Anda di halaman 1dari 26

TRANSISI ENERGI DAN

KETAHANAN ENERGI NASIONAL

SEMINAR NASIONAL FTKE 2022


Peran
- Aktif Pendidikan Tinggi dalam Transisi Energi dan
Pembangunan SDM Unggul di Indonesia

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN


DAN KONSERVASI ENERGI

Agustus 2022
TRANSISI ENERGI DAN KETAHANAN ENERGI NASIONAL
Transisi Energi Menuju Pemulihan dan Produktivitas Berkelanjutan:
Memperkuat Sistem Energi Bersih Global dan Transisi yang Adil melalui:

Komitmen global untuk menjaga Sekuritas Aksesibilitas Energi


kenaikan suhu global di bawah 2°C ▪ Mengejar kemajuan aksesibilitas (“tidak meninggalkan siapa pun”)
dan berusaha membatasi hingga menuju energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern
1.5°C – hasil COP26 dan G20 2021 untuk semua, khususnya untuk clean cooking & elektrifikasi.

Peningkatan Teknologi Energi Cerdas & Bersih


Memperluas teknologi untuk mengantisipasi tantangan transisi
energi di masa depan.
SDGs/TPB merupakan komitmen
global yang sangat penting untuk Memajukan Pembiayaan Energi
menjadi panduan, kerangka, dan Memastikan ekosistem pembiayaan hijau dalam transisi energi
agenda bersama yang inklusif dan melalui kajian best practices, mengidentifikasi tantangan, dan
mengurangi disparitas pembiayaan.
berkelanjutan.
Transisi Energi untuk Ketahanan Energi Energy Equity

Transisi energi menjadi langkah krusial yang Transisi Energi menuju EBT merupakan upaya untuk
ditempuh dalam mengurangi emisi karbon sehingga menjamin ketersediaan energi yang memperhatikan ENERGY TRILEMMA
perlindungan dan keberlanjutan lingkungan dengan
menciptakan sistem energi yang berkelanjutan dan harga yang terjangkau dalam jangka panjang.
lebih bersih. Energy Environmental
Security Sustainability

2
POTENSI ENERGI BARU TERBARUKAN INDONESIA
KONSUMSI LISTRIK Indonesia memiliki potensi EBT besar, tersebar, dan beragam, untuk mendukung ketahanan
Unit: kWh/kapita energi nasional dan pencapaian target bauran EBT
Kondisi Pandemi Covid-19

1.123
1.084 1.089
1.064
1.021

956
910

2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

POTENSI DAN PEMANFAATAN EBT

ENERGI POTENSI (GW)


PEMANFAATAN
(MW)
“Telah dimanfaatkan 0,3% dari total potensi sehingga peluang pengembangan EBT sangat
terbuka, terlebih didukung isu lingkungan, perubahan Iklim, dan peningkatan konsumsi
SURYA 3.295 221 listrik per kapita.
HIDRO 95 6.660 ”
▪ Potensi hidro tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di Kaltara, NAD, Sumbar, Sumut, dan Papua.
BIOENERGI 57 2.284
▪ Potensi Surya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama di NTT, Kalbar, dan Riau memiliki radiasi lebih
BAYU 155 154 tinggi.
PANAS BUMI 24 2.293 ▪ Potensi Angin (>6 m/s) terutama terdapat di NTT, Kalsel, Jabar, Sulsel, NAD dan Papua.
▪ Potensi Energi Laut tersebar di seluruh wilayah Indonesia, terutama Maluku, NTT, NTB dan Bali.
LAUT 60 0
▪ Potensi Panas Bumi tersebar pada kawasan ring of fire, meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
TOTAL 3.686 11.612 Sulawesi, dan Maluku.
Ket: *) Realisasi Juni 2022
Potensi Nuklir: Uranium 89.483 ton - Thorium 143.234 ton 3
33
PERKEMBANGAN KAPASITAS PLT EBT NASIONAL
12.527
Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir, penambahan
11.612
kapasitas pembangkit EBT s.d. Juni 2022 adalah sebesar 1.789 11.531
MW dengan kenaikan rata-rata sebesar 5% per tahunnya. 10.530
10.852

9.823

7,2% 8%
6,3%
4,2%
3,1%

2018 2019 2020 2021 Target 2022

Hingga Juli 2022, 5.926 pelanggan telah memasang


Satuan:
PLTS Atap dengan total kapasitas sebesar 65,87 MWp. Mega Watt
(MW)

Realisasi Pelanggan PLTS Atap Pembangkit Listrik


EBT
5926
5848
5628
5547
5278

2018 2019 2020 2021 Realisasi Juni


Realisasi Juni Target 2022
5061
4974

2018 2019 2020 2021 Target 2022


4794

2022
2022
4562
4399
4262
4133

Hybrid 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6


4028

3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6


3913
3781
3664

Bayu 143,5 143,5 154,3 154,3 154,3 154,3 154,3 154,3 154,3 154,3 156,3 156,3
3472
3308
3152

Surya 61,6 61,6 147,0 147,0 169,3 169,3 201,1 201,1 217,3 217,3 889,7 889,7
Bioenergi 1.874,8
1.874,8 2.098,3
2.098,3 2.253,2
2.253,2 2.284,0
2.284,0 2.284,0
2.284,0 2.324,7
2.324,7

Panas Bumi 1.948,3


1.948,3 2.130,7
2.130,7 2.130,7
2.130,7 2.286,1
2.286,1 2.292,7
2.292,7 2.344,1
2.344,1

