Anda di halaman 1dari 14

VEKTOR

Besaran fisika dikelompokkan menjadi dua berdasarkan ketergantungan pada arah


yaitu besaran skalar dan besaran vektor.

Simaklah ilustrasi tentang jarak dan perpindahan berikut:

B
S

U
T

Misalnya Andi pergi ke Jakarta dari Bandung menggunakan bis, maka tentunya
Andi akan melewati jalan atau rute yang biasa yaitu melewati rute Purwakarta,
Cikampek, Lemahabang baru mencapai Jakarta kira-kira panjang total lintasan
yang ditempuh Andi adalah 140 km, namun saat kita tarik garis lurus dari
Bandung ke Jakarta maka didapati perpindahan dari Bandung ke Jakarta adalah 90
km kearah Barat laut.

Dari ilustrasi ini ada perbedaan jelas antara besaran skalar (jarak) dan besaran
vektor (perpindahan). Jarak didefinisikan sebagai panjang lintasan yang
sesungguhnya ditempuh oleh benda dalam selang waktu tertentu, jarak cukup
dinyatakan oleh suatu angka yang menyatakan besarnya sehingga termasuk
besaran skalar, dengan demikian besaran skalar adalah besaran yang cukup
dinyatakan oleh besarnya saja tanpa arahnya. Perpindahan selain dinyatakan oleh
besarnya, juga harus dinyatakan arahnya sehingga termasuk besaran
vektor,dengan demikian besaran vektor adalah besaran yang harus dinyatakan
oleh besar beserta arahnya.

Untuk menyatakan suatu besaran vektor untuk tulisan tangan, lambang suatu
vektor biasanya dituliskan dengan satu huruf dan diatas huruf tersebut diberi
tanda panah, contoh a⃗ atau ⃗
A . Untuk buku lambang vektor cukup dicetak dengan
huruf tebal misalnya a atau A.

Sebuah vektor digambarkan dengan sebuah anak panah yang terdiri atas pangkal
dan ujung. Panjang anak panah menyatakan besar vektor dan arah anak panah
(dari pangkal keujung) menyatakan arah vektor. Misalnya suatu vektor
perpindahan dengan besar 60 m dan berarah 45° keutara dari timur.

Misal vektor perpindahan ini disebut sebagai vektor A maka contoh gambar
untuk vektor 2A, dan –A adalah sebagai berikut:
Dari ilustrasi gambar diatas dapat simpulkan bahwa besaran scalar dapat
dikalikan dengan besaran vektor dan menghasilkan besaran vektor yang arahnya
bila scalar ini positif maka akan searah besaran vektor awal dan bila negatif akan
berlawanan dengan arah vektor awal.

Vektor yang kita pelajari ini adalah vektor yang terletak pada bidang (dua
dimensi). Untuk menyatakan suatu vektor pada bidang kita gunakan sumbu
Cartesius, dengan vektor satuan pada sumbu X adalah i dan sumbu Y adalah j. i
dan j merupakan dua vektor satuan yang saling tegak lurus dengan besar i=j=1.

Misalnya kita nyatakan vektor posisi dalam suatu bidang F yang


dinyatakan dalam vektor-vektor satuan i dan j sebagai berikut

F=F x i+ F y j

Besar R=√ F x2 + F y 2

Fy
Arah tan θ=
Fx

Contoh soal:

Suatu benda berpindah 6 m ke timur kemudian 8 m ke utara. Tetapkan arah timur


sebagai sumbu x positif. Tentukan:

a. Nyatakan vektor perpindahan ini dalam vektor-vektor satuan.


b. Tentukan besar dana rah vektor perpindahan.
Jawab:
a. Perpindahan pertama 6 m ke timur dinyatakan oleh 6i m. Utara
perpindahan kedua 8 m keutara dinyatakan oleh 8j m.
Dengan demikian vektor perpindahan dari posisi awal
ke posisi akhir dapat dinyatakan sebagai berikut: F
F=( 6 i+ 8 j ) m 8j
Timur
6i
b. Besar perpindahan dapat dihitung sebagai berikut:
R=√ Σ F x 2+ Σ F y2
R=√ 6 2+ 82
R=√ 100
R=10
Arah perpindahan dapat dihitung sebagai berikut:

Σ Fy
tanθ=
Σ Fx

8
tanθ=
6

8
θ=tan −1
6

θ=53°

Apabila pada vektor perpindahan F di ketahui memiliki sudut apit (θ) dengan
sumbu X positif seperti gambar berikut

