MODUL 03
PERJANJIAN KERJA BERSAMA DAN NEGOSIASI PERJANJIAN
Kegiatan Belajar 1
Mengadakan unit perjanjian kerja bersama
1. pemerintah
Dałam negara kolektif, perjanjian kerja bersama jarang ditemui. Dałam sistem
perekonomian terpusat ada ketakutan bahwa fika kesepakatan kerja bersama hilang,
akan ada distorsi dałam upah dan biaya karyawan. Olch karena iłu, ada kecenderungan
pemerintah mengatur peningkatan upah. Upah merupakan pengendalianjangka
pendek, sedangkan pengendalian jangka panjang adalah mendapatkan penghasilan
dan harga. Dałam sistem pemerintahan demokrasi, perjanjian kerja bersama
merupakan kebijakan publik yang bertujuan mempromosikan hubungan harmonisasi
dan kerja sama, serta mendukung pertumbuhan.
2.Pengusaha
Pandangan manajer dan karyawan atau pengusaha dan serikat pekerja berbeda dan
bertentangan dałam situasi perjanjian kerja bersama. Jika manajemen dan karyawan
merealisasikan nilai kerja sama dan kolaborasi, mereka suka menjadi konsultan yang
lebih besar. Peningkatan upah dapat dilakukan apabila ada perbaikan produktivitas dan
profitabilitas perubahan/ organisasi. Menurut karyawan, upah harus selalu meningkat,
padahal peningkatan upah akan menyebabkan inflasi.
3.Karyawan dan Serikat Perdagangan
Perusahaan manufaktur pada umumnya mengadakan perjanjian kerja bersama dałam
menentukan upah, sedangkan dałam perusahaanjasa tidak pernah ada perjanjian kerja
bersama untuk menentukan tingkat upah. Oleh karena iłu, jarang perusahaan jasa yang
tergabung dałam serikat pekerja. Kekuatan tawar-menawar serikat pekerja tinggi bila
input dan output karyawan tidak dapat digantikan. Tujuan serikat pekerja adalah
menjamin upah dan manfaat bagi anggota. Semakin tinggi koordinasi dan sentralisasi
dałam perjanjian atau kesepakatan, maka semakin besar kecenderungan untuk melihat
beberapa moderasi dałam upah yang lemah dan kuat bagi karyawan pada tingkat
keahlian dan kesempatan yang sama.
4.Karyawan dan Masyarakat
Beberapa proses produksi dalamperusahaan sering kali di outsorcingke perusahaan
lain yang memberikan kerja dan mengurangi biaya. Perjanjian kerja bersama sering kali
dipersepsikan sebagai konflik kepentingan. Dampak perjanjian kerja bersama terhadap
hubungan manajer dan karyawan sulit digeneralisasi. Kesepakatan kerja bersama tidak
dapat menyelesaikan masalah manajer dan karyawan.
Negosiasi dilakukan bila ada kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga dampaknya
pada organisasi, perusahaan, atau serikat pekerja. Bila negosiasi mengalami
kemacetan karena pengaruh faktor luar seperti pemerintah, maka pengendalian juga
dijauhkan dari perusahaan. Perjanjian kerja bersama merupakan metode untuk
melindungi serikat pekerja dan mengamankan dan memperbaiki kondisi kehidupan
kerja para anggota. Partisipan dałam perjanjian kerja bersama adalah karyawan atau
Perwakilan karyawan.
Berbagai perubahan dalam hubungan industrial di abad 20 adalah melibatkan
modal karyawan atau manusia, menggunakan pengetahuan dan keahlian yang
merupakan sumber daya Yang penting bagi perusahaan atau organisasi. Perserikatan
di masa mendatang dapat menimbulkan fungsi yang lebih Iuas. Teori hubungan
industrial Yang baru dapat membantu hubungan yang erat dengan pasar atau industri
Iain. Peran pemerintah sebagai aktor dalam hubungan ketenagakerjaan dirasakan
sangat penting.
