Anda di halaman 1dari 4

A.

Anya Pencegahan dan penanganan

A. Penanganan dan pencegahan


Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa
terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi psikopat
saat ini baru dalam tahap kopleksitas pemahaman gejala. Terapi yang paling
mungkin adalan non obat seperti konseling. Namun melihat kompleksitas
masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin.
Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga
memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa
dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan
terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah
psikopat jangan berubah menjadi kriminal.
Mendeteksi dini gangguan perilaku pada anak dan pendekatan lingkungan
dilakukan dengan baik, sehingga psikopat tidak akan berubah menjadi kriminal.

Selain itu kita juga perlu waspada namun bukan berarti bersikap paranoid
dengan keberadaan psikopat, dalam buku Without Conscience memberikan
kita beberapa tips atau kiat-kiat untuk melindungi diri dari psikopat :
1. Usahakan jangan sampai terpengaruh oleh umpan mereka: senyum yang
indah, kata-kata manis, atau hadiah yang berlimpah yang dimaksudkan untuk
mengalihkan perhatian anda dari manipulasi atau eksploitasi yang mungkin
akan terjadi. Karakteristik ini punya muatan licik yang dimaksudkan untuk
mengaburkan pesan individual yang sejati. Berpalinglah, dan konsentrasikan
diri pada apa sebenarnya terjadi.
2. Buka mata. Orang yang tampaknya terlalu sempurna seringkali aslinya jauh
berbeda. Psikopat menyembunyikan sisi gelap mereka sampai korban mereka
telah terlibat cukup dalam. Pujian berlimpah, kebaikan palsu dan kelemahan
dalam cerita yang kedengarannya hebat seharusnya bisa memberi petunjuk
dan membuat anda waspada. Cari alasan yang masuk akal untuk menyelidiki
mereka.
3. Kenali diri anda. Jika tidak, anda akan diserang pada titik lemah anda.
Psikopat pandai menemukan dan menggunakan kelemahan orang lain. Jadi,
semakin anda menyadari hal-hal yang membuat anda gampang terpikat,
semakin siap anda membentengi diri.
4. Tetapkan aturan dasar yang tegas, dan hindari berebut kekuasaan yang
tidak mungkin anda menangkan. Psikopat cenderung memegang kendali; bila
sikap anda tidak jelas dan lemah, mereka akan mengambil keuntungan.
Perjelas, bangun, dan jagalah batasan-batasan yang kuat.
5. Bila perlu, mintalah bantuan profesional. Korban sering kali bertanya-tanya
apakah mereka berkhayal, atau mereka membiarkan kebohongan karena tak
tahu apa yang harus dilakukan. Pendapat dari ahli tak hanya mendukung
kecurigaan ini, tetapi juga membantu memberi jalan keluar.
A. Pengertian penyesuaian diri

Penyesuaian diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan istilah adjustment atau personal adjustment.
Menurut Supriyo (2008: 90) penyesuaian diri merupakan suatu proses dinamis yang bertujuan untuk
mengubah perilaku individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara diri individu dengan
lingkungannya.

Menurut Ali dan Asrori (2005), penyesuaian diri dapat didefinisikan sebagai

suatu proses yang mencakup respon-respon mental dan perilaku yang diperjuangkan individu agar
dapat berhasil menghadapi kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi, konflik, serta untuk
menghasilkan kualitas keselarasan antara tuntutan dari dalam diri individu dengan tuntutan dunia
luar atau lingkungan tempat individu berada.

Penyesuaian diri adalah suatu proses alamiah dan dinamis yang bertujuan mengubah perilaku
individu agar terjadi hubungan yang lebih sesuai dengan kondisi lingkingannya atau proses
bagaimana individu mencapai keseimbangan diri dalam memenuhi kebutuhan sesuai dengan
lingkungannya (Devina, 2010) .

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penyesuaian diri adalah proses mengubah diri sesuai
dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya keharmonisan
pada diri sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan lingkungannya.

