Anda di halaman 1dari 7

Nama : Viola Josivanka

NIM : 18059160
Mata Kuliah : Hubungan Industrial
Tugas Pertemuan 12
PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

1. Jelaskanlah jenis-jenis persilisihan Hubungan Industrial beserta


contohnya!
Jawab :
 Perselisihan hak
Perselisihan hak muncul akibat tidak terpenuhinya hak, serta adanya
perbedaan pelaksanaan maupun penafsiran dari aturan undang-undang,
kejanggalan perjanjian kerja, peraturan perusahaan, dan perjanjian kerja sama
 Perselisihan kepentingan
Perselisihan kepentingan ini terjadi dalam hubungan kerja yang tidak
memiliki kesesuaian pendapat. Terutama perihal pembuatan, perubahan syarat-
syarat tertentu yang tercantum dalam perjanjian kerja atau PKB (perjanjian
kerja bersama) maupun PP (peraturan perusahaan). Misalnya, kenaikan gaji,
uang makan, transportasi, dan premi dana lainnya.

 Perselisihan PHK
Perselisihan PHK berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2004 adalah :
“Perselisihan yang timbul karena tidak adanya kesesuaian pendapat
mengenai pengakhiran hubungan kerja yang dilakukan oleh salah satu pihak”.
Misalnya, perbedaan hitungan pesangon yang diterima pekerja atau buruh
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan dengan peraturan perusahaan.
Contoh : Kasus yang sering terjadi adalah ketika perusahaan memutuskan
hubungan kerja secara sepihak dengan pekerjanya dan pekerja tersebut tidak
setuju dengan keputusan perusahaan tersebut. Contoh lainnya yaitu perbedaan
hitungan pesangon yang diterima pekerja atau buruh berdasarkan Undang-
undang Ketenagakerjaan dengan peraturan perusahaan.

 Perselisihan antar serikat kerja / serikat buruh hanya dalma satu


perusahaan
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 khususnya dalam Pasal 1
angka 5 disebutkan bahwa Perselisihan antar serikat pekerja/ serikat buruh
adalah :
“Perselisihan antara serikat pekerja/ serikat buruh dengan serikat pekerja/
serikat buruh lain hanya dalam satu perusahaan, karena tidak adanya
persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak, dan kewajiban
keserikat-pekerjaan”
Misalnya ketika buruh dalam satu perusahaan terpecah-pecah menjadi
beberapa serikat sehingga memungkinkan terjadinya konflik antar serikat
pekerja.

2. Jelaskan peran lembaga kerjasama Bipartit dan Tripartit


Jawab :
 Lembaga kerjasama Bipartit
Lembaga Kerjasama Bipartit (LKB) adalah suatu badan ditingkat
usaha atau unit produksi yang dibentuk oleh pekerja dan pengusaha. LK
Bipartit bertugas dan berfungsi sebagai Forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah dalam memecahkan permasalahan‐permasalahan ketenagakerjaan
pada perusahaan guna kepentingan pengusaha dan pekerja
Beberapa peran tersebut antara lain berkaitan dengan perjajian kerja
waktu tertentu, perjanjian pemborongan pekerjaaan dan penyediaan jasa
pekerja/buruh, istirahat pankang, haid dan pengupahan. Disamping itu
permasalahan yang mungkin timbul juga terkait dengan bipartisme, peraturan
perusahaan, perjanjian kerja bersama, pemogokan, pemutusan hubungan
kerja, , dll

 Lembaga kerjasama Tripartit


Lembaga Kerjasama Tripartit adalah Lembaga kerjasama Tripartit
merupakan LKS yang anggota‐anggotanya terdiri dari unsure-unsur
pemerintahan, organisasi pekerja dan organisasi pengusaha untuk saling
bertukar informasi, berdialog, berkomunikasi, berunding dan mengambil
kesepakatan bersama secara consensus di bidang hubungan industrial serta
mengenai kebijakan ekonomi social pada umumnya. Peranan LKS Tripatrit
adalah :

 Merumuskan pandangan, masukan dan saran tentang ketenagakerjaan


untuk pejabat yang berwenang

 Wadah konsultasi dari pengusaha atau organisasi pengusaha, dan


pekerja atau serikat pekerja

 Sebagai tempat mediasi perselisihan yang dilaporkan

3. Apakah perbedaan mediator, kosiliator, dan arbiter


Jawab :

Mediator Konsiliator Arbiter

Pengertian Penyelesaian Penyelesaian Penyelesaian


perselisihan yang perselisihan yang perselisihan hubungan
dilakukan oleh dilakukan oleh industrial yang
mediator yang konsiliator yang meliputi perselisihan
berada di setiap terdaftar pada kantor kepentingan dan
kantor instansi instansi yang perselisihan antar
yang bertanggung bertanggung jawab di serikat pekerja/serikat
jawab di bidang bidang buruh hanya dalam satu
ketenagakerjaan ketenagakerjaan perusahaan.
Kabupaten/ Kota. Kabupaten/Kota.

Kewenangan Berwenang Berwenang Hanya berwenang


menyelesaikan menangani menangani perkara
perselisihan hak, perselisihan perselisihan
perselisihan kepentingan, kepentingan dan
kepentingan, perselisihan perselisihan antar
perselisihan pemutusan hubungan serikat pekerja dalam
pemutusan kerja atau satu perusahaan
hubungan kerja, perselisihan antar
dan perselisihan serikat pekerja hanya
antar serikat dalam satu
pekerja hanya perusahaan.
dalam satu
perusahaan melalui
musyawarah yang
ditengahi oleh
seorang atau lebih
mediator yang
netral.

