Anda di halaman 1dari 63

Peningkatan Kapasitas PPK dan Personil Direksi Lapangan

Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Sulawesi Utara

Spesifikasi Struktur Beton Bertulang


untuk Bangunan Gedung

Selasa, 6 Juni 2023


Angga Arief G.S., S.T., M.T.
JF TBP Ahli Pertama
Outline
• Pendahuluan
• Spesifikasi Umum
• Struktur Tahan Gempa
• Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus
• Isu Pekerjaan SRPMK di Lapangan
• Kegagalan Struktur Akibat Ketidak
Sesuaian Spesifikasi Teknis Struktur
Bangunan
• Penutup
Pendahuluan
Acuan
Acuan
Prinsip Umum Pengendalian Mutu

Perencanaan

• Kesesuaian Pemilihan Spesifikasi Teknis


(Material, Sistem Struktur, dsb)
• Langkah Analisis Struktur yang Tepat
• Penggambaran DED yang Lengkap dan Tepat

Konstruksi

• Kesesuaian Konfigurasi dan Dimensi Struktur


Terpasang
• Kesesuaian Mutu Terpasang
Struktur Beton Bertulang

Definisi
Gabungan material beton dan baja
tulangan untuk mengatasi kelemahan
beton dalam menahan tarik
→ Perlu lekatan yang baik antara beton
dan tulangan.

Kelebihan Material Beton :


• Lebih murah
• Mudah dibentuk
• Ketahanan terhadap api yang baik
• Biaya perawatan rendah
• Material pembentuknya mudah
diperoleh
Pembebanan Struktur

Beban Mati (Dead Load/DL)


Beban Mati terdiri atas beban
gravitasi dengan besaran dan
posisi yang tidak berubah dan
bersifat permanen.

Beban Hidup (Live Load/LL)


Beban Hidup merupakan
beban dengan besaran dan
posisi yang bisa berubah.

Beban Lingkungan (Environmental Load)


Beban dari pengaruh
lingkungan seperti hujan, salju,
angin, gempa, termal, dsb.

Acuan :
• SNI 1727:2020
• SNI 1726:2019 (Gempa) Sumber : CivilDigital.com
Pembebanan Struktur

Contoh nilai beban hidup


(Tabel 4.3 SNI 1727:2020)
Analisis dan Desain Struktur

Comb 1 Comb 2

Comb 3 Comb 4

Kombinasi Pembebanan

Analisis Analisis Struktur

Semua komponen struktur rangka atau Momen Geser


konstruksi yang menerus harus dirancang
untuk pengaruh beban maksimum beban
terfaktor yang ditentukan dengan teori Aksial
analisis elastic. Analisis menggunakan
model strat dan pengikat diizinkan.
Output : Gaya Dalam Envelope dan Displacement
10
Prinsip Desain Struktur

Untuk tabungan factor keamanan dalam desain

Desain Beban Terfaktor

Penampang terkendali tarik 0.9


U = 1.4D
Penampang terkendali tekan U = 1.2D + 1.6L + 0.5(Lr atau R)
- Komponen struktur dg. Tul spiral 0.75 U = 1.2D + 1.6(Lr atau R) + (1.0L atau 0.5W)
- Komponen struktur bertulang 0.65 U = 1.2D + 1.0W + 1.0L + 0.5(Lr atau R)
lainnya U = 1.2D + 1.0E + 1.0L
Geser dan Torsi 0.75 U = 0.9D + 1.0W
Kasus lain (lihat SNI 2847:2013) 0.60- U = 0.9D + 1.0E
0.90

𝛟𝐑 𝐧 ≥ 𝐑 𝐮
Spesifikasi Umum
SNI 2847:2019 Ps 20.2.1

Tulangan dan kawat

nonprategang harus
berulir, kecuali untuk
tulangan spiral.

SNI 2847:2019 Ps 20.2.2.5


Untuk komponen yang menahan
gempa pada SRPMK :
~ BjTS 420B

Ref : SNI 2052:2017


Syarat Durabilitas
Proporsi Desain Pelat Lantai

Jika nilai ℎ𝑚𝑖𝑛 dipenuhi, maka


pengecekan defleksi tidak perlu
dilakukan.
Proporsi Desain Pelat Lantai

Flat Slab

Sistem flat slab dan flat plate tidak


diterapkan di wilayah gempa tinggi.
Proporsi Desain Pelat Lantai

Jika ketentuan table di atas tidak diikuti.


