By Dwi Herawati S
Dalam banyak kasus, para pihak yang bersengketa mencari penyelesaian di luar
pengadilan, dengan menggunakan metode Alternative Dispute Resolution (ADR) yang tidak
hanya cepat, tetapi juga terjangkau. Salah satu metode tersebut adalah mediasi. Ini adalah
negosiasi berbantuan di mana seorang mediator ditunjuk oleh pihak-pihak terkait untuk
mendengarkan kedua belah pihak dan membantu mereka dalam menemukan solusi yang
lebih baik.
Dalam kasus negosiasi, fokus dibuat pada masalah yang berkaitan dengan konflik daripada
hubungan secara keseluruhan. Apalagi kesepakatan yang dicapai bersama dengan cara
negosiasi bisa dalam bentuk perjanjian, kode, atau kontrak.
Negosiasi muncul ketika ada hasil alternatif dari suatu situasi, di mana pihak-pihak yang
bersengketa tertarik, namun ada ketidaksepakatan mengenai hasil akhir.
Contoh: Misalkan Agan pergi ke pasar untuk membeli beberapa buah, dan Agan meminta
harga 1 kg anggur dan pemilik toko menjawab Rp. 120.000. Kemudian Agan menawar
anggur tersebut dengan harga Rp. 100.000 per kg, tetapi pemilik toko bernegosiasi dan
menyelesaikannya dengan harga Rp. 110.000 per kg. Proses ini disebut Negosiasi.
Selama mediasi, mediator yang ditunjuk oleh para pihak berusaha untuk membawa
kesepakatan antara pihak-pihak yang bersangkutan dengan memulai komunikasi dan
menawarkan beberapa solusi untuk masalah stand-off. Lebih jauh lagi, ini menciptakan
lingkungan yang memudahkan interaksi antara para pihak.
Peran mediator lebih seperti penasehat untuk kedua belah pihak. Artinya, seorang mediator
tidak memiliki kekuatan pengambilan keputusan, melainkan membantu para pihak untuk
mencapai penyelesaian, dengan mendengarkan masalah, menyarankan solusi,
berkomunikasi dengan dan membujuk para pihak.
Oleh karena itu, solusi apa pun yang diajukan oleh mediator dalam hal ini, tidak mengikat
pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu terserah mereka mau menerima atau tidak.
Sekarang seperti yang telah kita bicarakan tentang konsep dasar kedua istilah tersebut,
berikut beberapa perbedaan negosiasi dan mediasi yang bisa kita simpulkan:
Singkatnya, kita dapat mengatakan bahwa para pihak yang berkonflik dapat memilih metode
ADR apa pun untuk menyelesaikan perselisihan mereka, tanpa pergi ke pengadilan. Dalam
kedua metode yang dibahas di atas, para pihak dapat mengontrol hasilnya dengan
mempertimbangkan minat dan preferensi mereka.