Di dalam tubuh manusia ada tujuh tempat yang disebut Latifah sebagai tempat
bersarangnya hawa nafsu yang harus dibersihkan dengan Asma Allah.
Konsep tujuh latifah ini pertama kali di ajukan oleh Syekh Ahmad Naqsyabandi, seorang sufi
pada abad ke 11. Ajarannya disebut tareqat Naqsyabandiyah.
1. Latifatul Qolbi
(Nafsu lawamah):
Latifatul Qolbi berhubungan dengan jantung jasmani, letaknya 2 jari di bawah susu kiri,
tempat bersarangnya sifat-sifat kemusyrikan, kekafiran, ketahayulan dan sifat-sifat iblis,
membersihkannya dengan cara dzikir Allah-Allah 5000 kali. Cahayanya berwarna kuning.
2. Latifatur Ruh
(Nafsu Mulhimah/Sawiyah):
1. Dermawan
2. Tidak rakus
3. Lapang dada
4. Merendahkan hati
5. Bertaubat
6. Tahan uji
7. Tahan menderita
Letaknya 2 jari di bawah susu kanan, tempat bersarangnya sifat Bahimiyah (binatang jinak),
membersihkannya dengan dzikir Allah-Allah 1000 kali. Cahayanya berwarna merah.
3. Latifatus Sirri
(Nafsu mutmainah):
1. Tidak kikir
2. Tawakal
3. Ibadah dengan ikhlas
4. Syukur atas nikmat
5. Ridho
6. Takut maksiat
Letaknya 2 jari di atas susu kiri, tempatnya sifat Syabiyah (binatang buas), dholim, aniaya,
pemarah, pendendam. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali. Cahayanya berwarna putih.
4.Latifatu Khofi
(Nafsu Mardiay/Rodhiyah) :
1. Baik budi pekerti
2. Meninggalkan selain Allah SWT
3. Belas kasihan kepada
sesama makhluk
4. Selalu mengajak kepada kebaikan
5. Memaafkan kesalahan
semua pihak
6. Sayang sesama makhluk hidup
7. Tahu diri
Letaknya 2 jari dia tas susu kanan, dikendarai oleh limpa jasmani, tempat sifat dengki,
khianat. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali. Berwarna Hitam.
5.Latifatu Akhfa
(Nafsu Mardliyyah) :
1. Ilmu yaqin
2. Ainul yaqin
3. Haqqul yakin
Letaknya di tengah dada, berhubungan dengan empedu jasmani, tempat sifat Rabbaniyah,
yaitu sifat ria, takabur, sombong, ujub, memamerkan kebaikan, akan tetapi disini juga
merupakan tempat sifat ikhlas, khusu, tadaru dan tafakur. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.
Cahayanya berwarna hijau.
1. Pelit/bakil/kikir
2. Serakah
3. Dengki/iri hati
4. Bodoh
5. Takabur
6. Syahwat melanggar syariat
7. Pemarah
Letaknya diantara 2 kening, tempat nafsu amarah, nafsu yang mendorong untuk berbuat
kejahatan. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.
Latifah yang mengendarai seluruh tubuh jasmani, tempat sifat jahil, ghaflah (lalai). Pada
tempat ini terdapat juga sifat Ilmu dan Amal. Dzikirnya Allah-Allah 1000 kali.
Seiring dengan ihtiar pembersihan hati latifah akan semakin tumbuh dan berkembang.
Latihan dan upaya untuk menumbuhkan latifah banyak dipelajari dan dikerjakan oleh para
pengikut tareqat. Dan bisa dibaca dibanyak referensi.
Intinya adalah berupaya untuk: pertama, pensucian jiwa, artinya mensucikan diri dari
berbagai kecenderungan buruk, tercela, dan hewani serta menghiasinya dengan sifat sifat
terpuji dan malakuti; kedua, pensucian kalbu yang berarti menghapus dari hati kecintaan
akan kenikmatan duniawi yang sifatnya sementara dan kekhawatirannya atas kesedihan,
serta memantapkan dalam tempatnya kecintaan kepada Allah semata; ketiga, takhalliyah as
Sirr atau pengosongan jiwa dari segenap pikiran yang bakal mengalihkan perhatian dari
dzikir atau ingat kepada Allah; keempat, tajalliyah ar Ruh atau pencerahan ruh, berarti
mengisi ruh dengan cahaya Allah dan gelora cintanya. Upaya ini tidaklah mudah
memerlukan kesungguhan yang amat sangat, rutinitas dan waktu yang panjang.
Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil 'alamin;
Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang
kemanusiaan dan kealam semestaan untuk merefleksikan asma Allah.(*)
Mengetahui nafsu (dan sifat-sifatnya) itu salah satu sebab dan syarat
makrifat/mengenal kepada Alloh. Sebab Rosululloh saw. Bersabda :
“ من عرف نفسه فقد عرف ربهsiapa yang bisa mengetahui/mengenal nafsunya
maka dia bisa mengenal Tuhannya (makrifat billah).
Para ulama’ ahli tasawwuf berkata :
( 1). “ والجهل با هلل حرام ومعرفة هللا واجبBodoh (tidak mengenal) Alloh itu
hukumnya haram, dan makrifat (mengenal) Alloh itu hukumnya
wajib. (Ket kitab متممات جامع االصولhal 228).
(2). اعلم ان معرفة النفس فرض عين لكل فرد من افراد اإلنسان ألن معرفة الرب
موقوفة على معرفة النفس لقوله عليه الصالة والسالم
“”من عرف نفسه فقد عرف ربه.
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya mengetahui nafsu itu hukumnya wajib
atau fardhu ‘ain, pada tiap-tiap manusia, sebab mengenal Tuhan itu syaratnya
harus mengenal nafsunya. Karena Nabi telah bersabda : barang siapa
mengenal nafsunya maka ia bisa mengenal Tuhannya. (Ket kitab متممات جامع
االصول صحيفهhal 230).
Apakah nafsu itu ?
Nafsu ialah jisim(bentuk) yang halus yang diciptakan oleh Alloh dua ribu
tahun sebelum Alloh menciptakan jasad. Adapun jisim tersebut sebelum
berhubungan/bertemu dengan jasad itu disebut Ruh, dan ketika
bertemu/berhubungan dengan jasad disebut Nafsu, Ruh sebelum mengenal
apa-apa (selain Alloh), Ruh itu selalu Istifadhoh dihadapan Alloh tanpa
perantara,. Adapun Nafsu berhubung sudah berkumpul pada jasad lalu bisa
mengenal selain Alloh, yang menyebabkan lupa dan jauh dengan Alloh, dan
menjadikan hijab untuk wushul /Musyahadah kepda Alloh, Istifadhoh
minalloh dan ma’rifat billah. Apabila Nafsu sudah seperti itu maka
membutuhkan beberapa peringatan(pengobatan) seperti memperbanyak
dzikir, Tawajjuh, Mujahadah,Muroqobah dan mauidhoh hasanah, supaya
segera ingat dan taqorrub kepada Alloh, bisa wushul, Musyahadah, makrifat
dan Istifadhoh minalloh.
Alloh berfirman : “”وذكر فان الذكري تنفع المؤمنين
“ Hai Muhammad ingatkan( berilah peringatan pada umatmu), sebab
peringatan itu bermanfaat pda orang-orang yang beriman.” (Ket, kitab اسعاد
الرفيقjuz 2. Hal 18).
يا غوث االعظم ” المجاهدة بحر من المشاهدة وحيتانه الواقفون فمن اراد الدخول فعليه
باختيار المجاهدة الن المجاهدة بذر المشاهدة
يا غوث االعظم طوبي لعبد مال قلبه الى المجاهده وويل لعبد مال قلبه الى الشهوات
يا غوث االعظم اذا اردت ان تنظر الي في محل فاختر قلبا فارغا عن سوائى
(1). Alloh swt sudah dawuh kepadaku melalui ilham dan mukasyafah : Hai
Wali Ghouts yang agung, Mujahadah itu sebagai lautannya Musyahadah.