Proses Dalam waktu Dalam waktu Penyelesaian


Penyelesaian selambat-lambatnya selambat-lambatnya 7 perselisihan hubungan
Konflik 7 (tujuh) hari kerja (tujuh) hari kerja industrial melalui
setelah menerima setelah menerima arbitrase meliputi
pelimpahan permintaan perselisihan
penyelesaian penyelesaian kepentingan dan
perselisihan, perselisihan secara perselisihan antar
mediator harus tertulis, konsiliator serikat pekerja hanya
sudah mengadakan harus sudah dalam satu perusahaan.
penelitian tentang mengadakan
duduknya perkara penelitian tentang
dan segera duduknya perkara dan
mengadakan sidang selambat-lambatnya
mediasi. pada hari kerja
kedelapan harus
sudah dilakukan
sidang konsiliasi
pertama.

Bila Setelah tercapai Dibuat Perjanjian Apabila perdamaian


Mencapai kesepakatan, maka Bersama yang tercapai, maka dibuat
Kesepakatan dibuat Perjanjian ditandatangani oleh Akta Perdamaian yang
Bersama yang para pihak dan ditandatangani oleh
ditandatangani oleh disaksikan oleh para pihak yang
para pihak dan konsiliator dan berselisih dan arbiter
disaksikan oleh didaftar di Pengadilan atau majelis arbiter.
mediator serta Hubungan Industrial
didaftar di pada Pengadilan
Pengadilan Negeri di wilayah
Hubungan hukum pihak-pihak
Industrial pada mengadakan
Pengadilan Negeri Perjanjian Bersama
di wilayah hukum untuk mendapatkan
pihak-pihak akta bukti
mengadakan pendaftaran.
Perjanjian Bersama
untuk mendapatkan
akta bukti
pendaftaran.

Bila Tidak Mediator Dalam hal tidak Apabila upaya


Mencapai mengeluarkan tercapai kesepakatan, perdamaian gagal,
Kesepatakan anjuran tertulis maka konsiliator maka arbiter atau
mengeluarkan anjuran majelis arbiter
tertulis. meneruskan sidang
arbitrase. Kemudian
perselisihan
diselesaikan dengan
ditetapkannya Putusan
sidang arbitrase.

4. Jelaskan penyelesaian kasus perselisihan Hubungan Industrial


Jawab :
Tata cara penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PHI) sesuai UU
Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU
PHI), yaitu:

Perundingan Bipartit
Perundingan dua pihak antara pengusaha atau gabungan pengusaha dan buruh
atau serikat buruh. Bila dalam perundingan bipartit mencapai kata sepakat
mengenai penyelesaiannya maka para pihak membuat perjanjian bersama yang
kemudian didaftarkan pada PHI setempat. Namun apabila dalam perundingan tidak
mencapai kata sepakat, maka para pihak yang berselisih harus melalui prosedur
penyelesaian Perundingan Tripartit.

Perundingan Tripartit
Perundingan antara pekerja, pengusaha dengan melibatkan pihak ketiga sebagai
fasilitator dalam penyelesaian PHI diantara pengusaha dan pekerja. Perundingan
tripartit bisa melalui mediasi, konsiliasi dan arbitrase.
a. Mediasi
Penyelesaian melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih
mediator dari pihak Depnaker, yang antara lain mengenai perselisihan hak,
kepentingan, PHK dan perselisihan antar serikat buruh dalam satu perusahaan.
Dalam mediasi, bilamana para pihak sepakat maka akan dibuat perjanjian
bersama yang kemudian akan didaftarkan di PHI. Namun bilamana tidak
ditemukan kata sepakat, maka mediator akan mengeluarkan anjuran secara
tertulis. Jika anjuran diterima, kemudian para pihak mendaftarkan anjuran
tersebut ke PHI. Di sisi lain, apabila para pihak atau salah satu pihak menolak
anjuran maka pihak yang menolak dapat mengajukan tuntutan kepada pihak yang
lain melalui PHI.
b. Konsiliasi
Penyelesaian melalui musyawarah yang ditengahi oleh seorang konsiliator (yang
dalam ketentuan UU PHI adalah pegawai perantara swasta bukan dari Depnaker
sebagaimana mediasi) yang ditunjuk oleh para pihak. Seperti mediator,
Konsiliator berusaha mendamaikan para pihak, agar tercipta kesepakatan antar
keduanya. Bila tidak dicapai kesepakatan, Konsiliator juga mengeluarkan produk
berupa anjuran.
c. Arbitrase
Penyelesaian perselisihan di luar PHI atas perselisihan kepentingan dan
perselisihan antar serikat buruh dalam suatu perusahaan dapat ditempuh melalui
kesepakatan tertulis yang berisi bahwa para pihak sepakat untuk menyerahkan
perselisihan kepada para arbiter. Keputusan arbitrase merupakan keputusan final
dan mengikat para pihak yang berselisih, dan para arbiter tersebut dipilih sendiri
oleh para pihak yang berselisih dari daftar yang ditetapkan oleh Menteri Tenaga
Kerja.
 
Pengadilan Hubungan Industrial
Bagi pihak yang menolak anjuran mediator dan juga konsiliator, dapat
mengajukan gugatan ke PHI. Tugas PHI antara lain mengadili perkara Perselisihan
Hubungan Industrial, termasuk perselisihan PHK, serta menerima permohonan dan
melakukan eksekusi terhadap Perjanjian Bersama yang dilanggar.

Anda mungkin juga menyukai