Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian negosiasi

Negosiasi adalah bentuk interaksi sosial yang berfungsi untuk mencapai kesepakatan di antara
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda. Atau negosiasi menurut KBBI adalah
proses tawar-menawar dengan jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai
kesepakatan bersama antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling menguntungkan.

Menurut kamus Oxford, negosiasi adalah saatu cara yang dilakukan dalam upaya mencapai
kesepakatan melalui diskusi formal. Negosiasi dilakukan oleh dua belah pihak atau lebih dimana
masing-masing pihak memiliki pendapat/tujuan berbeda dan terjadi proses tawar menawar untuk
mencapai kesepakatan.

Negosiasi berasal dari bahasa inggris (negotiate) yang artinya perundingan dengan strategi
khusus. Strategi-strategi dalam negosiasi - win-win strategy (strategi menang-menang) - win-
lose strategy (strategi menang-kalah) - lose-lose strategy (strategi kalah-kalah). Orang yang
melakukan negosiasi yaitu negosiator.

Secara Etimologis ( bahasa ), kata negosiasi berasal dari bahasa inggris yaitu “ to negotiate “ dan
“ to be negotiating “ yaitu artinya membicarakan, merundingkan atau menawar. Kata tersebut
kemudian memiliki turunan lain yaitu “ negotiation “ yang artinya menjelaskan aktivitas
membicarakan atau merundingkan sesuatu dengan pihak lain untuk mencapai kesepakatan.

Kapan harus bernegosiasi? Ibarat sebuah persahabatan, negosiasi memerlukan trik dan strategi.
Sifat manusia umumnya tidak mau kalah, tidak mau dipaksa dan tidak mau ditindas. Oleh karena
itu win-win solution adalah jalan dan pilihan terbaik. Mengetahui cara bernegosiasi yang benar
sangat menguntungkan posisi kita dibidang sosial, lebih-lebih dibidang bisnis. Misalnya
negosiasi dalam bidang bisnis.

 Lalu kapan sebenarnya upaya negosiasi diperlukan? Upaya negosiasi diperlukan apabila Kita
tidak mempunyai pilihan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah yang kita hadapi atau
mendapatkan sesuatu yang kita inginkan

B. Struktur isi teks negosiasi


Struktur teks negosiasi Dalam dialog negosiasi antara pihak satu dan pihak dua dalam mencapai
kesepakatan (bukan jual beli) terdiri dari tiga bagian yaitu pembukaan, isi dan penutup, sebagai
berikut: Secara UMUM

1. Pembukaan, contohnya: Selamat pagi/siang/sore; saya Paula....... 

2. Isi, contohnya: Karyawan telah bekerja keras demi perusahaan,tetapi kami merasa kurang
mendapatkan imbalan yang pantas. Kami tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hanya
dengan uang Rp.2.000.000. paling tidak kami menerima upah sebesar Rp.3.000.000 

3. Penutup, Contohnya: Terimakasih Pak, selamat sore. 

Sedangkan dalam teks dialog negosiasi antara penjual dan pembeli di pasar mempunyai
struktur teks sebagai berikut:

1. Orientasi : Pembukaan atau awalan dari percakapan sebuah negosiasi. Biasanya berupa
kata salam, sapa dan sebagainya. 
2. Permintaan : Di mana pihak yang ingin tahu menanyakan suatu barang atau
permasalahan yang dihadapi. 
3. Pemenuhan : Pihak yang terkait memberitahukan mengenai barang atau obyek agar
orang yang diajak interaksi oleh pihak tersebut menjadi lebih paham.
4. Penawaran : Suatu puncak dari negosiasi karena terjadi proses tawar menawar pihak
satu dengan pihak yang lain untuk mendapat sebuah kesepakatan yang menguntungkan
satu sama lain.
5. Persetujuan : Kesepakatan atas hasil penawaran dari kedua belah pihak. 
6. Pembelian : Terjadinya transaksi jual beli antara masing- masing pihak terkait. 
7. Penutup : Mengakhiri dari sebuah percakapan antara kedua pihak untuk menyelesaikan
suatu proses interaksi dalam negosiasi.

Sedangkan dalam teks dialog negosiasi antara pengusaha dan pihak bank, mempunyai
struktur teks yaitu: 

1. Orientasi 
2. Pengajuan
3. Penawaran 
4. Persetujuan 
5. Penutup

Jadi kesimpulannya adalah, struktur teks negosiasi tidak ada yang baku, sangat tergantung sekali
apa yang dinegosiasikan atau bentuk interaksinya.

