Anda di halaman 1dari 32

Presentasi Kelompok 1

Pendidikan Agama Islam


Zakat dan Pengelolaannya
Zakat merupakan bagian dari rukun Islam yakni rukun yang ke tiga.
Dalil wajib zakat antara lain adalah dalam Surah Al-Bayyinah/98:5

Artinya : “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan


ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan
juga melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian
itulah agama yang lurus (benar).” (QS Al-Bayyinah/98:5)
Dengan demikian, zakat adalah suatu sarana hubungan dan kerja
sama yang baik antara sesama manusia.

Artinya : “Sungguh, orang-orang yang beriman, mengerjakan


kebajikan, melaksanakan salat dan menunaikan zakat, mereka
mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka
dan mereka tidak bersedih hati.” (QS Al-Baqarah/2:277)
Berdasarkan penjelasan beberapa ayat Al-Qur’an tersebut, dapat kita
ketahui bahwa Allah SWT mengajarkan pola hubungan manusia
dengan Allah SWT yang diwujudkan dengan salat dan pola hubungan
antar-manusia yang diwujudkan dengan zakat.

Ada satu prinsip hidup seorang muslim yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam suatu hadisnya, yaitu :

Artinya : “Dari Hakim Ibn Hizam ra. dari Rasulullah SAW bersabda :
Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah dan dahulukanlah orang
yang terdekat (kerabat) yang menjadi tanggungannya.”
(Muttafaqun’alaih).
Pengertian Zakat

Pengertian zakat menurut syarak adalah sejumlah harta tertentu yang


wajib dikeluarkan oleh orang Islam dan diberikan kepada golongan
yang berhak menerimanya. Ada 8 golongan penerima zakat (asnaf)
berdasarkan firman Allah SWT, yaitu :

Artinya : “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,


orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk
(memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam
perjalanan, sebagai kewajiban Allah. Allah Maha Mengetahui,
Mahabijaksana.” (QS At-Taubah/9:60)
Penjelasan ayat tersebut menurut Imam Syafi’i adalah sebagai berikut :
 Fakir adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak memiliki
harta benda.
 Miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan, tetapi penghasilannya
tidak mencukupi kebutuhan atau sering disebut keluarga
prasejahtera.
 Amil adalah penitia yang menerima zakat dan membagi-bagikan
zakat (pengurus zakat).
 Mualaf adalah orang yang baru masuk Islam karena imannya belum
teguh.
 Riqab adalah budak yang ingin memerdekakan diri dengan
membayar uang tebusan.
 Garim adalah orang yang banyak hutang, baik untuk diri sendiri
maupun untuk menjamin hutang orang lain.
 Sabilillah adalah perjuangan untuk kepentingan agama (syiar Islam,
pembangunan masjid, dan lain-lain).
 Ibnu Sabil adalah musafir yang kehabisan bekal.
Macam-Macam Zakat
Secara garis besar, zakat dibagi menjadi dua macam, yaitu :
1. Zakat mal (zakat harta), yaitu zakat emas, perak, binatang,
tumbuh-tumbuhan (buah-buahan dan biji-bijian), dan barang
perniagaan,
2. Zakat nafs, yaitu zakat jiwa yang dinamai juga dengan zakat fitrah
(zakat yang diberikan berkenaan dengan telah selesainya
mengerjakan puasa Ramadhan).

Secara terperinci, macam-macam zakat ada 8 (delapan) jenis, yaitu :


1. Zakat an’am (binatang ternak)
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya meliputi unta,
sapi, kerbau, dan kambing. Syarat wajib zakat atas pemilik binatang
tersebut adalah :
a. Islam
b. Merdeka
c. 100% milik sendiri dan telah sampai nisab (batas waktu zakat)
d. Digembalakan di padang rumput dan bebas
2. Zakat zuru (zakat bahan makanan yang mengenyangkan)
Zakat zuru, yaitu zakat bahan makanan yang mengenyangkan,
misalnya beras, gandum, jagung, dan sebagainya.
Syarat zakat bagi pemiliknya adalah :
a. Islam
b. Merdeka
c. 100% milik sendiri, biji makanan itu sengaja ditanam dan telah
sampai nisabnya, mengenyangkan, dan tahan lama disimpan

3. Zakat buah-buahan
Zakat buah-buahan meliputi buah kurma dan buah anggur.

4. Zakat harta perniagaan


Syarat wajib bagi pemiliknya adalah :
a. Islam
b. Merdeka
c. 100% miliknya, telah sampai nisab dan telah dimiliki selama
satu tahun.
5. Zakat madin (zakat hasil tambang)
Hasil tambang emas atau perak apabila telah sampai nisabnya,
maka wajib dikeluarkan zakatnya pada waktu penambangan
dilakukan tanpa harus dimiliki selama satu tahun.

