Ada satu prinsip hidup seorang muslim yang diajarkan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam suatu hadisnya, yaitu :
Artinya : “Dari Hakim Ibn Hizam ra. dari Rasulullah SAW bersabda :
Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah dan dahulukanlah orang
yang terdekat (kerabat) yang menjadi tanggungannya.”
(Muttafaqun’alaih).
Pengertian Zakat
3. Zakat buah-buahan
Zakat buah-buahan meliputi buah kurma dan buah anggur.
Artinya :
“Dari Ibnu Abbas berkata : Telah diwajibkan oleh Rasulullah SAW
zakat fitrah membersihkan bagi orang berpuasa dan memberi
makan bagi orang miskin. Barangsiapa yang menunaikan sebelum
hari raya, maka zakat itu diterima dan barangsiapa membayarnya
sesudah sembahyang, maka zakat itu sebagai sedekah biasa.” (HR
Abu Daud dan Ibnu Majah).
Pengelolaan Zakat dan Pajak
Zakat secara musyawarah dapat dibagi sebagai berikut :
1. Ketetapan waktu zakat dan pajak.
2. Ketetapan jumlah dan mutu pada zakat dan pajak.
3. Penyebaran atau distribusi yang proposional.
4. Tata laksana
a. Administrasi atau manajemen yang bertanggung jawab
b. Sistem informasi yang baik.
c. Lembaga pelaksanaan, rayonisasi yang berorientasi pada masjid
d. Tenggang waktu distribusi dan pembiayaan
5. Untuk pengelolaan pajak diatur oleh badan / instansi pemerintah.
6. Pengembangan zakat
a. Adanya badan atau kepengurusan Baitul Mal
b. Dana zakat mal dapat digunakan untuk sarana kepentingan
umum
Hubungan Zakat dan Pajak
UMRAH
Haji dan Umrah
Serta Penyelenggaraannya
Artinya :
“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (diantaranya) maqam Ibrahim.
Barangsiapa memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (diantara)
kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke
Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan
ke sana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah
bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”
(QS Ali ‘Imran/3:97)
Sebagian ulama berpendapat bahwa umrah hukumnya mutahabah (baik
dilakukan dan tidak diwajibkan).
Syarat Haji
Syarat wajib haji adalah mampu (kuasa), Islam, berakal, balig, merdeka,
ada bekal, dan aman dalam perjalanan.
Sunah Haji
Adapun sunah haji ada enam perkara, yakni :
1) Cara mengerjakan haji dan umrah. Terdapat 3 macam sunahnya :
a. Ifrad : melakukan haji lebih dahulu, kemudian baru umrah
b. Tamattu : mendahulukan umrah, kemudian haji
c. Qiran : ibadah haji dan umrah dilakukan secara bersama-sama
2) Membaca talbiyah selama dalam ihram sampai melempar jumrah
aqabah pada Hari Raya Haji (Idul Adha).
3) Berdoa setelah membaca talbiyah.
4) Berzikir sewaktu tawaf
5) Salat dua rakaat sesudah tawaf
6) Masuk ke Kakbah (Baitullah)
Rukun Haji
1) Ihram (berniat haji dengan memakai kain putih yang tidak dijahit)
Ibadah ini dimulai setelah sampai di miqat, miqat dibagi dua, yaitu :
a) miqat zamani : batas yang telah ditentukan berdasar waktu, dari
bulan Syawal hingga terbit fajar 10 Zulhijah.
b) miqat makani : batas yang telah ditetapkan berdasarkan tempat.
Bagi orang yang bermukim di Mekah
Bagi orang yang berasal dari Madinah dan sekitarnya
Bagi orang dari Syam, Mesir, dan arah barat
Bagi orang yang datang dari Yaman dan Hijaz
Bagi orang dari India, Indonesia, dan negara yang searah
Bagi orang yang datang dari arah Irak dan yang searah
2) Wukuf
Wukuf yang dilaksanakan di Arafah adalah berhenti di Padang
Arafah sejak tergelincirnya matahari pada tanggal 9 Zulhijah sampai
terbitnya fajar pada tanggal 10 Zulhijah.
3) Tawaf
Macam-macam tawaf itu sendiri ada lima macam, yaitu :
a. Tawaf qudum : tawaf yang dilakukan ketika baru sampai Mekah
b. Tawaf ifadah : mengelilingi Kakkbah 7 kali dengan syarat :
Suci dari hadas dan najis
Menutup aurat
Kakkbah berada di sebelah kiri orang yang mengelilinginya
Memulai tawaf dari arah Hajar Aswad
c. Tawaf sunah : tawaf yang dilakukan karena mencari rida Allah
d. Tawaf nazar : tawaf yang dilakukan untuk memenuhi nazar
e. Tawaf wada : tawaf yang dilakukan sebelum meninggalkan Mekkah
4) Sa’i (lari-lari kecil atau jalan cepat antara Safa dan Marwa)
Syarat-syarat untuk melakukan sa’i, yaitu :
a. Dimulai dari bukit Safa dan berakhir di bukit Marwa
b. Dilakukan sebanyak tujuh kali
c. Melakukan sa’i setelah tawaf qudum
5) Taḥalul
Yaitu mencukur atau menggunting rambut sedikitnya tiga
helai. Pihak yang bercukur sebagai rukun haji beralasan
karena tidak dapat diganti dengan penyembelihan.
6) Tertib
Maksudnya ialah menjalankan rukun haji secara
berurutan.
Wajib Haji
Wajib haji ada tujuh macam, yaitu :
1) Ihram mulai dari miqat
2) Bermalam di Mazdalifah pada malam hari raya haji
3) Melempar jumratul aqabah
4) Melempar tiga jumrah
5) Bermalam di Mina
6) Tawaf wada
7) Menjauhkan diri dari perbuatan yang diharamkan, yaitu :
Bagi pria dilarang memakai pakian berjahit
Menutup kepala bagi pria, dan menutup muka bagi wanita
Memotong kuku
Membunuh hewan buruan
Memakai wewangian
Hubungan suami-istri (bersetubuh)
Mengadakan akad nikah (kawin atau mengawinkan)
Memotong rambut atau bulu badan yang lain
Rukun dan Wajib Umrah
1) Rukun Umrah
a. Ihram disertai niat
b. Tawaf atau mengelilingi Kakkbah
c. Sa’i lari-lari kecil antara Safa dan Marwa
d. Bercukur atau memotong rambut minimal tiga helai
2) Wajib Umrah
a. Ihram dari miqat, yang terbagi menjadi dua macam :
Miqat zamani (batas waktu) yakni dapat dilakukan sewaktu-waktu
Miqat makani (batas mulai ihram) seperti halnya haji
b. Menjaga diri dari larangan-larangan ihram yang jumlahnya sama
dengan larangan haji.
Hal Penting yang Dilakukan
Sepulang Haji dan Umrah
Intisari Islam yang berkaitan dengan pelaksanaan haji dan umrah, yaitu
diantaranya :
a) Agama Islam yang berfungsi sebagai tatanan kehidupan manusia untuk
mencapai tujuan hidup manusia yakni selamat, sejahtera, dan damai
(Islam), baik di dunia maupun di akhirat.
b) Kita selalu mengingat Allah SWT dan bertakwa kepada-Nya melalui
proses komitmen terhadap pelaksanaan syariat Islam dan tidak boleh
saling berselisih, mendengki, membenci, bermusuhan, merusak dan
selalu menggunakan akal
c) Jangan mati dalam keadaan tidak Islam
d) Meningkatkan kualitas untuk selalu mengerjakan kebajikan dengan
kerelaan hati
e) Bersabar dan bersyukur
f) Senantiasa mengingat Allah SWT dan bertakwa setiap saat melalui
perilaku gemar melaksanakan salat, puasa, zakat, dan mempraktikkan
ketakwaannya dalam kehidupan sehari-hari
WAKAF
Pengertian Wakaf
Wakaf menurut bahasa artinya menahan.
Wakaf menurut istilah artinya harta yang bisa dimanfaatkan untuk
umum tanpa mengurangi nilai harta ini untuk mendekatkan diri kepada
Allah SWT.
Syarat-Syarat Wakaf
Barang yang diwakafkan harus memenuhi tiga syarat, yaitu :
a) Barang yang diwakafkan harus bisa diambil manfaatnya dan
kradaannya masih tetap, tidak berkurang atau tidak habis jumlahnya
b) Barang tersebut adalah hak miliknya sendiri
c) Barang tersebut dapat digunakan untuk tujuan yang baik
Rukun Wakaf
Ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1) Orang yang Mewakafkan
a. Balig dan rasyid c. Dengan kemauan sendiri
b. Tidak punya hutang d. Tidak boleh dibatalkan
3) Penerima Wakaf
a. Dewasa b. Sangat membutuhkan
4) Pernyataan Wakaf
Disebut juga sigat, yaitu pernyataan orang yang mewakafkan dan
merupakan tanda penyerahan barang atau benda yang diwakafkan,
bisa dinyatakan dengan lisan maupun tulisan.
Dalil Wakaf
Hukum wakaf adalah sunah. Berdasarkan dalil wakaf bagi kepentingan
umat, maka wakaf merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat
dianjurkan oleh Islam. Seperti firman Allah SWT :
Artinya :
“Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan
sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa pun yang kamu infakkan,
tentang hal itu sungguh, Allah Maha Mengetahui.” (QS Ali ‘Imran/3:92)
Pelaksanaan Wakaf di Indonesia
Mengenai pelaksanaan wakaf di Indonesia, negara telah menertibkan
sejumlah peraturan-peraturan yang menjadi dasar wakaf, yaitu :
a. Peraturan Pemerintah No.28 tahun 1977
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.I tahun 1977
c. Peraturan Menteri Agama No.I tahun 1998
d. Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
No. Kep / P / 75 / 1978
Menurut peraturan di atas, tata cara wakaf di Indonesia adalah :
a. Calon waqif yang akan mewakafkan tanahnya harus menghadap
kepada nazir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW)
yang menangani wilayah tanah wakaf itu. PPAIW adalah kepala kantor
urusan agama setempat
b. Ikrar wakaf disaksikan oleh sedikitnya dua orang saksi dewasa yang
sehat akal dan dilakukan secara tertulis
c. Ikrar wakaf dapat juga ditulis dengan persetujuan Kantor Departemen
Agama kabupaten / kodya yang menangani wilayah tanah wakaf itu dan
hal tersebut dibicarakan di hadapan PPAIW.
d. Tanah wakaf itu dalam keadaan tuntas bebas dari ikatan dan sengketa
Hikmah Wakaf