B. Pengertian ketidakmampuan penyesuaian diri

Ketidakmampuan penyesuaian diri adalah ketidakmampuan seseorang untuk mengubah diri sesuai
dengan norma atau tuntutan lingkungan dimana dia hidup agar dapat berhasil menghadapi
kebutuhan-kebutuhan internal, ketegangan, frustasi dan konflik sehingga tercapainya keharmonisan
pada diri sendiri serta lingkungannya dan akhirnya dapat diterima oleh kelompok dan lingkungannya.

C. Aspek-aspek dan karakteristik dari penyesuaian diri

Menurut Fatimah (2006) penyesuaian diri memiliki dua aspek, yaitu sebagai berikut:
1. Penyesuaian pribadi

Penyesuaian pribadi adalah kemampuan seseorang untuk menerima diri demi tercapai hubungan
yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Individu menyatakan sepenuhnya siapa
dirinya sebenarnya, apa kelebihan dan kekurangannya dan mampu bertindak objektif sesuai dengan
kondisi dirinya tersebut.

Pada aspek ini, keberhasilan penyesuaian pribadi ditandai oleh:

1. Tidak adanya rasa benci,

2. Tidak ada keinginan untuk lari dari kenyataan atau tidak percaya pada potensi dirinya.

Sebaliknya, kegagalan penyesuaian pribadi ditandai oleh:

a. Kegoncangan emosi

b. Kecemasan

c. Ketidakpuasan dan keluhan terhadap nasib yang dialaminya sebagai akibat adanya jarak
pemisah anatara kemampuan individu dan tuntutan yang diharapkan oleh lingkungannya.

2. Penyesuaian sosial

Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial di tempat individu itu hidup dan
berinterakasi dengan orang lain. Hubungan-hubungan sosial tersebut mencakup hubungan dengan
anggota keluarga, masyarakat, sekolah, teman sebaya, atau anggota masyarakat luas secara umum.

Proses yang harus dilakukan individu dalam penyesuaian sosial adalah kemauan untuk mematuhi
nilai dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat. Setiap kelompok masyarakat atau suku
bangsa memiliki sistem nilai dan norma sosial yang berbeda-beda. Dalam proses penyesuaian sosial
individu berkenalan dengan nilai dan norma sosial yang berbeda-beda lalu berusaha untuk
mematuhinya, sehingga menjadi bagian dan membentuk kepribadiannya.

Adapun karakteristik penyesuaian diri, di antaranya:

a. Penyesuaian diri yang sehat/positif menurut Supriyo (2008: 91), antara lain :

· Mampu menerima dan memahami diri sebagaimana adanya dan sanggup menerima
kelemahan-kelemahan, kekurangan-kekurangan disamping kelebihannya.

· Mampu menerima dan menilai kenyataan lingkungan di luar dirinya secara obyektif sesuai
dengan perkembangan rasional dan perasaan dan memiliki ketajaman dalam memandang realitas.

· Mampu bertindak sesuai dengan potensi, kemampuan yang ada pada dirinya dan kenyataan
obyektif yang ada pada luar dirinya.

· Memiliki perasaan aman yang memadai. Perasaan aman mengandung arti bahwa orang itu
mempunyai harga diri yang mantap, disamping juga perasaan terlindung mengenai keadaaan dirinya
pada umumnya
· Rasa hormat pada sesame manusia dan mampu bertindak toleran

· Bersikap terbuka dan sanggup menerima umpan balik.

· Memiliki kestabilan psikologis terutama kestabilan emosi, hal tersebut terlihat dalam
memelihara tata hubungan denga orang lain.

· Mampu bertindak sesuai dengan norma yang berlaku, serta selaras dengan hak dan
kewajibannya. Sikap dan keberadaannya didasarkan atas kesadaran akan kebutuhan norma, dan
atas keinsyafan sendiri

b. Penyesuain diri yang tidak sehat menurut Devina (2010), antara lain:

· Mudah marah

· Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

· Sering merasa tertekan (stress atau depresi)

· Bersikap kejam atau senang menggangu orang lain yang usianya lebih muda

· Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati


atau dihukum

· Mempunyai kebiasaan berbohong

· Hiperaktif

· Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

· Senang mengkritik atau mencemooh orang lain

· Kurang memiliki rasa tanggung jawab

· Kurang memiliki kesadaran untuk menaati ajaran agama

· Bersifat pesimis dalam menghadapi kehidupan

Anda mungkin juga menyukai