Anda di halaman 1dari 52

NEGOSIASI

VONNY KHRESNA DEWI


Pengertian Negosiasi

 Pengertian negosiasi adalah sebuah proses diskusi.


Negosiasi dilakukan untuk tujuan menyelesaikan
sebuah masalah. Melihat dari sisi etimologis, kata
negosiasi berasal dari bahasa Inggris. Berasal dari
kata “to negotiate” dan “to be negotiating”.
 Smeltzer (1991) dalam Nursalam (2012)
mengidentifikasi dua tipe dasar negosiasi, yakni
kooperatif (setiap orang menang), dan kompetitif
(hanya satu orang yang menang).
Pengertian Negosiasi

Satu hal yang penting dalam negosiasi adalah apakah ada


salah satu atau kedua pihak menghendaki adanya
perubahan
hubungan yang berlangsung dengan meningkatkan
hubungan yang lebih baik

Meskipun dalam negosiasi ada pihak yang menang dan kalah,


sebagai negosiator penting untuk memaksimalkan
kemenangan kedua pihak untuk mencapai tujuan
bersama, meminimalkan kekalahan dengan membuat pihak
yang kalah tetap dapat tujuan bersama, dan membuat kedua
belah pihak merasa puas terhadap hasil negosiasi
 Pengertian negosiasi menurut asal katanya adalah
sebuah proses diskusi strategis. Proses diskusi
tersebut dilakukan untuk menyelesaikan sebuah
masalah. Caranya dengan sesuatu yang bisa diterima
oleh masing-masing pihak yang ikut serta dalam
bernegosiasi.
 Pengertian negosiasi dalam kamus Oxford adalah
suatu cara untuk mencapai kesepakatan. Negosiasi
ini dilakukan melalui sebuah diskusi formal. Di dalam
negosiasi, masing-masing pihak yang ikut serta harus
mencoba membujuk pihak lain.
 Tujuannya supaya mereka dapat menyetujui sudut
pandang dari pihak yang membujuk tersebut. Melalui
negosiasi, semua pihak yang ikut terlibat akan
mencoba untuk menghindari pertengkaran. Pihak-
pihak yang ikut bernegosiasi harus setuju untuk
mencapai sebuah bentuk kompromi.
 Secara umum, pengertian negosiasi adalah sebuah
bentuk interaksi sosial. Interaksi tersebut dilakukan
oleh beberapa pihak. Tujuan dari interaksi tersebut
adalah mencapai sebuah kesepakatan bersama.
 Kesepakatan yang dicapai adalah yang dianggap akan
menguntungkan semua pihak yang ikut serta dalam
negosiasi. Pihak-pihak atau orang yang ikut serta di
dalam kegiatan negosiasi disebut dengan negosiator.
Negosiasi umumnya digunakan di dalam dunia bisnis,
tetapi banyak juga bidang lain yang menggunakan
negosiasi dalam merundingkan sebuah hal.
Pengertian Negosiasi Menurut Para Ahli

1. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)