6. Zakat rikaz (zakat harta terpendam)


Apabila kita menemukan harta terpendam seperti emas dan perak,
maka wajib mengeluarkan zakatnya 1/5 (20%). Dari Abu Hurairah
ra. telah bersabda Rasulullah SAW., “Zakat rikaz seperlima.” (HR
Bukhari dan Muslim).
Zakat rikaz tidak disyaratkan harus dimiliki selama satu tahun.
7. Zakat fitrah
Yang dimaksud dengan zakat fitrah ialah zakat pribadi yang
dikeluarkan pada sebelum hari Idul Fitri dan pembagiannya
diprioritaskan untuk fakir miskin. Zakat fitrah dikeluarkan untuk
setiap orang / jiwa sebanyak 2,5 kg atau 3,5 liter atau boleh berupa
uang senilai 2,5 kg beras.
Hadis Nabi Muhammad SAW.

Artinya :
“Dari Ibnu Abbas berkata : Telah diwajibkan oleh Rasulullah SAW
zakat fitrah membersihkan bagi orang berpuasa dan memberi
makan bagi orang miskin. Barangsiapa yang menunaikan sebelum
hari raya, maka zakat itu diterima dan barangsiapa membayarnya
sesudah sembahyang, maka zakat itu sebagai sedekah biasa.” (HR
Abu Daud dan Ibnu Majah).
Pengelolaan Zakat dan Pajak
Zakat secara musyawarah dapat dibagi sebagai berikut :
1. Ketetapan waktu zakat dan pajak.
2. Ketetapan jumlah dan mutu pada zakat dan pajak.
3. Penyebaran atau distribusi yang proposional.
4. Tata laksana
a. Administrasi atau manajemen yang bertanggung jawab
b. Sistem informasi yang baik.
c. Lembaga pelaksanaan, rayonisasi yang berorientasi pada masjid
d. Tenggang waktu distribusi dan pembiayaan
5. Untuk pengelolaan pajak diatur oleh badan / instansi pemerintah.
6. Pengembangan zakat
a. Adanya badan atau kepengurusan Baitul Mal
b. Dana zakat mal dapat digunakan untuk sarana kepentingan
umum
Hubungan Zakat dan Pajak

Apabila dilihat dari penerimaannya, baik zakat dan


pajak mempunyai misi yang sama, yaitu
meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga
terpenuhi kebutuhan hidup masyarakat, baik
secara primer maupun yang secara sekunder.

Oleh sebab itu, sebagai muslim dan warga negara


yang baik, zakat dan pajak hendaknya dipatuhi
dan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung
jawab (QS Al-Baqarah/2:261).
Perilaku Cerminan
Hikmah Zakat
Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghayatan hikmah zakat
antara lain sebagai berikut :
1. Melaksanakan zakat secara rutin setiap tahun
2. Menunjukkan kepekaan terhadap fakir miskin atau kaum duafa
3. Mengutamakan keikhlasan dalam beramal
4. Berpartisipasi dalam kepanitiaan zakat dimanapun berada
5. Menjauhi sifat ego, kikir dan sombong
6. Mengembangkan ekonomi berbasis Islam untuk memperkuat
ekonomi umat
7. Menyadari pentingnya membayar zakat
8. Berperan aktif menciptakan lapangan kerja di masyarakat
9. Memelihara kerukunan hidup
10. Mempelajari ilmu ekonomi dan disesuikan dengan semangat dan
hikmah ajaran Islam
HAJI
DAN

UMRAH
Haji dan Umrah
Serta Penyelenggaraannya

Rukun Islam yang terakhir adalah pergi haji ke Baitullah.


Ibadah haji ditentukan kepada muslim yang mampu.
Pengertian mampu atau kuasa, yaitu mempunyai bekal
yang cukup untuk pergi dan bekal yang cukup bagi
keluarga yang ditinggalkannya.
Haji dan umrah merupakan suatu kegiatan rohani yang di
dalamnya terdapat pengorbanan, ungkapan rasa syukur,
berbuat kebajikan dengan kerelaan hati, melaksanakan
perintah Allah, serta mewujudkan pertemuan besar dengan
umat Islam lainnya di seluruh dunia.
Pengertian Haji dan Umrah

Pengertian haji secara istilah (terminologi) adalah pergi


beribadah ke tanah suci (Mekah), melakukan tawaf, sa’i,
dan wukuf di Padang Arafah serta melaksanakan semua
ketentuan-ketentuan haji di bulan Zulhijah.
Pengertian umrah menurut bahasa (etimologi) yaitu diambil
dari kata i’tamara yang berarti berkunjung.
Di dalam syariat, umrah berarti berkunjung ke Baitullah
(Masjidil Haram) dengan tujuan mendekatkan diri kepada
Allah dengan memenuhi syarat tertentu yang waktunya
tidak ditentukan seperti halnya haji.
Hukum Haji dan Umrah
Hukum melaksanakan haji adalah wajib bagi setiap muslim yang
mampu, sesuai dengan firman Allah :

Artinya :
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara)
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke
Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan
ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah
bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
(QS Ali ‘Imran/3:97)
Sebagian ulama berpendapat bahwa umrah hukumnya mutahabah (baik
dilakukan dan tidak diwajibkan).
Syarat Haji
Syarat wajib haji adalah mampu (kuasa), Islam, berakal, balig, merdeka,
ada bekal, dan aman dalam perjalanan.

