Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi
pembaca sekalian.
Penyusun
PEMBAHASAN
Dalam memenuhi hak hak individu ada batasan batasan agar jangan sampai
kita melanggar hak orang lain. Pengendalian diri mutlak dibutuhkan supaya terjadi
harmonis kehidupan sosial. Pengendalian diri akan menuntun manusia agar lebih
bijaksana dalam menyikapi perbedaan, menempatkan diri pada posisi yang layak
untuk dihormati dan dihargai serta menjauh dari sifat yang bisa merugikan orang
lain.
b. Saling ragu - ragu & goyah ketika hendak melakukan penyelesaian masalah,
karena
mencapai keberhasilan.
d. Membebani diri dengan sesuatu yang tidak disanggupi. Karena dia tidak
produktifitasnya menurun.
Segala apapun yang menimpa kita yang diperoleh telah tercatat diLauh
Mahfuzh & telah diketahui Allah sebelum sesuatu terjadi. Sebab semua itu hanya
Allah yang tahu dan Dialah yang menentukan segalanya.
Artinya : “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan tuhanmu & kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang orang yang bertaqwa
(yaitu) orang orang yang mampu menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang atau
sempit & orang orang yang berbuat kebajikan. Q.S Ali Imran (3): 133 – 134
a. Dalam Keluarga
b. Dalam Masyarakat
1. Tidur Sekedarnya
Bagi manusia tidur memiliki dua fungsi utama: membuat tubuh menjadi rileks
untuk kegiatan berikutnya dan memberi kesempatan pada otak untuk melakukan
konsolidasi dalam pembentukan memori. Mengantuk dan tidur berkaitan dengan
jam biologis tubuh yang disebut irama sirkadian dan melibatkan zat otak bernama
melatonin yang terutama meningkat produksinya saat gelap datang.
Tidur yang benar adalah tidur dalam waktu cukup ketika kita merasa pulas dan
kemudia rileks dan segar ketika bangun. Ini bukan durasi tidur, tetapi berkaitan
dengan kualitas tidur. Kita bisa tidur lebih panjang dan lama, tetapi tanpa kualitas
(tidak pulas). Namun kita juga bisa tidur dalam waktu singkat dan berkualitas.
Dorongan untuk tidur dipengaruhi oleh banyak faktor. Ketika kita bisa membatasi
tidur, dan mengisinya dengan tidur berkualitas, sama artinya dengan kita
meminimalkan kecendrungan tubuh untuk diam. Lebih banyak hal yang dapat kita
lakukan saat sadar ketimbang tidur. Para penidur biasanya orang malas dan hampir
selalu merupakan orang gagal mendapatkan kebaikan hidup. Mengontrol tidur
sama halnya mengontrol diri.
2. Bicara Seperlunya
Kontrol bicara menempati posisi kunci dalam upaya kontrol diri karena bicaralah
yang membuat manusia menjadi manusia, dan manusia berbeda dengan makhluk
lain. Ketika nenek moyang kita bisa berbahasa, dan terutama berbicara, ketika itu
pula mereka membangun peradaban besar. Bicara dan bahasa adalah dua hal yang
dibawa secara naluriah. Sebuah penelitian membuktikan bahwa sekali seorang
bayi mengenal kata, dan seorang anak mengenal huruf, maka secepat kilat
kemampuan bahasa mereka berkembang.
Karena itu, jika kita bisa memilih dan memilah apa yang pantas diucapkan, kita
pasti bisa mengontrol diri. Dorongan kita untuk berbicara sangat kuat. Karena itu,
bicara seperlunya merupakan kiat sederhana dalam mengontrol dorongan itu.
3. Makan Secukupnya
Seperti berbicara, dorongan untuk makan merupakan dorongan yang sangat kuat.
Dalam hal ini, kita bisa jadi tidak berbeda dengan binatang. Akibatnya untuk
mendapatkan makanan kita kadang bisa berperilaku seperti binatang, bisa
mencakar, menggigit, bahkan membunuh. Jika seseorang sudah bisa mendapatkan
makanan yang standar, selalu ada kecendrungan untuk mendapatkan makanan yang
lebih enak. Kita menggunakan berbagai cara untuk memuaskan naluri makan.
Padahal kelezatan makanan hanya dikecap dalam waktu yang sangat singkat, yaitu
ketika makanan berada dalam mulut
PENUTUP
1. Rangkuman
Sebagai ilustrasi jika manusia berada di bawah pasti akan merasa susah untuk
mewujudkan keinginannya,bahkan tidak bisa, jika tidak ada pengendalian diri
maka bisa saja mengambil jalan pintas dan berbuat kejahatan, jika sudah berbuat
kejahatan sudah pasti hidupnya semakin hancur. Begitu juga dengan manusia jika
sudah berada di atas (sudah sukses) jika tidak ada pengendalian diri, maka dia bisa
jatuh kembali. Terkadang manusia jika sudah sukses banyak keinginannya, karena
dia merasa mampu, seperti ingin mempunyai rumah mewah, mobil mewah bahkan
yg negatif memboroskan uangnya untuk yang tidak perlu, main judi misalnya, ini
pasti akan membawa manusia tersebut kembali pada kehancuran.
Pada dasarnya sifat manusia tidak pernah puas, tetapi harus di imbangi oleh
pengendalian diri, dengan adanya pengendalian diri bisa membawa kita lebih maju
lagi. Dengan adanya pengendalian diri di dalam diri kita, hidup kita akan lebih
tenang.
2. Saran
ü http://haidarfzi.wordpress.com/2013/10/11/makalah-tentang-kecerdasan-emosi-
dan-pengendalian-diri/
ü http://yohakimn.blogspot.com/
ü http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/balita/psikologi/latih.anak.mengendalikan.diri/
001/007/442/1/
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………….
Pembahasan
Penutup
1. Rangkuman………………………………………………….
2. Saran……………………………………………………………..
Daftar Pustaka…………………………………………………………..