Kita dapat menentukan komponen Fy dan Fx nya dengan menggunakan bantuan


trigonometri
de y
sin= =
mi z

sa x
cos ¿ =
mi z

de y
tan= =
sa x

Maka komponennya berdasar gambar

sa F x
cos θ= = ⟺ F =F cos θ
mi F x

de F y
sin θ= = ⟺ F =F sin θ
mi F y
Contoh soal 2

Tentukan:

a. Resultan
b. Arahnya

Jawab:
3 4 4 3
sin 37 °= ; cos 37° = ; sin 53°= ; cos 53 °=
5 5 5 5
a. resultannya
F 1 y =10 N . sin 37 °=6 N
F 2 y =−25 N
F 3 y =15 N . sin 53 °=12 N

F 1 x =10 N .cos 37 ° =8 N
F 2 x =0
F 3 x =15 N .cos 53° =−9 N
R=√ Σ F x 2+ Σ F y2
2 2
R=√(8+0+ (−9 ) ) +(6+ (−25 )+ 12)
R=√ (−1)2+(−7)2

R=√1+ 49
R=√ 50=7,07 N
b. arahnya

Σ Fy
tanθ=
Σ Fx
−7
tanθ=
−1

θ=tan −1 7

θ=81,86 °
Penjumlahan vektor sebidang

1. Penjumlahan vector secara grafis


Pada metode ini vektor resultan dapat dilukis dengan metode jajargenjang,
segitiga, dan polygon. Besar vektor resultan dapaat diperoleh dengan
penggaris/mistar dan arahnya terhadap suatu acuan (biasanya sumbu X
positif) dapat diukur dengan busur derajat. Menentukan vektor resultan
dengan cara mengukur (bukan menghitung dengan rumus) inilah yang
disebut metode grafis. Perlu diingat bahwa pada metode grafis harus
brdasarkan skala dan besar sudut yang tepat.

a. Metode Jajargenjang
Aturan melukis penjumlahan vektor dengan metode jajargenjang
adalah sebagai berikut:
1. Lukis vektor pertama dengan vektor kedua dengan titik pangkal
berimpit
2. Lukis sebuah jajargenjang dengan kedua vektor itu sebagai sisi-
sisinya
3. Vektor resultan adalah diagonal jajargenjang yang titik pangkalnya
sama dengan titik pangkal kedua vektor

b. Metode segitiga
Pertama, lukis salah satu vektor. Selanjutnya secara berurutan, lukis
vektor kedua dengan titik tangkapnya di ujung vektor pertama, jumlah
atau resultan vector adalah vector yang berarah dari titik tangkap
vector pertama menuju ujung vector kedua

c. Metode poligon
Metode polygon disebut juga metode segi banyak. Cara melukis
penjumlahan dua buah vektor atau lebih dengan efisien adalah melalui
metode polygon. Pertama, lukis salah satu vektor. Selanjutnya secara
berurutan, lukis vektor kedua dengan titik tangkapnya di ujung vektor
pertama, dan lukis vektor ketiga dengan titik tangkapnya diujung
vektor kedua, demikian seterusnya sampai semua vektor sudah dilukis.
Jumlah semua vektor atau vektor resultan adalah vektor yang berarah
dari titik tangkap vektor pertama menuju ujung vektor terakhir.

Cara melukis selisih vektor pada prinsipnya sama seperti cara melukis
penjumlahan. Misalnya, selisih dua vektor A dan B ditulis C= A –B
dapat kita tuliskan sebagai C= A + (-B). Artinya, selisih antara vektor
A dan B sama saja dengan penjumlahan vektor arah A dan –B dengan
vektor –B adalah vektor yang berlawanan arah dengan vektor B namun
besarnya sama dengan vektor B. Jadi, untuk melukis C = A-B, pertama
kita lukis dahulu vektor A , kemudian lukis vektor –B (vektor yang
diperoleh dengan membalik arah vektor B) dengan pangkalnya berada
diujung vektor A. Selisih vektor C = A-B adalah anak panah yang
menghubungkan pangkal A ke ujung –B. Seperti pada gambar berikut:

2. Menentukan vektor resultan secara analitis

a. Pada metode ini digunakan rumus:


|a⃗ + b⃗|=R= √ F 12 + F 22+2 F 1 F 2 cos θ untuk penjumlahan

|a⃗ −b⃗|=S=√ F 12+ F 22−2 F1 F2 cos θ untuk pengurangan


Contoh soal 3
Dua vektor A dan B memiliki besar 3 m dan 4 m membentuk sudut θ
sebesar 60o. Tentukan:
a. Resultan vektor
b. Selisih vektor
Jawab:
a.