Adapun ikan-ikannya yaitu orang-orang yang hatinya wukuf (berhenti) di
hadapan Alloh. Dan barang siapa ingin masuk ke lautan Musyahadah, maka
harus menempuh cara mujahadah, karena mujahadah itu sebagai bibitnya
musyahadah.
(2). Hai wali Ghouts yang agung , sangatlah beruntung orang yang hatinya
condong/ingin sekali mujahadah, dan celaka bagi orang yang hatinya
condong kepada kesenangan .
(3). Hai wali Ghouts yang agung, apabila engkau ingin melihat aku pada
suatu tempat, maka usahakan untuk mengkosongkan hati dari selain Aku.
Bagaimana cara Mujahadah nafsi (memerangi hawa nafsu kita) ?
Menurut keterangan dari kitab Tanwierul-qulub karya Syeih Muhammad
Amin Al-Kurdy An-Nasyabandy ra. Hal 467. Tentang cara melawan hawa
nafsu itu banyak sekali bisa melalui : Dzikir, Sholat, Puasa,Shodaqoh dan lain-
lainnya tergantung pada guru yang memberi petunjuk dan resep mujahadah
nafsu.
Naaah, sebelum berbicara mengenai 7 tingkatan nafsu mari kita membahas dahulu apa sebenarnya “nafsu” itu?
Nafsu merupakan suatu keinginan manusia akan sesuatu. Pada dasarnya wajar saja manusia memiliki keinginan
akan sesuatu selama tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT. Betul tidak? Namun kebanyakan dari kita
mengartikan nafsu itu dari sisi negatif. Mungkin setelah saya jelaskan mengenai 7 tingkatan nafsu, kita bisa
mengartikan nafsu dari sisi positifnya. Namun saat ini sedikit sekali orang yang manggunakan nafsunya untuk
mendekatkan diri pada Allah SWT. Padahal jika nafsu bisa diperintah dengan baik bisa mengubah hati manusia
dari keruh menjadi sangat jernih. Dan firman Allah SWT: “Dan adapun orang-orang yang takut kepada
kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggal(nya). Siapa sih yang g kepengen masuk surga…? Saya juga mauuu… wkwkwk
Nafsu ini adalah nafsu yang paling mudah menjerumuskan manusia kedalam panasnya api neraka. Orang yang
memiliki nafsu ini tentu tidak kenal dengan yang namanya akhirat. Orang ini senang melakukan perbuatan yang
dilarang asalkan dirinya bisa merasa senang dengan perbuatannya itu. Nafsu ini telah dijelaskan dalam surat
yusuf :
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan,
kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( Yusuf
53)
Mereka yang memiliki nafsu amarah mudah putus asa jika diuji oleh Allah SWT. Maka dari itu mereka berlomba-
lomba melakukan perbuatan dosa untuk membuat dirinya senang.
2. Nafsu Lawwamah
Nafsu ini tingkatannya lebih tinggi daripada nafsu amarah. Orang yang berada pada tahap nafsu lawwamah ini
sudah tau antara perbuatan yang dilarang dan amal kebajikan. Saat jatuh pada kejahatan dia masih merasa
puas namun disisi lain ia menyesali perbuatannya itu. Dia Kadang ia berbuat baik dan setelah itu akan kembali
melakukan perbuatan dosa lagi. Orang yang seperti ini masih belum bisa dijamin masuk surga.
3. Nafsu Mulhamah
Orang yang berada pada tingkatan ini apabila hendak melakukan amal kebajikan terasa berat. Namun dalam
keadaan bermujahadah dia berbuat kebaikan-kebaikan karena ia sudah mulai takut pada kemurkaan Allah dan
pedihnya api Neraka. Bila berhadapan dengan kemaksiatan, hatinya masih rindu dengan maksiat. Namu ia masih
dapat melawan dengan membayangkan nikmatnya berada di Syurga. Dia sudah mengenal penyakit-penyakit
yang berada dalam hatinya. Seperti iri hati, dengki, syirik, dll. Tapi dia masih belum bisa melawan. Bila penyakit-
penyakit hati ini sudah tidak ada lagi, ia akan rasa satu kenikmatan baru dalam hatinya dan akan merasa benci
dalam melakukan kejahatan. Dan pada saat itu dia telah meningkat ke taraf nafsu yang lebih baik lagi yaitu
nafsu Muthmainnah.
