Hari dn tanggal:
Indikator
1.1 Terbiasa membaca Al-Qur’an dengan meyakini bahwa kontrol diri (mujahadah an-nafs),
adalah perintah agama.
1.2 Menujukan prilaku kontrol diri (mujahadah an nafs), sebagai implemantasi hadist terkait.
1.3 Menganalisis hadist tentang kontrol diri (mujahadah an nasf).
Kunci jawaban:
1. Kekuatan yang hakiki bukanlah kekuatan yang terletak pada kekuatan otot atau
badan. Tetapi yang berupa kekuatan maknawi, yaitu orang yang mampu menahan
dan mengalahkan hawa nafsunya ketika ia marah. Sehingga tidak terjerumus pada
hal-hal yang negative.
2. Marah adalah sebuah tekanan yang berada di dalam diri seorang manusia. Maka jika
tekanan tersebut mendapat rangsangan, ia akan keluar dengan wujud keinginan untuk
menguasai dan menyakiti.
3. Mujahadah an nafs atau kontrol diri adalah upaya diri untuk mengendalikan hawa
nafsu, emosi dan hal-hal lain yang nantinya bisa berakibat buruk pada diri kita
sendiri maupun orang lain. Mujahadah an nafs sendiri berasal dari kata mujahadah
yang artinya bersungguh-sungguh, serta nafs berarti diri sendiri.
4. Sebab baginya untuk berakhlak baik, diantaranya: memaafkan, tidak tergesa-gesa,
malu, tidak menyakiti seseorang, berlaku lemah lembut, berdamai, menahan amarah
dan lain sebagainya.
5. Jika manusia tidak bisa mengendalikan emosinya, maka emosi itu yang akan
mengendalikan manusia. Ia akan memerintah dan menceagah segala perbuatan
manusia.
Kunci jawaban:
1. Abu Hurairah RA
2. Orang yang menahan amarah
3. Imam Al-Ghazali
4. Menguasai amarah
5. Kontrol diri
Kunci jawaban:
1. A
2. E
3. B
4. C
5. D
D. Soal pernyataan
Bacalah masing-masing soal dibawah ini. Jika pernyataan betul lingkari huruf B,
jika pernyataan salah lingkari huruf S.
1. B-S Mujahadah an nafs dalam islam disebut juga pengedalian diri
2. B-S Menaati peraturan sekolah termasuk prilaku mujahadah an nafs
3. B-S Orang yang melakukan mujahadah an nafs akan menumbuhkan kebatilan
4. B-S Perang melawan hawa nafsu snagat sulit dilakukan
5. B-S Bermain hingga larut malam termasuk prilaku mujahadah an nafs
Kunci jawaban:
1. B
2. B
3. S
4. B
5. S
Kunci jawaban:
1. Mengontrol diri, dengan menahan hawa nafsu
2. Ammarah bissu, yaitu nafsu yang selalu mendorong kepada pelanggaran dan
kejahatan (dengki, sangat cinta dunia, sombong)
Lawwamah, yaitu nafsu yang mengingatkan, menggugah, mengoreksi dan
menyalahkan perbuatan buruk (ghibah, dzolim, bohong, riya’,ujub)
Muthmainnah, yaitu nafsu yang tenang dan tentram (tawakkal, memberi, ridho)
Rhodiyah, yaitu nafsu yang selalu ridho dan puas (dzikir, ikhlas, zuhud meninggalkan
kesenangan dunia)
Mardhiyah, yaitu nafsu yang memperoleh keridhoan Allah (baik budi pekerti,
mendekatkan diri kepada Allah)
3. Keserakahan nafsu pada harta, nafsu amarah, kesenangan duniawi, nafsu syahwat.
4. Memperoleh kebahagiaan lahir dan batin, diberi kemudahan dalam segala sesuatu,
dicintai Allah, dijauhkan dari sifat tercela.
5. Melaksanakan puasa sunnah.
G. Soal melengkapi:
Lengkapilah pernyataan ini dengan benar!
Dalam hadist terkait menjelaskan bahwa (1).......bukanlah terletak pada kekuatan otot dan
kekuatan badan, namun berupa kekuatan (2)....... Jadi orang yang kuat itu bukan orang
yang selalu menang dalam sebuah pertempuran, tapi orang yang mampu untuk (3)
…….dan (4)……. Hawa nafsunya tatkala kemarahannya telah memuncak. Hingga ia
tidak terjerumus pada hal-hal yang (5)…….
Kunci jawaban:
1. Kekuatan hakiki
2. Maknawi
3. Menahan
4. Mengalahkan
5. Diharamkan
H. Tes lisan:
1. Bacakan hadist yang menjelaskan tentang mujahadah an nafs!
2. Bacakan terjemah hadist tersebut!
3. Kemukakan pendapat anda tentang hadist diatas? Menjelaskan tentang apa?
4. Apa yang dimaksud tentang keserakahan nafsu terhadap harta benda?
5. Bagaimana pendapatmu jika seseorang dikuasai oleh amarahnya?
Kunci jawaban:
1. Tulisan arab
2. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda ”Bukanlah orang yang kuat yang
menang dalam pergulatan akan tetapi orang yang kuat ialah yang mampu menahan
hawa nafsunya saat marah” (Muttafaq ‘Alaeih)
3. Hadist di atas menjelaskan bahwa makna kuat menurut Rasulullah SAW bukan
tentang kuat otot dan badan tetapi bagaimana kita bisa menahan atau mengontrol
hawa nafsu yang dimiliki setiap manusia termasuk diri kita.
4. Maksudnya, jika kita diberikan amanah oleh Allah berupa harta benda ataupun
keduudukan, kita tidak boleh serakah dengan menimbun harta apalagi dengan cara
yang dzolim.
5. Ia akan melakukan hal-hal diluar kendalinya, melakukan hal-hal yang diharamkan
seperti berkata yang haram maupun perbuatan-perbuatan yang dilarang.