PENDAHULUAN
Suatu bangunan yang dirancang baik oleh seorang arsitek maupun mahasiswa arsitektur
tentu memerlukan ilmu konstruksi bangunan pada saat perancangan agar dapat menunjang
kenyamanan, keselamatan, komunikasi, dan mobilitas dalam bangunan yang dirancang. Dalam
ilmu konstruksi bangunan, mahasiswa akan mempelajari tentang elemen-elemen bangunan,
salah satunya adalah pengetahuan Utilitas Dasar sebagai salah satu penunjang suatu bangunan
sederhana. Utilitas adalah kelengkapan fasilitas dalam suatu bangunan.
Beberapa bangunan yang sudah dirancang kadang tidak dapat berfungsi dengan baik
apabila fasilitas yang digunakan tidak sesuai atau tidak lengkap untuk menunjang fungsi
bangunan tersebut. Hal tersebut dikarenakan sang arsitek kadang kurang memperhatikan
mengenai kelengkapan fasilitas dalam bangunan yang dirancang. Akibatnya pengguna ruang
tersebut menjadi tidak nyaman dan tidak puas dalam menggunakan ruang-ruang didalamnya.
Oleh karena itu, perancangan suatu bangunan harus memperhatikan dan menyertakan fasilitas
yang sudah dikoordinasikan dengan perancangan arsitektur, perancangan struktur dan interior
dari bangunan tersebut.
Sistem utilitas terdiri atas sistem plambing, pencahayaan, sistem sampah, penghawaan,
pengkondisian udara, dan sistem transportasi bangunan. Mahasiswa dalam memahami materi
sistem utilitas tidaklah cukup hanya didasari teori saja namun juga memerlukan studi terjun ke
lapangan secara langsung sehingga mahasiswa bisa melakukan perbandingan keadaan di
lapangan dengan teori yang sudah ada sehingga mahasiswa lebih memahami pengaplikasian
sistem utilitas itu sendiri.
Dengan adanya makalah ini, mahasiswa arsitektur akan memperoleh pengetahuan yang
cukup mengenai sistem utilitas dan pengaplikasiannya dalam suatu bangunan khususnya pada
bangunan bertingkat agar tercapai hasil yang cukup baik dalam perancangannya.
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan sistem utilitas terutama pada sistem pengkondisian udara yang
ada pada objek observasi?
2. Bagaimana perhitungan BTU/h pada setiap AC yang terdapat pada objek observasi?
1.4. Manfaat
a. Mahasiswa
b. Masyarakat
c. Tim Pengajar
2
Mengetahui sejauh mana pemahaman mahasiswa mengenai sistem
pengkondisian udara.
Mengetahui sejauh mana efektifitas system SCL (Student Centre Learning)
pada mahasiswa.
Sebagai referensi kedepannya dalam memberikan mata kuliah sains bangunan
dan utilitas.
Mengetahui arah tugas apakah sudah tepat sasaran atau sebaliknya.
3
BAB II
4
b. Metode Pengukuran dan Penelitian Langsung ke Lapangan
Metode ini dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan penelitian
langsung terhadap sistem sampah pada rumah tersebut. Yang disurvey meliputi
: apa saja jenis sampah yang diproduksi, sistem pewadahan sampah, sistem
pemilahan sampah, sistem pengangkutan sampah ke luar tapak
c. Metode Studi Pustaka dan Perbandingan
Metode ini dilakukan dengan cara membandingkan data dari hasil observasi
langsung dengan pengukuran dan penelitian dengan data dari bestek rumah
tinggal yang dimiliki oleh pemilik rumah.
3. Tahap Pengumpulan
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
5
foto dokumen pribadi peneliti mengenai objek yang diobservasi dan alat
pengukur berupa meteran.
6
BAB III
LANDASAN TEORI
Pengkondisian udara adalah suatu sistem yang digunakan untuk mengatur dan
mempertahankan udara yang meliputi temperatur, kelembaban relatif, kecepatan sirkulasi
udara, maupun kualitas udara dalam suatu ruangan untuk mencapai kondisi yang sesuai
dengan persyaratan kenyamanan.
Secara umum, pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu rangkaian mesin yang
memiliki fungsi sebagai pendingin udara yang berada di sekitar mesin pendingin tersebut.
Secara khusus, pengertian dari AC (Air Conditioner) adalah suatu mesin yang digunakan
untuk mendinginkan udara dengan cara mensirkulasikan gas refrigerant berada di pipa yang
ditekan dan dihisap oleh kompresor.
