Anda di halaman 1dari 5

Sad Ripu

1. Pengertian Sad Ripu

Dalam pandangan hindu, dari dulu hingga di akhir jaman, telah mengajarkan
manusia akan musuh dalam kehidupannya. Musuh yang selalu ada dalam setiap jejak kita
melangkah dalam kehidupan ini yang berada pada dalam diri manusia itu sendiri. Musuh
yang dimaksud adalah Sad Ripu yang dapat membawa manusia jatuh dan terjerumus ke
tempat kegelapan. Sad ripu berasal dari kata sad yang berarti enam dan ripu yang berarti
musuh. Jadi secara harafiah, Sad Ripu memiliki arti enam musuh. Musuh yang dimaksud
adalah musuh yang berasal atau bersumber dari dalam diri manusia sendiri. Sebagaimana
tercantum dalam kekawin Ramayana, Bab I (Wirama Sronca), bait 4 sebagai berikut:

“Ragadi musuh mepareng


Rihati ya tongwanya tan madoh riawak
Yeka tan hana ri sira
Prawira wihikan sireng niti”

Artinya:
Keinginan (kama) dan semua jenis musuh yang terdekat yang ada di dalam hati (Pikiran)
tempatnya tidak jauh dari badan sendiri
Yang semacam itu tidak ada dalam diri beliau (Dasarata) sifat ksatria yang
dimilikinya,serta pintar dalam menjalankan pemerintahaan.

Sesungguhnya Sad Ripu tersebut bibitnya telah terbawa bersamaan dengan karma wesana
sejak kelahiran. Demikian juga Sad Ripu akan selalu muncul akibat perpaduan dari Tri
Guna, terutama pada sifat Rajas dan Tamas, hal inipun akibat rangsangan benda-benda dan
pengaruh lingkungan hidupnya. Maka wiweka-pengetahuan disertai dengan sifat satwam
lah sebagai pengendalinya. Perpaduan rajas dan tamas sebagai perangsang munculnya Sad
Ripu yang tak bisa diredam dengan satwam dan dharma akan menghasilkan asubha karma
(perbuatan buruk), namun sebaliknya apabila dapat diatasi dengan Satwam dan Dharma,
yang muncul adalah subha karma ( perbuatan baik). Sebagaimana dijelaskan dalam petikan
kekawinan Ramayana di atas, bahwa semuanya bersumber dari diri kita sendiri, kuncinya
tergantung dari kemampuan, pengetahuan, dan pikiran untuk mengatasi dan
mengarahkannya.

2. Bagian-bagian Sad Ripu

3. Bagian-bagian dari Sad Ripu atau enam musuh yang ada dalam diri manusia, yaitu:
1. Kama
Kama artinya keinginan atau hawa nafsu. Kama sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan, kama dapat
mempengaruhi pikiran. Rangsangan yang kuat akan menarik kama dan mempengaruhi pikiran. Bila tidak
memiliki kemampuan atau pengetahuan untuk mengatasinya, maka sifat-sifat buruk lah yang akan muncul
yang berakibat buruk pula terhadap diri sendiri. Kama yang tidak terkendali ini akan muncul sebagai musuh.
Namun sebaliknya, kama akan berfungsi sebagai sahabat apabila dapat dikendalikan atau disalurkan kepada
hal-hal yang bersifat dharma/kebenaran.
Manusia kama Benar = sahabat
Buruk = musuh

4. 2. Lobha
Lobha berasal dari kata lubh yang berarti tamak, rakus.
Rakus merupakan sifat senang yang berlebihan dan tidak terkendali, sifat yang selalu ingin dipuaskan, sifat
yang ingin mementingkan diri sendiri. Sifat-sifat seperti ini dimiliki oleh setiap orang, apabila kemunculan
sifat ini tidak dikendalikan dengan pengetahuan dharma, tidak memiliki rasa welas asih, tatwam asi, dan
satya, maka lobha seperti ini akan menjadi musuh. Ia akan mendatangkan rasa benci, rasa cemburu, rasa
dendam, sehingga menimbulkan rasa gelisah, kurang aman, dan was-was. Biasanya lobha akan tumbuh
dengan kuat akibat kama yang selalu terpenuhi.
Manusia kama = lobha