4. Nafsu Muthmainnah
Orang yang berada dalam tingkatan ini sudah dijamin masuk surga. Sesuai dengan yang terkandung dalam surat
Al-Fajr ayat 27-30 : “Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai,
maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syurga-Ku”.
Orang yang berada dalam tingkatan ini senantiasa dijauhkan dari rasa cemas dan gelisah atas segala ketetapan
Allah SWT dan selalu merasa sejuk hatinya, tenteram jiwanya,jika dia bisa melakukan suatu amal kebajikan.
Hatinya senantiasa rindu pada Allah SWT.
5. Nafsu Radhiah
Sifat dari nafsu ini adalah dia selalu menganggap yang makruh itu haram, dan yang sunat ia anggap itu
kewajiban. Jika ia tidak melaksanakan apa yang disunatkan, ia merasa berdosa. Baginya takdir baik atau buruk
adalah sama saja. mereka tidak peduli dengan urusan yang berbau dunia. Karena hati mereka hanya pada Allah
dan ridho atas segala keputusan yang Allah berikan kepadanya.
6. Nafsu Mardhiyah
Tingakatan ini lebih tinggi dari tingkatan nafsu radhiyah. Yang istimewa pada tingkatan ini adalah Bukan hanya
orang pada tingkatan nafsu ini yang sangat mencintai Allah SWT, tapi Allah SWT juga sangat mencintainya. Dia
buat Allah SWT cinta padanya dengan melaksanakan apa yang di sunatkan dan tidak melaksanakan sebuah dosa
walaupun sekecil jarum di lautan. Sesuai dengan Hadist Qudsi :
“Senantiasa hambaku mendekatkan diri kepadaku dengan mengerjakan ibadah-ibadah sunnah sehingga Aku cinta
padanya. Maka apabila Aku telkah mencintainya, jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia
mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, perkataannya yang dengannya ia berkata, jadilah Aku tangannya
yang dengannya ia berbuat, jadilah Aku kakinya yang dengannya ia melangkah, dan akalnya yang dengannya ia berpikir”
7. Nafsu Kamilah
Tingakatan yang ketujuh ini adalah tingkatan para Nabi dan Rasul, manusia yang suci dan sempurna. Yang terpelihara dari
perbuatan tercela dan Allah selalu mengawasi dan membimbingnya.
Untuk meraih nafsu dari level yang paling bawah hingga level diatasnya dibutuhkan waktu yang bertahun-tahun hingga
Allah SWT yakin akan usahanya. Untuk itu marilah kita tak terkecuali saya sendiri berlomba-lomba untuk meningkatkan
level nafsu kita hingga ke tingkat yang lebih tinggi agar kita semua ditempatkan oleh Allah SWT di taman surganya yang tak
dapat dilukis oleh panca indera kita karena keindahannya. Amiin…
acam-Macam Nafsu
Bismillahirahmanirahim..
1) Bahimiyah.
2) Subu’iyah,
3) Syaithoniyah.
4) Rububiyah atau ananiyah.
PENJELASAN ::
~> Syaithoniyah, adalah sifat pendengki, munafik, dan cenderung berbuat munkar. Sifat seperti itu
akan menimbulkan berbagai cabang kesesatan.
~> Rububiyah atau ananiyah, meniru sifat jalal dari Tuhan. Seperti merasa berkuasa, membanggakan
diri, suka dipuji, ingin dimuliakan, suka diatas, ingin hidup yang langgeng tanpa disadari telah
menuhankan dirinya, sehingga telah terjadi kemusyrikan yang sangat besar dosanya.
Kesemuanya adalah kotoran, penyakit hati yang perlu segera disembuhkan dengan jalan bertaubat,
serta memohon taufiq, hidayah Allah swt, agar dapat menundukkan hawa nafsu.
> Pertanyaan :
Kalau begitu siapa yang harus ditundukkan terlebih dahulu, syetan atau nafsu ?
> Jawab :
Tentang nafsu, sebagaimanan sabda Rasulullah saw, ketika kembali dari Perang Badar.
