Anda di halaman 1dari 4

1.

jiwa lawwamah

Bertempat di latifatul qolbi manusia (kelembutan/ kehalusannya hati), dekat dengan jantung
jasmani, berwarna kuning terang keemasan, wilayah nabi Adam As. Termasuk dalam alamul
amri. Yaitu alam perintah yang datangnya dari ilahiyah. Qolbi sebagai tempat berhubungan
dengan ilaahi, tempat bersujud, kiblat dalam diri. Memimpin keseluruhan lapisan jiwa.

Jiwa lawwamah adalah karakter sifat dalam luas wilayahnya yang tak terbatas, sangat perlu
diketahui, di kenali , diperhatikan dan dirasai apa apa yang di dalamnya , keadaan rasa dalam
kelembutannya hati yang seyogyanya menjadi sarana penghantar rasa kebersamaan dengan
ilahiyah, melalui keagungan cahaya sifat asmaNya yang masuk menerangi hati, sampai
nantinya menemukan rasa sadar, kesadaran tentang kebaikan dan keburukan, sadar bahwa
ada sifat sifat yang baik dan ada yang buruk di dalam diri , kesadaran itu bersifat mutlak,
mengerti, mengetahui, melihat, mendengar, merasakan keghaiban kehalusannya rasa.
Bermusyahadah, menyaksikan keagungan kemaha kuasaan ilaahi.
secara umum, jiwa lawwamah ini bisa dikuasai oleh sifat buruk yang bisa mengjijab, menutupi
pandangannya dengan koyoran penyakit hati , haris besarnya adalah kebodohan atau
ketidaktahuan tentang diri dan kehidupan, siapapun yang tidak mengetahui hatinya, keadaan
yang berada dalam qolbinya sudah barang tentu akan dikuasai keburukan sifat tersebut dan
mengalami kegelapan hidup,terpenjara dalam kebodohan.
pemicu keadaan kebodohan dan kegelapan hidup itu ada 9 sifat buruk , yang mengeroyok qolbi
dan berusaha menguasai, sifat buruk tersebut harus diketahui, dilawan, dikuasai, dikeluarkan
dari dalam qolbi, karena sifat akan sangat merugikan bagi diri dalam menjalani kehidupan.
Sembilan sifat-sifat keburukan akhlak tersebut antara lain,
suka mencela, senang menuruti hawa nafsu, suka menipu, suka pamer, suka dipuji, suka
bangga diri, suka menggunjing, suka aniaya , dan suka lupa .

1.Suka mencela
Mencela itu sama artinya mengumpat, memaki,menjelekkan, merendahkan, meremehkan,
menganggap cacat sesuatu, dll.
Kita pernah merasakan bahwa Terkadang dalam hidup timbul semangat untuk berbuat baik,
kadang sebaliknya, kadang mengajak ibadah, kadang mengajak maksiat kepada yang memberi
hidup, kadang melakukan kesalahan, dosa perdosaan, lalu muncul penyesalan, merasa
bersalah, ragu ragu tentang apa yang harus dilakukan untuk kembali baik, bingung berubah
ubah tidak teguh dalam satu keadaan, lalu ada dorongan menyalahkan diri, mencela perbuatan
buruknya sendiri maupun orang lain, mengolok olok, mengumpat, berprasangka ini itu, mencari
cari menjelekkan , Tidak terasa, keluar begitu saja kata kata celaan dalam hati, padahal itu
salah satu keburukan sifat yang membahayakan. yang lama kelamaan akan menjadi keruh dan
menjadi kotoran yang menutupi qolbi.
Apapun kalo bisa jangan dicela.karena itu kehendak Alloh agar kita memahami sesuatu yang
lain.

2.Suka menuruti hawa nafsu


Hawa adalah dorongan, semacam hasrat seperti ingin,dan nafsu adalah diri, diri kita sendiri,
Perkataan perbuatan, pemikiran, keputusan, bisa menyimpang dari kebenaran jika membiarkan
hanyut dalam setiap dorongan keinginan , walaupun keinginan itu keinginan yang baik tetap
semua niat baik kita tidak boleh berdasar keinginan nafsu/diri, atau bahkan menghalalkan
segala cara dan merusak karena hanyut mengikuti dorongan keinginan tadi, dorongan hasrat,
angan tanpa pedulikan yang lain hingga akhir malah tersesat, tersesat dari jalan kebenaran
yang Alloh tentukan. Menyimpang dari Kebenaran yang disampaikan oleh nabi Muhammad saw
dan nabi nabi sebelumnya. Bahayanya kalo tidak mau tersesat sendiri lalu berusaha
menyesatkan orang lain.
Kita harus menyadari cara halus sifat ini dalam menguasai dan mendorong kita mengikuti
kemauannya, mengikuti segala kemauan keinginan itu. Dorongan Keinginan harus tetap
diperhatikan dan dikembalikan kepada Alloh jika memang dorongan itu adalah yang menjadi
kehendakNya. Tidak seharusnya selalu mengikuti segala keinginan.