5. 3. Krodha
Krodha artinya marah. Krodha muncul diawali oleh ketidakpuasan, rasa kecewa, rasa dendam, dan rasa
terhina. Krodha sangat mempengaruhi konsentrasi, rasa kesadaran, dan merusak keseimbangan serta
kesucian bathin. Krodha yang tidak terkendali dapat memacu denyut jantung, merusak kerja syaraf sehingga
sulitr berpikir tenang dan rasional, membuat syaraf tegang. Apabila terus-menerus seperti itu, syaraf-syaraf
akan putus yang mengakibatkan stroke hingga kematian. Krodha juga dapat muncul akibat minuman keras.
Krodha muncul bukan karena rangsangan dari luar, seperti kecewa, dendam dan sebagainya. Tetapi
kemunculannya akibat pengaruh yang dibuat dari dalam. Miras sangat mengganggu fungsi kerja syaraf,
miras sangat merusak kecerdasan, ketenangan dan konsentrasi. Cara untuk mengatasi Krodha adalah dengan
pengetahuan, kemampuan, dan kesadaran diri, serta hindari mengkonsumsi miras. Alihkan perasaan
kecewa, dendam dan rasa tidak puas kepada rasa jengah untuk memacu diri dalam meraih kesuksesan, tapi
harus berlandaskan dengan dharma (kebenaran).

6. Manusia Kama Tak terpenuhi = krodha


Pengaruh miras = krodha

7. 4. Mada
Mada artinya mabuk/kemabukan, kemabukan dapat muncul dari dalam diri sendiri. Kama (keinginan) yang
selalu terpenuhi menyebabkan lobha tak terkendali, hal ini dapat memunculkan mada dengan jenis yang
beraneka ragam seperti berikut :
• Merasa diri paling rupawan (cantik/ganteng) karena mabuk akan kerupawanan wajahnya (surupa) ia
seringkali menghina atau melecehkan orang lain.
• Merasa diri kaya raya karena banyak memiliki harta benda dan uang. Ia selalu menggunakan uang dan
harta sekehendak hatinya untuk menghina, mengejek, dan menghancurkan orang lain. Karena memiliki
banyak harta, ia merasa paling mampu dan lupa bahwa semua harta hanyalah titipan sementara.
• Merasa diri paling pintar (guna), selalu menganggap orang lain bodoh dan tidak mampu. Mereka yang
meras pintar biasanya akan menjadi sombong.
• Merasa diri punya jabatan atau merasa diri seorang bangsawan sehingga membuat dirinya menjadi
sombong, seolah-olah dialah yang dapat mengatur segala-segalanya. Karena kemabukan ia menjadi lupa
bahwa ia sesungguhnya berasal dari rakyat biasa, jabatan itu sifatnya sementara dan kebangsawanan tiada
arti tanpa orang lain yang menghormati kebangsawanan seseorang.
• Merasa diri muda/remaja dengan tenaga yang kuat (yowana). Ia lupa bahwa sastra agama menyebutkan
“masa kecil akan menunggu masa remaja, dan remaja, tua lah yang dinanti. Sedangkan masa tua hanya
kematian lah yang menunggu. Maka dari itu janganlah mabuk masa remaja, manfaatkanlah keremajaan
untuk mengisi diri mempersiapkan masa tua dengan sebaik-baiknya berdasarkan dharma.
• Merasa selalu percaya diri akibat pengaruh minuman berakohol atau minuman keras yang akan merusak
syaraf, merusak ingatan, merusak kesehatan pencernaan, ginjal, hati, dan jantung. Akibat minum minuman
keras yang paling sering terjadi adalah timbulnya kekerasan dan tindak criminal.
• Merasa diri selalu menang dan berani. Sering kali mereka yang menang dalam seuatu peristiwa merasa
sombong, mabuk akan kemenangan dan keberanian.