b.
No Soal Kunci Cara penyelesaian skor
jawaba
n
1 Sheila berjalan sejauh 5 m ke √ 57 m U
utara 30° dari timur, Lista Atau
berjalan sejauh 7 m dengan 7,5 m R1= 5 m
arah 60° ke timur dari selatan
dan Nabila berjalan sejauh 4 B 30 5
T
m dengan arah 60° ke barat °
dari selatan. Jika mereka R3= 4 60 60
berangkat dari titik yang m ° ° R2= 7 m
sama, maka berapakah besar
perpindahan ketiga anak S
tersebut? Sumbu x
R1 x =5 cos 30° =2,5 √3 10
R2 x =7 sin 60° =3,5 √3
R3 x =−4 sin 60° =−2 √ 3
Sumbu y
R1 y =5 sin 30 °=2,5
15
R2 y =−7 cos 60 °=−3,5
R3 y =−4 cos 60° =−2
Σ R x =2,5 √ 3+3,5 √ 3−2 √ 3=4 √ 3
Σ R y =2,5−3,5−2=−3
R=√ R x 2+ R y 2
2
R= 4 √ 3 +(−3)2
√ 20
R=√ 48+9
R=√57 m=7,5m

2 Dua buah vektor masing- 13 m Dik.


masing 5 m dan 12 m. Jika F1= 5 m
kedua vektor berhimpit dan F2= 12 m 5
saling tegak lurus, maka besar Θ= tegak lurus= 90°
resultan vektor tersebut Dit. 10
adalah? R?
Dij.
C
R=√5 2+122 +2.5 .12 cos 90 ° 15
R=√25+ 144+0
R=√169=13 m
20
3 dua buah vektor kecepatan P 34,6 Dik.
dan Q yang besarnya berturut- m/s P= 40 m/s
turut adalah 40 m/s dan 20 Q= 20 m/s 5
m/s yang berhimpit ujungnya Θ= 60°
dan dipisahkan dengan sudut Dit.
60°. Tentukan selisih dari dua Selisih? 10
buah vektor tersebut Dij.
|a⃗ −b⃗|=S=√ F 12+ F 22−2 F1 F2 cos θ
15
S= √ 402 +202−2.40 .20 cos 60 °
S= √1600+ 400−800
S= √1200=34,6 m/s 20
4 Sebuah vektor F= 20 N 10 i+16 j y
membentuk sudut 60°
terhadap sumbu x positif.
Maka komponen vektor gaya 5
F= 20 N
tersebut adalah?

60°
x
Dit. Komponen? 10
Dij.
F x =F cos θ
F x =20 cos 60 °
F x =10 N

F y =F sin θ
F y =20 sin 60 ° 15
F y =16 N
Jadi komponennya
20
10 i+16 j
Dua buah vektor A dan B 60° Dik.
sebidang berturut-turut A= 3 cm
besarnya 3 cm dan 8 cm B= 8 cm 5
bertitik tangkap sama. R=√ 97
Resultan dari kedua vektor ini Dit.
adalah √ 97. Maka berapakah Θ? 10
besar sudut apit vektor Dij.
tersebut adalah? R=√ F 12+ F 22 +2 F 1 F 2 cos θ
15
√ 97=√ 32+ 82 +2.3 .8cos θ
2 2
√ 97 =√3 2+ 82+ 2.3.8 cos θ
97=73+ 48 cos θ
97−73=48 cos θ
24 1
cos θ= =
48 2
1 20
θ=cos−1 =60°
2
No Soal Kunci Penyelesaian Skor
Jawaban
1 Ada dua buah vektor yaitu
Vektor A dan Vektor B yang
masing-masing besarnya 20
dan 10 satuan. Jika sudut antara
kedua vektor tersebut adalah 25
60º tentukan gambar dari
resultan vektor A-B.

2 Ada dua buah vektor gaya F1 Sumbu x:


dan F2 seperti gambar di bawah F 1 x =40 N cos 60 °=20 N
ini. Tentukan resultan vektor F 2 x =−20 N sin 30° =−10 N
tersebut. Σ x =20 N (−10 N )=10 N
Sumbu y
F 1 y =40 N sin 60° =20 √ 3 N 25
F 2 y =20 N cos 30° =10 √3 N
Σ y =20 √ 3 N +10 √ 3 N =30 √ 3 N
2

R= 10 N 2 +30 √ 3 N =52,9 N

3 Dua buah vektor masing-


masing F1 = 15 satuan dan F2
= 10 satuan mengapit sudut
60°. 25

4 Dua buah vektor kecepatan P


dan Q masing-masing besarnya
40 m/s dan 20 m/s membentuk 25
sudut 60°.

Anda mungkin juga menyukai