Struktur Tahan Gempa
Penentuan Kategori Desain Seismik
Kategori Desain Seismik 1. Faktor Keutamaan dan Kategori Resiko
Objek bangunan : KDP Politeknik Negeri Malang
Fungsi bangunan : Workshop/Fasilitas Pendidikan
Semua struktur harus ditetapkan sebagai Kategori Risiko : IV (Tabel 1, SNI 1726:2012)

Kategori Desain Seismik (KDS) berdasarkan Faktor Keutamaan Gempa, I e : 1.5 (Tabel 2, SNI 1726:2012)

SNI 1726:2019 2. Kategori Desain Seismik


Parameter Seismik :
Lokasi : Balikpapan (Tanah Sedang)
SS : 0.236 SDS : 0.251
A S1 : 0.082 SD1 : 0.131
Lokasi : Balikpapan (Tanah Lunak)
SS : 0.236 SDS : 0.393

Semakin Tinggi
F B S1 : 0.082 SD1 : 0.191
Pengecekan apakah termasuk KDS E/F :

KDS i. Struktur dengan kategori risiko I, II, atau II yang berlokasi


di mana parameter S1 ≥ 0.75, maka termasuk KDS E
→ Tidak Menentukan
? ii. Struktur dengan kategori risiko IV yang berlokasi
di mana parameter S1 ≥ 0.75, maka termasuk KDS F
E C → Tidak Menentukan
iii. Cek Tabel 6 dan 7
→ Berdasarkan SDS : C (Jika tanah sedang)

D → Berdasarkan SD1 :
C (Jika tanah lunak)
C (Jika tanah sedang)
D (Jika tanah lunak)
∴ Kategori Desain Seismik : D
Kategori Desain Seismik

Sebagian besar wilayah Indonesia memiliki KDS D atau lebih berat.


KDS akan mempengaruhi pemilihan system struktur bangunan.
Sistem Struktur Bangunan Gedung

Rekomendasi pemilihan system struktur optimum bangunan menurut


tinggi bangunan
Sistem Struktur Bangunan Gedung

Fokus utama bahasan:


Sistem SRPMK
Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus
Pengertian SRPMK

• Memiliki perilaku kerusakan struktur yang

ductile
• Daktilitas struktur dipenuhi melalui

persyaratan detailing
penulangan khusus
Pengertian SRPMK

Tiga sasaran desain :


1. Menghasilkan pola
kerusakan strong-
column/weak-beam
2. Menyediakan detailing
tulangan untuk menjamin
perilaku kerusakan lentur Lokasi yang diizinkan mengalami kelelehan/sendi plastis :
• Ujung-ujung bnalok
yang daktail pada lokasi • Kolom paling bawah, bagian bawah.
yang ditentukan untuk Idealnya bangunan didesain agar mengalami pola kerusakan Beam
mengalami kelelehan Mechanism dengan cara Desain Kapasitas Strong-Column Weak
Beam.
3. Menghindari kegagalan
getas. Detailing kolom bagian ujung tetap didetailkan dengan serius untuk
mengantisipasi terjadinya pola kerusakan Intermediate Mechanism.
Proporsi Desain Komponen

Tipikal bentang balok


ekonomis 6 – 9 m
Proporsi Desain Komponen

Ciri khas desain SRPMK :


Penulangan transversal yang rapat dan masif di daerah
sendi plastis dan joint balok-kolom.
Syarat Penulangan Balok
Prinsip Umum :
Syarat tulangan longitudinal balok

• Membatasi rasio
tulangan utama
sebesar 0.01 (meskin
0.025 diizinkan) dapat
meningkatkan
kemudahan
pekerjaan
penulangan di
lapangan
• Lokasi splicing
tulangan perlu
disampaikan dalam
gambar
(Jangan memutus
tulangan di lokasi
momen maksimal)
Syarat Penulangan Balok
Prinsip Umum :
Tulangan transversal lebih ketat berlaku pada
Jika area Sengkang konvensional hanya sedikit, lebih
area sendi plastis dan splicing tulangan.
praktis untuk meneruskan seluruh ketentuan tulangan
transversal pengekang ke seluruh bentang balok.
Syarat Penulangan Balok

• Membatasi rasio tulangan utama sebesar 0.01 (meskin 0.025


diizinkan) dapat meningkatkan kemudahan pekerjaan
penulangan di lapangan
• Lokasi splicing tulangan perlu disampaikan dalam gambar
(Jangan memutus tulangan di lokasi momen maksimal)

Tipis untuk Menghindari Splicing


Desain Kapasitas Geser Balok

Sesuai prinsip desain kapasitas, kekuatan


geser balok dirancang menurut kapasitas
lentur probable (Mpr) balok.
Hasil : Kekuatan geser balok > kekuatan
lentur balok.
Syarat Penulangan Kolom

Prinsip Umum :
Tulangan transversal lebih ketat berlaku
pada area sendi plastis dan splicing
tulangan.