8. 5. Matsarya
Matsarya artinya iri hati. Iri hati, cemburu, seringkali muncul akibat dari kekecewaan, ketidakpuasan,
ketidakadilan, dan kegagalan dalam menghadapi suatu peristiwa. Di satu pihak ada yang berhasil dengan
mudah, sedangkan di pihak lain mengalami kegagalan dan hambatan. Sehingga pihak yang gagal merasa
kecewa. Kegagalan yang diakibatkan oleh ketidakadilan akan menimbulkan perasaan iri hati. Iri hati
merupakan akumulasi dari krodha, bila berkelanjutan akan menimbulkan rasa dendam, benci, dan
permusuhan. Matsarya dapat diredam dengan kesabaran dan kepasrahan. Bahwa hidup ini adalah cobaan,
takdir, dan karma wasana.

9. Krodha Matsarya kecewa-dengki-iri hati


Dendam-permusuhan-balas dendam

10. 6. Moha
Moha artinya bingung. Kebingungan tidak dapat menentukan sikap, karena kebuntuan otak dalam berpikir,
kecerdasan hilang, orang tak tahu arah, tak tahu mana yang benar dan salah, tak tahu mana yang baik mana
yang buruk, tak tahu mana yang berguna dan yang tidak berguna, kebingungan menghambat segala-galanya.
Ada beberapa sumber penyebab timbulnya kebingungan antara lain sebagai berikut:
• Akibat kemabukan, baik itu karena keberhasilan yang berlebihan maupun akibat pengaruh minuman keras.
• Akibat kegagalan/kekecewaan yang bertubi-tubi secara silih berganti.

11. C. Contoh Prilaku yang Berkaitan dengan Sad Ripu


Di bawah ini adalah contoh-contoh yang berhubungan dengan Sad Ripu :
1) Kama
Kama dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
• Kama yang berlebihan dan tak terkendali, sehingga dapat mendatangkan musuh,
baik dalam diri sendiri maupun dari luar, seperti :
 Dari dalam : keinginan untuk memiliki motor baru tapi tidak mampu, orang tua
hanya buruh harian yang gajinya sangat kecil, sedangkan dia sendiri hidupnya masih
tergantung orang tua, keinginan yang besar tersebut tidak kesampaian, membuatnya
menjadi stress, sakit, pusing, dan tak ada gairah.
 Dari luar : keinginannya yang besar dan tak terkendali, membuat ia berani
mengambil barang milik orang lain, akhirnya ia dibenci, dicemooh bahkan dijauhi
teman-teman, bila sampai tingkat kriminal ia pun dapat dipenjara.
• Kama, keinginan yang dapat diredam/dikendalikan (bersifat positif), dengan
kesadaran bahwa keinginan sesungguhnya memperbudak pikiran, agar tidak
diperbudak arhkan pada hal yang positif, antara lain.
 Sadari kemampuan diri sendiri atau keluarga.
 Sesuaikan keperluan dan kebutuhan.
 Perhitungkan untung, rugi, dan manfaat.
 Kenali diri sendiri secara untuh.

12. 2) Lobha
Lobha atau rakus/ ingin memuaskan diri sendiri, tanpa menghiraukan hak-hak dan
kepentingan orang lain. Biasanya lobha akan terus berlanjut atau bertambah kuat
jika kita tidak mampu menghalangi atau menghentikannya. Prilaku seperti ini dapat
dijumpai pada mereka yang sering melakukan korupsi, pungli, rentenir, percaloan,
mereka yang demikian tak akan mau mengerti dan memiliki rasa iba terhadap
penderitaan orang lain.
Perilaku lobha seseorang akan dapat dikurangi dengan hal berikut :
 Tumbuhkan kesadaran yang mendalam dari dalam dirinya.
 Menyaksikan keluarga sendiri atau bahkan merasakan secara langsung penderitaan
akibat diperlakukan oleh tindakan lobha.
 Memahami dengan penuh keyakinan tentang hukum karma.

