Anda di halaman 1dari 30

PERDAMAIAN DALAM

KEPAILITAN
Oleh:

Dr. Andrey Sitanggang, SH.MH.SE


Andrey Sitanggang & Partners
Jl. Pramuka Raya No 53 Jkt Pusat10440
Telp 62-21-3923236
Website: http//www.andreysitanggang.com
Email: aslaw@andreysitanggang.com

Disampaikan Pada Pendidikan Calon Kurator dan Pengurus Diselenggarakan oleh AKPI

Oktober, 2018

Hotel Harris, Jakarta


1
TUJUAN UTAMA LEMBAGA
KEPAILITAN DAN PKPU
Sebagai salah satu sarana hukum untuk penyelesaian
UTANG PIUTANG, secara Adil, Cepat, Terbuka dan
Efektif, guna menunjang perekonomian nasional (lihat
konsideran dan penjelasan UU.No 37 Thn 2004,
Tentang Kepailitan dan PKPU. Selanjutnya disebut
UU Kepailitan).

2
KEPAILITAN BISA BERAKHIR:
Karena tidak ada atau harta pailit sangat kecil,
sehingga tidak cukup utk membayar biaya-biaya
kepailitan.
Karena terjadi perdamaian
Karena pemberesan harta pailit telah selesai.

3
PENGERTIAN PERDAMAIAN
Suatu Perdamaian dalam kepailitan pada dasarnya
adalah suatu kesepakatan antara debitur dan kreditor utk
merestrukturisasi utang secara paksa (terhadap kreditur
konkuren yang kalah suara).
Penyelesaian utang-piutang secara damai diluar
kepailitan, hanya dapat dicapai jika debitor dan kreditor
telah sama-sama sepakat atas syarat-syarat dan
ketentuan perjanjian perdamaian. Kreditor tidak dapat
dipaksa untuk menyetujui suatu syarat-syarat
perdamaian, demikian sebaliknya.
Salah satu cara mengakhiri pailit

4
PERDAMAIAN DAPAT TERJADI
 Pada waktu Debitor Telah Dinyatakan Dalam Pailit (Diatur
Dalam Bab II, Pasal 144 s/d 177, UU Kepailitan.

 Pada waktu Debitor Dinyatakan dalam Penundaan


Kewajiban Pembayaran Utang “PKPU”, (diatur dlm Bab III
Pasal 265 s/d 294, UU Kepailitan, baik PKPU sukarela atau
sebagai perlawanan terhadap permohonan Kepailitan)

5
MENGAJUKAN PERDAMAIAN
OLEH DEBITUR PAILIT
Merupakan suatu hak Debitor pailit (Pasal 144
UU Kepailitan).
Bertujuan Menjaga “Business Going
Concern” Debitur Pailit, agar nilai perusahaan
lebih tinggi.
Bertujuan mengakhiri status pailit.

6
BERBAGAI SKEMA
RETRUKTURISASI UTANG
 Penjadwalan Kembali Utang (rescheduling);
 Pengkondisian Kembali Utang (reconditioning), antara lain,
dengan penurunan bunga, penghapusan pokok, penghapusan
bunga dan sebagian pokok.
 Konversi utang menjadi modal (debt to equity swap)
 Penambahan Modal
 Memasukkan investor baru
 Gabungan dari salah satu atau gabungan dari skema
RESTRUKTURISASI UTANG di atas.

7
DOKUMEN PENDUKUNG
USULAN PERDAMAIAN
 Asumsi-asumsi keuangan dan operational sehingga perusahaan
dapat menjadi going concern
 Laporan keuangan perusahaan (in house dan audited)
 Share valuation dan assets appraisal
 Proyeksi keuangan perusahaan setelah perdamaian (termasuk
cash flow)
 Dokumen pendukung usulan perdamaian lainnya

8
TATACARA PENGAJUAN RENCANA
PERDAMAIAN
 Debitur mengajukan rencana perdamaian kepada para kreditur, melalui
Hakim Pengawas, Paling lambat 8 hari sebelum rapat pencocokan
piutang. rencana perdamaian tersebut disediakan di kepaniteraan
pengadilan agar dapat dilihat oleh setiap orang yang berkepentingan;
 Salinannya dikirimkan kepada Kurator dan masing-masing Kreditur atau
kepada panitia kreditur sementara (jika telah terbentuk). (Pasal 145 UU
Kepailitan.
 Rencana perdamaian wajib dibahas dan diputus segera setelah selesainya
pencocokan piutang.
 Kurator dan Kreditur (panitia kreditur) wajib memberikan pendapat
tertulis ttg Rencana Perdamaian dalam Rapat pencocokan Piutang,
mendukung atau tidak mendukung.(Pasal 146 UU Kepailitan)