“ Kita baru saja kembali dari perang kecil, dan masih harus menghadapi perang besar”
Sahabat bertanya : “ Ya Rasulallah, apa gerangan perang besar itu ? “
Rasulullah saw menjawab : “ Perang melawan nafsu “ ( HR. Baihaqi ).
Perlu diketahui, perng Badar adalah perang besar yang sangat tidak seimbang. Kaum muslimin ketika
itu berjumlah 313 orang dengan persenjataan yang sederhana harus menghadapi 1000 orang
pasukan kafir yang terlatih. Namun berkat pertolongan Allah, mereka memperoleh kemenangan.
Anehnya, perang besar yang menguras banyak tenaga dan keberanian itu justru dianggap kecil oleh
Rasulullah saw. Dan sebaliknya beliau menyatakan, bahwa perang besar itu adalah perang melawan
hawa nafsu.
“ Dan tiadalah aku ( kata Yusuf ) membebaskan diriku dari kesalahan, karena sesungguhnya nafsu
itu suka mengajak kepada jalan yang buruk “ ( Yusuf : 53 ).
Dari beberapa dalil tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang perlu ditundukan adalah
“nafsu“ yang berada dalm tubu
Makanya jangan heran apabila pada diri peribadi seorang manusia akan terkandung sifat-sifat tercela yang
mengotori jiwa seperti:
☑Hasad atau Iri hati
☑Haqad atau Dengki / benci
☑Suuzzan atau Prasangka buruk
☑Kibir atau Sombong
☑Ujub atau Merasa sempurna diri dari orang lain
☑Riya atau Mempamerkan kelebihan Suma’ atau Cari-cari nama atau kemashuran
☑Bukhul atau Kikir
☑Hubbul mal atau Cinta kebendaan
☑Tafahur atau Membanggakan diri
☑Ghadab atau Pemarah
☑Qhibah atau Pengupat
☑Namimah atau Bicara ngelantur dibelakang orang
☑Kijib atau Dusta
☑Khianat atau Munafik
Di dalam tubuh manusia ada 7 (tujuh) tempat yang disebut Latifah sebagai tempat bersarangnya hawa
nafsu yang harus dibersihkan dengan Asma Allah.
Konsep tujuh latifah ini pertama kali di ajukan oleh Syekh Ahmad Naqsyabandi, seorang sufi pada abad ke
11.
Ajarannya disebut tareqat Naqsyabandiyah. Acuan dalam pengamalan tarekat bertumpu kepada tradisi dan
akhlak nubuwah (kenabian), dan mencakup secara esensial tentang jalan sufi dalam melewati maqomat
dan ahwal
tertentu.
1. Qasrun = Merupakan unsur jasmaniah, berarti istana yang menunjukan betapa keunikan struktur tubuh
manusia.
2. Sadrun = (Latifah al-nafs) sebagai unsur jiwa
3. Qalbun = (Latifah al-qalb) sebagai unsur rohaniah
4. Fuadun = (Latifah al-ruh) Unsur rohaniah
5. Syagafun = (Latifah al-sirr) unsur rohaniah
6. Lubbun = (Latifah al-khafi) unsur rohaniah
7. Sirrun = (Latifah al-akhfa) unsur rohaniah
Hal ini relevan dengan firman Allah SWT dalam hadist qudsi :
“Aku jadikan pada tubuh anak Adam (manusia) itu qasrun (istana), di situ ada sadrun (dada), di dalam
dada itu ada qalbu (tempat bolak balik ingatan), di dalamnya ada lagi fu’ad (jujur ingatannya), di dalamnya
pula ada syagaf
(kerinduan), di dalamnya lagi ada lubbun (merasa terlalu rindu), dan di dalam lubbun ada sirrun (mesra),
sedangkan di dalam sirrun ada “Aku”.
Pada dasarnya lathifah-lathifah tersebut berasal dari alam amri (perintah) Allah :
“Kun fayakun”,
yang artinya:
“jadi maka jadilah” (QS : 36: 82)
merupakan al-ruh yang bersifat immaterial.