Yang harus dihindari selama negosiasi adalah menghindari hal-hal yang dapat merugikan kedua
belah pihak, sehingga untuk menghindari hal tersebut negosiasi perlu dilakukan dengan  cara-
cara yang santun seperti:

1. Menyesuaikan pembicaraan ke arah tujuan praktis dan jelas


2. Mengakomodir butir-butir perbedaan diantara kedua belah pihak
3. Mengajukan pandangan baru dan mengabaikan pandangan yang sudah ada tanpa
memalukan kedua belah pihak
4. Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab kedua belah pihak
5. Memprioritaskan dan mengelompokan saran atau pendapat kedua belah pihak  

C. Ciri Umum teks negosiasi

1. Negosiasi menghasilkan kesepakatan. 


2. Negosiasi menghasilkan keputusan yang saling menguntungkan. 
3. Negosiasi merupakan sarana untuk mencari penyelesaian atau jalan tengah. 
4. Negosiasi mengarah kepada tujuan praktis (mencapai kesepakatan yang diterima 2 pihak)
5. Negosiasi memprioritaskan kepentingan bersama.
6. Negosiasi menyangkut suatu rencana yang belum terjadi
7. Negosiasi selalu melibatkan dua belah pihak
8. Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi langsung.
9. Teks negosiasi biasanya dalam bentuk dialog

D. Langkah-langkah penulisan teks negosiasi

1. Menentukan tujuan
2. Menentukan pihak-pihak yang berkaitan
3. Menentukan konflik atau masalah yang terjadi
4. Menentukan solusi dalam penawaran
5. Menentukan model kesepakatan

E. Ciri kebahasaan teks negosiasi


Sedangkan kaidah kebahasaan atau ciri kebahasaan teks negosiasi adalah sebagai berikut:

1. Bahasa persuasif
Bahasa persuasif yaitu bahasa yang digunakan untuk membujuk atau menarik perhatian. Contoh:
dalam kalimat “bagus itu, Mam. Cocok untuk dipakai sendiri atau untuk suvenir.”
2. Kalimat deklaratif
Kalimat yang disampaikan adalah kalimat yang berisi pernyataan, yang berfungsi untuk
memberikan informasi atau berita tentang sesuatu. Contoh :

3. Bahasa yang sopan


Gunakan bahasa yang sopan sehingga antara kedua belah pihak agar terjadi komunikasi yang
baik untuk mencapai negosiasi yang sukses. Contoh :

4. Menggunakan konjungsi. 
Menggunakan kalimat deklaratif. Contoh : Kalau bagitu, meskipun, walaupun.

5. Menggunakan kalimat yang efektif


Kalimat efektif adalah kalimat yang padat, singkat, jelas, lengkap, dan dapat menyampaikan
informasi secara tepat. Jelas, artinya mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca. Tepat, dapat
sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Contoh :

6. Berisi pasangan tuturan


Apa itu tuturan? Tuturan adalah kalimat yang diujarkan oleh seseorang untuk
menyampaikan maksud tertentu dalam bentuk komunikasi lisan seseorang kepada mitra tutur
dalam kehidupan sehari-hari atau Tuturan adalah pemakaian satuan bahasa seperti kalimat
atau sebuah kata oleh seorang penutur tertentu pada situasi tertentu. Dalam teks negosiasi
tuturan berupa dialog yang berarti dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Contoh pasangan tuturan dalam teks negosiasi :

1. Mengucapkan salam - membalas salam


2. Bertanya - menjawab/tidak menjawab 
3. Meminta tolong - memenuhi/menolak permintaan 
4. Menawarkan - memenuhi/menolak tawaran 
5. Mengusulkan - menerima/menolak usulan Pasangan tuturan yang terdapat dalam
negosiasi

7. Bersifat memerintah dan memenuhi perintah. 


Contoh :

8. Menggunakan pronomina. 
atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Contoh : Saya,
kami, anda. 

9. Menggunakan kalimat langsung. 


Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain. Contoh :

10. Menggunakan kalimat yang menyatakan kesepatan atau tidak.


Contoh :

11. Menggunakan kalimat perbandingan/kontras.


Contoh :

F. Tujuan Negosiasi
Setiap kegiatan negosiasi pasti ada tujuan yang ingin dicapai oleh pihak-pihak yang bernegosiasi.
Adapun tujuan negosiasi sebagai berikut :

1. Untuk mencapai suatu kesepakatan yang di anggap menguntungkan semua pihak.


2. Untuk menyelesaikan suatu masalah dan menemukan solusi dari masalah yang tengah
dihadapi pihak-pihak yang bernegosiasi.
3. Untuk mencapai suatu kondisi yang saling menguntungkan bagi pihak-pihak yang
bernegosiasi dimana semuanya mendapatkan manfaat ( win-win solution ).