 Pengertian negosiasi menurut KBBI adalah sebuah proses
tawar-menawar. Proses tersebut dilakukan dengan jalan
berunding untuk mencapai sebuah kesepakatan secara
bersama. Kesepakatan tersebut dicapai antara satu pihak
(bisa berupa sebuah kelompok atau organisasi) dan pihak
(bisa berupa sebuah kelompok atau organisasi). Pengertian
negosiasi lain juga dapat berupa penyelesaian sengketa
secara damai, melalui sebuah perundingan antara pihak-pihak
yang bersengketa.
2. Robbins (2003)
 Robbins mengartikan bahwa pengertian negosiasi
adalah suatu proses yang di dalamnya terdapat dua
pihak atau lebih. Pihak-pihak tersebut saling bertukar
barang dan jasa. Mereka berupaya untuk menyepakati
tingkat Kerjasama tersebut bagi masing-masing pihak.
3. Jackman (2005)
 Menurut Jackman pengertian negosiasi adalah suatu
proses yang terjadi di antara dua pihak atau lebih.
Pihak-pihak tersebut mulanya memiliki pemikiran
yang berbeda. Sampai akhirnya semua pihak dapat
mencapai sebuah kesepakatan.
4. Oliver
 Pengertian negosiasi menurut Oliver adalah sebuah
transaksi. Dimana kedua belah pihak memiliki hak
atas hasil akhirnya. Oleh karena itu, dibutuhkan
persetujuan dari kedua belah pihak. Maka dengan
begitu terjadilah proses saling menerima dan memberi
sesuatu. Tujuannya untuk mencapai sebuah
kesepakatan secara bersama.
5. Mcguire (2004)
 Pengertian negosiasi disebut juga sebagai proses
interaktif. Proses tersebut dilakukan untuk mencapai
sebuah persetujuan. Proses negosiasi ini akan
melibatkan dua orang atau lebih. Orang-orang yang
terlibat memang memiliki pandangan yang berbeda,
tetapi tetap ingin mencapai beberapa resolusi secara
bersama.
6. Rustono
 Pengertian negosiasi menurut Rustono adalah sebuah
keterampilan. Keterampilan yang berupa negosiasi ini
bisa dipelajari oleh semua orang.
7. Tim Hindle
 Pengertian negosiasi menurut Tim Hindle terdapat di
dalam bukunya yang berjudul Negotiation Skills. “The
art of negotiation is based on attempting to reconcile
what constitutes a good result for the other party ”.
8. Robert Heron dan Caroline Vandenabeele
 Pengertian negosiasi adalah sebuah proses di antara
dua pihak atau lebih. Semua pihak tersebut memiliki
kepentingan yang sama atau bertentangan. Mereka
bertemu dan berbicara bersama-sama. Tujuan atau
maksudnya adalah untuk mencapai kesepakatan.
9. Patrick Forsyth
 Pengertian negosiasi adalah sebuah proses identifikasi,
penyusunan dan pemufakatan. Hal-hal tersebut melibatkan
berbagai kondisi dan berbagai syarat. Apapun bentuknya dari
sebuah persetujuan.
10. Modul Garuda Sales Institute
 Pengertian negosiasi adalah sebuah proses untuk mencapai
kesepakatan. Caranya adalah dengan memperkecil perbedaan
yang ada. Serta mengembangkan persamaan, guna meraih
tujuan secara bersama untuk hal yang lebih menguntungkan.
Tujuan Negosiasi
1. Mencapai kesepakatan bersama
 Tujuan pertama dari negosiasi adalah untuk mencapai
kesepakatan bersama. Dalam mencapai kesepakatan
bersama, pihak-pihak yang melakukan negosiasi perlu
mengutarakan pendapatnya masing-masing.
Kesepakatan bersama tersebut akan dicapai secara
maksimal, jika semua pihak yang terlibat dalam
negosiasi saling terbuka.
2. Mengurangi konflik dan perbedaan
 Di dalam sebuah proses negosiasi, pasti ada sebuah
konflik dan perbedaan. Hal tersebut adalah hal biasa
yang dapat terjadi. Justru negosiasi adalah upaya
dalam penyelesaian konflik dan perbedaan.
3. Saling menguntungkan berbagai pihak
 Melakukan negosiasi tidak hanya untuk
mencapai sebuah kesepakatan bersama dan
mengurangi konflik. Ada hal penting lainnya dari
tujuan negosiasi. Tujuan tersebut adalah saling
menguntungkan berbagai pihak.
Tahap-tahap Negosiasi
1. Perencanaan dan persiapan
 Tahap pertama yang harus dilalui adalah perencanaan
dan persiapan. Proses dalam pengumpulan data akan
sangat dibutuhkan. Tujuannya adalah untuk
mendukung posisi ketika bernegosiasi. Ketika
menyampaikan sebuah argumen dalam mendukung
posisi, harus dilakukan dengan bijaksana.
2. Menentukan aturan
 Tahap kedua adalah menentukan sebuah aturan. Pada proses
ini, seseorang harus menentukan garis besar dan aturan.
Tujuannya adalah untuk menentukan apa yang akan
dinegosiasikan.
3. Penjelasan
 Tahap selanjutnya adalah penjelasan. Pada tahap ini, masing-
masing pihak harus saling mengutarakan apa yang
diinginkannya. Masing-masing pihak dapat memberikan
sebuah dokumentasi atau pemaparan secara jelas. Hal
tersebut dibutuhkan untuk mendukung posisi masing-masing
pihak.
4. Tawar menawar dan penyelesaian masalah
 Tahap keempat adalah tawar menawar. Ketika selesai, maka
dilanjutkan dengan penyelesaian masalah. Pada tahap ini,
semua pihak akan melakukan pencarian solusi terhadap
masalah. Semua pihak yang terlibat diharapkan untuk saling
fokus terhadap masalah dan kepentingannya.
5. Penutupan dan implementasi
 Tahap kelima ini adalah tahap terakhir dalam melakukan
negosiasi. Pada tahap ini, semua sesuatu akan diputuskan
secara bersama-sama. Sebelum itu, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan.
Jenis-jenis Negosiasi
 Negosiasi yang dilihat dari pihak yang terlibat atau jumlah
negosiator dapat dibedakan menjadi dua pihak. Dibedakan
menjadi negosiasi pihak penengah dan negosiasi tanpa pihak
penengah. Negosiasi yang dilakukan dengan pihak penengah
umumnya dilakukan oleh dua atau lebih negosiator.