3.Suka menipu
Menipu ataupun membohongi diri sendiri maipun orang diluar diri, karena Ketidaktahuan
tentang sifat kebaikan, bisa membawa kepada kesukaan berbohong dan menipu, menipu itu
terkesan pintar, mencari cara yang dinggap benar, cerdik dalam mencari jalan pintas tanpa
dasar yang baik atau buruk, benar atau salah akhirnya cenderung ke arah licik, berangkat dari
keinginan berbohong supaya menang dan dianggap benar lalu jadi niat buruk dan menipu diri.
bohong demi keamanan diri ataupun untuk mendapatkan sesuatu. Mengarang ngarang cerita
menjadikannya benar menurut pemikirannya. Padahal tidak memahami yang sebenarnya.
Hindari sebisa mungkin agar tidak berbohong.

4.Suka pamer / riya'


keinginan untuk menunjukkan apa yang dimiliki dan diakui sebagai miliknya, agar orang lain
melihat, mencoba menarik perhatian, bercerita panjang lebar hingga tiada rahasia. asalkan bisa
terlihat tidak peduli akan bisa membuat orang iri, tidak suka, harapannya bisa mendapat pujian.
Tidak semua apa yang dimiliki harus diketahui orang.

5.Suka dipuji
Keinginan melakukan perbuatan untuk bisa dilihat orang lalu mendapat pujian, semua yang
dipamerkan, apa yang diungkapkan, berharap untuk bisa menarik kata sanjungan dari orang
lain, hingga merasa bahagia atas sanjungan tersebut. berusaha melebih lebihkan apa yang
diungkapkan demi sebuah kata pujian dan ketenaran. cenderung bersifat menjilat karena pujian
dianggap suatu yang sangat berharga dan menyenangkan.
Pujian hanyalah milik Alloh yang maha terpuji.

6.Suka membanggakan diri /ujub


Kebanggaan yang berlebihan karena sanjungan, mengikatnya menjadi sebuah sifat yang
mendekati takabur, besar hati, takjub pada kemampuan diri seolah diri paling utama, apa yang
merasa dimiliki dianggap terbaik, padahal belum tentu lebih baik dari orang lain, akhirnya
meremehkan yang lain, sifat buruk ini bisa membuat martabat jatuh karena justru
memperlihatkan kekurangannya.yaitu lupa diri. Bangga diri adalah sifat yang membawa pada
kesombongan.

7.Suka menggunjing
Mendorong dan mengajak membicarakan diri sendiri ataupun orang lain, atau disebut ghibah,
bercerita panjang lebar tentang diri sendiri maupun orang lain, membeberkan aib, bergosip,
ngrasani, meniru tingkah laku atau gerak tertentu cenderung mengejek, membicarakan dengan
lisan, dengan isyarat dan akhirnya menjadi terbiasa. Apapun inginnya dibicarakan, dibahas
untuk kepuasan diri.
Menggunjing adalah ghibah yang sangat merugikan hingga kehidupan akherat.

8.Suka aniaya /dholim


Demi bisa tercapai hajat keinhinan diri, rela terbawa dorongan untuk melakukan segala cara
untuk memaksa termasuk aniaya, baik aniaya diri sendiri maupun orang lain, membiarkan diri
dalam keadaan bodoh dan sengsara jika sampai membabi buta, rela menyiksa diri dengan
meminum minuman keras, obat terlarang, hingga bunuh diri, membiarkan diri salah, berdosa,
membiarkan diri menyakiti, memukul, mencuri,merampok,menyiksa orang dengan kejam
bahkan membunuh, mendholimi diri sendiri. orang lain, hewan dan tanaman tanpa disadari.
Sebisa mungkin jangan dholim atau menganiaya.

9.Suka lupa /ghoflah


Lupa diri dan lupa mengingat Alloh, lupa diri sebagai makhluk, jika ada dorongan keinginan atau
masalah senantiasa memanjatkan doa, pagi siang malam, jika sudah selesai masalahnya maka
lipa pertolongan, lupa jalan hidup lupa jalan kembali karena ketidak tahuan dan kebodohan,
Berusahalah sekuat tenaga untuk ingat kepada Alloh.

Sifat sifat buruk ini bersarang di jiwa lawwamah dan menghijab, menutupi kesuciannya. Sudah
seharusnya diketahui, dikendalikan, dikeluarkan,atau dihilangkan dati dalam qolbi, agar bersih
dan bening.
pengendalian jiwa ini adalah dg senantiasa mengingat Alloh ta’ala. Berdzikir hingga Alloh ta'ala
memperlihatkan cahaya sifat-sifat baik yang tersembunyi didalamnya, yaitu cahaya iman atau
keyakinan akan kebenaran syari’ah,kemudian aktif lah suatu alat pembeda yang dinamakan al
furqon, (untuk membedakan yang haq dan yang batil).jika jiwa ini sudah baik maka jiwa jiwa
yang lain akan mudah mengikuti kebaikannya.

Fokus pada letak latifah qolbi, rasakan kira kira jaraknya 2 jari dari punting susu kiri, condong ke
kiri. Tepat pada jantung jasmani.
Baca asas tujuan, lalu Dibuka dengan munajat.
Waqdhi alaal lalifatul qolbi, anwari tajallil af'alil uluhiyati fa idhoti min qolbi habibika
sayyidina Muhammadin saw, alaa qolbi syafiyika Adam as.
Lalu di isi dengan asma Alloh, dimasukkan kedalam qolbinya, sampai kekerasannya menjadi
lembut.
Itulah kelembutannya hati, hati manusia.
Lalu tutup dengan doa,
Doa nabi Adam as.
Robbana dholamna anfusana wa inlam taghfirlana wa tarhamna lana kunanna minal
khosyirin

Anda mungkin juga menyukai