13. 3) Krodha

14. Krodha merupakan prilaku negatif yang paling cepat mendatangkan musuh.
Mereka yang dikuasai krodha sangat sulit menenangkan diri, menstabilkan pikiran,
dan bahkan sulit mengontrol diri sendiri. Orang yang berbeda pandangan,berbeda
pendapat,dan berbeda kepentingan akan dianggap musuh. Beberapa prilaku yang
dapat memancing krodha adalah sebagai berikut :
a) Bersumber dari ucapan (wasista nimitanta menemu dukha),seperti
ejekan,hinaan,cemoohan,olokan dan gertakan.
b) Bersumber dari mimik, seperti mencibir dan membuat bentuk mulut yang dapat
mengundang krodha.
c) Dengan tatapan mata, misalnya mata merah dengan muka masam dan mata
melotot disertai muka merah.

15. 4) Mada
Mada artinya mabuk atau membanggakan diri, seperti:
 Merasa diri ganteng atau cantik, timbul perilaku sombong.
 Merasa diri selalu beruntung dan hidup kaya raya.
 Merasa diri pintar, otak cerdas, berpendidikan tinggi, dan banyak memiliki
pengetahuan serta pengalaman.
 Merasa diri sebagai orang ningrat, keturunan bangsawan, punya jabatan tinggi,
sehingga mereka selalu ingin dihargai dan dihormati tanpa menghormati orang lain
karena mersa kedudukan mereka lebih tinggi.
 Merasa diri selagi muda, masih remaja, disayang dan dimanja orang tua.
 Akibat pengaruh minuman keras dan narkoba, membuat keseimbangan terganggu,
ingatan tak terkontrol, ucapan dan tindakan ngawur serta pikiran tidak waras.

16. 5) Moha
Moha memiliki arti kebingungan. Kebingungan dapat disebabkan oleh bermcam-
macam hal, seperti:
 Karena mendapatkan masalah yang berat sehingga menyebabkan kebingungan.
 Kehilangan sesuatu atau seseorang yang dicintai yang menyebabkan kebingungan
bahkan kehilangan arah.

17. 6) Matsarya
Matsarya memiliki arti iri hati. Iri hati akan menyiksa diri sendiri dan dapat merugikan
orang lain. Orang yang matsarya merasa hidupnya susah, miskin, bernasib sial,
sehingga akan menyiksa batinnya sendiri. Selain itu bila iri terhadap kepunyaan orang
lain maka akan menimbulkan rasa ingin memusuhi, berniat jahat, melawan dan
bertengkar, menyakiti, sehingga akan merugikan orang lain. Matsarya timbul karena
berbagai hal, seperti:
 Merasa diri paling mampu atau pintar dibanding dengan orang lain. Namun, apabila
orang tersebut lebih sukses atau berhasil akan menimbulkan rasa iri hati.
 Merasa hidup orang lain lebih beruntung daripada diri kita sendiri, sehingga
menimbulkan rasa iri hati.

18. D. Dampak yang Ditimbulkan oleh Sad Ripu


Sad Ripu dapat berakibat buruk, berbahaya bagi keselamatan, ketenangan,
ketentraman, kesehatan, kebahagiaan, dan kecerdasan. Umat Hindu memiliki cara
tersendiri untuk mengatasi Sad Ripu, antara lain :
 Upacara Agama Manusa Yadnya, terutama potong gigi, sebagai simbol untuk
mengingat bahwa musuh itu bersumber dari diri sendiri dan harus diatasi dan
dilemahkan agar tidak menguasai diri sendiri.
 Memperdalam dan mengamalkan ajaran kesusilaan, terutama Tri Kaya Parisudha,
Panca Yama dan Panca Nyama Brata, Catur Praweti, Catur Paramita, serta ajaran
karma phala.
 Melalui cerita-cerita, seperti cerita sudamala, bhatara, kala, dyah tantri, Sutasoma.

Anda mungkin juga menyukai