G. Manfaat Negosiasi
Adapun beberapa manfaat negosiasi adalah sebagai berikut :

1. Tercapainya suatu jalinan kerjasama antara satu pihak dengan pihak yang lain untuk mencapai
tujuan masing-masing.
2. Adanya saling pengertian antara masing-masing pihak yang bernegosiasi mengenai
kesepakatan yang akan diambil dan dampaknya bagi semua pihak.
3. Negosiasi bermanfaat bagi terciptanya suatu kesepakatan bersama yng saling menguntungkan
bagi semua pihak yang bernegosiasi.
4. Terciptanya suatu interaksi yang positif antara pihak-pihak yang bernegosiasi sehingga jalinan
kerjasama akan menghasilkan dampak yang lebih luas bagi banyak orang.

H. Kemampuan Dasar Bernegosiasi


Adapun beberapa kemampuan dasar melakukan negosiasi sebagai berikut :

1. Tajam dalam berpikir


2. Sabar dalam bertindak
3. Dapat beradaptasi dengan baik
4. Memiliki daya tahan
5. Kemampuan sosialisasi yang baik
6. Kemampuan konsentrasi yang baik
7. Punya selera humor yang baik

Selain itu, ada beberapa hal krusial yang harus diperhatikan oleh seorang negosiator saat
melakukan proses negosiasi, diantaranya :

1. Dalam menyampaikan pendapat harus disertai dengan alasan, fakta atau contoh untuk
meyakinkan orang lain dengan jelas dan mudah dipahami oleh pihak lain.
2. Pendapat harus disampaikan dengan volume suara yang sesuai intonasi dan pilihan kata yang
tepat.
3. Penyampaian pendapat harus dilakukan dengan jelas, lancar dan sopan.
4. Tidak mudah menerima atau menolak pendapat pihak lain tapi harus melalui berbagai
pertimbangan.

I. Unsur Kebahasaan Teks Negosiasi


1. Tidak menyajikan lebih dari tiga argumen dalam satu waktu.
2. Mulai dengan argumen yang paling kuat dan didukung dengan fakta.
3. Bangun argumen secara logis, rapat, mengikat dan hati-hati.
4. Jelaskan pandangan anda, buat kesimpulan dari pandangan tersebut, kemudian anda dapat
mengatakan apabila anda tidak setuju dengan mitra negosiasi.
5. Jabarkan kembali pokok bahasan pihak mitra negosiasi untuk menunjukan bahwa anda telah
mengerti.
6. Minta alasan dari pihak mitra negosiasi ( mengapa ya/mengapa tidak ).
7. Jangan menyela argumentasi dari pihak mitra negosiasi, dengarkan dan cari titik lemahnya.

J. Jenis Teks Negosiasi


A. Negosiasi Berdasarkan Situasi

1. Negosiasi Formal

Negosiasi ini terjadi saat situasi sedang formal. Ciri-ciri negosiasi formal yaitu adanya perjanjian
yang sah secara hukum. Karena itu pelanggaran terhadap perjanjian yang disepakati bisa menjadi
perkara hukum. Contohnya negosiasi antar dua perusahaan.

2. Negosiasi Non Formal atau Informal

Negosiasi non formal terjadi kapan saja, dimana saja dan dengan siapa saja. Karena negosiasi
non formal tidak membutuhkan perjanjian khusus.

B. Negosiasi Berdasarkan Jumlah Negosiator

1. Negosiasi dengan Pihak Penengah

Negosiasi dilakukan oleh 2 negosiator atau lebih dan pihak penengah. Negosiator saling
memberikan argumentasi. Pihak penengah bertugas memberikan keputusan akhir di negosiasi
itu.
Contohnya pada sidang di pengadilan. Pihak penggugat dan pihak tergugat adalah pihak yang
bernegosiasi. Sedangkan hakim sebagai pihak penengah.

2. Negosiasi tanpa Pihak Penengah

Negosiasi dilakukan oleh 2 negosiator atau lebih. Negosiasi dilakukan tanpa pihak penengah.
Sehingga keputusan negosiasi tergantung pada pihak yang bernegosiasi. Contoh negosiasi
permohonan bantuan dana dari Perwakilan OSIM dan pihak Bank sebagai sponsor kegiatan.

C. Negosiasi Berdasarkan Untung Rugi

1. Negosiasi Kolaborasi ( win – win )

Dalam negosiasi kolaborasi, negosiator akan berusaha mencapai kesepakatan yang saling
menguntungkan ( sama banyak ) dan mencapai kesepakatan untuk menyatukan kepentingan
masing-masing yang berbeda.

2. Negosiasi Dominasi ( win – lose )

Pada Negosiasi ini negosiator memperolah keuntungan besar dari kesepakatan yang dicapai.
Sedangkan pihak lawan negosiasi memperoleh keuntungan lebih sedikit.

3. Negosiasi Akomodasi ( Lose – win

Dalam negosiasi ini seorang negosiator memperoleh keuntungan sangat sedikit bahkan bisa rugi.
Sedangkan pihak lawan negosiasi memperoleh keuntungan sangat besar bahkan mendapat 100 %
keuntungan. Kerugian ini disebabkan karena kegagalan negosiator dalam bernegosiasi sehingga
tidak memperoleh keuntungan yang banyak.

4. Negosiasi Menghindari Konflik ( lose – lose )

Dalam negosiasi ini, kedua pihak menghindari adanya konflik yang muncul. Sehingga kedua
pihak tidak bersepakat untuk tidak menyelesaikan konflik atau masalah yang terjadi. Negosiasi
gagal.

K. Cara – cara yang ditempuh untuk memperlancar Negosiasi


Di antaranya sebagai berikut :

1. Mengajak untuk membuat sebuah kesepakatan


2. Memberikan alasan mengapa harus ada sebuah kesepakatan
3. Mengakomodasi butir-butir perbedaan dari kedua belah pihak.
4. Membandingkan beberapa pilihan kemungkinan atau mengajukan pandangan baru.
5. Mengalokasikan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak.
6. Memperjelas dan menguji pandangan yang dikemukakan, bila perlu dengan suatu
contoh.
7. Mengevalusi kekuatan dan komitmen bersama, bila perlu dengan suatu kontrak
perjanjian.
8. Menetapkan dan menegaskan kembali tujuan negosiasi.

L. Pola Penyajian Teks Negosiasi


Pola penyajian teks negosiasi secara umum ada 3, yakni:

1. Pola penyajian dengan mengambil bentuk cerita pendek atau cerpen.


2. Pola penyajian berbentuk dialog
3. Pola penyajian berbentuk narasi dan dialog

Adapun penjelasan masing-masing pola penyajian dari teks negosiasi ini adalah sebagai berikut:

1. Pola penyajian dalam bentuk cerpen atau cerita pendek adalah penyusunan teks negosiasi
seperti cerpen yang menceritakan suatu kisah di mana di dalamnya dijumpai adanya
proses penawaran atau negosiasi.
2. Pola penyajian berbentuk dialog adalah penyusunan teks negosiasi dalam bentuk dialog
yang menggunakan kalimat langsung di mana di dalamnya terdapat proses penawaran.
3. Pola penyajian berbentuk narasi yang digabung dengan dialog adalah teks negosiasi yang
disusun dengan bentuk uraian yang menekankan pada rangkaian waktu atau kronologi. Isi
teks ini menceritakan suatu peristiwa yang di dalamnya mengandung dialog mengenai
suatu penawaran.

M. Menjelaskan cara menyampaikan pengajuan dan


penawaran
A. Cara menyampaikan pengajuan 
Gunakan bahasa yang baik dan sopan karena dalam hal ini pengajuan berarti seperti
penyimpanan atau permintaan  terhadap pihak yang bersangkutan untuk
mempertimbangkan penyampaian kita terhadap pihak tersebut. Dan pengajuan ini jika
bersifat resmi atau di tunju akan untuk perusahaan alangkah baiknya menggunakan
proposal agar terkesan lebih sopan. 

B. Cara menyampaikan penawaran


Penawaran artinya menawarkan sesuatu kepada pihak yang bersangkutan agar pihak
tersebut mau meniru tawaran kita berarti dari bahasa yang digunakan juga harus sopan
dan santun agar pihak tersebut mau menerima tetapi penyampaiannya pun jangan
terkesan memaksa yang mengakibatkan pihak tersebut kurang nyaman. Jadi tetaplah
berlaku sewajarnya, agar pihak yang bersangkutan dapat mempertimbangkan  penawaran
kita. 

N. Syarat tercapainya  persetujuan


Dalam mencapai kesepakatan, selain menerima alasan yang di sampaikan pihak
yang menyajikan pengajuan,penawaran biasanya juga mengajukan tuntutan. Ketika
pengajuan dan penawaran  mencapai  titik  temu,terjadilah kesepakatan. 