1. Jumlah pihak yang terlibat atau negosiator


 Negosiasi yang dilihat dari pihak yang terlibat atau jumlah
negosiator dapat dibedakan menjadi dua pihak. Dibedakan
menjadi negosiasi pihak penengah dan negosiasi tanpa pihak
penengah. Negosiasi yang dilakukan dengan pihak penengah
umumnya dilakukan oleh dua atau lebih negosiator.
2. Situasi yang ada
 Jenis negosiasi selanjutnya adalah negosiasi
berdasarkan situasi. Ketika dinilai dari situasi, maka
negosiasi ini dibagi menjadi dua jenis. Negosiasi
formal dan negosiasi non formal.
 Negosiasi formal adalah kegiatan negosiasi yang
dilakukan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan.
Caranya dengan menempuh jalur hukum. Sedangkan
negosiasi non formal adalah jenis negosiasi yang dapat
dilakukan dimana saja. Negosiasi ini tidak memerlukan
jalur hukum.
3. Keuntungan dan kerugian
 Jenis negosiasi ketika adalah berdasarkan keuntungan dan
kerugian. Jenis negosiasi ini dinilai berdasarkan keuntungan
dan kerugian yang ada. Jenis negosiasi ini dibagi menjadi
negosiasi kolaborasi, negosiasi dominasi, negosiasi
akomodasi dan lose lose.
a. Negosiasi kolaborasi
 jenis negosiasi kolaborasi adalah negosiasi yang melibatkan
semua pihak. Semua pihak dalam bernegosiasi akan
menyuarakan keinginan serta pendapatnya. Hal itu akan
menjalin kolaborasi keinginan dan kepentingan. Hal itu
digunakan untuk mendapat solusi yang terbaik.
b. Negosiasi dominasi
 Sesuai dengan namanya, jenis negosiasi ini akan menguntungkan salah
satu pihak saja. Sementara pihak lainnya tidak akan mendapat banyak
keuntungan seperti pihak sebelumnya. Itulah yang dinamakan negosiasi
dominasi.
c. Negosiasi akomodasi
 Untuk negosiasi akomodasi, seluruh pihak yang ikut melakukan
negosiasi hanya mendapat keuntungan sedikit. Bahkan, hal ini akan
membuat pihak lawan mendapat keuntungan yang terbilang banyak.
d. Negosiasi lose lose
 negosiasi lose lose adalah negosiasi yang dilakukan untuk
menghentikan konflik. Artinya negosiasi ini dilakukan untuk tidak
melanjutkan sebuah konflik maupun konflik yang baru. Jadi, setiap pihak
yang ikut dalam negosiasi akan memilih untuk menyelesaikan masalah
yang ada secara baik atau menggunakan kepala dingin.
Faktor Utama Negosiasi
Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh
negosiator. Ketika melakukan negosiasi, beberapa
faktor yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
 Para pihak yang ikut serta
 Hubungan
 Komunikasi
 Alternatif
 Opsi realistis
 Klaim yang sah
Strateg i Neg o siasi

a. Pilih fakta-fakta yang rasional dan berdasarkan hasil penelitian.