Sunah Haji
Adapun sunah haji ada enam perkara, yakni :
1) Cara mengerjakan haji dan umrah. Terdapat 3 macam sunahnya :
a. Ifrad : melakukan haji lebih dahulu, kemudian baru umrah
b. Tamattu : mendahulukan umrah, kemudian haji
c. Qiran : ibadah haji dan umrah dilakukan secara bersama-sama
2) Membaca talbiyah selama dalam ihram sampai melempar jumrah
aqabah pada Hari Raya Haji (Idul Adha).
3) Berdoa setelah membaca talbiyah.
4) Berzikir sewaktu tawaf
5) Salat dua rakaat sesudah tawaf
6) Masuk ke Kakbah (Baitullah)
Rukun Haji
1) Ihram (berniat haji dengan memakai kain putih yang tidak dijahit)
Ibadah ini dimulai setelah sampai di miqat, miqat dibagi dua, yaitu :
a) miqat zamani : batas yang telah ditentukan berdasar waktu, dari
bulan Syawal hingga terbit fajar 10 Zulhijah.
b) miqat makani : batas yang telah ditetapkan berdasarkan tempat.
Bagi orang yang bermukim di Mekah
Bagi orang yang berasal dari Madinah dan sekitarnya
 Bagi orang dari Syam, Mesir, dan arah barat
 Bagi orang yang datang dari Yaman dan Hijaz
 Bagi orang dari India, Indonesia, dan negara yang searah
 Bagi orang yang datang dari arah Irak dan yang searah

2) Wukuf
Wukuf yang dilaksanakan di Arafah adalah berhenti di Padang
Arafah sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai
terbitnya fajar pada tanggal 10 Zulhijah.
3) Tawaf
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam, yaitu :
a. Tawaf qudum : tawaf yang dilakukan ketika baru sampai Mekah
b. Tawaf ifadah : mengelilingi Kakkbah 7 kali dengan syarat :
 Suci dari hadas dan najis
 Menutup aurat
 Kakkbah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya
 Memulai tawaf dari arah Hajar Aswad
c. Tawaf sunah : tawaf yang dilakukan karena mencari rida Allah
d. Tawaf nazar : tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar
e. Tawaf wada : tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan Mekkah

4) Sa’i (lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa)
Syarat-syarat untuk melakukan sa’i, yaitu :
a. Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa
b. Dilakukan sebanyak tujuh kali
c. Melakukan sa’i setelah tawaf qudum
5) Taḥalul
Yaitu mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga
helai. Pihak yang bercukur sebagai rukun haji beralasan
karena tidak dapat diganti dengan penyembelihan.

6) Tertib
Maksudnya ialah menjalankan rukun haji secara
berurutan.
Wajib Haji
Wajib haji ada tujuh macam, yaitu :
1) Ihram mulai dari miqat
2) Bermalam di Mazdalifah pada malam hari raya haji
3) Melempar jumratul aqabah
4) Melempar tiga jumrah
5) Bermalam di Mina
6) Tawaf wada
7) Menjauhkan diri dari perbuatan yang diharamkan, yaitu :
Bagi pria dilarang memakai pakian berjahit
Menutup kepala bagi pria, dan menutup muka bagi wanita
Memotong kuku
Membunuh hewan buruan
Memakai wewangian
Hubungan suami-istri (bersetubuh)
Mengadakan akad nikah (kawin atau mengawinkan)
Memotong rambut atau bulu badan yang lain
Rukun dan Wajib Umrah
1) Rukun Umrah
a. Ihram disertai niat
b. Tawaf atau mengelilingi Kakkbah
c. Sa’i lari-lari kecil antara Safa dan Marwa
d. Bercukur atau memotong rambut minimal tiga helai