Contoh  menjelaskan  syarat tercapainya  persetujuan (kesepakatan) 


Ibu:Nak,ke sini. Ibu mau bicara sebentar
Anak:Ada apa Bu?
Ibu:Apa rencanamu ke depan setelah lulus kuliah?
Anak:Aku ingin menjadi seorang pengusaha sayuran
Ibu:Gak salah nak ?apakah itu akan mengahasilkan yang  terbaik
Anak:insaallah itu adalah pilihan yang terbaik aku ingin segera mengembangkan bakatku.
Ibu:iya tapi kamu yakin dengan  pilihanmu ini?
Anak:waduh ibu gimana sih. Massa ibu tidak mendukung  kalau  aku inggin menjadi 
seorang  pengusaha  yang sukses.
Ibu:Bukannya begitu, massa jaman sekarang  anak kuliah inggin  menjadi pengusaha 
sayuran.
Anak:Ibu tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan, ibu doakan saja semoga aku bisa 
sukses.
Ibu:Ya,sudah kalau itu mau kamu, tapi nanti kamu pikirkan  lagi.
Anak:Iya

O. Faktor Penentu Keberhasilan Negoisasi


Sebuah permasalahan akan dengan mudah terselesaikan jika masing-masing pihak
memberikan penawaran yang menjadi solusi terbaik dalam sebuah perundingan. Ada beberapa
faktor yang menentukan keberhasilan sebuah negoisasi, antara lain.
a.       Kesediaan semua pihak berkompromi dengan pihak lain.
b.      Tidak ada pihak yang dirugikan.
c.       Kesepakatan yang dicapai bersifat praktis, dapat dilakukan.
d.      Alasan yang disertakan mampu mempengaruhi pihak lain.
Faktor yang menentukan tercapainya kesepakatan dalam negoisasi di atas adalah sebagai berikut.

Faktor Penyebab Keberhasilan Negoisasi Bukti Kutipan

Alasan yang disampaikan mampu “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang
pengajukan penawaran kepada penjual kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh
dengan fakta yang ada. ribu saja ya?”
Tidak memaksa pihak lain.    : “Iya, Bang, tapi harganya boleh kurang
kan? Kan lagi musim, Bang. Dua puluh
ribu saja ya?”
   : “Belum boleh, Bu. Dua puluh delapan
ribu ya, Bu. Biar saya dapat untung.”
   : “Baiklah, tapi saya boleh pilih sendiri
kan, Bang?”
   : “Asal jangan pilih yang besar-besar, Bu.
Nanti saya bisa rugi.”
Kesediaan partisipan untuk berkompromi.   : “Iya, Bang. Yang penting saya dapat
manga yang bagus dan tidak busuk.”
   : “Saya jamin, Bu. Kalau ada yang busuk
boleh ditukarkan.”
   : “Baiklah, saya ambil 3 kilo ya, Pak.”

P. Cara Menyusun Teks Negosiasi dalam bentuk Dialog dan Narasi


dan Contoh
Untuk memahami cara menyusun Teks Negosiasi perhatikan Contoh dibawah ini :

A. Bentuk Dialog

Negosiasi Antara Dina dan Penjual Pada Saat Pembelian Tas Sekolah

Suatu siang hari ada seorang anak yang bernama Dina ingin membeli sebuah tas sekolah yang
sedang ngetrend, bagus dan kuat. Karena tas yang ia miliki sudah rusak. Maka dari itu ia
mendatagi salah satu toko yang terkenal di daerahnya.

Penjual : Selamat siang, Adek.


Dina : Siang ...
Penjual : Kalau boleh tahu apa ada yang bisa saya bantu?
Dina : Saya mau mencari tas sekolah
Penjual : Iya, mari saya tunjukkan ke tempat tasnya

(Setelah di tempat tas)

Dina : Tas sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat itu merk apa mbak?
Penjual : Sekarang tas sekolah yang sedang ngetrend dan kuat itu merk polo Adek ...
Dina : Yang merk polo itu sebelah mana ya mbak?
Penjual : Yang merk polo disebelah sini dek ...
Dina : Wah bagus-bagus ya mbak. Kalau boleh tahu kelengkapannya yang ini apa saja?
(Sambil memegang tas merk polo yang pertama
Penjual : Tas ini kelengkapannya itu ada tempat laptop yang bisa diambi dan dipasang lagi,
terdapat empat bukaan, apabila tempatnya kurang luas bisa dibesarkan, dan ada juga pelindung
anti air yang bisa dipakai pada saat hujan.
Dina : Kalau yang ini apa juga sama kelengkapannya?
(Sambil memegang tas merk polo yang kedua berbeda modelnya)
Penjual : Sebenarnya itu sama saja yang membedakan hanya tempat laptopnya yang pertama tadi
bisa diambil dan dipasang lagi tetapi yang ini tidak bisa bisa diambil dan luasnya juga masih
luasan yang pertama tadi cukup untuk barang banyak.
Dina : Oh begitu iya, tas yang pertama tadi apa tidak ada pilihan warnanya selain warna ungu?
Penjual : Ada beberapa warna yang tersedia dek diantaranya warna merah, abu-abu dan hitam.
Dina : Apa tidak ada yang warna coklat ya mbak?
Penjual : Tidak ada dek, pabriknya hanya memproduksi warna itu saja. Tetapi kalau yang tas
kedua ada yang warna coklat.
Dina : Oh ya udah mbak, saya ingin lihat tas yang pertama warna hitam dan merah.
Penjual : Iya dek tunggu sebentar saya ambilkan barangnya.