9
TATACARA PENGAJUAN RENCANA
PERDAMAIAN (Lanjutan)
 Rapat kreditur untuk membicarakan dan memutus
Rencana Perdamaian dapat diperpanjang oleh Hakim
Pengawas 21 hari setelah selesainya rapat pencocokan
piutang;
 Kurator wajib membuat ringkasan rencana
perdamaian, dan dalam waktu 7 hari sejak tanggal
rapat terakhir, mengirimkan ringkasan tersebut kepada
kreditur yang tidak hadir pada rapat pencocokan
piutang terakhir.
 Debitur pailit berhak memberi keterangan dan
membelanya serta berhak mengubah syarat-syarat
rencana perdamaian selama perundingan berlangsung.
10
KAPAN RENCANA PERDAMAIAN DIBAHAS
DAN DIPUTUS OLEH KREDITUR?
 Segera setelah selesainya pencocokan piutang..(Pasal 145 ay
1 UU Kepailitan).
Prinsipnya agar tidak ada hak suara kreditur yang dirugikan,jika rencana
perdamaian diputus sebelum selesainya pencocokan piutang.

11
KAPAN SELESAI
PENCOCOKAN PIUTANG?
 Tidak diatur
 Dalam praktek, Rencana Perdamaian sudah dibahas, sembari
menyelesaikan pencocokan piutang (tidak menunggu
selesainya pencocokan piutang)
 Akan tetapi voting terhadap rencana perdamaian seharusnya
di lakukan setelah pencocokan piutang selesai agar tdk ada
hak suara kreditur yg dirugikan.

12
Kedudukan Kurator Dalam Proses Rencana
Perdamaian

 Pada dasarnya bersifat pasif dan hanya sebagai fasilitator


diantara debitur dengan kreditur-kreditur yang merundingkan
isi perdamaian yang ditawarkan.
 Bersifat Legal agar Rencana Perdamaian sesuai dengan UU
Kepailitan dan undang-undang lainnya yang terkait.
 Bersifat administratif untuk menyediakan dokumen-
dokumen yang diperlukan oleh debitur pailit atau para
kreditur dan persiapan rapat-rapat kreditur
 Membuat ringkasan perdamaian

13
PERLUNYA PANITIA KREDITUR
DALAM KEPAILITAN
 Apabila Piutang Bersifat Rumit (mis Jumlah
Besar, Multi Currencies, Berbagai Jenis
Transaksi);
 Apabila Jumlah Kreditur Banyak (antar negara)
 Dikehendaki oleh Kreditur yang mewakili lebih
dari 50% dari Seluruh Tagihan (Pasal 231).

14
TUGAS DAN WEWENANG PANITIA
KREDITUR
 Memberikan Nasehat Kepada Kurator (Pasal 79 Jo 82 UU
Kepailitan);

 Kurator Tidak Terikat Kepada Pendapat Panitia Kreditur (Pasal


84 UU Kepailitan)

 Untuk Hal-hal tertentu mengawasi Tugas Kurator (mis.Utk


melanjutkan usaha Debitur Pailit, 104 UU Kepailitan).

 Berhak Untuk Melihat Semua Buku, Dokumen dan Surat-surat


Mengenai Kepailitan (Pasal 81 UU Kepailitan);

 Dapat Memanggil Rapat Kreditur (Pasal 90)


 Jika terjadi perselisihan pendapat antara Kurator dengan
Panitia Kreditur, diselesaikan oleh Hakim Pengawas (Pasal 84
UU Kepailitan)

15
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KREDITUR MELALUI VOTING
 Voting adalah suatu proses pengambilan keputusan dalam
rapat kreditur atau dalam Sidang Majelis Hakim terhadap
rencana perdamaian yang ditawarkan (apakah disetujui atau
ditolak kreditur) melalui pemungutan suara.
 Voting Tidak Diperlukan Jika Semua Kreditur Menyetujui
Rencana Perdamaian.
 Panitera Pengganti Wajib Membuat Berita Acara Rapat
Kreditur yang ditandatangani oleh Penitera Pengganti dan
Hakim Pengawas.

