Orang yang bertindak untuk menjadi penyelesai sengketa dalam arbitrase disebut dengan
“arbiter”. Di Indonesia syarat – syarat untuk menjadi arbiter adalah :
a. Cakap dalam melakukan tindakan hukum.
b. Berumur minimal 35 tahun.
c. Tidak mempunyai hubungan sedarah atau semenda sampai dengan derajat kedua dnegan
salah satu pihak yang bersengketa.
d. Tidak mempunyai kepentingan finansial atau kepentingan lain atas putusan arbitrase.
e. Mempunyai pengalaman atau menguasai secara aktif Dalam bidangnya paling sedikit selama
15 tahun
f. Hakim, jaksa, panitera, dan pejabat peradilan lainnya tidak boleh menjadi arbiter.
1. Efisien.
2. Accessibility.
3. Proteksi hak para pihak.
4. Final and binding.
5. Adil.
6. Sesuai dengan sense of justice dalam masyarakat.
7. Kredibilitas.
1. Arbritase
Seperti telah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan arbritase adalah cara
penylesaian sengkta perdata swasta diluar peradilan umum yang didasarkan pada kontrak
arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengkta, dimana pihak penyelsai
sengketa trsebut dipilih oleh para pihak yang bersangkutan, yang terdiri dari orang – orang yang
tidak berkepntingan dengan perkara yang bersangkutan, orang – orang mana akan memeriksa
dan memberi putusan terhadap sengketa tersbut.
2. Negosiasi
Yang dimaksud negosiasi adalah suatu proses tawar – menawar atau pembicaraan untuk
mencapai suatu kespakatan terhadap masalah trtentu yang terjadi di antara para pihak.
Negosiasi dilakukan jika:
– Telah trjadi sngketa antara para pihak.
– Belum ada sengketa karna masalahnya belum pernah dibicarakan.
Negosiasi yang sederhana adalah negosiasi yang hanya dilakukan olh para pihak yang
berkepntingan. Sedangkan ngosiasi yang kompleks akan melibatkan sorang negosiator khusus,
misalnya lawyer sebagai negosiator, dimana masing-masing mempunyai ngosiatornya sendiri.
Adapun yang merupakan ciri – ciri dari seorang negosiator adalah sebagai berikut:
a. Mampu berfikir secara cepat, tetapi mempunyai kesabaran yang tidak terbatas.
b. Dapat bersikap manis, tetapi meyakinkan.
c. Dapat mempengaruhi orang tampa menipu.
d. Dapat menimbulkan kepercayaan tanpa harus mempercayai orang lain.
e. Dapat mempsona tanpa harus terpesona.
3. Mediasi
Yang dimaksud dengan mediasi adalah suatu proses penyelesaian sengkta berupa
negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang netral dan tidak memihak yang
akan bekerja dengan pihak yang bersengketa untuk membantu menemukan solusi dalam
menyelesaikan sengketa tersbut secara memuaskan kedua blah pihak. Pihak ketiga yang netral
tersebut disebut dengan mediator.
4. Konsiliasi
Konsiliasi mirip dengan mediasi, yakni juga merupakan suatu proses penyelesaian
sengketa berupa negosiasi untuk memecahkan masalah melalui pihak luar yang ntral dan tidak
memihak yang akan berkerja dengan pihak yang brsngkta untuk membantu mnemukan solusi
dalam menyelesaikan sngkta tersebut scara memuaskan kedua belah pihak. Pihak ktiga yang
netral tersbut disebut dengan konsiliator. Karna antara mediasi dengan konsiliasi banyak
persamaannya, maka dalam praktek kedua istilah tersbut sering dicampuradukkan.
Beberapa atauran main untuk seorang konsiliator (yang juga sebenarnya juga berlaku
bagi mediator) adalah sperti yang teerdapat dalam Uncitral Conciliation Rule, yaitu sebagai
berikut:
5. Pencari Fakta
Pencari fakta adalah suatu proses yang dilakukan oleh seorang ataupun tim pncari fakta,
baik merupakan pihak yang independen atau hanya sepihak, untuk melakukan proses pencarian
fakta trhadap suatu masalah, yang akan menghasilkan suatu rekomendasi yang tidak mengikat.
6. Minitrial
Minitrial atau pengadilan mini adalah sistem pengadilan swasta untuk menyelesaikan,
memeriksa, dan memutuskan terhadap kasus –kasus prusahaan, yang dilakukan oleh orang yang
disebut dengan “manajer” yang diberi wewenang untuk mnegosisasikan suatu settlement
diantara para pihak yang bersengkta. Pihak manajer tersebut biasanya merupakan pensiunan
dari hakim atau pengacara yang merupakan panutan dan pengayom, tetapi bukan mrupakan
pengacara dari para pihak. Sesuai dengan namanya “pengadilan mini” maka prosedurnya harus
sederhana, dengan ongkos yang lebih murah.
Disamping itu, serupa srupa dengan pengadilan mini, dikenal pula apa yang disbut dengan
Hakim Sewaan (Rent-a-Judge), yakni seorang yang netral yang ditunjuk oleh pengadilan untuk
menyelesaikan perkara tertentu, yang hasilnya nanti diperlukan seperti putusan pngadilan itu
sendiri.
7. Ombudsman
Ombudsman merupakan sorang pjabat publik yang indepnden, yang di angkat(biasanya oleh
parlmen) untuk melakukan kritik, ivestigasi, dan publikasi terhadap kegiatan administrasi
pemerintahan, tetapi bukan untuk membatalkan atau menyatakan batal terhadap kegiatan
tersbut.
8. Penilaian Ahli
Terhadap kasus – kasus yang rumit dan memerlukan tenaga ahli untuk menlaahnya, maka dapat
saja para pihak menunjuk seorang atau lebih ahli yang ilmunya relevan dengan bidang di
persengketakan, dan kewenangan dari ahli tersebut hanya sampai batas membrikan pendapat
saja.
Pengadilan kasus kcil (small claim court) merupakan model pengadilan dalam sistem peradilan
biasa, tetapi dengan memakai prosedur dan sisitm pembuktian yang sederhana, pengadilan
mana hanya berwenang mngadili kasus-kasus kcil dengan prosedur cepat dan tidak dibenarkan
memakai pengacara.
Pengadilan adat adalah badan – badan pengadilan adat yang dewasa ini hanya bertugas untuk
menyelesaikan masalah-masalah adat saja. Contoh dari pengadolan adat adalah seperti
Kerapatan Adat Nagari di Minangkabau atau Tuha Peut di Aceh.
1. Arbitrase mengikat.
3. Arbitrase kepentingan.
4. Arbitrase hak.
5. Arbitrase sukarela.
6. Arbitrase wajib.
7. Arbitrase ad hoc.
8. Arbitrase lembaga.
9. Arbitrase nasional.
1. Kelebihan arbitrase:
a. Tersedia dengan baik untuk perusahaan – perusahaan besar, tetapi tidak untuk
perusahaan kecil.
E. PROSEDUR ARBITRASE