Air 5.791,4
5.791,4 5.995,7
5.995,7 6.140,6
6.140,6 6.601,8
6.601,8 6.660,2
6.660,2 6.808,8
6.808,8
4
BAURAN EBT DAN UPAYA PENCAPAIAN TARGET
Bauran EBT 2021
23% 500
Program Pengembangan EBT:
24%
22% 19,5% 1. Pembangunan PLT EBT On Grid (berbasis RUPTL PT PLN (Persero) 2021-
Batubara 20%
37,62% 17,9% 400 2030), termasuk PLTS Terapung (Target Kapasitas Terpasang PLT EBT pada
18% 15,7%
16% 14,5% 659,3 2025: 18.5 GW)
13,4% 300
14% 11,6% 12,2% 522,9
Gas
12%
16,82% 448,6 2. Implementasi PLTS Atap (Target 2025: 3.610 MW)
Bumi 12,2%
10% 11,2% 366,4 200
8% 319,3 3. Konversi PLTD ke PLT EBT (PLT Gas sebagai transisi) (Target 2025: 499 MW)
6% 8,6% 9,2% 175,8
Minyak
4%
32,4%
163,2 100 4. Mandatori B30 (Target 2025: 11,6 juta kL)
Bumi 126,0 143,2
2%
0% 0 5. Co-Firing Biomassa pada PLTU (Target 2025: 10,2 juta ton)
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
EBT 12,16%
Realisasi (MBOE) Target (MBOE) Realisasi (%) Target (%) 6. Penyediaan Akses Energi Modern dengan EBT (skala kecil seperti PLTMH,
PLTS) (Target 2025: 1,36 MW)
Overview Bauran Energi Negara-Negara ASEAN 2020* 7. Eksplorasi Panas Bumi oleh Pemerintah (Target 2025: 9 wilayah panas bumi
Minyak Bumi Gas Alam Batubara EBT dengan potensi pengembangan sebesar 295 MW)
0,3% 8. Implementasi EBT Off Grid dan Pemanfaatan Langsung (Target 2025: 100%
5,4% 11,5% 6,3%
13,2% 16,9% RE dan 100% RDB – Biogas 30.043 ribu m3)
14,3%
27,7% Program Pendukung:
40,1%
33,0% 9. Retirement PLTU (Target: tidak ada pembangunan PLTU Baru mulai 2026)
51,3%
33,3% 10. Peningkatan Infrastruktur Ketenagalistrikan (Smart Grid)
7,7% 85,7% 11. Elektrifikasi pada Kendaraan dan Peralatan Rumah Tangga (kompor) (Target
7,6% 2025: 400 ribu mobil, 1,7 juta motor, kompor Induksi untuk 8,2 juta RT)
41,2% 46,7%
33,6% 12. Pajak Karbon dan Perdagangan Karbon (Target 2025: Implementasi
24,0%
perdagangan karbon secara penuh)
Malaysia Filipina Singapura Thailand Vietnam
*Data diolah dari BP Statistical Review of World Energy 2021
PENURUNAN EMISI DAN SUPLAI PEMBANGKITAN MENUJU NZE

NZE 2060 atau lebih cepat Kapasitas Pembangkit NZE | GW

1927,4 800
Industry Transportation Coal Gas
708
1680,1
BaU 700 Diesel Geothermal
Household Commercial
Bioenergy Hydro 637
1465,8
Others Generation 1412,5 600 Wind Solar
1340,2

Pengurangan ≈93%
BAU
Nuclear Ocean 509
1136,2 500
Storage 421
1009,5 382
748,6 400 389
821,4 278
748,2 710,4
656,3 681,6 300 283
590,2 609,0 193
555,3
540,5 199 125
422,0 NZE 200
152 68
327,5 100 32
100
82
129,4 0 4

-
2015 2020 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060 2022 2025 2030 2035 2040 2045 2050 2055 2060

• Emisi sektor energi pada tahun 2015 sekitar 530 juta ton CO2-e dan • 2060: Kapasitas Pembangkit EBT 708 GW, mencakup: PLTS 421 GW, PLTB 94 GW, PLTA 72
pada tahun 2020 sekitar 560 juta ton CO2-e. GW, PLTBio 60 GW, PLTN 31 GW, PLTP 22 GW, PLT Arus Laut 8 GW. Pumped Storage 4,2 GW,
Battery Energy Storage System (BESS) 56 GW.
• Peak emisi terjadi sekitar tahun 2036 sebesar 748,6 juta ton CO2-e.
Emisi berkurang secara signifikan dimulai tahun 2045. • Storage yang terdiri dari Pumped Storage dan BESS mulai masif tahun 2031.
• Pada tahun 2060, emisi pada pembangkit menjadi nol sementara • PLTN mulai masuk sekitar 2040. Untuk menjaga keandalan sistem di tahun 2060 PLTN
masih terdapat 129 juta ton CO2-e emisi dari sisi demand. mencapai 31 GW.
• PLT Arus Laut: masuk sekitar tahun 2055, di tahun 2060 mencapai 8 GW.
Sumber: Pemodelan Tim NZ KESDM
KONSERVASI ENERGI DALAM PENURUNAN EMISI GRK
Penerapan Efisiensi Energi Budaya Hemat Energi
Upaya konservasi energi dapat diterapkan dari sisi suplai maupun sisi
beban, sampai seluruh tahapan pemanfaatan energi. Di sisi beban atau,
budaya hemat energi harus menjadi kebiasaan yang ditanamkan sejak
dini. Kebiasaan-kebiasaan kecil ini akan menjadi bermakna seperti
Gerakan 3M, yaitü:

1. Standardisasi dan Pelabelan Hemat Energi, untuk peralatan yang


menggunakan energi di rumah tangga, transportasi, dan bangunan
komersial & publik;
2. Penerapan Teknologi Hemat Energi, Penerapan Elektrifikasi:
kendaraan listrik & kompor induksi;
3. Penerapan Manajemen Energi, dengan mengadopsi SNI ISO 50001 Mematikan lampu Mencabut colokan Pilih alat elektronik
di sektor ESDM, industri dan bangunan; ketika sudah tidak peralatan elektronik yang memiliki tanda
digunakan lagi yang digunakan label hemat energi,
4. Pengembangan Bisnis Konservasi Energi, mendorong peran ESCO,
sehari-hari apabila yang diantaranya
pembiayaan inovatif untuk proyek efisiensi energi; dan
sudah selesai lampu swaballast dan
5. Awareness & Awards: Kampanye masif gaya hidup hemat energi AC.
dan elektrifikasi peralatan rumah tangga dan transportasi,
pemberian penghargaan dan apresiasi sebagai insentif bagi
pengguna energi yang bisa menjadi contoh bagi pelaksanaan
konservasi energi Setiap 1 kWh yang dihasilkan PLN sekarang akan mengeluarkan emisi
GRK 850 gram CO2.
7
PENINGKATAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN
Super grid merupakan factor kunci untuk mencapai Zero Emission di sektor pembangkitan tenaga listrik
Kap Kap
KALIMANTAN SULAWESI
(GW) (GW) Kap @ 2060
Bioenergi 10 Bioenergi 9 Nasional
ASEAN
Power Panas Bumi 0 ,2 Panas Bumi 3 Warna: Tipe (GW)
Malaysia Air 54 Air 5 70 kV Existing
Grid
Surya 27
Bioenergi 60
Surya 69 150 kV Rencana
2 Angin 17 Angin 11 275 kV
Panas Bumi 22
ASEAN NZE
Nuklir 26 TOTAL 54 (Supergrid) Air 72
5 Singapura 500 kV
2027 TOTAL 175 Surya 421
Bintan 4
2035
Angin 94
2029 Arus Laut 8
1 Nuklir 31
Kap TOTAL 708
SUMATERA 8 2052
(GW)
Bioenergi 19
9 2035
Panas Bumi 9 3
Air 8 6
10
Kap Investasi interkoneksi
Surya 146 MPNT
Angin 10 Bioenergi
(GW)
6
akan berkurang jika
Arus Laut 7 7
Nuklir 6 Kap
Panas Bumi
Air
1
2
REBID
TOTAL 205 JAMALI
Bioenergi
(GW)
16 2056
Surya
Angin
71
16
diimplementasikan
Panas Bumi 8 TOTAL 96
Hydro 3
Surya 109
Angin 40
Arus Laut 1 B. Masih dalam narasi RUPTL dan perlu kajian lebih lanjut: 8. 150 kV Interkoneksi Bangka-Belitung (diperlukan kajian lebih
TOTAL 178 5. Interkoneksi Sumatera-Singapura (termasuk interkoneksi lanjut untuk mendukung rencana Interkoneksi Sumatera-
A. Sudah masuk dalam daftar proyek RUPTL: Sumatera-Bintan), mendukung kerangka kerjasama ASEAN Kalimantan);
1. 150 kV Interkoneksi Sumatera-Bangka (2022); Power Grid, diperlukan kajian lebih lanjut; 9. Interkoneksi Belitung-Kalimantan (diperlukan kajian lebih
2. 500 kV Interkoneksi Sumatera-Malaysia (2030), mendukung kerangka 6. 500 kV Interkoneksi Sumatera-Jawa (diperlukan kajian lebih lanjut sebagai bagian dari program Supergrid Nusantara);
kerjasama ASEAN Power Grid; lanjut mempertimbangkan suplai dan demand); 10. 150 kV Interkoneksi Baubau-Sulbagsel (diperlukan kajian
3. 150 kV Interkoneksi Kalimantan (2023); 7. 150 kV Interkoneksi Bali-Lombok (diperlukan kajian lebih lebih lanjut untuk mendukung keandalan Bau-Bau).
4. 150 kV Interkoneksi Sulbagut-Sulbagsel (Tambu-Bangkir COD 2024). lanjut untuk mendukung rencana interkoneksi Jawa-Nusa
Tenggara); 8
Sumber: Pemodelan Tim NZE KESDM
PELUANG PENGEMBANGAN PLT EBT: HARGA PLT EBT DAN BATERAI
Harga yang semakin murah karena perkembangan teknologi dan inovasi