Semua yang berasal dari alam al-khalqi (alam ciptaan) bersifat material.
Karena qudrat dan iradat Allah ketika Allah telah menjadikan badan jasmaniah manusia, selanjutnya Allah
menitipkan kelima lathifah tersebut ke dalam badan jasmani manusia
dengan keterikatan yang sangat kuat.
Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam
badan manusia.
Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.
Bahkan didalam al Qur’an tergambarkan ketika ruh sampai ke lutut, maka Adam sudah tergesa gesa ingin
berdiri.
Sebagaimana firman Allah :
“Manusia tercipta dalam ketergesa-gesaan” (Q.S.21:37).
Pada proses penciptaan anak Adam pun juga demikian, proses bersatunya ruh kedalam badan melalui
tahapan.
Ketika sperma berhasil bersatu dengan ovum dalam rahim seorang ibu, maka terjadilah zygot (sel calon
janin yang diploid ).
Ketika itulah Allah meniupkan sebagian ruhnya (QS : 23 : 9), yaitu ruh al-hayat.
Pada tahapan selanjutnya Allah menambahkan ruhnya, yaitu ruh al-hayawan, maka jadilah ia potensi untuk
bergerak dan berkembang, serta tumbuh yang memang sudah ada bersama dengan masuknya ruh al-hayat.
Sedangkan tahapan selanjutnya adalah peniupan ruh yang terakhir, yaitu ketika proses penciptaan fisik
manusia telah sempurna (bahkan mungkin setelah lahir).
Allah meniupkan ruh al-insan.
Maka dengan ini, manusia dapat merasa dan berpikir. Sehingga layak menerima taklif syari’ (kewajiban
syari’at) dari Allah dan menjadi khalifah Nya.
Aktivitas spiritual itu mengalir di dalam kerangka makna dan fungsi rahmatan lil ‘alamin;
Tradisi kenabian pada hakekatnya tidak lepas dari mission sacred, misi yang suci tentang kemanusiaan dan
kealam semestaan untuk
merefleksikan asma Allah.
Manusia di ciptakan Allah SWT sebagai mahkluk yang paling mulia diantara mahkluk lainnya, namun di
balik ini semua banyak juga yang merendahkan derajatnya sebagai makhluk yang paling mulia.
Manusia bisa melebihi malaikat dalam beribadah dan bisa menjadi setan dan bahkan
lebih parah dari binatang.
Di dalam diri manusia terdapat tujuh tempat lahir dan batin, adapun yang lahir seperti
1. mata
2. telinga
3. hidung
4. mulut
5. tangan
6. kaki
7. syahwat sampai perut.
Sedangkan yang batin di kenal dengan nama latifah adalah sebagai berikut :
1. Latifah Qalbi letaknya berada dua jari di bawah susu kiri, di sinilah terletak sifat-sifat kemusrikan,
kekafiran, tahayul dan sifat iblis.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi Iman, Islam, Ihsan, dan Ma’rifat.
*Latifatul-qolby
Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua
jari dibawah susu sebelah kiri, cara membersihkannya dengan cara dzikir (allah…allah) sebanyak-
banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.
Latifiah al-qalb bereksistensi di dalam jantung jasmani manusia, maka jantung fisik manusia ibaratnya
sebagai pusat gelombang, yang dinyatakan sebagai letaknya lathifah al-qalb adalah ibarat “channelnya”.
Jika seseorang ingin berhubungan dengan lathifah ini, maka ia harus berkonsentrasi pada tempat ini.
2. Latifah Ruhi letaknya berada dua jari di atas susu kanan, di sinilah terletak sifat binatang jinak yaitu
sifat yang menuruti hawa nafsu.
Jika latifah ini di sucikan maka akan membuang sifat menuruti hawa nafsu yang selalu mengajak kepada
kejahatan namun selalu berada dalam ketaatan kepada Allah SWT.
*Latifatul-roh
Di sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, letaknya dua jari dibawah susu
sebelah kanan, cara membersihkannya dengan dzikir (allah…allah) sebanyak-banyaknya InsyaAllah di isi
dengan khusyu’ dan tawadhu’.
