Anda di halaman 1dari 18

1 Pengenalan Struktur Baja

KL3202 Struktur Baja


Semester II 2018/2019

Rildova / Paramashanti

1
3

Pendahuluan
 Baja struktural
◦ Campuran besi (hingga 95%) dan karbon (0.15% –
0.30%) yang difabrikasi dalam berbagai bentuk
dan ukuran standar.
 Pro
◦ Rasio kekuatan terhadap berat tinggi.
◦ Property yang seragam, homogen, dan highly
predictable.
◦ Daktilitas tinggi.
◦ Mudah dikonstruksi, dimodifikasi, dan di-recycle.
 Kontra
◦ Rentan terhadap korosi sehingga perlu
perlindungan khusus. Biaya perawatan relatif
tinggi.
◦ Perlu perlindungan terhadap suhu tinggi.
4

2
Karakteristik Baja Struktural
 Rapat massa: 7850 kg/m3
 Berat volume: 77 kN/m3 (490 lb/ft3)
 Modulus elastisitas: 200 GPa (29000 ksi)
 Rasio Poisson: sekitar 0.3 (zona elastis) dan
mendekati 0.5 (zone plastis)

Fy = tegangan leleh 1 ksi = 6.9 MPa


Fu = tegangan ultimate 5

Diagram  –  Tipikal

3
Diagram  –  Detail

Defined Yield Point

4
No Defined Yield Point

Standar Desain
 AISC 360-16 Specification for Structural
Steel Buildings
 SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk Bangunan
Gedung Baja Struktural
◦ merupakan adopsi identik (terjemahan) dari AISC
360-10.
 API RP 2A-WSD (2007) Recommended
Practice for Planning, Designing and
Constructing Fixed Offshore Platforms –
Working Stress Design, 21st edition
◦ memuat standar desain khusus baja tubular dari
AISC 1999 untuk desain anjungan lepas pantai.

10

5
Prinsip Desain
 Allowable Strength Design (ASD)
 Load Resistance Factor Design (LRFD)

11

Allowable Strength Design


 Kekuatan izin harus lebih besar atau sama
dengan kekuatan yang dibutuhkan untuk
menerima beban atau efek beban layan.

Rn
Ra   > 1.0

Ra = kekuatan yang diperlukan,
ditentukan dari kombinasi pembebanan ASD
Rn/ = kekuatan izin
Rn = kekuatan nominal
 = faktor keamanan

12

6
Load Resistance Factor Design
 Kekuatan desain, Rn, harus lebih besar
atau sama dengan kekuatan yang
diperlukan untuk menerima kombinasi
beban terfaktor.
 > 1.0
Ru    i Qi   Rn  < 1.0

Ru = kekuatan ultimate yang dibutuhkan,


ditentukan dari kombinasi pembebanan LRFD
 = faktor beban (load factor)
Q = beban layan (beban mati, beban hidup,
beban lingkungan, dll.)
 = faktor reduksi kekuatan (resistance factor)
Rn = kekuatan nominal
13

Nilai Resistance Factor 

Limit State Resistance Factor 


Geser 1.00 atau 0.90

Lentur 0.90

Tekan 0.90

Tarik (yield) 0.90

Tarik (rupture) 0.75

14

7
Kombinasi Pembebanan Dasar
 AISC mengadopsi kombinasi pembebanan dari
ASCE 7-16, Minimum Design Loads for
Buildings and Other Structures.
 Kombinasi untuk LRFD (ASCE 7-16, sect. 2.3):
◦ 1.4D
◦ 1.2D + 1.6L + 0.5 (Lr or S or R)
◦ 1.2D + 1.6 (Lr or S or R) + (L or 0.5W)
◦ 1.2D + 1.0W + L + 0.5 (Lr or S or R)
◦ 1.2D + 1.0E + L + 0.2S
◦ 0.9D + 1.0W
◦ 0.9D + 1.0E
15

Kombinasi Pembebanan Dasar


 Kombinasi untuk ASD (ASCE 7-16, sect. 2.4):
◦ D
◦ D+L
◦ D + (Lr or S or R)
◦ D + 0.75L + 0.75 (Lr or S or R)
◦ D + (0.6W or 0.7E)
◦ D + 0.75L + 0.75(0.6W) + 0.75 (Lr or S or R)
◦ D + 0.75L + 0.75(0.7E) + 0.75S
◦ 0.6D + 0.6W
◦ 0.6D + 0.7E

16

8
Kombinasi Pembebanan Dasar
 D = beban mati
 L = beban hidup
 Lr = beban hidup atap
 S = beban salju
 R = beban hujan
 W = beban angin
 E = beban gempa
 F = beban fluida (hidrostatik), diikutsertakan
bersama beban mati D.

