Anda di halaman 1dari 14

TEKS NEGOSIASI

 Pengertian:
Suatu bentuk interaksi sosial antara beberapa pihak
yang bertujuan untuk mencapai kesepakatan bersama
yang dianggap menguntungkan pihak-pihak yang
bernegosiasi. Orang yang melakukan kegiatan negosiasi
disebut dengan negosiator.
Menurut kamus Oxford, arti negosiasi adalah suatu
cara yang dilakukan dalam upaya mencapai kesepakatan
melalui diskusi formal. Negosiasi dilakukan oleh dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak memiliki
pendapat/tujuan berbeda dan terjadi proses
tawar-menawar untuk mencapai kesepakatan.

Kegiatan negosiasi digunakan di berbagai bidang


kehidupan, dan biasanya menyangkut permasalahan
banyak orang. Misalnya dalam dunia bisnis dan
organisasi, aktivitas pada kedua bidang ini tidak pernah
lepas dari proses negosiasi.

Secara Etimologi, kata negosiasi berasal dari bahasa


Inggris yaitu “to negotiate” dan “to be negotiating”
yang artinya membicarakan, merundingkan, atau
menawar. Kata tersebut kemudian memiliki turunan lain
yaitu “negotiation” yang artinya menjelaskan aktivitas
membicarakan atau merundingkan sesuatu dengan pihak
lain untuk mencapai kesepakatan.
 Struktur Teks negoisasi
Terdapat 7 Unsur yang menyusun negoisasi sehingga menjadi
satu kesatuan yang utuh berikut ini struktur teks negoisasi
1. Orientasi:
Kalimat pembuka,biasanya ucapan salam.fungsinya untuk
memulai negoisasi.
2. Permintaan:
suatu hal berupa barang atau jasa yang ingin di beli oleh
pembeli.
3. Pemenuhan:
kesanggupan hal berupa barang atau jasa dari penjual
yang di minta oleh pembeli.
4. Penawaran:
puncak nya negoisasi yang terjadi, kedua pihak saling
tawar menawar.
5. Persetujuan:
kesepakatan antara kedua belah pihak terhadap
negosiasi itu atau tidak.
6. Penutup:
kalimat penutup, biasanya ucapan salam atau
terimakasih.

 Kebahasaan:
Kebahasaan yang biasanya digunakan dalam teks
negosiasi diantaranya:
1. Menggunakan bahasa yang santun.
2. Terdapat ungkapan persuasif (bahasa untuk
membujuk).
3. Berisi pasangan tuturan
4. Kesepakatan yang dihasilkan tidak merugikan
dua belah pihak.
5. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah

 Kelebihan Teks negosisasi


1. Negosiasi dapat meberikan kemudahan bagi pihak-
pihak yang bernegoisasi untuk menentukan pilihan
nya .
2. Negosiasi tidak bergantung pada norma hukum
3. Negosisasi dapat memberikan uang kepada pihak-
pihak yang bernegoisasi untuk menentukan
kesepakatan bersama sehingga tidak ada pihak
yang di rugikan .
4. Semua pihak berhak memperoleh kesempatan
untuk menjelaskan berbagai persoalan ketika
bernegosiasi.

Adapun kelemahan dalam negosiasi adalah sebagai


berikut,
1. Negosiasi tidak dapat berjalan lancer tanpa
adanya kesepakatan antara pihak-pihak yang
bernegosiasi.
2. Sulit untuk melakukan negosiasi apabila posisi
pihak-pihak yang melakukan negosiasi tidak
seimbang.
3. Ketika bernegosiasi, hasilnya tidak dapat
diputuskan secara langsung.

 Jenis-jenis teks negosiasi:


Negosiasi Berdasarkan Situasi
1. Negosiasi Formal
Negosiasi formal merupakan negosiasi yang terjado dalam
situasi formal. Ciri-ciri negosiasi formal adalah adanya
perjanjian atau hitam di atas putih yang sah secara hukum.
Oleh karena itu, pelanggaran terhadap perjanjian yang telah
disepakati dapat diperkarakan ke ranah hukum. Contoh
negosiasi formal adalah negosiasi antar dua perusahaan.
2. Negosiasi Non Formal atau Informal
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sering bernegosiasi.
Negosiasi dapat terjadi kapan saja, dimana saja, dan dengan
siapa saja. Misalnya negosiasi antara ayah dan anak.
Negosiasi ini tidak membutuhkan perjanjian khusus yang
melibatkan hukum.
Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator
1. Negosiasi dengan Pihak Penengah
Negosiasi dilakukan oleh dua negosiator atau lebih dan pihak
penengah. Negosiator saling memberikan argumentasi. Pihak
penengah bertgas memberikan keputusn akhir dalam
negosiasi tersebut. Contoh negosiasi jenis ini adalah sidang
di pengadilan. Pihak penggugat dan tergugat adalah pihak
yang bernegosiasi. Hakim berperan sebagai pihak penengah.
2. Negosiasi tanpa Pihak Pengengah
Negosiasi dilakikan oleh dua negosiator atau lebih. Negosiasi
dilakukan tanpa pihak penengah, sehingga keputusan
negosiasi tergantung pada pihak yang bernegosiasi. Salah
satu contoh negosiasi jenis ini adalah negosiasi antara
perwakilan OSIS dan pihak sponsor.
Negosiasi Berdasarkan Untung Rugi
1. Negosiasi Kolaborasi (win-win)
Dalam negosiasi kolaborasi, para negosiator berusaha
mencapai kesepakatan dengan menggabungkan kepentingan
masing-masing.
2. Negosiasi Dominasi (win-lose)
Dalam negosiasi ini, negosiator mendapatkan keuntungan
besar dari kesepakatan yang dicapai. Sementara itu, pihak
lawan negosiasi mendapat keuntungan lebih kecil.
3. Negosiasi Akomodasi (lose-win)
Dalam negosiasi akomodasi, negosiator mendapatkan
keuntungan sangat kecil bahkan kerugian. Sementara itu,
pihak lawan negosiasi mendapat keuntungan sangat besar
bahkan memperoleh 100% keuntungan. Kerugian ini
dikarenakan kegagalan negosiator dalam bernegosiasi
sehingga tidak memperoleh keuntungan
4. Negosiasi Menghindari Konflik (lose-lose)
Dalam negosiasi ini, kedua pihak menghindari konflik yang
muncul. Akibatnya, kedua pihak tidak bersepakat untuk
menyelesaikan konnflik.
 Manfaat:
1. Terciptanya suatu jalinan kerjasama antara satu
pihak dengan pihak lainnya untuk mencapai tujuan
masing-masing.
2. Adanya saling pengertian antara masing-masing pihak
yang bernegosiasi mengenai kesepakatan yang akan
diambil dan dampaknya bagi semua pihak.
3. Negosiasi bermanfaat bagi terciptanya suatu
kesepakatan bersama yang saling menguntungkan bagi
semua pihak yang bernegosiasi.
4. Terciptanya suatu interaksi yang positif antara
pihak-pihak yang bernegosiasi sehingga jalinan
kerjasama akan menghasilkan dampak yang lebih luas
bagi banya orang.

 Metode:
Metode Negosiasi
Ada beberapa negosiasi menggunakan metode
strategi kuat, strategi lunak,
strategi tidak kuat dan tidak lunak, artinya:
a. Negosiator yang lunak berusaha menghindari
konfl ik pribadi sehingga
dengan mudah ia memberikan konsesi-konsesi agar
dicapai kesepakatan.
Ia menginginkan pengatasan masalahnya dengan
cara damai yang pada
akhirnya ia merasakan kepahitan karena telah
dieksploitir oleh pihak
lawan.
b. Negosiator yang keras melihat setiap situasi
sebagai adu kemauan, dimana
pihak yang mengambil posisi yang ekstrem atau
bertahan lebih lama
akan lebih mendapat keuntungan. Ia menginginkan
kemenangan, namun
sering kali ia mengadapi respon yang sama
kerasnya dari pihak lawan.
Hal ini akan sangat melelahkan dan dapat menguras
sumber-sumber yang
dimiliki. Strategi standar yang ketiga berada
antara kedua pilihan itu, tetapi
setiap cara itu mengandung upaya jual-beli antara
mendapatkan apa yang
diinginkan dengan hidup rukun dengan orang-orang
lainnya.
c. Negoisator yang tidak keras tetapi tidak pula
lunak. Metode yang
dikembangkan Proyek Negosiasi Harvard ini
menentukan permasalahan
berdasar urutan kepentingannya dan bukan proses
tawar-menawar
yang difokuskan pada apa yang dikemukakan oleh
pihak lawan untuk
bisa diterima atau tidak diterima pihak lainnya.
Cara ini mengarah pada
upaya bilamana mungkin semua pihak yang terlibat
bisa mendapatkan
keuntungan. Jika arah kesepakatan bertentangan
dengan kepentingan
Anda, Anda dapat memaksakan agar kesepakatan
itu hendaklah berdasar
pada standar yang adil yang terbebas dari
keinginan berbagai pihak yang
terlibat.
Metode negosiasi yang berprinsip ini keras dalam
hal urutan kepentingannya,
namun lunak dalam hubungan antar manusianya.
Metode ini tidak menggunakan
cara-cara tipuan. Metode ini menunjukan pada
Anda bagaimana cara
memperoleh apa yang menjadi hak Anda, namun
tetap berada dalam batasbatas
yang tidak bertentangan dengan norma-norma
umum.
Betapapun Anda memahami kepentingan pihak
lawan, betapapun Anda
menemukan cara untuk mempertemukan
kepentingan berbagai pihak, dan
betapapun Anda sangat menghargai hubungan yang
sedang berjalan, namun
Anda hampir selalu dihadapkan pada kenyataan
yang tidak menyenangkan,
yaitu adanya pertentangan kepentingan. Sekalipun
kita berbicara tentang
strategi dimana semua pihak yang terlibat meras
menang (win-win strategy),
kita tetap tidaki bisa mengabaikan kenyataan
itu.yang khas para negoisator
berusaha untuk menghilangkan konfl ik itu dengan
melakukan tawar-menawar
(positional bargaining) yaitu dengan mengemukakan
apa yang mereka inginkan
dan apa yang tidak diinginkan. Upaya untuk
merekonsiliasikan keinginankeinginan
itu dapat berdampak biaya besar. Tidak ada
negosiasi yang mungkin
dicapai secara efesien dan damai apabila Anda
mematok harga mati yang
bertentangan dengan keinginan pihak lawan Anda.
Yang bijaksana adalah
apabila Anda komit terhadap upaya pencapaian
kesepakatan yang didasari
prinsip-prinsip, bukan tekanan-tekanan.

