Anda di halaman 1dari 3

1.. Sebutkan macam-macam nafsu dan contohnya!

Pembagian nafsu secara garis besar, ada dua: Pertama, terdiri dari delapan tingkatan
yang ditempuh oleh diri atau nafsu manusia:

1. Nafsu ammarah: nafsu yang selalu mendorong untuk berbuat sesuatu di luar
pertimbangan akal yang tenang, sehingga tidak mampu membedakan mana yang
benar mana yang salah, mana baik mana buruk. Contoh : ketika kita marah, kita
lebih banting-banting atau melempar-lempar sesuatu.

2. Nafsu lawwamah: nafsu yang sudah punya kesadaran, sehingga seseorang yang
(terlanjur) berbuat salah atau tercela, akan tersadar, lalu menyesali diri atau
merasa berdosa. Nafsu ini berdiri di simpang jalan antara ammarah dan
muthmainnah. Contoh : ketika kita marah, kita emosi, kemudian kita akan
menyesal di kemudian hari karena emosi kita sendiri.

3. Nafsu Muthmainnah: nafsu yang telah didominasi dan dikuasai oleh iman
lantaran sudah begitu masak oleh pengalaman dan gemblengan badai derita,
sehingga mampu dan terampil memilah yang hak dari yang batil, di mana yang
terakhir ini akan terpental dengan sendirinya. Di segala situasi, baik dalam duka
derita maupun dalam suka cita, nafsu ini tetap dingin dan tenang. Atau dengan
bahasa Buya Hamka, ia punya dua sayap: sayap sabar (di cuaca kelam dan
kesulitan) dan sayap syukur (di saat jaya dan makmur). Di sini perlunya iman dan
zikir. Contoh : Para wanita yang sabar dalam menghadapi berbagai cobaan.

4. Nafsu mulhamah: unsur jiwa yang menerima ilham dari Tuhan. Contohnya :
berbentuk atau berupa seperti ilmu pengetahuan.

5. Nafsu musawwalah: nafsu yang bebas melakukan apa yang dimauinya tanpa
peduli nilai aktivitasnya itu, kendatipun sudah mampu membedakan mana yang
hak dan mana yang batil. Contoh: Manusia yang bersentuhan dengan orang yang
bukan muhrimnya dengan nafsu, padahal sebenarnya ia tahu bahwa bersentuhan
dengan bukan muhrim hukumnya haram.

6. Nafsu radhiyah: unsur jiwa yang menginsafi apa yang diterimanya. Contoh :
menyatakan rasa syukur dalam menerima ridha Allah.

7. Nafsu mardhiyah: nafsu yang senantiasa pasrah akan ridha Allah. Contoh :
menerima dan mensyukuri apa yang telah diberikan oleh Allah.

8. Nafsu kamilah: unsur jiwa yang telah memiliki kesempurnaan. Contoh:


mensyukuri apa yang telah Allah berikan baik kulit maupun isi, lahir atau batin,
luar dan dalam.

Kedua, berupa sepuluh rupa nafsu (jiwa atau sifat tercela) yang mendekam dalam diri
manusia, sehingga sekuat mungkin harus dijinakkan dan (kalau perlu) digilas.
1. Nafsu kalbiyah: Sifat anjing, yang perwujudannya. Contoh : suka memonopoli
sendiri dan seenaknya sendiri.

2. Nafsu himariyah: jiwa keledai, yang pandai memikul namun tidak mengerti secuil
pun apa yang dipikulnya. Contoh : orang yang tak memahami masalah yang ada.

3. Nafsu sabu'iyah: jiwa serigala. Contoh : suka-suka menyakiti atau menganiaya


orang lain dengan cara apa pun.

4. Nafsu fa'riyah: nyali tikus. Contoh : merusak, menilep, atau semacamnya.

5. Nafsu dzatis-suhumi wa hamati wal-hayati wal-aqrabi, yaitu jiwa binatang


penyengat berbisa sebagai ular dan kalajengking. Contoh : Senang menyindir-nyindir
orang, menyakiti hati orang, dengki, dendam, dan semacamnya.

6. Nafsu khinziriyah: sifat babi. Contoh : suka kepada yang kotor,busuk, apek, dan
yang menjijikkan.

7. Nafsu thusiyah: nafsu merak. Contoh : suka menyombongkan diri, sok aksi,
berlagak-lagu, busung dada, dan sebagainya.

8. Nafsu jamaliyah: nafsu unta. Contoh : tak punya rasa santun, kasih sayang,
tenggang rasa sosial, tak peduli kesusahan orang, yang penting dirinya selamat dan
untung.

9. Nafsu dubbiyah: jiwa beruang. Contoh : Biarpun kuat dan gagah, tapi sontok akal
alias dungu.

10. Nafsu qirdiyah: jiwa beruk alias munyuk atau monyet. Contoh : Ketika ia
diberikan sesuatu, ia malah mengejek atau mengolok, tak dikasih ia mencibir, sinis,
dan suka melecehkan/memandang enteng.

2. Pengertian Taubat dan kesimpulannya !

Ibnu Fariz berkata : “Huruf ta, wau, ba, merupakan satu kalimat yang menunjukkan
arti kembali, seperti perkataan : ‘Dia bertaubat dari dosa yang dia lakukan’. Artinya
meninggalkan dosa tersebut, bertaubat kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya
taubat, maka pelakunya disebut orang yang bertaubat”.

Abu Mansur berkata : “Asal kata taaba adalah kembali kepada Allah, pulang dan
kembali, sedangkan kalimat ‘Wa taaballahu ‘alaihi’ yang berarti Allah memberi kembali
ampunan kepada-nya”.
Abu Hamid al-Gazhali berkata : “Ada yang mengatakan bahwa pengertian taubat
adalah rasa panasnya isi perut akibat dosa dan kesalahan yang pernah dilakukan”

Kesimpulannya menurut saya, Taubat yaitu benar-benar menyesal dan memohon


ampun atas semua dosa yang pernah dilakukan oleh manusia di dunia secara sungguh-
sungguh kepada Allah SWT.

3. Ciri-ciri orang yang bertaubat !

Ciri orang bertaubat dan penuh harapan supaya Allah mengampuni setiap dosa yang
diperbuat adalah

1. Hati selalu ridha dan patuh pada semua perintah Allah sehingga dalam hidupnya
penuh dengan semangat karena urusan duniawi diurus Allah
2. Hatinya remuk karena takut pada Allah dan membuat dirinya selalu ingin
menjauhi larangan Allah
3. Ridha pada ketentuan Allah sehingga tidak akan pernah berburuk sangka pada
ketentuan Allah
4. Jujur dan bersegera mengingat Allah dan selalu minta pertolongan pada Allah
sehingga dalam hatinya tertanam keyakinan pada Allah bahwa Hanya Allah yang
memberi pertolongan.
5. Tidak tersinggung ketika kesalahan kita dikoreksi,karena bila tersinggung maka
kita masih memiliki Tuhan selain Allah
6. Tidak akan tertipu pada pujian orang yang membuat lalai pada perintah Allah

Anda mungkin juga menyukai