b. Dengarkan dengan saksama, dan perhatikan respons nonverbal yang nampak.
c. Berpikirlah positif dan selalu terbuka untuk menerima semua alternatif informasi
yang disampaikan.
d. Upayakan untuk memahami pandangan apa yang disampaikan lawan bicara
Anda. Konsentrasi dan perhatikan, tidak hanya memberikan persetujuan.
e. Selalu diskusikan tentang konflik yang terjadi. Hindarkan masalah-masalah pribadi
pada saat negosiasi.
f. Hindari menyalahkan orang lain atas konflik yang terjadi.
g. Jujur.
h. Usahakan bersikap bahwa anda memerlukan penyelesaian yang terbaik.
i. Jangan langsung menyetujui solusi yang ditawarkan, tetapi berpikir, dan mintalah
waktu untuk menjawabnya.
j. Jika kedua belah pihak menjadi marah atau lelah selama negosiasi berlangsung,
istirahatlah sebentar.
k. Dengarkan dan tanyakan tentang pendapat yang belum begitu Anda pahami.
l. Bersabarlah
Analisis K ateg o ri
Konflik

1. Konflik 4. Konflik Antar


Intrapersonal Kelompok

2. Konflik 6. Konflik
Interpersonal Sosial

3. Konflik Antar 5. Konflik antar


Perorangan organisasi
Konflik Intrapersonal
 Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan
dirinya sendiri. Konflik terjadi bila pada waktu yang
sama seseorang memiliki dua keinginan yang tidak
mungkin dipenuhi sekaligus.
 Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a. Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang
yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama
menarik.
b. Konflik pendekatan penghindaran, contohnya orang
yang dihadapkan pada dua pilihan yang sama
menyulitkan.
c. Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang
yang dihadapkan pada satu hal yang mempunyai nilai
positif dan negatif sekaligus.
Konflik Interpersonal
 Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang
dengan orang lain karena pertentengan kepentingan atau
keinginan. Maka Hal ini sering terjadi antara dua orang yang
berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain. Hal ini
seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi
tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang
ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka.
 Sistem sumber yang dapat dimanfaatkan yaitu sistem sumber
informal atau alamiah, seperti : keluarga, kerabat, sahabat
atau tetangga.
Konflik Antar Perorangan
 Konflik antar perorangan terjadi antara satu individu dengan
individu lain atau lebih. Konflik ini biasanya disebabkan oleh
adanya perbedaan sifat dan perilaku setiap orang dalam
organisasi. Hal ini biasanya pernah dialami oleh setiap
anggota organisasi baik hanya dirasakan sendiri maupun
ditunjukkan dengan sikap. Misalnya seorang manajer
pemasaran merasa tidak senang dengan hasil kerja manajer
produksi. Akan tetapi perasaan ini tidak selalu dilakukan
secara terbuka tapi bisa juga secara diam-diam. Apabila ini
berlangsung lebih lama, bisa menyebabkan ketidak selarasan
dalam pengambilan keputusan.
Konflik Antar Kelompok

 Tingkat lainnya dalam konflik di organisasi adalah


konflik antar kelompok. Seperti diketahui bahwa
sebuah organisasi terbentuk dari beberapa kelompok
kerja yang terdiri dari banyak unit. Apabila diantara
unit-unit disuatu kelompok mengalami pertentangan
dengan unit-unit dari kelompok lain maka manajer
merupakan pihak yang harus bisa menjadi
penghubung antara keduanya. Hubungan
pertentangan ini apabila dipertahankan maka akan
menjadi koordinasi dan integrasi kegiatan-kegiatan
menjadi sulit.
Konflik antar organisasi
 Konflik juga bisa terjadi antara organisasi yang satu dengan
yang lain. Hal ini tidak selalu disebabkan oleh persaingan dari
perusahaan-perusahaan di pasar yang sama. Sebagai contoh
badan serikat pekerja di cocok dengan perlakuan suatu
perusahaan terhadap pekerja yang menjadi anggota serikatnya.
Konflik ini dimulai dari ketidaksesuaian antara para manajer
sebagai individu yang mewakili organisasi secara total. Pada
situasi konflik seperti ini para manajer tingkat menengah
kebawah bisa berperan sebagai penghubung-penghubung
dengan pihak luar yang berhubungan dengan bidangnya. Apabila
konflik ini bisa diselesaikan dengan prioritas keorganisasian
atau perbaikan pada kegiatan organisasi, maka konflik-konflik
bisa dijadikan perbaikan demi kemajuan organisasi.
Identifikasi Proses
Konflik