2) Wajib Umrah
a. Ihram dari miqat, yang terbagi menjadi dua macam :
 Miqat zamani (batas waktu) yakni dapat dilakukan sewaktu-waktu
 Miqat makani (batas mulai ihram) seperti halnya haji
b. Menjaga diri dari larangan-larangan ihram yang jumlahnya sama
dengan larangan haji.
Hal Penting yang Dilakukan
Sepulang Haji dan Umrah
Intisari Islam yang berkaitan dengan pelaksanaan haji dan umrah, yaitu
diantaranya :
a) Agama Islam yang berfungsi sebagai tatanan kehidupan manusia untuk
mencapai tujuan hidup manusia yakni selamat, sejahtera, dan damai
(Islam), baik di dunia maupun di akhirat.
b) Kita selalu mengingat Allah SWT dan bertakwa kepada-Nya melalui
proses komitmen terhadap pelaksanaan syariat Islam dan tidak boleh
saling berselisih, mendengki, membenci, bermusuhan, merusak dan
selalu menggunakan akal
c) Jangan mati dalam keadaan tidak Islam
d) Meningkatkan kualitas untuk selalu mengerjakan kebajikan dengan
kerelaan hati
e) Bersabar dan bersyukur
f) Senantiasa mengingat Allah SWT dan bertakwa setiap saat melalui
perilaku gemar melaksanakan salat, puasa, zakat, dan mempraktikkan
ketakwaannya dalam kehidupan sehari-hari
WAKAF
Pengertian Wakaf
Wakaf menurut bahasa artinya menahan.
Wakaf menurut istilah artinya harta yang bisa dimanfaatkan untuk
umum tanpa mengurangi nilai harta ini untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.

Syarat-Syarat Wakaf
Barang yang diwakafkan harus memenuhi tiga syarat, yaitu :
a) Barang yang diwakafkan harus bisa diambil manfaatnya dan
kradaannya masih tetap, tidak berkurang atau tidak habis jumlahnya
b) Barang tersebut adalah hak miliknya sendiri
c) Barang tersebut dapat digunakan untuk tujuan yang baik
Rukun Wakaf
Ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1) Orang yang Mewakafkan
a. Balig dan rasyid c. Dengan kemauan sendiri
b. Tidak punya hutang d. Tidak boleh dibatalkan

2) Harta yang Diwakafkan


a. Zat benda tersebut tetap
b. Batas-batasnya harus jelas
c. Milik sendiri / bukan milik orang lain

3) Penerima Wakaf
a. Dewasa b. Sangat membutuhkan

4) Pernyataan Wakaf
Disebut juga sigat, yaitu pernyataan orang yang mewakafkan dan
merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang diwakafkan,
bisa dinyatakan dengan lisan maupun tulisan.
Dalil Wakaf
Hukum wakaf adalah sunah. Berdasarkan dalil wakaf bagi kepentingan
umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat
dianjurkan oleh Islam. Seperti firman Allah SWT :

Artinya :
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan,
tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS Ali ‘Imran/3:92)
Pelaksanaan Wakaf di Indonesia
Mengenai pelaksanaan wakaf di Indonesia, negara telah menertibkan
sejumlah peraturan-peraturan yang menjadi dasar wakaf, yaitu :
a. Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1977
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.I tahun 1977
c. Peraturan Menteri Agama No.I tahun 1998
d. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
No. Kep / P / 75 / 1978
Menurut peraturan di atas, tata cara wakaf di Indonesia adalah :
a. Calon waqif yang akan mewakafkan tanahnya harus menghadap
kepada nazir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)
yang menangani wilayah tanah wakaf itu. PPAIW adalah kepala kantor
urusan agama setempat
b. Ikrar wakaf disaksikan oleh sedikitnya dua orang saksi dewasa yang
sehat akal dan dilakukan secara tertulis
c. Ikrar wakaf dapat juga ditulis dengan persetujuan Kantor Departemen
Agama kabupaten / kodya yang menangani wilayah tanah wakaf itu dan
hal tersebut dibicarakan di hadapan PPAIW.
d. Tanah wakaf itu dalam keadaan tuntas bebas dari ikatan dan sengketa
Hikmah Wakaf

Hikmah wakaf diantaranya yaitu :


a) Menghimpun dana bagi pengembangan dan kelangsungan syiar
Islam di suatu daerah
b) Memberikan kesempatan kepada umat Islam untuk menabung amal
atau beramal jariah yang berjangka waktu lama dan dapat
dimanfaatkan masyarakat umum
c) Dengan wakaf, banyak anggota masyarakat yang terbantu
d) Bisa dilihat dari segi hukum, ibadah wakaf berbeda dengan zakat
yang hukumnya wajib
Perilaku Cerminan Hikmah Wakaf

Sikap dan perilaku yang mencermikan hikmah wakaf, antara lain :


a) Mempelajari dan memahami betapa pentingnya harta wakaf untuk
kepentingan umum dan kesejahteraan umat manusia
b) Memiliki niat yang ikhlas dan sungguh-sungguh untuk mewakafkan
sebagian hartanya
c) Meningkatkan etos kerja sehingga mempunyai penghasilan yang
cukup dan menabung
d) Mempunyai rasa kepedulian dan empati terhadap kaum duafa
e) Bekerja sama dengan teman-teman untuk membantu kepentingan
masyarakat
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai