dibutuhkan akan lebih mampu beradaptasi dalam
kepadatan dan kesesakan pasar dibandingkan individu yang da
ting ke pasar tidak dengan keperluan ataupun minat yang kuat
akan lebih mudah stress dan merasakan reaksi-reaksi negatif d
ari kepadatan dan kesesakan di dalam pasar.

Kemudian, adapula minat yang berkaitan dengan kecenderung


an individu dalam bersosialisasi. Semakin senang seorang indi
vidu bersosialisasi dengan individu lainnya akan mampu memb
uat individu ini mudah beradaptasi dengan keadaan pasar yang
padat dan sesak dibandingkan dengan individu yang tidak suka
bersosialisasi, akan lebih cepat menimbulkan dampak negatif d
ari kepadatan dan kesesakan di dalam pasar.
PENGALAMAN
Jika seseorang yang telah memiliki pengalaman pribadi dalam
kesesakan dan kepadatan akan mempengaruhi tingkat stress y
ang terjadi akibat kepadatan yang tinggi. Individu yang terbiasa
berada dalam keramaian orang tersebut tidak akan terlalu pedu
li dengan situasi saat ruang tunggu yang penuh sesak seperti d
emikian dan akan lebih adaptif serta lebih bersikap toleran dala
m menghadapi kepadatan dalam situasi baru. Namun seseoran
g yang kesehariannya jarang bertemu ataupun jarang berada d
alam keramaaian akan cenderung merasa tidak nyaman denga
n situasi ramai dan sesak seperti ini.
BUDAYA

Pengunjung yang berbelanja di Pasar Kreneng pada malam hari ini me


miliki asal dari daerah yang berbeda-beda, sifat yang berbeda satu sa
ma lain. Sebagian besar pengunjung yang datang dan berbelanja pada
pasar ini merupakan masyarakat yang tinggal di daerah Denpasar da
n sekitarnya. Namun, tidak semua masyarakat ini memiliki budaya dan
kebiasaan yang sama. Misalnya terdapat pengunjung/pembeli yang ter
biasa untuk menawar harga barang sebelum membeli, ada pula pengu
njung yang membeli tanpa menawar karena tidak terbiasa menawar.
JENIS KELAMIN & USIA
Menurut peneltian, pria akan lebih reaktif terhadap kondisi kesesakan.
Jenis kelamin juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi peril
aku dalam kesesakan dan kepadatan. Pengunjung pada pasar Krenen
g ini tidak dapat diprediksi jumlah laki-laki maupun perempuan, namun
berdasakan pengamatan kami, pengunjung laki-laki lebih tahan dan da
pat mengendalikan diri dalam kepadatan dan kesesakan di dalam pas
ar. Pengunjung perempuan cenderung cepat lelah, cepat putus asa, d
an emosi pada saat menghadapi kepadatan pasar.

Untuk usia ataupun umur, pengunjung yang berusia muda lebih reaktif
terhadap kesesakan pasar Kreneng dibandingkan pengunjung yang be
rusia tua atau lanjut. Pengunjung yang berusia tua akan lebih cepat lel
ah dan stress dibandingkan yang berusia muda dalam menghadapi pa
dat dan sesaknya Pasar Kreneng.
FAKTOR SOSIAL

01 Hubungan antara penjual dan


pembeli
Perilaku antar individu yan KEHADIRAN
g tidak mengenal akan sali & PRILAKU
ng cuek/tidak peduli
ORANG LAIN
02
KUALITAS DAN
INFORMASI YA
NG TERSEDIA
KEHADIRAN DAN PRILAKU
ORANG LAIN
Di dalam Pasar Kreneng, seringkali terjadi kepadatan tinggi yan
g akhirnya menimbulkan kesesakan dan ketidaknyamanan civit
as di dalamnya. Kesesakan di dalam pasar ini menimbulkan ku
rangnya ruang privasi untuk individu dalam melakukan aktivitas
, sehingga individu ini akan berpikir dan mencari jalan keluar un
tuk menghadapi situasi ini, seperti gangguan fisik antar individu
yang menyebabkan sulit bergerak sehingga berkurangnya kont
rol individu akan barang bawaannya dan menyebabkan pencop
etan dapat berlangsung dengan mudah.

Faktor sosial lain adalah kualitas hubungan diantara individu ya


ng harus berbagi ruang di dalam pasar. Individu yang memiliki
cara pandang yang sama akan merasa cocok satu sama lain d
an lebih mudah menghadapi situasi yang padat di dalam pasar,
sementara informasi yang jelas dan akurat akan membantu indi
vidu menghadapi kesesakan yang dialami.
KUALITAS HUBUNGAN
DAN
INFORMASI YANG TERSEDIA

Setiap individu di dalam Pasar Kreneng memiliki sifat dan karak


ter yang berbeda-beda. Ada individu yang mudah bergaul, ada i
ndividu yang tertutup. Setiap individu memiliki kualitas hubunga
n yang berbeda-beda, ada pembeli yang akrab dengan penjual
di dalam Pasar Kreneng karena sudah menjadi pelanggan, ada
pula yang tidak akrab.

Kualitas hubungan ini juga mempengaruhi kesesakan dan kepa


datan. Bila pengunjung merupakan orang yang cuek maka ia ti
dak akan memperhatikan hal-hal lainnya kecuali kepentinganny
a sendiri dan cenderung cepat stress dan lelah, namun bila ia
memiliki hubungan yang akrab dengan individu lain, ia dapat be
rtahan dan beradaptasi dalam kepadatan pasar karena tingkat
stress yang rendah dan terdapat individu lain untuk sharing.
FAKTOR FISIK
• Terlalu kecil dan sempitnya akses jalan di dalam pasar yang
akhirnya mengalami kepadatan pengunjung dan menimbulka
n kesesakan,

• Penataan penjualan untuk setiap macam barang dagangan y


ang masih membingungkan pengunjung sehingga menyebab
kan pengunjung lalu-lalang mencari-cari dan akhirnya menye
babkan kesesakan.