1. Penyebab 5. Fase
konflik krisis

2. Fase laten atau 6. Fase resolusi


fase tidak terlihat
konflik

3. Fase 7. Fase pasca


pemicu konflik

4. Fase
eskalasi
Penyebab konflik

 Pada fase ini peroses Penyebab konflik,. Sebagai contoh,


perbadaan tujuan atau, tujuan sama, tetap terjadi perbedaan
mengenai cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kelangkaan
sumber-sumber daya pun terjadi, seperti anggaran, sumber
daya manusia, dan sumber daya alamyang terbatas. Anggota
organisasi harus berkompetisi, untuk mendapatkan sumber-
sumber tersebu. Dua perusahaan akan melakukan marger
sehingga terjadi benturan budaya organisasi-setelah kedua
perusahaan marger- yang kemudian menciptakan iklim konflik.
Fase laten atau fase tidak terlihat
 Dalam fase laten, penyebab konflik telah ada, perbedaan
pendapat telah terjadi, saling berbeda tujuan dan saling
melaksanakan tugas yang berbenturan atau saling terkait.
Akan tetapi, pihak-pihak yang terlibat konflik diam saja atau
belum mengekpresikanya. Masing-masing pihak mungkin
belum menyadari terjadinya konflik, masih menahan diri, atau
belum menganggap hal tersebut sebagai konflik.
Fase pemicu

 Dalam fase ini dalam salah satu pihak dan kedua belah pihak
telah mengekpresikan pertentangan mareka. Ekpresi iti
merupakan kejadian pemicu, memicu terjadi konflik secara
terbuka. Ekpresi pertentangan dalam konflik berupa sikap,
perilaku dan dengan menggunakan kata-kata lisan atau
tetulis. Pengekpresian ini membuat konlik menjadi terbuka
dan menyadarkan masing-masing pihak akan terjadinya
konflik. Diaalog mengenai konflik terjadi. Masing-msing pihak
mencari asal usul konflik, menentukan posisinya dalam
konflik, dan menetukan strategi untuk menghadapi lawan
konfliknya.
Fase eskalasi
 Jika fase pemicu konflik tidak terselesaikan, konflik semakin
lama akan semakin membesar. Perbedaan pendapat makin
menajam sehingga masng-masing pihak yang terlibat konflik
akan mengalami frustasi karena tidak dapat mencapai
tujuannya akibat terhalang oleh lawan konfliknya. Masing-
masing pihak mengembangkan polarisasi kitamelawan
mereka atau saya melawan dia. Konflik pada awalnya
merupakan konflik dalam organisasi atau interpersonal.
Kemudian, konflik ini berubah menjadi konflik personal
diantara individu atau kelompokyang menjadi aktor dalam
konflik.
Fase krisis

 Jika fase eskalasi tidak menghasilkan solusi, konflik


meningkat menjadi fase krisis ciri-ciri fase krisis atara
lain sebagai berikut:

a. Konflik membesar dan sering kali melibatkan pihak


lainnya yng memihak salah satu pihak yang terlibat
konflik. Hal ini terjadi karena pihak-pihak yang
terlibat konflik berupaya membesar kekuasaannya
dengan mencari teman.
b. Prilaku pihak yang terlibat konflik tidak terkontrol karena
masing-masimg pihak yang terlibat menjadi irasional dan
emosional. Kebencian, kemarahan dan dorongan untuk
mengalahkan lawan akhirnya menguasai pikiran dan
perasaan mereka. Sering kali terjadi sikap “hantam dulu,
urusan belakang”.
c. Norma dan peraturan sudah tidak berlaku karena masing-
masing pihak penafsiran norma dan peraturan untuk
memperkuat posisinya dalam konflik.
d. Menyelamatkan muka menjadi strategi utama masing-
masing pihak yang terlibat konflik.
e. Salah satu pihak yang merasa kuat melakukan agresi.
Bentuk agresi bisa berupa verbal, tertulis maupun
fisik atau dalam bentuk sabotase- merusak sesuatu
berhubungannya dengan lawan konflik. Apabila pihak
lawannya juga marasa mempunyai kekuasaan dan
kekuatan, maka akan membalasnya dengan agresi.
f. Pihak yang terlibat konflik berusaha menghancurkan
lawannya dan memenangkan konflik dengan
kosekuensi apapun.
Fase resolusi konflik
 Dalam fase ini mungkin menjadi salah satu feomena
antara lain sebagai berikut:
a. Diantara kedua belah pihak yang telibat konflik, tidak
ada pihak yang menang dan tidak ada pihak yang
kalah. Keduanya akan kehabisan energi. Konflik akan
berhenti sementara dan kemungkinan akan tejadi
kembali dikemudian hari.
b. Terjadi solusi dengan cara mengatur sendiri atau
melalui intervensi pihak ketiga.
Fase pasca konflik
 Dalam fase ini, bisa terjadi beberapa kemungkinan antara lain
sebagai berikut:
a. Hubungan diantara pihak-pihak yang telibat konflik sedikit
demi sedikit kembali normal dan harmoni. Keadaan ini terjadi
jika resolusi konflik menghasilkan win dan win sulution
sehingga kedua belah pihak merasa puas. Apabila solusi ini
diikuti dengan kembalinya saling membutuhkan dan saling
percaya, maka hubungan akan menjadi harmonis kembali.
b. Hubungan diantara pihak yang terlibat konflik tetap renggang.
Hal ini terjadi jika salah satu pihak atau kedu belah pihak yang
terlibat konflik tidak puas terhadap solusi konflik, walaupun
mereka sudah terikat dalam solusi konflik. Sebagai contoh jika
keputusan pengadilan memenangkan salah satu pihak, pihak
yang dikalahkan merasa tidak puas akan keputusan tersebut.
Hal itu lah sebabnya sering kali ketika keputusan pengadilan
akan dieksekusi, pihak yang kalah melakukan perlawanan
secara fisik tidak mau melakukan keputusan pengadila yang
sudah sah atau berkekuatan tetap.
Menyelesaikan Konflik

1 Tahap Konflik 3 Tahap


Tersembunyi Negosiasi

2 Tahap 4 Penyelesaian
Konfrontasi Konflik
 Adam Curle (1971) menggambarkan pergerakan dari keadaan
konflik kepada peluang untuk meyelesaikan konflik yang
terjadi sampai pada situasi damai, digambarkan dalam empat
tahap utama sebagai berikut :
1. Tahap Konflik Tersembunyi
 Orang masih tidak menyadari adanya ketidakseimbangan dari
kekuatan dan adanya ketidakadilan yang mempengaruhi
kehidupannya. Apabila kesadaran akan adanya konflik yang
meningkat maka timbul perubahan yaitu memasuki tahap
konfrontasi.
2. Tahap Konfrontasi
 Keadaan dimana konflik diekspresikan secara
terbuka, baik dengan memilih cara kekerasan maupun
tanpa kekerasan atau kombinasi antara keduanya.
Apabila tahap kedua tersebut akan menimbulkan
keseimbangan kekuatandan pengakuan eksistensi
kedua pihak yang berkonfrontasi, maka hal ini akan
menuntun kepada suatu penyelasaian konflik.
3. Tahap Negosiasi
 Kedua belah pihak yang berkonflik telah menyadari
adanya konflik dan mengakui posisi dan eksistensi
masing-masing pihak sehingga memungkinkan untuk
melakukan negosiasi.
4. Penyelesaian Konflik
 Dengan berhasilnya negosiasi atau perundingan maka
akan mengarah pada penyelasiain konflik dan
perbaikan hubungan antara kedua belah pihak.
Kondisi inilah yang disebut hidup berkelanjutan
(survive) atau mencpai situasi berkeadilan dan damai.
Terim a Semoga

ih !
hari

kas
Anda
indah.
TUGAS KELOMPOK

A. BUAT 5 KELOMPOK
B. BUAT KASUS SEMU TENTANG NEGOSIASI, APA YANG
DINEGOSIASIKAN, DAN HASIL NEGOSIASI
C. KELOMPOK 1 : NEGOSIASI DALAM ASUHAN KEHAMILAN
KELOMPOK 2 : NEGOSIASI DALAM ASUHAN PERSALINAN
KELOMPOK 3 : NEGOSIASI DALAM ASUHAN NIFAS DAN
MENYUSUI
KELOMPOK 4 : NEGOSIASI DALAM ASUHAN BAYI
KELOMPOK 5 : NEGOSIASI DALAM ASUHAN KB/KESPRO

Anda mungkin juga menyukai