(Setelah mengambil tas yang warna hitam dan merah)

Penjual : Ini dek tasnya, silahkan dilihat!


Dina : Bagus mana ya mbak warna hitam atau warna merah?
Penjual : Enggak tahu dek, menurut adek bagus yang mana? Kan selera orang itu berbeda-beda.
Tapi menurut saya bagus yang warna hitam soalnya warna hitam itu netral kalau merah itu
terlalu mencolok.
Dina : Kalau boleh tahu harganya berapa ya mbak?
Penjual : Yang ini harganya Rp 300.000,00 dek?
Dina : Kalau tas yang kedua tadi harganya berapa?
Penjual : Kalua yang kedua tadi hargaya Rp 275.000,00
Dina : Kok mahal banget ya mbak, apa tidak ada diskon?
Penjual : Ada dek, semua tas merk polo masing-masing mendapat diskon 5%, jadi harga tas yang
ini menjadi Rp 285.000,00 sedangkan yang kedua tadi menjadi Rp 261.500,00
Dina : Diskonnya kok cuma 5% mbak, apa tas yang ini harganya tidak boleh turun sedikit lagi ya
mbak?
Penjual : Memang adek maunya berapa?
Dina : Bagaimana kalau Rp 260.000,00?
Penjual : Tidak boleh dek, kalau Rp 260.000,00 itu berarti harganya sama dengan tas yang kedua
tadi!
Dina : Saya tambah Rp 5000,00 jadi Rp 265.000,00 bagaimana?
Penjual : Maaf dek belum boleh turunnya itu terlalu banyak. Begini saja saya turunkan menjadi
Rp 275.000,00 bagaimana? Itu sudah saya kasih harga murah dek!
Dina : Turunin dikit lagi Rp 270.000,00 deh mbak!
Penjual : Tidak bisa dek itu sudah pas, saya hanya mengambil laba sedikit banget itu dek!
Dina : Ya udah mbak kalau begitu saya beli tas ini yang warna hitam! Harganya Rp 275.000,00
kan mbak?
Penjual : Iya dek, Ayo ketempat kasir saya buatkan notanya!
Dina : Iya mbak ...

(Setelah di tempat kasir)

Dina : Ini uangnya mbak Rp 275.000,000!


Penjual : Iya, uangnya pas ya dek!!
Dina : Iya mbak ...
Penjual : Ini notanya dek, terima kasih ya telah membeli barang disini semogasemoga
bermanfaat buat adek serta puas dengan barang yang adek beli ini!
(Sambil memberikan tas yang Dina beli)
Dina : Iya sama-sama mbak, mari !!!
Penjual : Mari !!!

B. Bentuk Narasi

Negosiasi Antara Dina dan Penjual Pada Saat Pembelian Tas Sekolah

Pada suatu siang hari ada seorang anak yang bernama Dina ingin membeli sebuah tas
sekolah yang sedang ngetrend, bagus dan kuat. Karena tas yang dia miliki sudah rusak, maka
dari itu dia mendatangi salah satu toko yang terkenal di daerahnya.
Sesampainya di toko tersebut Dina bertanya-tanya kepada Si penjual tentang tas yang dia
inginkan. Kemudian Si penjual pun memberitahu tentang tas yang dia inginkan itu. Tas tersebut
bermerk polo. Dina merasa bingung ingin beli tas yang model bagaimana karena tas merk
polonya bagus-bagus. Selanjutnya Dina mengambil salah satu tas yang bermerk polo dan dia
menanyakan kelengkapan tas tersebut kepada Si penjual. Si penjual pun menjelaskan
kelengkapan tas yang ditanyakan Dina bahwa tas tersebut dilengkapi tempat laptop yang bisa
diambil dan dipasang lagi, terdapat empat bukaan, apabila tempatnya kurang luas bisa dibesarkan
dan ada juga pelindung anti air yang bisa dipakai pada saat hujan. Mendengarkan penjelasan Si
penjual, Dina masih penasaran dan ingin tahu kelangkapan tas merk polo yang lainnya.
Kemudian Dina mengambil tas merk polo lagi tetapi modelnya berbeda.