17

Ilustrasi 1
 Suatu elemen struktur diketahui mengalami
tarik akibat beban mati D dan beban hidup L.
 Gunakan prinsip ASD dan LRFD untuk
menentukan kekuatan nominal elemen
tersebut, dan bandingkan hasil yang
diperoleh untuk kasus L = 2D.
 Diketahui untuk elemen tarik:  = 1.67 dan 
= 0.9.

18

9
Ilustrasi 1
 Kombinasi pembebanan yang menentukan
adalah (D + L) untuk ASD dan (1.2D + 1.6L)
untuk LRFD.
 ASD: Rn R
 n  D  L  3D
 1.67
Rn  5 D

 LRFD:  Rn  0.9 Rn  1.2 D  1.6 L  4.4 D


Rn  4.89 D

Untuk kasus ini, LRFD memberikan hasil yang lebih ekonomis.


19

Ilustrasi 2
 Ulangi ilustrasi 1 untuk kasus L = 3D
 ASD: Rn R
 n  D  L  4D
 1.67
Rn  6.67 D
 LRFD:
 Rn  0.9 Rn  1.2 D  1.6 L  6 D
Rn  6.67 D

Data sebuah anjungan lepas pantai 3 kaki di laut Cina Selatan:


•Total berat struktur: 18500 kN.
•Berat struktur dikurangi buoyancy : 12150 kN.
•Total beban hidup: 12100 kN.

20

10
LRFD
 Untuk batang tarik yang hanya dikenai beban
mati dan beban hidup, LRFD memerlukan
kekuatan yang lebih kecil (artinya: material lebih
sedikit, lebih ekonomis) untuk L/D kurang dari
3.
 Umumnya, menggunakan sejumlah faktor untuk
beban dan kekuatan akan menghasilkan desain
yang lebih ekonomis.
 Perubahan nilai faktor beban dan kekuatan lebih
mudah diaplikasikan apabila diperoleh informasi
yang lebih akurat mengenai perilaku material
struktur atau beban yang bekerja.

21

Komponen Dasar Struktur Baja

22

11
Komponen Dasar Struktur Baja

23

Gravity Load Path

24

12
Lateral Load Path

25

Penampang Baja Struktural


 Terdapat dua jenis penampang baja:
◦ Rolled steel shapes: dibentuk di pabrik dengan
karakteristik dan dimensi standar.
◦ Built-up shapes: dibuat di lapangan dengan
menyambungkan bagian-bagian pelat baja.
Contoh: plate girder atau box girder pada
jembatan.

 Pada kelas ini, desain struktur baja hanya


melibatkan rolled steel shapes dengan
dimensi yang standar.

26

13
Penampang Baja Struktural
 Wide-flanged

d = tinggi profil tw = tebal web


bf = lebar flange tf = tebal flange 27

Penampang Baja Struktural


 Channel (kanal)

 Angle (siku)

28

14
Penampang Baja Struktural
 Hollow Structural Sections

 Pelat dan batang

29

Material Baut
 A307 Carbon Steel Bolts
 A325 High-Strength Bolts
 A490 Heat-Treated Steel Bolts

30

15
 Kekuatan sambungan baut maupun las
didesain lebih tinggi daripada elemen struktur
yang dihubungkan, sehinga kegagalan
sambungan terhindarkan.

31

Sambungan Las

 Proses pengelasan

32

16
Tipe Sambungan

33

Tipe Pengelasan

34

17
Beberapa Simbol Pengelasan

35

18

Anda mungkin juga menyukai