Anda di halaman 1dari 3

Kamu Gak Sendiri

1. Jika seseorang tersinggung atas gurauanmu, tidak perlu tersinggung apalagi bilang,
jangan baper!
Minta maaf saja. Meminta maaf bukan hal yang memalukan, tidak meminta maaf-lah
yang memalukan.
Meminta maaf tidak menurunkan harga dirimu, justru sikap itu membuatmu hebat.
2. Sekarang saatnya jujur, yang kecewa, yang kelelahan, yang gak tahu kapan harus
istirahat, kamu boleh marah, boleh menangis, boleh kalau ingin sendiri dulu.
3. Dalam proses menjadi diri sendiri, bagaimana jika kita juga mempersilahkan orang lain
untuk menjadi dirinya.
4. Sebaik-baiknya usaha atau alasan yang kita pakai akan tetap buruk di mata beberapa
orang. Ya, tidak apa-apa. Terima saja kita tidak bisa baik di mata semua orang.
5. Ada kalanya, perasaan-perasaan kesepian yang menghampiri tidak dibarengi dengan
keinginan untuk ditemani. Kau berakhir di sebuah kedai kopi atau kopi tertentu, duduk
berlama-lama di sana hanya untuk mencuri tatapan dari pelayan yang menarik
perhatianmu. Kau hanya ingin berada di sana, membayangkan semuanya menjadi
berbeda.
Perlu waktu tidak sebentar bagiku untuk melangkah mundur, melihat dari luar ke dalam
diri. Keberanian untuk melihat sesuatu bukan dari perasaan terluka, perasaan merugi,
perasaan memalukan, maupun berbagai ketakutan dan keresahan saja. Tapi juga dari
kenyataan yang selama ini dihilangkan, dipaksa sembunyi.
Dalam prosesnya, menjadi manusia merupakan sebuah pekerjaan seumur hidup.
Manusia sebagai spesies yang dinamis terus berkutat dalam proses bertumbuh—
meskipun pertanyaan ke dalam diri kerap keluar jalur, atau berada dalam pada satu
garis lurus yang lama-lama membosankan. Kemampuan kita untuk merasa tadi, justru
sesuatu yang dapat membawa kita kepada tafsir berlapis berujung perjalanan tak
berkesudahan.
Pada proses tumbuh yang tak berkesudahan itulah bagiku, ruang diri menjadi kedap
kepercayaan sekaligus memunculkan sumber-sumber rahasia untuk menggerakkan
pintu-pintu kesempatan dan pertumbuhan lainnya.
6. Kita memang perlu memutar dan memperluas cara pandang kita kita. Kesakitan kita,
bisa saja menjadi yang ternyata jauh lebih menyembuhkan. Terlebih, darinya aku belajar
mengurangi rasa benci pada diriku sendiri karena terlalu sensitif dalam hal perasaan.
Justru, rasanya di zaman sekarang memiliki sensitivitas perihal perasaan adalah sebuah
keistimewaan.
7. Kadang-kadang orang yang tidak mengenal dirimu malah akan membantumu mengenal
dirimu sendiri. Dan jika cukup mengenal dirimu, kau akan tahu ucapan siapa saja yang
perlu kau pertimbangkan.
8. Kadang, rasa iri juga bisa menggerakkan hal-hal baik. Katakan jika yang membuat iri
adalah memang hal yang sangat ingin kita kejar, rasa iri itu bisa jadi bahan bakar yang
baik. Jadi, mungkin selain membatasi keinginan dan kebutuhan, kita juga bisa belajar
untuk menggunakan rasa iri itu untuk hal yang lebih baik pada perjuangan kita. Kita tidak
perlu melihat diri kita sebagai orang yang buruk hanya karena memiliki perasaan-
perasaan tercela itu jadi sesuatu yang membaikkan.
9. Jika kau merasa sedang lelah dan ingin menangis, menangislah.
Jika ada yang melarangmu, menangis saja yang kencang di depannya. Paling dia akan
bingung, atau malah justru ikut menangis. Jadi kalau ada teman, atau mungkin dia yang
akhirnya punya teman menangis.
Kau lelah? Tidak apa-apa. Menangislah.
Air matamu tidak pernah untuk siapa pun, tidak pernah. Ia datang dari dalam dirimu, dan
untuk dirimu sendiri.
10. Jika tidak sedang kelelahan atau menangis,
Jagalah dirimu untuk tidak membuat seseorang kelelahan dan menangis.
11. Tidak apa, jalanmu berbeda dengan orang lain.
Kau harus tahu bahwa kau hebat. Orang lain bisa melihat itu dalam dirimu.
Mimpimu memang besar besar dan tujuanmu memang mulia. Tidak semua hal besar
harus bernilai material besar juga. Nilai-nilai yang lain akan tumbuh dengan sendirinya.
Mereka sudah lebih dulu berjuang. Kau sudah cukup berjuang. Teruskan saja. Nikmati
peranmu.
Bersyukurlah masih bisa makan.
12. Aku akan merasa spesial karena melakukan hal-hal yang selama ini aku takutkan. Jika
ada yang mau menginjak-nginjakku, silakan saja. Selama aku tidak merasa terinjak-
injak, aku akan baik-baik saja.
13. Bagaimana kematian seseorang dapat membuat beberapa menemukan keyakinan dan
semangat hidup, sedangkan orang-orang disekitar malah membuat kita lelah untuk
hidup.
14. Aku sendiri tidak cukup nyaman ketika depresi dianggap sebuah tren karena seolah-
oleh orang-orang depresi dengan sengaja, hal ini dapat mengakibatkan orang yang
benar-benar depresi merasa semakin malu dan tertutup.
15. Yang mati-matian untuk hidup,
Yang menghidupi ingin-ingin mati.

Yang berusaha ingin pergi,


Dan yang bersusah payah bertahan,
Yang keras kepala berjuang,
Dan yang ingin pulang.

Yang kelelahan yang tak tahu lagi mana tujuan mana akhir,
Tak tahu kapan harus berhenti kapan beristirahat,
Yang koyak hingga tak tahu lagi mana yang harus ditangisi,
Mana yang bisa ditertawakan,
Mana bertahan, mana berjalan.

Lihat sekeliling, lihat mereka yang mau ada,


Untuk sekadar membenci dan mencintai,
Sehancur apa mereka,
Melihat kita babak belur, lalu menyerah.
Berhenti berdebat tentang ayat,
Angkat doa, dan bersulang,
Untuk kita.

Yang sibuk mencari bahu untuk bersandar,


Yang kadang lupa ada sajadah untuk bersujud.
16. Terima kasih
Kepada yang pernah ada saat itu, ada saat ini,
Pada yang berencana pergi, atau berencana ingin terus ada.
Kepada yang mengecewakan, kepada yang saya kecewakan.
Kepada yang mencintai, kepada yang saya cintai.
Kepada yang tidak pernah diminta, kepada yang tiba-tiba ada.
Kepada yang tahu cara ada.
Terimakasih sudah saling membentuk.

Anda mungkin juga menyukai