Demikian juga dengan lathifah al-ruh, dia bukan ruh atau hakikat ruh itu sendiri. Tetapi lathifah al-ruh
adalah suatu identitas yang lebih dalam dari lathifah al-qalb.
Dia tidak dapat diketahui hakikatnya, tetapi dapat dirasakan adanya, dan diketahui gejala dan
karakteristiknya.
Lathifah ini terletak di bawah susu kanan jarak dua jari dan condong ke arah kanan.
3. Latifah Sirri letaknya berada dua jari di atas susu kiri, di sinilah terletak sifat binatang buas yaitu sifat
zholim, pemarah, pendendam,
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat kasih sayang dan ramah tamah.
Latifatus-sirri
Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam
, letaknya dua jari diatas susu sebelah kiri, cara membersihkannya dengan dzikir (allah…allah) sebanyak-
banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.
Sufi yang pertama kali mengungkap sistem interiorisasi lathifah manusia adalah Amir Ibn Usman Al
Makki (w. 904 M), yang menurutnya manusia terdiri dari empat lapisan kesadaran, yaitu raga, qalbu, ruh
dan sirr.
Dalam temuan Imam al Robbani al Mujaddid, lathifah ini belum merupakan latifiah yang terdalam.
Ia masih berada di tengah tengah lathifah al ruhaniyat manusia.
Tampaknya inilah sebabnya sehingga al Mujaddid dapat merasakan pengalaman spiritual yang lebih tinggi
dari para sufi sebelumnya, seperti Abu Yazid al Bustami, al-Hallaj (309 H), dan Ibnu Arabi (637 H).
4. Latifah Khafi letaknya berada dua jari di atas susu kanan, di sinilah terletak sifat pendengki, khianat.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat syukur dan sabar.
5. Latifah Akhfa letaknya berada di tengah-tengah dada, di sinilah letaknya sifat riya’, sombong,
mebanggakan diri, memamerkan kebaiakn diri, takabur.
Jika sifat ini di sucikan maka akan terisi sifat ikhlas, khusu’, tawadhu.
6. Latifah Nafsu Natiqo letaknya berada diantara dua kening, di sinilah terletak nafsu amarah yaitu nafsu
yang selalu mendorong pada kejahatan.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi sifat tentram dan pikiran tenang.
↝Tempatnya nafsu Amarah,
↝bersifat: Serakah, takabur, khianat, pelit, syahwat.
↝Warnanya : merah, kuning, hijau, biru (dominan merah)
7. Latifah Kullu Jasad terletak di seluruh tubuh jasmani, disinilah terletak sifat jahil, malas beribadah.
Jika latifah ini di sucikan maka akan terisi ilmu dan amal.
Untuk mensucikan latifah ini tentunya harus banyak beristiqfar mohon ampun kepada Allah dan berdzikir,
adapun dzikir yang di gunakan seperti dzikir Nafi Isbat “ Laa Ilaaha Illallah“
Selain itu ada Dzikir Ismuzat “ Allah “ Tentunya dalam hal pemahaman dan pengamalan ini perlu belajar
pada orang-orang yang benar-benar faham dan mengerti agar tidak keliru untuk mencapai tauhid yang
sesungguhnya serta mencapai derajat kemulian.
Lathifah-lathifah itulah yang mengendalikan kehidupan batiniah seseorang, maka tempatnya ada di dalam
badan manusia.
Lathifah ini pada tahapan selanjutnya merupakan istilah praktis yang berkonotasi tempat.
Dengan kata lain bertempatnya lathifah yang bersifat immaterial ke dalam badan jasmani manusia adalah
sepenuhnya karena kuasa
Allah.
Lathifah sebagai kendaraan media bagi ruh bereksistensi dalam diri manusia yang bersifat barzakhiyah
(keadaan antara kehidupan jasmaniah dan rohaniah).
Setiap anggota tubuh Adam yang dilalui ruh menjadi hidup, bergerak, berucap, bersin dan memuji Allah.
Dari proses inilah muncul sejarah mistis tentang karakter manusia, sejarah shalat (takbir, ruku dan sujud),
dan tentang struktur ruhaniah manusia (ruh, jiwa dan raga).