Dia menanyakan kelengkapan tas yang dia ambil untuk kedua kalinya kepada Si penjual.
Si penjual pun menjelaskan lagi tas yang kedua bahwa kelengkapannya sama, hanya yang
membedakan tempat laptopnya yang pertama bisa diambil dan dipasang lagi tetapi yang kedua
tidak bisa diambil dan tempatnya juga lebih luas yang pertama karena cukup untuk barang
banyak. Pada saat itu tas yang pertama sebagai contoh berwarna ungu, Dina menanyakan kepada
Si penjual warna yang tersedia dan ternyata ada beberapa warna yang tersedia diantaranya warna
merah, abu-abu dan hitam. Tetapi warna yang Dina inginkan tidak tersedia karena pabrik tidak
memproduksinya yaitu warna coklat. Tetapi jika Dina benar-benar ingin warna coklat ada tetapi
modelnya seperti tas yang kedua. Dina tidak mau dengan model tas yang kedua, dan dia ingin
melihat tas yang pertama warna merah dan hitam. Dina kebingungan mau membeli warna hitam
atau merah. Menurut Si penjual warna hitan itu warna netral sedangkan warna merah itu terlalu
mencolok. Setelah bercakap-cakap tentang kelengkapan dan warna Dina pun menanyakan harga
tas tersebut kepada Si penjual.

Ternyata harga tas yang pertama sebesar Rp 300.000,00 dan yang kedua sebesar Rp
275.000,00. Dina merasa harga tersebut terlalu mahal, dia menanyakan tentang diskon. Semua
tas merk polo masing-masing mendapat diskon 5%. Harga tas yang pertama menjadi Rp
285.000,00 dan yang kedua menjadi Rp 261.500,00. Dina ingin mengambil tas yang model
pertama tetapi dia merasa harganya masih terlalu mahal karena diskonnya cuma 5%. Dia ingin
harganya diturunkan lagi menjadi Rp 260.000,00 tetapi Si penjual tidak bisa menurukan sebesar
itu. Tetapi Dina tetap saja ngotot ingin harganya diturunkan lagi menjadi Rp 265.000,00, Si
pejual pun langsung menetapkan harganya sebesar Rp 275.000,00. Dina pun masih ingin
harganya diturunkan lagi tetapi Si penjual tidak bisa menurunkan lagi Rp 275.000,00 sudah
paling murah karena Si penjual hanya mendapat laba sedikit. Akhirnya Dinapun setuju dengan
harga tersebut dan dia ingin membeli tas yang warna hitam. Karena sudah sepakat dengan harga
Rp 275.000,00 Si penjual menyuruh Dina melakukan pembayaran di tempat kasir.

Setelah Dina melakukan pembayaran dan menerima tasnya dia langsung meninggalkan toko
tersebut.

Q. Contoh-Contoh teks Negosiasi


Berikut adalah salah satu contoh teks negosiasi:

Contoh 1 :
Siang itu di pasar Klewer, seperti biasa terjadi kegiatan jual beli. Anton yang sedang berekreasi
ingin membelikan oleh- oleh untuk ibunya. Dia ingin membelikan kerudung. Terjadilah tawar
menawar antara Anton dan Penjual kerudung.

Penjual : Selamat siang.


Anton : Selamat siang

Penjual : Mau beli apa mas?


Anton : Ini mbak mau beli kerudung untuk ibu saya.

Penjual : Cari yang modelnya bagaimana, Mas?


Anton : Yang biasa saja mbak. Penjual : Silakan mas kesini
17. Sesampainya di dalam toko...

Penjual : Silakan mas dipilih, banyak pilihannya.


Anton : Saya suka yang hijau mbak, kalo dilihat segar.

Penjual : Iya mas. Cocok kalo dipakai oleh ibu mas.


Anton : Ini berapa mbak?
Penjual : Rp 50.000,00.
Anton : Wah, kok mahal mbak? Rp 30.000,00 tidak boleh?

Penjual : Tidak boleh mas, itu bahannya bagus soalnya.


Anton : Tidak bisa kurang mbak?

Penjual : Rp 45.000,00 boleh mas.


Anton : Rp 40.000,00 ya mbak? Ini untuk oleh-oleh ibu saya.

Penjual : Benar-benar tidak boleh mas. Nanti toko saya bisa bangkrut.
Anton : Ya sudah mbak Rp 45.000,00, saya ambil yang ini.

Penjual : Mau beli apa lagi mas?


Anton : Itu saja mbak. Ini uangnya mbak.

Penjual : Uangnya Rp 50.000,00 , kembali Rp 5.000,00. Terimakasih mas.


Anton : Iya mbak, sama-sama.

Contoh 2:
Contoh teks negosiasi Teks negosiasi meminjam peralatan Selepas dari kegiatan mengajar,
Pak.Amru ingin berkemah sore ini. Tetapi ia tidak memiliki peralatan untuk berkemah. Dengan
tak berfikir panjang, ia langsung menghubungi temannya yang memiliki peralatan kemah.