Mesin pengkondisian udara atau yang lebih kita kenal dengan sebutan (AC–Air
Conditioning) atau sistem tata udara yang dipusatkan menggunakan unit penghantar udara
(Air Handling Unit / AHU).
Gambar 3.1
Komponen AC
7
Mesin tata udara terdiri atas kompresor yang berfungsi untuk mengalirkan zat
pendingin (refrigerant) ke dalam pipa tembaga yang berbentuk kumparan (coil). Udara
ditiupkan oleh kipas udara (blower dan fan) di sela-sela kumparan tadi, sehingga panas
yang ada dalam udara diserap oleh pipa refrigerant dan kemudian mengembun. Udara yang
melalui kumparan, dan telah diserap panasnya, masuk ke dalam ruangan dalam keadaan
sejuk/dingin. Selanjutnya udara dalam ruang dihisap dan proses penyerapan panas diulang
kembali.
Konsep pendingin udara diketahui telah diterapkan di Romawi Kuno dan Persia abad
pertengahan. Pendingin modern muncul dari kemajuan dalam ilmu kimia selama abad 19,
dan pendingin udara skala besar listrik pertama ditemukan dan digunakan pada tahun 1902
oleh Willis Haviland Carrier.
Pada masa itu air disalurkan melalui terowongan air dan diedarkan di dinding
rumah-rumah tertentu untuk mendinginkan rumah mereka.
Teknik yang dipakai di persia pada masa itu serupa dengan teknik Romawi Kuno,
mereka melibatkan penggunaaan dari tangki air dan menara angin untuk mendinginkan
bangunan selama musim panas.
c. Sekarang
8
3.3 Tujuan Sistem Pengkondisian Udara
• Sistem pengkondisian udara untuk kenyamanan, yaitu untuk kenyamanan kerja bagi
penghuni/manusia yang ada pada ruang tersebut.
• Sistem pengkondisian udara untuk industri, yaitu sistem AC yang diperlukan untuk
bahan, barang, atau peralatan yang ada pada suatu ruang (dengan tidak melupakan
keberadaan manusia yang ada di dalam ruang tersebut).
9
a. Sistem Ekspansi Langsung Jenis Sentral. Pada sistem ini terlihat ducting terhubung
pada setiap lantai
Gambar 3.2
b. Sistem Ekspansi Langsung Jenis Unit. Pada sistem ini terlihat masing-masing unit
terpisah.
Gambar 3.3
3.5.2 Sistem Pengkondisian Udara secara sentral (sistem air udara/sistem tidak
langsung)
10
(besar) dipusatkan di satu tempat, lalu dari sana disebarkan ke masing-masing unit,
disalurkan melalui saluran yang disebut ducting.
Gambar 3.4
Water cooled water chiller adalah tempat berprosesnya air untuk didinginkan.
Media pendingin yang digunakan disebut refrigerant atau freon.
Gambar 3.5
Mesin Refigerator
11
2. Chilled Water & Condenser Water Pump
Chilled Water & Condenser Water Pump, berfungsi untuk mensirkulasikan air
yang sudah didinginkan oleh unit chiller tadi ke AHU (Air Handling Unit).
Cooling Tower Unit, berfungsi sebagai pendingin unit kondenser pada unit
chiller, dengan media yang digunakan adalah air.
Gambar 3.6
Cooling Tower
Air Handling Unit (AHU) dan fungsinya untuk mengkondisikan fresh air
(udara segar) yang akan didistribusikan ke ruang yang dilayani. AHU
menangani kapasitas yang lebih besar, atau boleh dikatakan “agen”.
Gambar 3.7
AHU
12
5. Fan Coil Unit (FCU)
Fan Coil Unit (FCU) fungsinya mengkondisikan fresh air (udara segar)
yang akan didistribusikan ke ruang yang dilayani. FCU menyalurkan di ruangan
yang lebih kecil.
Misal AC 1 PK – butuh tenaga listrik 735,5 watt – bisa juga 750 watt dalam 1 jam;
ditambah rugi daya, kipas pendingin indoor-outdoor, 1 PK = 1 KWh = 1000 watt.
( L x W x H x I x E ) / 60 = kebutuhan BTU
AC ½ PK = ± 5000 BTU/h
AC ¾ PK = ± 7000 BTU/h
AC 1 PK = ± 9000 BTU/h
AC 1 ½ PK = ± 12000 BTU/h
13
AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h
Ruangan ber-AC harus tertutup dan tidak boleh ada yang merokok sebab suhu
diinginkan tercapai volume udara di ruangan tetap, ruangan tertutup = tidak bocor = isi
tetap. Sirkulasi udara di ruangan ber-AC lambat, racun rokok bisa menumpuk.BTU
diperhitungkan dengan tepat agar pemakaian listrik tepat, pemanfaatan AC tepat.
Misalnya : BTU butuh 4000, pakai AC 1 PK mengakibatkan ruangan dingin berlebihan
dan boros listrik. Demikian pula sebaliknya, BTU butuh 9000, pakai AC ½ PK maka AC
akan lama mencapai suhu yang diinginkan.
1. AC Split
indoor (filter udara, evaporator dan blower, expansion valve, dan controll unit).
Antara 2 unit ini dihubungkan dengan dua saluran refrigerant. Satu untuk
evaporator dengan kompresor, sedangkan yang lainnya untuk refrigerant filter dengan
expansion valve serta kabel power untuk memasok arus listrik bagi kompresor dan
kondenser blower.
14
Kelebihan : bisa dipasang pada ruangan yang tidak berhubungan dengan udara luar
dan suara di dalam ruangan tidak berisik.
2. AC Window
Semua komponen AC terpasang pada satu base plate, kemudian base plate beserta
semua komponen AC dimasukkan dalam kotak plat sehingga menjadi satu unit
kompak. Biasanya dipilih karena keterbatasan ruangan, misalnya pada rumah susun.
Umumnya aman dari pencurian karena besar.
Kekurangan: karena komponen AC terpasang pada base plate yang posisinya dekat
dengan ruangan yang didinginkan, cenderung berisik terutama dari kompresor, tidak
semua ruangan dapat dipasang AC ini karena dipasang dengan bagian kondenser
menghadap ke tempat terbuka supaya udara panas dapat dibuang ke alam bebas.
3. AC Sentral
Udara dari ruangan didinginkan pada cooling plant di luar ruangan, kemudian
udara yang telah dingin dialirkan kembali ke dalam ruangan tersebut. Biasanya cocok
digunakan di mall atau hotel.
Kelebihan: suara di dalam ruangan tidak berisik sama sekali, estetika dalam ruangan
terjaga karena tidak ada unit indoor.
15
4. Standing AC
Pada sistem ini hanya ada satu ducting yang dihubungkan pada banyak diffuser
ruang. Sistem ini lebih sederhana dibandingkan sistem lain.
Gambar 3.8
Pada sistem ini setiap satu kelompok lubang diffuser dihubungkan dengan satu
ducting ke mesin. Jadi kalau ada 6 kelompok diffuser harus ada 6 ducting ke mesin
AHU.
Gambar 3.9
16
3. Sistem Ducting “SALURAN MELINGKAR”
Gambar 3.10
17
BAB IV
TINJAUAN OBJEK
LOKASI OBJEK
Gambar 3.1
Lokasi Objek
Nama Pemilik Objek Bangunan : dr. Putu Gede Indra Suyasa, S.Ked
Ni Made Suartini
18
Gambar 3.2
Civitas dari rumah berjumlah 4 orang yang terdiri dari sepasang suami istri
dan 2 anak laki-laki dan perempuan. Pemilik rumah berprofesi sebagai seorang dokter
umum (suami) dan ibu rumah tangga (istri) sedangkan anak laki-laki seorang
mahasiswa di universitas warmadewa dan anak perempuan duduk di bangku sekolah
menengah pertama (smp). Aktifitas dari penghuni antara lain di hari biasa pada pagi
hari ketiga civitas pergi untuk bekerja dan bersekolah sedangkan ibu melakukan
kegiatan rumah tangga,hingga sore hari ketiga civitas kembali ke rumah kemudian
19
mandi, makan dan beristirahat. Pada hari libur, keempat civitas beristirahat atau keluar
rumah untuk berlibur.
Adapun pembagian yang terdapat pada rumah ini. Pada lantai 1 merupakan area
publik dan semi publik yang terdiri ruang keluarga, dapur, ruang makan, gudang, toilet
dan teras belakang, sedangkan pada lantai 2 merupakan area private civitas, area private
ini memang di khususkan pada lantai 2 karena menurut pemilik agar terhindar dari
kebisingan. Area private ini terdiri dari 3 kamar tidur yang berukuran 3500mm x 3000mm
yang terdiri dari 1 kamar tidur utama, 2 kamar tidur anak, selain itu pada lantai 2 terdapat
1 kamar mandi utama yang berukuran 3000mm x 1200mm dan 1 kamar mandi anak
2000mm x 1500mm, dan juga terdapat merajan pada lantai 2
Berikut ini adalah gambar denah, tampak, serta potongan bangunan hasil observasi:
20
21
22
23
BAB V
Pada objek yang diobservasi terdapat tiga (2) ruangan yang menggunakan AC,
dengan menggunakan sistem ekspansi langsung. Sistem ini merupakan sistem dimana
setiap satu perangkat AC menghembuskan udara secara langsung untuk mengkondisikan
udara pada ruang yang relatif kecil sesuai dengan suhu yang diinginkan pengguna
ruangan.
Indoor : grille, evaporator, motor fan indoor, blower, capacitor fan, filter udara,
thermistor, remote controller, PCB/modul.
Outdoor : body, compressor, kondensor, capacitor compressor, motor fan outdoor,
capacitor fan outdoor, kapiler, filter dryer, kran valve, overload.
𝑳𝒙𝑾𝒙𝑯𝒙𝑰𝒙𝑬
= kebutuhan BTU/h
𝟔𝟎
Keterangan:
L = panjang ruang (dalam feet)
W= lebar ruang (dalam feet)
H= tinggi ruang (dalam feet)
I= 10 (jika ruang berinsulasi), 18 (jika tidak berinsulasi)
E= 16 (utara), 17 (timur), 18 (selatan), 20 (barat)
Nb: 1 meter = 3,28 feet
Kapasitas AC berdasarkan PK:
AC ½ PK = ± 5000 BTU/h
AC ¾ PK = ± 7000 BTU/h
AC 1 PK = ± 9000 BTU/h
AC 1 ½ PK = ± 12000 BTU/h
24
AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h
5.2 Perhitungan Kebutuhan BTU/h
Perhitungan kebutuhan BTU/h diperlukan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan suatu alat pengkondisian udara khususnya AC untuk mendinginkan suatu
ruangan dalam waktu 1 jam. Hal ini pula menjadi alasan kami untuk menghitung BTU/h
AC pada objek observasi untuk mengetahui apakah AC yang digunakan dengan dimensi
ruang sudah sesuai dengan standard.
5.2.1 AC pada Lantai 2 (Kamar Tidur Utama) dan (Kamar Tidur Anak1)
Pada lantai 2 terdapat dua ruangan yang mengggunakan Panasonic CS-
YN5SKJ, yaitu pada kamar tidur utama dengan kekuatan 1PK. Dimensi kamar tidur
ini (pxlxt) adalah 3.5m x 3m x 3m. Letak AC yaitu di sebelah timur ruangan, dengan
layout peletakan AC sebagai berikut.
Gambar 5.1
Layout penempatan AC lantai 1
Sumber : Dokumen Pribadi
25
Perhitungan kebutuhan BTU :
Diketahui :
L = 3.5m = 11,482 feet
W = 3m = 9.84 feet
H = 3m = 9.84 feet
I = 10
E = 20
Ditanya :
Kebutuhan BTU/h
Jawab :
LxWxHxIxE
Kebutuhan BTU/h =
60
11,482x9.84x9.84x10x20
=
60
= 3705.838 BTU/h
Jadi, untuk penggunaan AC berkekuatan 1PK pada kamar tidur utama ini
sudah tepat atau sesuai standar.
Gambar : Penempatan AC pada kamar tidur utama (kiri), penempatan AC pada kamar tidur anak (kanan)
26
Gambar : Penempatan Air Buangan AC berada di belakang bangunan
27
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Sistem pemipaan untuk air buangan AC tidak merusak estetika pada hunian
tersebut, dikarenakan letaknya yang dibuat tersembunyi atau jauh dari jangkauan mata,
baik penghuni maupun tamu yang berkunjung ke rumah tersebut. Air buangan AC
dialirkan menuju halaman belakang.
6.2 Saran
Melihat posisi AC yang terdapat pada objek, sebaiknya dipindah, karena dari
letaknya, udara yang berhembus keluar dari AC langsung mengenai penghuni yang
tidur di dalam kamar tersebut. Hal tersebut secara jangka panjangnya dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bagi penghuni.
28
DAFTAR PUSTAKA
http://engineeringbuilding.blogspot.co.id/2011/02/jenis-sistem-pengkondisian-udara.html
29
30