16
TATACARA VOTING
 Memeriksa daftar hadir dan wewenang dari wakil/kuasa kreditur
konkuren dan kreditur separatis yang hadir dalam rapat.
 Mempersiapkan daftar kreditur konkuren dan separatis hasil
pencocokan piutang (telah ditandatangani oleh masing-masing
kreditur, kurator dan hakim pengawas).
 Mempersiapkan format pengambilan suara yang memuat tentang
jumlah kreditur yang hadir, jumlah tagihan dan suara serta
perhitungan prosentasi setuju atau yang menolak rencana
perdamaian;

17
Voting Kreditur Terhadap Rencana Perdamaian
Yang Diajukan Oleh Debitur Pailit
 Voting (pengambilan Suara) hanya untuk Kreditur Konkuren. (Pasal 151
UU Kepailitan).
 Kreditur Separatis dan PreferenTidak Berhak Ikut Dalam Voting, Kecuali
Kreditur Separatis dan Kreditur Preferen tsb telah melepaskan haknya
menjadi Kreditur Konkuren.
 Kreditur Separatis dan Preferen yang melepaskan haknya menjadi Kreditur
Konkuren, maka seterusnya menjadi Kreditur konkuren meskipun Rencana
Perdamaian tidak diterima (Pasal 149 UU Kepailitan).
 CATATAN: meskipun voting hanya untuk kreditur konkuren, diperlukan
dukungan dari kreditur konkuren dan Preferen agr rencana perdamaian
lebih terjamin pelaksanaannya.

18
Voting Kreditur (lanjutan)
Rencana perdamaian diterima apabila disetujui oleh
setengah dari jumlah kreditur konkuren yang hadir atau
kuasanya dan mewakili 2/3 atau lebih hutang konkuren.
(Pasal 151 UU Kepailitan)
Pengambilan Suara Bersifat Terbuka.
Kreditur yang hadir tetapi tidak memberikan suara, hak
suaranya dihitung sebagai suara tidak setuju. ( Pasal 87
ayat 2 UU Kepailitan).

19
PENUNDAAN WAKTU
VOTING
Bila lebih dari ½ jumlah kreditur yang hadir dalam rapat
dan mewakili paling sedikit ½ dari jumlah piutang
kreditur (tetapi tidak sampai 2/3 dari jumlah Piutang),
maka voting ditunda paling lama 8 hari kemudian;
Pada Pemungutan suara yang kedua, Kreditur tidak
terikat pada suara yang dikeluarkan pada pemungutan
suara yang pertama (Pasal 152 Jo 153 UU Kepailitan)

20
PEMBATALAN
PERDAMAIAN
 Suatu perdamaian yang telah disetujui melalui voting dapat
dibatalkan sebelum homologasi jika terdapat alasan-alasan
yang kuat dari kreditur yang menghendaki pembatalan.(157
dan 158 UUKepailitan)
 Majelis Hakim wajib menolak pengesahan perdamaian jika
terdapat alasan sebagaimana diatur dalam Pasal 159 ay 2)

21
HOMOLOGASI
 Hasil perdamaian harus dihomologasi (disahkan oleh majelis hakim)
terlebih dahulu barulah memiliki kekuatan mengikat secara hukum

 Pengadilan dapat menolak mengesahkan hasil perdamaian sesuai Pasal


159 ay 2:

a. Nilai asset debitur jauh melebihi jumlah yg

disetujui dalam perdamaian;

b. Pelaksanaan perdamaian tdk cukup terjamin

c. Perdamaian terjadi krn penipuan, atau

upaya lain yang tidak jujur.

22
Hasil Perdamaian Yang Telah
Dihomologasi
 Mengikat semua kreditur konkuren termasuk kredtur konkuren yg diakui
debitur meskipun tidak mendaftarkan diri dan tidak ikut dalam rapat.

 Tidak mengikat kreditur separatis

 Jika Tidak ada upaya kasasi terhadap homologasi dalam waktu 8 hari,
maka Kepailitan berakhir (ps 166 ay 1) dan tugas Kurator juga berakhir.

 Kurator wajib membuat pengumuman (166 ay2) dan memberikan


pertanggung jawaban kepada Debitur diharapan hakim pengawas.

23
Rencana Perdamaian Dalam PKPU
 Tujuan dan Prinsip-prinsipnya sama dengan Ketentuan yang
berlaku dalam proses Rencana Perdamaian setelah Debitur
Pailit.
 Tugas dan Peran Pengurus, Hakim Pengawas, Panitia
Kreditur, dalam Rencana Perdamaian yang ditawarkan oleh
Debitur Pailit, pada prinsipnya berlaku dalam Rencana
Perdamaian yang ditawarkan oleh Debitur dalam PKPU.
 Jika perdamaian disetujui terjadi hubungan hukum baru
antara debitur dan kreditur-kreditur. Jika tidak disetujui,
debitur lgsg pailit.

24
Perbedaan Rencana Perdamaian Dalam Hal Debitur
Pailit Dengan Debitur Dalam PKPU
Debitur Dalam Pailit Debitur Dalam PKPU

1. Pada Dasarnya 1. Sejak awal Debitur telah


Debitur Pailit tidak mengakui adanya sejumlah
mengakui/menerima utang yang telah jatuh tempo
dirinya dipailitkan dan wajib dibayar, tetapi Dia
tidak mampu membayarnya
sesuai jadwal

25
Perbedaan Rencana Perdamaian Dalam Hal
Debitur Pailit Dengan Debitur Dalam PKPU
(lanjutan)
Debitur Dalam Pailit Debitur Dalam PKPU

2 Jangka waktu 2 Jangka waktu memutus


memutuskan rencanan rencana perdamaian lebih
perdamaian lebh pendek panjang (maks 270 hari-
sesuai jangka wkt PKPU
tetap)

3 Voting hanya untuk 3 Voting berlaku bagi kreditur


Kreditur Konkuren (Pasal konkuren dan kreditur
151) separatis (Pasal 281 ayat 1)

26
Perbedaan Rencana Perdamaian Dalam Hal
Debitur Pailit Dengan Debitur Dalam PKPU
(lanjutan)

Debitur Dalam Pailit Debitur Dalam PKPU

4. Kreditur Separatis dapat ikut 4. Kreditur Separatis yang tidak


dalam Voting dengan syarat setuju diberikan kompensasi
kedudukannya menjadi kreditur sebesar jaminan yang terendah vs
konkuren (Pasal 149) aktual pinjaman yang lsg
dijaminan dengan kebendaan
tertentu (Pasal 282 ayat 2)

27
Perbedaan Rencana Perdamaian Dalam Hal
Debitur Pailit Dengan Debitur Dalam PKPU
(lanjutan)

Debitur Dalam Pailit Debitur Dalam PKPU

5. Perdamaian yang disahkan 5. Perdamaian yang disahkan


berlaku bagi semua kreditur berlaku bagi semua kreditur
konkuren (Pasal 162) (konkuren dan separatis,
kecuali separatis yang tidak
setuju diberikan kompensasi
(Pasal 286)

28
Perbedaan Rencana Perdamaian Dalam Hal
Debitur Pailit Dengan Debitur Dalam PKPU
(lanjutan)
Debitur Dalam Pailit Debitur Dalam PKPU

6. Jika Majelis Hakim menolak 6. Putusan Mejelis yang


pengesahan Perdamaian, mengesahkan Perdamaian dapat
Kreditur dan Debitur yg setuju diajukan kasasi oleh kreditur
dapat mengajukan Kasasi (Pasal yang menolak, akan tetapi
160) putusan majelis yang
menolakpengesahan
7. Jika Majelis Hakim Perdamaian, tidak dapat di
Mensahkan Perdamaian, ajukan kasasi.(Pasal 285:4)
Kreditur yang menolak atau
kreditur yang setuju secara 7. Putusan Mejelis Yang menolak
keliru dapat Kasasi (Pasal 160 ) Perdamaian, maka Debitur,
Pailit dan tidak dapat lagi
mengajukan perdamaian. (Pasal
292)

29
Dr. Andrey Sitanggang, SH.MH.SE
Andrey Sitanggang & Partners
Jl. Pramuka Raya No 53 Jkt Pusat10440
Telp 62-21-3923236
Website: http//www.andreysitanggang.com
Email: aslaw@andreysitanggang.com

30

Anda mungkin juga menyukai