Sekilas Informasi :
Terkadang ketentuan tulangan
transversal rapat hamper mengenai
seluruh tinggi kolom.
Jika ini terjadi, pada praktik umum
ketentuan tulangan transversal sendi
plastis diberlakukan pada seluruh
panjang / tinggi kolom.
Syarat Penulangan Kolom
Syarat Penulangan Kolom
Syarat Tulangan Transversal Kolom SRPMK

Meski SNI 2847:2019 mengizinkan penggunaan tulangan transversal


pengekang (confinement) tanpa crosstie untuk penampang kolom
kecil, namun konfigurasi ini sebaiknya dihindari.
Syarat Tulangan Transversal Balok dan Kolom SRPMK

Tekukan 90o akan membuat


tulangan transversal mudah
terbuka Ketika selimut beton
mengalami spalling ketika
gempa.
Desain Kolom SRPMK

Kapasitas lentur kolom dirancang


1.2 x lebih kuat dari kapasitas lentur
balok.
Desain Kolom SRPMK

Sesuai prinsip desain kapasitas, kekuatan geser


kolom dirancang menurut kapasitas lentur
probable (Mpr) balok.
Hasil : Kekuatan kolom > Kekuatan balok.
Joint Balok-Kolom
Joint Balok-Kolom

• Tulangan transversal kolom menerus pada joint


• Gambar skala besar, model 3-D, atau bahkan
mockup JBK dapat disiapkan sebelum
menyelesaikan desain untuk evaluasi aspek
kemudahan konstruksi.
Joint Balok-Kolom (Interior)

• JBK Interior biasanya tulangan balok menerus menembus joint


• Dimensi kolom minimal pada arah sejajar tulangan balok yang menembus joint : 20 db.

Tulangan transversal kolom


menerus sampai joint
Joint Balok-Kolom (Eksterior)

• Ekor tulangan diteruskan sampai ujung


joint (kondisi ini biasanya menghasilkan
Panjang penyaluran 𝑙𝑑ℎ yang cukup)
• Ekor tulangan balok ditekuk sedikitnya
sampai tengah-tengah tinggi balok
Isu Pekerjaan SRPMK di Lapangan
Umum

• Aturan penulangan SRPMK yang cukup padat bertujuan


untuk menjaga ketahanan struktur ketika gempa
• Ketika proses desain berlangsung, tulangan sudah harus
dipastikan agar tidak hanya fit the geometry, tapi juga

dapat dipasang di lapangan

Tips:
• Membuat sketsa bidang penulangan untuk
memastikan intersection kolom dan balok tidak
bertabrakan
• Contoh praktik baik, menerapkan system “ganjil-genap
:”. Ex : Tulangan kolom genap, balok ganjil, dsb.
Ketika jarak tulangan longitudinal

balok dan kolom well-spaced,


maka aturan “ganjil-genap” bisa tidak
dilakukan.
Ketika lebar balok = kolom, maka tulangan longitudinal
berada pada bidang yang sama.
Salah satu opsi yang diambil di lapangan : menekuk
tulangan balok sehungga menjauhi sudut tulangan
transversal → mengurangi kinerja struktur.
Solusi : Ubah dimensi balok / kolom.
Penggunaan tulangan longitudinal
berlapis sedapat mungkin dihindari
karena membuat penempatan tulangan
cukup sulit terutama Ketika dua atau
lebih lapis tulangan harus disalurkan ke
joint eksterior.
Solusi : Perbesar dimensi balok jika
memungkinkan.
Contoh penampakan tulangan SRPMK.
Perlu dipikirkan campuran yang tepat
ketika pengecoran.

• Penggunaan agregat kasar ukuran


maks 12 mm (1/2 in) cukup umum
untuk SRPMK
• Antisipasi penggunaan diameter
agregat kasar yag kecil → atur di mix
design beton agar fc tetap tercapai
• Slump antara 180-230 mm dapat
membantu kemudahan pengecoran
pada area-area yang tulangannya
rapat.
Benar
Kait seismic 135o sering tidak
diterapkan.
Salah
Salah

Jarak Sengkang
tidak beraturan
(tidak sesuai
gambar DED).

Benar
Kegagalan Struktur Akibat Ketidak Sesuaian
Spesifikasi Teknis Struktur Bangunan
Dampak dari tulangan sengkang kolom yang tidak direncanakan dan dilaksanakan sesuai
dengan persyaratan teknis
Tidak ada tulangan transversal/sengkang Tulangan transversal yang tidak memenuhi
pada joint persyaratan teknis
Penutup
Penutup

• Bangunan tahan gempa tidak cukup dicapai hanya dengan mempertimbangkan


aspek kekuatan saja. Daktilitas merupakan hal yang penting dalam mendesain
struktur tahan gempa
• Daktilitas struktur beton bertulang dipenuhi dengan persyaratan teknis detailing
penulangan sesuai standar yang berlaku
• Perancangan struktur tahan gempa harus mengikuti standar teknis yang berlaku
(SNI)
• Pengendalian mutu sudah harus diawali sejak tahap perencanaan, yang tidak
hanya berfokus pada output DED, namun sudah mempertimbangkan aspek
kemudahan pelaksanaan di lapangan
• Keberhasilan Konstruksi : Tepat Mutu, On Time, On Schedule, Persyaratan dan
Spesifikasi Teknis Terpenuhi.
TERIMA KASIH

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
BALAI BAHAN DAN STRUKTUR BANGUUNAN GEDUNG

Anda mungkin juga menyukai