• Adapula kurangnya lahan parkir yang disediakan bagi pedag


ang pasar dan pengunjung pasar menimbulkan kepadatan k
endaraan yang membuat sulit parkir dan akhirnya parkir diali
hkan ke jalan yang merupaan akses untuk berjalan, hal ini m
enimbulkan kesesakan pada tempat parker.

• Pada setiap stand penjualan tidak terdapat tempat atau spac


e yang mengakomodasi pembeli untuk berbelanja, sehingga
pembeli akan berbelanja dengan berdiri pada jalan yang digu
nakan akses untuk berjalan dan menimbulkan kepadatan ser
ta kesesakan antara pembeli yang berdiri di pinggir stand da
n pengunjung yang sedang berjalan karena mengganggu sir
kulasi.
AKIBAT KEPADATAN DAN KESESAKAN

01 03
AKIBAT

02
AKIBAT FISIK
PSIKIS

AKIBAT
SOSIAL
REAKSI KESESAKAN
FISIOLOGI DAN KESEHATAN
1
PENAMPILAN
2

3 INTERAKSI SOSIAL

4 PERASAAM
Solusi untuk Mencegah atau Mengurangi Kepadatan
dan Kesesakan dari Segi Desain

Minimnya area penerimaan


01 Dimensi area sirkulasi yang t
idak memadai untuk sirkulasi
pengunjung sehingga meng
TATANAN LAPAK 2 arah
ambil ruang sirkulasi pasar DAN KIOS

02
SIRKULASI
TATANAN LAPAK
DAN Kurangnya area penerimaan pengunjung sehingga p
engunjung yang melihat display ketika berjalan akan
mengambil ruang sirkulasi untuk pengunjung lainnya.

KIOS 1
Sehingga terjadi kepadatan.

Kurangnya area privat untuk pedagang. Hal ini meny


2 ebabkan para pedagang mengambil area ruang sirku
lasi.

Sirkulasi yang minim di area dalam lap


MASALAH 3 ak

Adanya display yang digantung di tengah jalur sirku


lasi sehingga menimbulkan ketidaknyamanan peng
4 unjung untuk berjalan dan kepadatan karena orang-
orang cenderung berjalan lebih lambat untuk menc
ari posisi.
SOLUSI Pengaturan kembali ruang-ruang di dalam kios. Terdapatnya
area penerimaan pengunjung di bagian kios yang berhadapa
n langsung dengan area sirkulasi pasar. Di dalam kios juga d
iusahakan terdapat area privat penjual untuk sekedar duduk
atau melayani pembayaran sehingga penjual tidak mengamb
1 il ruang sirkulasi. Solusi ini akan berdampak berkurangnya ar
ea display barang namun akan mengurangi dampak kepadat
an di dalam dan di luar kios.

Mengurangi display gantung yang mengha


langi jalur sirkulasi pasar. Display dipusatk
2 an pada area kios yang sudah diplotkan sa
ja tidak mengambil ruang sirkulasi pasar.

Jika memungkinkan, pengelola pasar dapat me


3 mperbesar dimensi masing-masing kios sehing
ga lebih humanis baik untuk pengunjung maup
un penjual.
SIRKULASI
Dimensi sirkulasi untuk manusia dari 2 arah
tidak memadai sehingga ketika melintas har
us berdesak-desakan
1
Kurangnya antisipasi dalam penyediaan rua
2 ng untuk orang yang saat melintas berhenti
tiba-tiba untuk melihat display pada kios

Di beberapa wilayah kios terdapat sirkulasi


yang kurang jelas batasnya karena masih b
MASALAH 3 erupa tanah. Hal ini membuat pengunjung b
erhati-hati untuk melintas dan pergerakanny
a manusia menjadi lebih lambat.

Kurangnnya penyediaan ruang untuk peng


4 unjung beristirahat sejenak, untuk sekedar
berdiri atau berkumpul (assembly point)
SOLUSI
Penyediaan ruang sirkulasi yang ergonomis dan diu
sahakan sesuai standar sehingga dapat memperlan
car jalur sirkulasi. Sirkulasi yang lancar dapat meng
1 hindari keadaan pasar yang padat bahkan sesak.

Terdapat area sirkulasi yang diperb


2
esar sebagai assembly point pada
spot-spot yang cukup padat

Penggunaan material penutup tanah seperti


keramik untuk memberikan batas yang jelas
2 saat orang berjalan. Material yang digunaka
n diusahakan menggunakan warna yang ter
ang seperti putih dan krem sehingga masih t
etap terlihat walaupun dengan penerangan
minim sekalipun.
KESIMPULAN
PASAR MALAM KRENENG

Kepadatan adalah suatu keadaan akan dikatakan semakin


padat bila jumlah manusia pada suatu batas ruang tertentu
semakin banyak dibandingkan dengan luas ruangannya.
Sedangkan kesesakan adalah suatu proses interpersonal
pada suatu tingkatan interaksi manusia satu dengan lainnya
dalam suatu pasangan atau kelompok kecil. Kepadatan dan
kesesakan memiliki hubungan yang erat karena kepadatan
merupakan salah satu syarat yang dapat menimbulkan
kesesakan, tetapi bukan satu-satunya syarat yang dapat
menimbulkan kesesakan. Kepadatan yang tinggi dapat
mengakibatkan kesesakan pada individu.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai