Rildova / Paramashanti
1
3
Pendahuluan
Baja struktural
◦ Campuran besi (hingga 95%) dan karbon (0.15% –
0.30%) yang difabrikasi dalam berbagai bentuk
dan ukuran standar.
Pro
◦ Rasio kekuatan terhadap berat tinggi.
◦ Property yang seragam, homogen, dan highly
predictable.
◦ Daktilitas tinggi.
◦ Mudah dikonstruksi, dimodifikasi, dan di-recycle.
Kontra
◦ Rentan terhadap korosi sehingga perlu
perlindungan khusus. Biaya perawatan relatif
tinggi.
◦ Perlu perlindungan terhadap suhu tinggi.
4
2
Karakteristik Baja Struktural
Rapat massa: 7850 kg/m3
Berat volume: 77 kN/m3 (490 lb/ft3)
Modulus elastisitas: 200 GPa (29000 ksi)
Rasio Poisson: sekitar 0.3 (zona elastis) dan
mendekati 0.5 (zone plastis)
Diagram – Tipikal
3
Diagram – Detail
4
No Defined Yield Point
Standar Desain
AISC 360-16 Specification for Structural
Steel Buildings
SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk Bangunan
Gedung Baja Struktural
◦ merupakan adopsi identik (terjemahan) dari AISC
360-10.
API RP 2A-WSD (2007) Recommended
Practice for Planning, Designing and
Constructing Fixed Offshore Platforms –
Working Stress Design, 21st edition
◦ memuat standar desain khusus baja tubular dari
AISC 1999 untuk desain anjungan lepas pantai.
10
5
Prinsip Desain
Allowable Strength Design (ASD)
Load Resistance Factor Design (LRFD)
11
Rn
Ra > 1.0
Ra = kekuatan yang diperlukan,
ditentukan dari kombinasi pembebanan ASD
Rn/ = kekuatan izin
Rn = kekuatan nominal
= faktor keamanan
12
6
Load Resistance Factor Design
Kekuatan desain, Rn, harus lebih besar
atau sama dengan kekuatan yang
diperlukan untuk menerima kombinasi
beban terfaktor.
> 1.0
Ru i Qi Rn < 1.0
Lentur 0.90
Tekan 0.90
14
7
Kombinasi Pembebanan Dasar
AISC mengadopsi kombinasi pembebanan dari
ASCE 7-16, Minimum Design Loads for
Buildings and Other Structures.
Kombinasi untuk LRFD (ASCE 7-16, sect. 2.3):
◦ 1.4D
◦ 1.2D + 1.6L + 0.5 (Lr or S or R)
◦ 1.2D + 1.6 (Lr or S or R) + (L or 0.5W)
◦ 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (Lr or S or R)
◦ 1.2D + 1.0E + L + 0.2S
◦ 0.9D + 1.0W
◦ 0.9D + 1.0E
15
16
8
Kombinasi Pembebanan Dasar
D = beban mati
L = beban hidup
Lr = beban hidup atap
S = beban salju
R = beban hujan
W = beban angin
E = beban gempa
F = beban fluida (hidrostatik), diikutsertakan
bersama beban mati D.
17
Ilustrasi 1
Suatu elemen struktur diketahui mengalami
tarik akibat beban mati D dan beban hidup L.
Gunakan prinsip ASD dan LRFD untuk
menentukan kekuatan nominal elemen
tersebut, dan bandingkan hasil yang
diperoleh untuk kasus L = 2D.
Diketahui untuk elemen tarik: = 1.67 dan
= 0.9.
18
9
Ilustrasi 1
Kombinasi pembebanan yang menentukan
adalah (D + L) untuk ASD dan (1.2D + 1.6L)
untuk LRFD.
ASD: Rn R
n D L 3D
1.67
Rn 5 D
Ilustrasi 2
Ulangi ilustrasi 1 untuk kasus L = 3D
ASD: Rn R
n D L 4D
1.67
Rn 6.67 D
LRFD:
Rn 0.9 Rn 1.2 D 1.6 L 6 D
Rn 6.67 D
20
10
LRFD
Untuk batang tarik yang hanya dikenai beban
mati dan beban hidup, LRFD memerlukan
kekuatan yang lebih kecil (artinya: material lebih
sedikit, lebih ekonomis) untuk L/D kurang dari
3.
Umumnya, menggunakan sejumlah faktor untuk
beban dan kekuatan akan menghasilkan desain
yang lebih ekonomis.
Perubahan nilai faktor beban dan kekuatan lebih
mudah diaplikasikan apabila diperoleh informasi
yang lebih akurat mengenai perilaku material
struktur atau beban yang bekerja.
21
22
11
Komponen Dasar Struktur Baja
23
24
12
Lateral Load Path
25
26
13
Penampang Baja Struktural
Wide-flanged
Angle (siku)
28
14
Penampang Baja Struktural
Hollow Structural Sections
29
Material Baut
A307 Carbon Steel Bolts
A325 High-Strength Bolts
A490 Heat-Treated Steel Bolts
30
15
Kekuatan sambungan baut maupun las
didesain lebih tinggi daripada elemen struktur
yang dihubungkan, sehinga kegagalan
sambungan terhindarkan.
31
Sambungan Las
Proses pengelasan
32
16
Tipe Sambungan
33
Tipe Pengelasan
34
17
Beberapa Simbol Pengelasan
35
18