 Contoh:
1. Contoh Teks Negosiasi Jual Beli
Berikut ini contoh tentang jual beli antara penjual
dan pembeli laptop:

Pembeli: “Mas saya ingin beli laptop DELL


INSPIRON, apakah disini ada?”

Penjual: “Ada mas, ini mas, ada beberapa pilihan


warna”
Pembeli: “Berapa harganya mas untuk yang warna
abu-abu ini?”

Penjual: “Semua warna harganya sama, RP


13.150.000”

Pembeli: “Harganya boleh kurang enggak mas?”

Penjual: “Paling pas nya RP 12.689.000”

Pembeli: “Boleh dikurangi lagi enggak mas?”

Penjual: “Wah, harga segitu rasanya tidak bisa


nak.”

Pembeli: “Baiklah mas mas, saya setuju, ini


uangnya”
 Contoh:
2. Contoh Negosiasi Antara Pengusaha dan Pihak
Bank
Kami lengkapi contoh teks negosiasi ini dengan
struktur nya:

Struktur:

1-3 : orientasi
4-6 : pengajuan
7-12 : penawaran
13-16 : persetujuan
17-19 : penutup

Pengusaha: “Selamat siang”

Pihak bank: “Selamat siang, ada yang bisa saya


bantu?”

Pengusaha: “Iya, saya ingin bertemu dengan kepala


bagian kredit”

Pihak bank: “Baik, mari saya antar menuju kepala


bagian kredit”

Pengusaha: “Jadi begini pak, saya niatnya akan


mengembangkan usaha, maka dari itu saya akan
mengajukan kredit”

Pihak bank: “Berapa jumlah uang yang dibutuhkan


untuk usaha yang bapak ingin kembangkan?

Pengusaha: “Saya butuh uang sebenar 300 juta.


Bisakah saya mendapatkan pinjaman dengan jumlah
tersebut?

Pihak bank: “Maaf sebelumnya, tetapi kan jumlah


pinjaman bapak terlalu besar. Bagaimana jika pihak
bank memberi 200 juta?
Pengusaha: “Tidak bisa lebih dari itu pak? saya kan
nasabah lama di bank ini”

Pihak bank: “Baiklah, bapak saya beri 220 juta.


Bagaimana pak?”

Pengusaha: “Tolong dilebihkan lagi pak, saya


membutuhkan lebih banyak uang untuk
mengembangkan usaha”

Pihak bank: “Baiklah, maksimal bank hanya bisa


memberi pinjaman sebesar 250 juta”

Pengusaha: “Oke, bisa saya ambil kapan uangnya?”

Pihak bank: “Kalau bapak setuju uang 250 juta bisa


dicairkan secepatnya”
Pengusaha: “Iya saya setuju, kemudian bagaimana
lagi?”

Pihak bank: “Pihak bank akan memberikan


pelayanan terbaik”

Pengusaha: “Oke terima kasih atas kerjasamanya,


saya permisi dahulu pak”

Pihak bank: “Sama-sama pak, selamat siang”


Pengusaha: “Selamat siang” (Keluar dari ruang
kepala bagian kredit)
 Contoh:
3. Contoh Teks Negosiasi Kehidupan Sehari-hari
Selanjutnya contoh teks negosiasi yang biasa di
kehidupan sehari-hari, kali ini yaitu antara tukang
ojek dengan calon penumpang. Inilah contohnya:

Calon Penumpang: “Bang, ke Pasar Wage berapa?”

Tukang Ojek: “10 ribu, mas”

Calon Penumpang: “Kok mahal amat bang, kan deket


tuh disitu, 5 ribu aja ya”

Tukang Ojek: “Aduh, itu kemurahan, enggak nutup


uang bensin atuh”

Calon Penumpang: “Iya deh iya bang, saya tambah 2


ribu biar jadi jadi 7 ribu ya, bagaimana?”

Tukang Ojek: “Tambah 1 ribu lagi deh, langsung


capcuss.”

Calon Penumpang: “Okelah bang, saya setuju, antar


saya ke pasar wage.”

Anda mungkin juga menyukai