Pak. Amru : Halo, Assalamualaikum


Bu. Piti : waalaikumsalam. Iya, Am. Ada apa?

Pak.Amru : Ini, Pit. Sore ini aku ingin berkemah. Apa aku boleh meminjam peralatan berkemah
milikmu?
Bu. Piti : Ya, tentu saja boleh. Memang akan dipinjam sampai berapa lama?

Pak. Amru : Ya..kira-kira 1 minggu, Pit. Bagaimana?


Bu. Piti : Wah, kalau 1 minggu tidak bisa, Am. Mungkin hanya bisa 3 hari.

Pak. Amru : Apa tidak bisa lebih lama? Bagaimana kalau 5 hari ?
Bu. Piti : Mungkin 4 hari cukup, Am.

Pak. Amru : Baiklah, 4 hari saja. Oke?


Bu. Piti : Oke, kapan kamu mengambil peralatannya?

Pak. Amru : setelah ini aku akan pergi ke rumahmu dan mengambilnya. Terimakasih, Pit.
Assalamualaikum.
Bu. Piti : sama-sama. Waalaikumsalam Akhirnya pak. Amru mengambil peralatan kemah
tersebut, dengan kesepakatan akan dikembalikan setelah 4 hari kemudian.

Contoh 3:

Contoh teks negosiasi ayah dan anak untuk menentukan pilihan yang tepat masuk sekolah baru.
Sebagai Berikut :

Anak : “ Ayah, setelah lulus nanti saya mau sekolah di SMA “.


Ayah : “ Kenapa di SMA nak ? Padahal, ayah ingin kamu ke sekolah SMK saja “.
Anak : “ Kok di SMK ya ? kenapa memangnya ayah ingin saya disekolah SMK ? “.
Ayah : “ Begini nak, di SMK itu lulusannya bisa langsung terjun keduania kerja alias tidak
menganggur.
Anak : “ Ohhh, gitu yah, ya iya deh saya setuju “.
Ayah : “ Baguslah kalau kamu setujuh “.

Contoh 4:

Yakni negosiasi sewa becak antara calon penumpang dengan abang tukang becak. Berikut ini :

Calon Penumpang : “ Bang, mau ke Pasar Baru berapa ? “.


Tukang Becak : “ 10 ribu, embak “.
Calon Penumpang : “ Yah, kok sangat mahal bang, 5 ribu saja bisa bang ? “.
Tukang Becak : “ Aduh, kemurahan embak, pasar baru sangat jauh “.
Calon Penumpang : “ Oke lah, saya tambah jadi 7 ribu, bagaimana bang ? “.
Tukang Becak : “ Tambah lagi ya Embak, jadi 8 ribu “.
Calon Penumpang : “ Baiklah bang, saya setuju, antar saya ke Pasar Baru “.

Contoh 5:

Contoh teks negosiasi berikut ini terjadi dilingkungan sekolah. Isinya tentang dialog negosiasi
yang terjadi antara wali kelas dan ketua kelas tentang rencana kegiatan study wisata. Sebagai
berikut :

Wali Kelas : “ Anto, bagaimana rencana Study Wisata ke Sumatra Barat, apakah semua
temanmu setuju ? “.
Ketua Kelas : “ Saya sudah bicarakan itu dengan teman-teman semua, hanya saja ada usulan
Study Wisatanya ke Sumatra Utara saja bu “.
Wali Kelas : “ Kenapa bisa seperti itu ? “.
Ketua Kelas : “ Kalau ke Sumatra Barat sekolah kita sudah sangat sering berkunjung ke sana
bu. Sedangkan ke Sumatra Utara belum pernah sama sekali “.
Wali Kelas : “ Tapi anto, ibu sudah bicarakan rencana ini ke bapak Kepala Sekolah dan beliau
sudah menyetujuinya “.
Ketua Kelas : “ Iya bu, tapi sepertinya banyak teman-teman yang tidak ikut jika Study Wisata
itu dilaksanakan ke Sumatra Barat “.
Wali Kelas : “ Aduh, jadi bagaimana ya, padahal ibu sudah mempersiapkan semuanya “.
Ketua Kelas : “ Begini saja bu, biar saya dan teman-teman yang menghadap ke Bapak Kepala
Sekolah dan menceritakan rencana ini “.
Wali Kelas : “ Baiklah kalau begitu, secepatnya kamu bicara dengan beliau, mudah-mudahan
berhasil dan nanti laporkan kepada ibu hasilnya “.
Ketua Kelas : “ Baik bu “.

Anda mungkin juga menyukai