1. LATIFAH QOLBU
Latifatul qolby letaknya dua jari jarang dibawah susu sebelah kiri condongnya kedalam.Dalam Di
sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain,
Wilayahnya nabi Adam, tempatnya nafsu Lawwamah,
Warnanya : kuning
pengisian zikir........arahnya kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya, maka
tetaplah di Latifatul qolby. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini
diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat
2. LATIFAH RUH
Latifatul Ruh letaknya dua jari jarang dibawah susu sebelah kanan condongnya keluar kedalam.
sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, Dalam pengisian
zikir.....arahnya keluar kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul
Ruh. Dari Latifatul qolby ke Latifatul Ruh ada perjalanan zikir sebanyak banyaknya dan setelah
mengerjakan zikir perjalanan tetaplah di Latifatul Ruh. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya
Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.
Wilayahnya nabi Ibrahim dan nabi Nuh. Tempatnya nafsu Mulhimah, bersifat > lapang dada,
dermawan, merendah, sabar, taubat, qonaah, tahan menghadapi kesusahan.
Warnanya : merah
3. LATIFAH SIR/SIRRI
Latifatul Sir letaknya dua jari jarang diatas susu sebelah kiri condongnya keluar. Di sini letaknya
sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam
Dalam pengisian zikir ....arahnya keluar dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di
Latifatul Sir. Dari Latifatul Ruh ke Latifatul Sir ada perjalanan zikir sebanyak banyaknya.
Bilamana dalam pengisian Latifah Qolby maka Ruh harus juga diisi . Setelah mengerjakan
perjalanan zikir dari Ruh ke Sir maka tetaplah berada di Latifatul Sir. Kita buat dzikir sebanyak-
banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.
Wilayahnya nabi Musa, tempatnya nafsu Mutmainah, bersifat > senang ibadah, bersyukur, ridho,
tawakal, sayang dengan sesama makhluk, takut melanggar larangan Allah/Waro.
Warnanya : Putih
4. LATIFAH KHOFI
Latifatul Khofi letaknya dua jari jarang diatas susu sebelah kanan condongnya kedalam. letaknya
sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah,Dalam pengisian zikir ....arahnya
kedalam dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Khofi. Dari Latifatul Sir ke
Latifatul Khofi ,Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Sir ke Khofi maka tetaplah di Latifatul
Khofi. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan
sabar
Wilayahnya nabi Isa, tempatnya nafsu Mardiyah, bersifat > baik budi, welas asih, menjalankan
kebaikan, tahu diri, sayang sesama makhluk.
Warnanya : Hitam
5. LATIFAH AHFA/AKFA
Latifatul Akfa adanya di tengah-tengah dada condongnya keatas kedepan Di sini letaknya sifat-
sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan lain-lain,. Dalam pengisian zikir .....arahnya
keatas kedepan dan harus diisi dengan zikir sebanyak-banyaknya di Latifatul Akfa. Dari Latifatul
Khofi ke Latifatul Akfa . Bilamana dalam pengisian Latifatul Qolby, Ruh, Sir dan Khofi harus
sama pengisiannya. Setelah mengerjakan perjalanan zikir dari Khofi ke akfa maka tetaplah di
Latifatul Akfa. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas,
khusyu’, tadarru dan tafakur.
Wilayahnya nabi Muhammad SAW, tempatnya nafsu Kamilah, bersifat > ilmu yakin, ainul yakin,
haqqul yakin.
Warnanya : Hijau
6.LATIFAH NAPSI
Latifatul Napsi adanya di tengah diantara dua alis condongnya kebawah kebelakang letaknya
sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang angan-angan > serakah, takabur,
khianat, pelit, syahwat.
Warnanya : merah, kuning, hijau, biru. ( dominan merah )
7. LATIFAH QOLAB/QOLAM
Latifatul qolam letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik
pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita, condong kedalam (seluruh badan).
letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian,
Dalam pengisian zikir .....arahnya kedalam ditengah-tengah dada.
Tempatnya nafsu Kamilah.
Untuk lebih detilnya di wajibkan untuk berkonsultasi dengan mursyidnya