BIAYA PENGEMBANGAN PLT EBT TREN HARGA BATERAI

Global Weighted-average total installed cost by technology, 2010-2020

Trend harga baterai lithium


turun hingga 97% dalam 30
tahun terakhir

Harga per kWh


➢ Berdasarkan IRENA Renewable Power Generation Costs in 2020, biaya pembangunan PLT • Pada awal 1990-an, kapasitas yang diperlukan untuk keperluan satu rumah per hari
EBT mengalami penurunan cukup signifikan secara global selama 10 tahun terakhir; membutuhkan biaya mencapai USD 75.000 dengan berat baterai 113 kg.
➢ Biaya operasi PLT EBT baru terutama PLTS dan PLTB (termasuk biaya integrasi) lebih • Saat ini, untuk kapasitas yang sama hanya membututuhkan biaya kurang dari USD
murah dan dapat bersaing dengan PLTU Batubara skala 800MW existing. 2.000 dan berat baterai 40kg.
SEBARAN RENCANA PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK
DALAM RUPTL PLN 2021-2030
▪ Penambahan kapasitas EBT ditargetkan mencapai 20,9 GW di 2030 (51,6% dari total pembangkit di RUPTL 2021-2030).
▪ Pengembangan EBT dilaksanakan dengan tetap mempertimbangkan neraca daya kelistrikan di Indonesia

No Pembangkit 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 Total
1 Panas Bumi 136 108 190 141 870 290 123 450 240 808 3.355
2 PLTA 400 53 132 87 2.478 327 456 1.611 1.778 1.950 9.272
3 PLTM/MH 144 154 277 289 189 43 - 2 13 6 1.118
4 PLTS 60 287 1.308 624 1.631 127 148 165 172 157 4.680
5 PLTB - 2 33 337 155 70 - - - - 597
6 Bioenergi 12 43 88 191 221 20 - 15 - - 590
7 PLT EBT - Base - - - - - 100 265 215 280 150 1.010
8 PLT EBT - Peaker - - - - - - - - - 300 300

Total 752 648 2.028 1.670 5.544 978 991 2.458 2.484 3.370 20.923
10
10
PENGEMBANGAN ENERGI SURYA
Prioritas pengembangan PLTS didukung oleh biaya investasi yang semakin kompetitif

PLTS ATAP
4.541
Target 2025: 3,61 GW Kapasitas terpasang per Juni 2022 : 63,71 MWp Distribusi Pemanfaatan PLTS Atap
Menurunkan Emisi GRK 5,4 juta ton CO2 (5.848 pelanggan), diantaranya: MWp Pelanggan
▪ Gedung Pemerintah (37,35 MW) ▪ PLTS Atap Coca Cola di Cikarang 7,2 MWp
▪ Pelanggan PLN dan Kelompok Sosial (terbesar di ASEAN)
787
(16,65 MW) ▪ PLTS Atap Danone Aqua di Klaten 3 MWp 337
15,9 24,7 66 11,6 8,0 5,5 16 0,3 26
▪ Bisnis (728,68 MW)
▪ Industri (1.307,10 MW) Target 2022 : 450 MWp (kumulatif) Rumah Industri Bisnis Sosial Pemerintah Layanan
▪ Rumah Tangga (1,525 MW) Meningkat 800% dari realisasi tahun 2021 Tangga Khusus

Target 2030: 4,68 GW

▪ Jamali (2.906,06 MW)


Reduksi Emisi GRK:
▪ Sumatera (192,82 MW)
PLTS 6,97 juta ton CO2e
▪ Kalimantan (303,71 MW)
SKALA ▪ Sulawesi (175,79 MW)
BESAR ▪ MPNT (1.101,04 MW)

Potensi : 26,65 GW (271 lokasi) Potensi di danau eksisting PLTA: 17,17 GW


Reduksi Emisi GRK : 39,68 juta ton CO2e (33 lokasi):
▪ Jawa Bali (160,4 MW) – 2 lokasi
Strategi Pengembangan ▪ Sumatera (7.722,7 MW) – 10 lokasi
▪ Pendetailan potensi waduk/danau termasuk supply- ▪ Kalimantan (111,2 MW) – 2 lokasi
demand dan kesiapan sistem PLN ▪ Sulawesi (6.104,3 MW) – 6 lokasi
PLTS ▪ Pemanfaatan PLTS Terapung sebagai base load selama ▪ Maluku – Papua – Nusa Tenggara
TERAPUNG 4 jam di siang hari (3.075,6 MW) - 13 lokasi
11
PENGEMBANGAN PANAS BUMI
Percepatan penambahan kapasitas PLTP melalui sinergi Pemerintah, BUMN & pemanfaatan pendanaan internasional

Rencana Pengembangan PLTP Government Drilling Pemanfaatan langsung


2021: PROSPEK CISOLOK CISUKARAME (KAB. SUKABUMI,
JABAR & NAGE (KAB. NGADA, NTT)
▪ Pemanfaatan langsung panas bumi di
Indonesia sebagian besar dilakukan
untuk sektor agrikultur, seperti
pengolahan teh, pengeringan biji kopi,
dan industri gula aren.

▪ Efisiensi konversi energi panas bumi


yang tinggi (80%-90%) menjadi potensi
yang sangat baik untuk dimanfaatkan
KESDM c.q. DJEBTKE dan Badan Geologi melakukan
langsung.
pengeboran eksplorasi panas bumi pada 20 WKP +

v
sampai dengan 2024 untuk rencana pengembangan
683 MW.
1. Government Drilling
Bekerjasama dengan Kementerian Keuangan c.q.
2. Pemanfaatan dana PISP (Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi) PT SMI untuk 2 WKP dengan rencana pengembangan
dan GREM (Geothermal Resource Risk Mitigation) untuk pendanaan 60 MW.
pengembangan panas bumi.
Lingkup Kegiatan
2. Sinergi BUMN dalam pengembangan panas bumi.
A Penambahan Data C Integrasi Data Geosains
4. Optimalisasi sumber daya pada WKP yang telah berproduksi dengan Geosains (3G)
pengembangan ekspansi, diantaranya Binary Salak 15 MW,
Dieng 10 MW, dll.
B Survei LiDAR D Evaluasi Pendukung
Akuisisi Data serta
Targeting
Rencana Pengembangan Bioenergi di RUPTL PLN (Persero) 2021 - 2030
No Pembangkit 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 Total
1 Panas Bumi 136 108 190 141 870 290 123 450 240 808 3.355

12
PROGRAM COFIRING BIOMASSA PADA PLTU
Sejalan dengan Program Penghijauan PLTU Batubara dan Coal Phase-Out PLTU oleh PLN

Target Tahun 2022

Cofiring Biomassa pada PLTU


Implementasi Dekarbonisasi Biomassa Green Energy
35 Lokasi 334 rbTon CO2 450 ribu Ton 340 GWh
• Cofiring biomassa pada PLTU adalah upaya alternatif
mengurangi pemakaian batu bara dengan
Realisasi Cofiring PLTU (s.d Mei 2022)
memanfaatkan bahan bakar biomassa sebagai
pengganti sebagian batu bara dengan tetap
memperhatikan kualitas bahan bakar sesuai kebutuhan. Implementasi Dekarbonisasi Biomassa Green Energy
32 Lokasi 217 rbTon CO2 209 ribu Ton 218 GWh
14 14
Potensi bahan baku biomassa
12 12
10,20 10,11
10 9,08 9,11 9,14 8,91 10

Biomassa (Jt Ton)

Produksi (TWh)
8 8
6 6
4 2,83 4
2,20
Limbah 2 0,25 0,45 2
Tanaman Energi pertanian/perkebunan 0 0
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
PLTU
25 35 50 52 52 52 52 52 52 52
(Jumlah)
Produksi
0.18 0.34 2.74 3.53 12.71 12.60 11.31 11.35 11.39 11.10
(TWh)
Limbah industri kayu Sampah rumah tangga Biomasa
0.25 0.45 2.20 2.83 10.20 10.11 9.08 9.11 9.14 8.91
(Juta Ton)
MANDATORI B30 Target Realisasi dan Biodiesel (Juta KL)
11.300 11.600
Tahapan Mandatori Biodiesel (Berdasarkan Permen ESDM 12/2015) 10.100 10.000
9,280
8.400
6.396

3.750 3.750

2018 2019 2020 2021 Realisasi 2023 Target 2024 Target 2025 Target
Mei &
Target 2022

Realisasi Penghematan Devisa pada 2021:


Rp 66 Triliun
Faktor Kunci pada Implementasi

Kerangka Peraturan Insentif Kapasitas Produksi


(Peraturan pendukung untuk (Pemerintah memberikan Memadai
keberlanjutan program) insentif dari Dana BPDPKS) (Kap. Terpasang 13.4 Juta kL)

Monitoring
& Evaluasi Standar Nasional Infrastruktur
(Pemerintah Bersama (Standar Nasional dan (Kesiapan Infrastruktur untuk
stakeholder terkait melakukan Panduan Teknis untuk mendukung pencampuran dan
pemantauan intensif dan menjaga kualitas) sistem distribusi)
berkala)
14
14
KENDARAAN BERMOTOR LISTRIK BERBASIS BATERAI (KBLBB)
ROADMAP Penghematan energi hingga 29.79 MBOE
PENGEMBANGAN Total Penurunan Emisi GRK hingga 7,23 juta ton CO2e
(2030)

RODA DUA RODA EMPAT/LEBIH

13 juta unit 2 juta unit


67.000 SPBKLU * 32.000 SPKLU * KBLBB akan digunakan sebagai
kendaraan delegasi pada KTT G20
SPBKLU: Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan SPKLU: Stasiun Pengisian Kendaraan
Listrik Umum Listrik Umum

JUMLAH TARIF
SPKLU & SPBKLU TENAGA LISTRIK
Tarif: Biaya sewa baterai:
Hingga Maret 2022, telah dibangun TTL Curah x Q, dimana biaya isi ulang + investasi SPBKLU
0,8 ≤ Q ≤ 2
307 unit SPKLU di 264 lokasi dan TTL Curah:
364 unit SPBKLU di >100 lokasi. Rp707/kWh

Tarif:
TTL Layanan Khusus x N,
dimana N ≤ 1,5
TTL Layanan Khusus:
SPBU Pusat Perbelanjaan Area Rp1.650/kWh
dan SPBG Perkantoran Parkir
(Peraturan Menteri ESDM No. 28 tahun
2016 tentang Tarif Listrik yang
Disediakan oleh PT PLN (Persero))

Sumber: Ditjen Ketenagalistrikan, KESDM


15
USULAN KEGIATAN INISIATIF BARU TA 2023 - PROGRAM KONVERSI 10.000 UNIT MOTOR
KESDM Sebagai Katalisator Perkiraan Kebutuhan Pendanaan
Arahan Bapak Menteri ESDM 7 Okt 2021
❑ 10.000 unit roda-2 BBM : Rp172.360,8 Juta
“ KESDM sebagai katalisator terbentuknya ekosistim Supply – Demand pendukung sepeda motor
❑ Belanja Jasa Lainnya : Rp113.990,8 Juta
listrik hasil konversi , khususnya untuk bengkel IKM dalam mencapai target nasional“
❑ Supervisi & Monitoring : Rp171.497,8 Juta
❑ Sewa Kendaraan Mobilisasi : Rp171.575,8 Juta
Tahun 2025
Katalisator Total Rp187.920,6 Juta
Scale up
6.000.000 139 Juta ▪ Biaya Konversi sepeda motor bbm menjadi sepeda motor
Scale up 1.000.000 listrik Per Unit Rp. 18.792.057
Scale up 100.000 Motor bike ( fuel) ▪ Biaya Konpensasi Sewa Motor yang tengah di Konversi 3
Scale Up 10.000 bulan : 60.000.000.000 (additional)
Prototype 1000 5 Juta
Pilot
Project 100 New Electric Motor Bike Alur Pelaksanaan
unit
6 Juta
Bengkel UKM
Electric Motor Bike (conversion)
Sebagai pemegang paten converter kit sebagai quality assurance bengkel
10.000 unit Proses Konversi 10.000 unit
IKM Memberikan technical assistance konversi Total 150 Juta Motor BBM Motor Listrik

Permohonan
Teknologi Dalam Negeri Program Sepeda Motor Listrik Konversi Uji Tipe
Pembuatan Prototipe Motor Proses Pembuatan
BLDC (PT. Chemco dan Braja ) Prototipe Baterai ( PT. IBC )

Pembuatan Pembuatan Dudukan Pembuatan Converter


Controller ( PT. BRT ) Baterai/bracket ( BBSP to CVT (BBSP KEBTKE; Serah Terima Tim ESDM Permohonan Perubahan
KEBTKE; PT Chemco) PT Chemco) Motor Listrik STNK, BPKB dan
Sumber: P3TEK KEBTKE, KESDM 2021 ke customer Pembuatan Nopol Baru
GREEN HYDROGEN (H2) SEBAGAI ALTERNATIF ENERGI MASA DEPAN
Green H2 berpeluang sebagai pengganti bahan bakar untuk pembangkit listrik, transportasi dan industri

Pemanfaatan Hidrogen Aplikasi Hidrogen untuk Kendaraan


Hidrogen adalah energy carrier; produksi H2 ▪ Hidrogen umumnya dapat digunakan
1
memerlukan energi dari sumber lain. kendaraan listrik (FCEV) dan pada mesin ICE,
khususnya pada kendaraan besar dan jasa Kendaraan ringan Kendaraan berat

H2 dapat digunakan sebagai sebagai bahan


angkutan.
2
bakar pada sektor transportasi, dengan tujuan ▪ Pada 2019, inisiasi kerja sama antara ALSTOM-
mengurangi penggunaan BBM. PT KAI-ESDM untuk pengembangan kereta
berbahan bakar hidrogen
3 Selain itu, H2 dapat dimanfaatkan sebagai
media penyimpanan energi dari Turbin Gas Kapal

pembangkit listrik.
Fuel Cell
▪ Bekerja seperti prinsip kerja motor listrik. Faktor-Faktor yang Mendukung
▪ Efisien pada beban yang lebih rendah
Ketersediaan H2 yang tak terhingga
(kendaraan penumpang, dsb.).
▪ Tidak menghasilkan emisi sama sekali. Melalui produksi dengan metode elektrolisis
▪ Efisiensi sekitar 40% - 70%

Hydrogen ICE Jangkauan tinggi dan pengisian cepat


▪ Bekerja seperti mesin kendaraan BBM Mencapai 600 km. Waktu refuelling: <5 menit
konvensional.
▪ Efisien untuk kendaraan berat (truk dsb).
▪ Tangguh dan teknologinya sudah dikenal di Suara mesin yang dihasilkan rendah
sektor transportasi dan alat pertanian. Berdampak turunnya polusi suara di jalan
▪ Efisiensi sekitar 40%.
Sumber : Renewable Power IRENA 2018

17
START-UP DI SUBSEKTOR EBTKE
Mendorong terjadinya inovasi dan investasi pada pengembangan EBTKE

Peran startup dalam pengembangan EBT

1 Memprakarsai proyek energi terbarukan, menggairahkan


iklim investasi sehingga memberikan dampak positif bagi
masyarakat Indonesia.

2 Mengimbangi hilangnya pekerjaan dari penurunan industri


ekstraktif dan menciptakan lapangan kerja padat karya.

3 Menciptakan inovasi-inovasi di bidang energi terbarukan,


yang langsung dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Contoh ruang lingkup startup pengembangan EBT

Rooftop Electric Vehicles Waste to Bioenergy


Photovoltaic Energy Development

Rural Electricity Energy Renewables Data Efficient Energy


Services Storage Management Equipment

18
18
PROGRAM PEMERINTAH UNTUK MENINGKATKAN AKSESIBILITAS ENERGI
Mendorong peningkatan akses elektrifikasi masyarakat melalui energi bersih

LTSHE di Papua (2021) APDAL di Papua (2021) Dukungan Pemerintah


1. APBN 2. Dana Alokasi Khusus (DAK)
✓ Surya, Hidro (Air) , PTL Bio , dll. Energi Skala Kecil
✓ APDAL (Alat Penyalur Daya Listrik)
3. Bantuan Pasang Baru Listrik
✓ PJU – TS (Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya)
Permen ESDM 3/2022
✓ LTSHE (Lampu Tenaga Surya Hemat Energi )

Pembangunan Infrastruktur EBTKE melalui APBN KESDM 2011-2021

PLTSAtap
PLTS AtapPos
PosJaga
JagaTNI
TNIdidiKalimantan
KalimantanUtara
Utara(2021)
(2021)

19
PENGEMBANGAN ENERGI BERBASIS MASYARAKAT:
MANFAAT PENGEMBANGAN ENERGI UNTUK KOMUNITAS
Mengoptimalkan inovasi dalam ekosistem startup, pengembangan energi bersih Pemanfaatan PLTMH untuk Pengolahan Kopi
harus dilakukan tidak hanya untuk mengejar transisi energi tetapi juga untuk di Desa Tepal, Sumbawa
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara inklusif di semua tingkatan, yaitu
melalui:

Transisi menuju energi bersih harus dapat


Memberikan Pekerjaan yang meminimalisir hambatan dan menawarkan
Layak dan Perlindungan Pekerja kesempatan kerja bagi masyarakat dengan
mengoptimalkan kapasitas mereka.

Inovasi dan pengembangan energi membuka


Meningkatkan Pembangunan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan
Sosial dan Ekonomi sosial sekaligus mengentaskan kemiskinan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) ini dibangun oleh
energi. 01 Kementerian ESDM pada tahun 2009 dengan kapasitas 25 kW, dan
Kementerian Koperasi dan UKM dengan kapasitas 40 kW.
Menjamin Kesetaraan, Inklusi Pengembangan energi memajukan inklusivitas
Sosial, dan Keadilan masyarakat, dengan menekankan bahwa “tidak
Semua pembangkit beroperasi 24 jam setiap hari dan menyediakan
seorang pun akan tertinggal”.
02 listrik untuk 339 rumah, 5 fasilitas umum, 20 kios, dan 7 bengkel
produktif, termasuk mesin pengolah kopi. Kedua pabrik tersebut
Energi bersih dan inovasi mendorong kerja sama dan dikelola oleh koperasi multi bisnis lokal bernama KSU Puncak
Merangkul Masyarakat sebagai kolaborasi masyarakat dalam banyak aspek, termasuk Ngengas.
Peserta Aktif
pengambilan keputusan, memberikan kepercayaan,
dan sebagainya. Listrik yang dihasilkan memungkinkan petani untuk mengolah biji
03 kopi, mengemas produk olahan dan menghasilkan penjualan
produk kopi dengan harga 900% lebih tinggi.
Source: IEA (2021), Recommendations of the Global Commission on People-Centred Clean Energy Transitions, IEA, Paris
https://www.iea.org/reports/recommendations-of-the-global-commission-on-people-centred-clean-energy-transitions 20
20
SINERGI DAN KOLABORASI PENGEMBANGAN EBT
Perlunya sinergi dan kolaborasi untuk mendukung percepatan pengembangan EBT di Indonesia

PEMERINTAH
Ruang Lingkup Kolaborasi Bidang SDM
AKADEMI
• Menciptakan inovasi- CAPACITY
MEDIA inovasi teknologi
1 BUILDING
• Menyediakan fasilitas
pembelajaran yang
komprehensif
INOVASI
• Meningkatkan SDM yang 2 TEKNOLOGI
berkualitas dan
Pentahelix mendorong transfer
teknologi
• Memperluas informasi TECHNICAL
dan budaya transisi 3 ASSISTANCE
energi kepada
masyarakat

SERTIFIKASI
4 KOMPETENSI
- Transisi Energi -
Membutuhkan peningkatan SDM di sisi
BUMN & MASYARAKAT keterampilan, pengetahuan dan sikap/
SWASTA STUDI / PILOT
& NGO budaya menuju Net Zero Emission. 5 PROJECT
KOMPETENSI SDM DALAM MENDUKUNG TRANSISI ENERGI
Dukungan pendidikan berbasis EBT dan teknologi reduksi emisi GRK berperan penting dalam implementasi transisi energi

Pelaksanaan NZE Lingkup Pekerjaan Pendidikan/Keahlian


Pembangunan PLTB, PLTP, PLTS, ✓ Elektro
PLTA/M/H, PLT Bio, PLT Arus Laut, PLTN
✓ Kimia, Fisika, Nuklir
Teknisi PLTB, PLTP, PLTS, PLTA/M/H, PLT
Bio, PLT Arus Laut, PLTN ✓ Sipil, Planologi
Penyediaan PLTS Atap, PLTS, PLTA, PLT Konsultan, Manajer, Auditor dan ✓ Industri
Energi Bioenergi, PLTP, PLTB, PLT Inspektur Bidang Energi ✓ Mesin, Metalurgi
Arus Laut PLTN, Hidrogen,
Baterai, Pump Storage, Akuntan, Legal, Finansial ✓ Biologi, Pertanian, Teknologi Pangan
Pembangkit Gas, CCS/CCUS Peneliti dan Surveyor SDA ✓ K3 dan Lingkungan
Pemanfaatan R&D dan Produsen Baterai & Hydrogen
Kompor Induksi, Kendaraan ✓ Geosains
Energi Listrik, Jargas, Mobil BBG, R&D dan Produsen BBN
DME, Penerapan Manajemen ✓ Ekonomi, Manajemen, Akuntansi
Energi, SKEM Industri & Teknisi Kendaraan Listrik
✓ Hukum
Tata Kelola & Akuntabilitas, Insentif, R&D dan Produsen Kompor Listrik
strategi bisnis Risiko, Investasi, Proses ✓ Teknologi Informasi, Informatika
Aplikasi, Artificial Intelligence
Bisnis, Peraturan, Pedoman, ✓ dll
Keberlanjutan dll

22
TANTANGAN & ENABLING FACTORS IMPLEMENTASI NZE
TANTANGAN PENGEMBANGAN EBT Supply Demand
ENABLING FACTORS
1 Keekonomian & Teknologi
Dukungan ▪ Feedstock ▪ Manajemen Energi
Inovasi teknologi dan good engineering practices di bidang EBT
mendorong keamanan, keandalan sistem tenaga listrik dan harga yang Kebijakan ▪ Harga Karbon ▪ SKEM
semakin kompetitif. ▪ Phase Down/ ▪ Labelling
Retirement PLTU
2 Infrastruktur ▪ Power Wheeling
Ketersediaan infrastruktur pendukung dalam pembangunan EBT
yang dikembangkan secara in-situ. Infrastruktur ▪ Super Grid ▪ KBLBB dan SPKLU
▪ Power Wheeling ▪ Jaringan Gas Kota
3 Supply & Demand ▪ Kompor Induksi

Pengembangan pembangkit listrik EBT dan Non Listrik ▪ Insentif fiskal dan non ▪ Insentif fiskal dan non
mempertimbangkan keseimbangan supply & pertumbuhan Dukungan fiskal fiskal
demand. Pendanaan ▪ Hibah dan Pinjaman ▪ Hibah dan Pinjaman
▪ Pendanaan/Pembiayaan ▪ Pendanaan
4 Pendanaan /Pembiayaan
Nilai investasi yang tinggi, keterbatasan pendanaan, dan
tingginya risiko pengembangan, dll.
R&D dan ▪ CCS/CCUS ▪ Efisiensi Energi
Teknologi ▪ Hidrogen/ Energi ▪ Inovasi Konservasi
5 Dinamika Sosial Baru Energi
Tata Kelola yang menyeimbangkan aspek kemasyarakat (people
centered development).

23
PENGUATAN REGULASI BIDANG ENERGI BARU DAN TERBARUKAN
Diperlukan regulasi yang komprehensif untuk menciptakan iklim pengembangan EBT yang berkelanjutan dan adil

RUU EBET – INISIATIF DPR

RUU EBET hasil penyempurnaan telah


disampaikan oleh DPR RI kepada Presiden dan
saat ini Presiden menugasi Menteri untuk
membahas RUU untuk ditindaklanjuti. Peran
RUU EBET:
• Memberikan kepastian hukum bagi
pengembangan EBT
RPERPRES Percepatan pengembangan ET untuk penyediaan tenaga listrik
• Memperkuat kelembagaan dan tata kelola
pengembangan EBT Pemerintah dalam tahap finalisasi RPerpres yang akan:
• Menciptakan iklim investasi yang kondusif • Menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi
bagi investor EBT investor EBT
• Mengoptimalkan sumber daya EBT dalam • Mendorong keekonomian yang semakin kompetitif
mendukung pembangunan industri dan untuk harga listrik yang terjangkau mengingat
ekonomi nasional Pemerintah tidak mendukung EBT at any cost.
TERIMA
KASIH

Direktorat Jenderal EBTKE, Kementerian ESDM


Jl. Pegangsaan Timur No.1, Jakarta

@djebtke www.ebtke.esdm.go.id
PERAN ENERGI FOSIL DALAM TRANSISI ENERGI
Peran Minyak dan Gas Bumi Peran Batubara dan Mineral
1. Minyak sebagai energi utama saat ini di sektor transportasi. 1. Pemenuhan kebutuhan domestik (a.l. bahan bakar di
2. Gas bumi dimanfaatkan sebagai energi transisi sebelum EBT pembangkit, bahan bakar di industri serta bahan bakar di
100% di pembangkit. rumah tangga) sebelum adanya energi pengganti yang
3. Gas bumi menjadi bahan bakar pembangkit listrik yang lebih bersih.
berfungsi untuk mengatasi sifat intermiten EBT. 2. Bahan mineral a.l. nikel, cobalt, menjadi sumber bahan
4. Pemenuhan kebutuhan domestik di berbagai sektor utama untuk pembuatan baterai.

Isu Minyak dan Gas Bumi Isu Batubara dan Mineral


1. Peningkatan produksi minyak bumi 1 juta bopd dan 1. Penyumbang emisi yang memerlukan pengelolaan
gas bumi 12 bscfd tahun 2030. mengikuti kaidah pertambangan yang baik.
2. Menghasilkan emisi karbon. 2. Kesiapan industri cell battery

Strategi Pemanfaatan Migas Strategi Pemanfaatan


1. Peningkatan cadangan melalui: 1. Pengurangan penggunaan batubara sebagai sumber
• Optimalisasi produksi lapangan existing. energi pembangkit atau penggunaan batubara pada PLTU
• Transformasi Resources to Production dengan menggunakan CCS/CCUS
• Mempercepat Chemical EOR 2. Pemanfaatan batubara di rumah tangga melalui
• Eksplorasi secara massif untuk penemuan besar pengembangan Dimethyl Ether (DME).
2. Gas bumi sebagai energi transisi sebelum EBT 100% 3. Peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan
di pembangkit. pemurnian untuk komoditas tambang mineral logam di
3. Penerapan CCS/CCUS. dalam negeri.
4. Pengembangan industri baterai yang terintegrasi

Anda mungkin juga menyukai