Kegiatan Belajar 2
Negosiasi Perjanjian
Negosiasi adalah proses yang terdiri dari minimal dua pihak dengan kebutuhan
dan pandangan yang berbeda yang mencoba mencapai kesepakatan untuk
mendapatkan keinginan bersama (Lee, 2005). Negosiasi di tempat kerja dipandang
sebagai kelompok penyelesaian masalah atau sebagai pemrosesan konsensus (Fells,
1998), meskipun di dalamnya terdapat dimensi persaingan. Negosiasi merupakan
interaksi yang dilakukan dengan sengaja dari dua atau lebih unit-unit sosial yang
mencoba mendefinisikan adanya saling ketergantungan atau interdependensi. Negosiasi
merupakan proses yang digunakan untuk menyelesaikan konflik antarberbagai pihak
dalam satu penyelesaian. Proses negosiasi dipandang sebagai bagian dari pertukaran
antar personal secara umum, sehingga dapat didukung dengan program pelatihan yang
baik yang dapat mendorong komunikasi interpersonal (Watson et al, 1996). Negosiasi
juga merupakan keahlian yang dapat dipelajari dan merupakan bagian yang dapat
disiapkan dengan baik untuk mencapai tujuan.
Ada beberapa hal yang harus dipertahankan dalam negosiasi, yaitu masalah bias
gender, bila wanita menjadi bagian dalam negosiasi, dan adanya hambatan bahasa.
Negosiasi digunakan untuk mengidentifikasi elemen-elemen situasi tawar-menawar atau
kesepakatan yang mendorong penyelesaian konflik (Neale & Bazerman, 1985). Secara
rutin, negosiasi berfokus pada perbedaan negosiator, proses yang menekankan pihak
ketiga, atau berbagai model normatif yang memprediksi perilaku negosiator. Akhir-akhir
ini, pendekatan saling mendapatkan dikembangkan untuk meningkatkan kerja sama
dalam negosiasi manajemen dan serikat pekerja (Cutcher-Gershenfeld et al., 1996).
Menurut Kelleher (2003), ada empat pendekatan dalam negosiasi, yaitu
pembangunan yang tidak terkondisikan, menang-menang atau tanpa ada kesepakatan,
mediator oleh pihak ketiga, dan pendekatan sederhana untuk bernegosiasi• Pendekatan
pembangunan yang tidak terkondisikan dilakukan bila tindakan organisa•Si
merekonsiliasi perbedaan dengan mengabaikan apakah bagian atau departemen atau
orang lain menanggapi. Pendekatan menang-menang atau tanpa kesepakatan dilakukan
bila pihak-pihak yang terlibat memperhatikan kolaborasi atau tidak ada keputusan.
sementara itu, pendekatan negosiasi oleh pihak ketiga dilakukan bila ada pihak ketiga
yang dilibatkan dalam arbitrase. Pendekatan dasar negosiasi dilakukan bila satu pihak
memegang prinsip etika.
Istilah hubungan industrial dan hubungan antarkaryawan merupakan dua istilah
yang dapat saling dipertukarkan (Karassavidou & Markovits, 1996). Aktor kunci dalam
hubungan tersebut semula adalah perserikatan dagang dan asosiasi majikan atau
pengusaha, sekarang disebut manajemen yang mencakup tanggung jawab individu,
kelompok, atau organisasi untuk mempromosikan tujuan atau sasaran pengusaha dan
organisasi. Kegiatan hubungan industrial sering kali didefinisikan dengan cara yang
berbeda-beda. Pertama, hubungan industrial didefinisikan sebagai cara yang statis dan
restriktif yang hanya menekankan hubungan kolektif formal antara manajemen dan
karyawan yang berhubungan dengan distribusional termasuk penghargaan ekonomi
yang berhubungan dengan proses kerja dan pengaturan kerja. Melalui pendekatan
tersebut, inti hubungan industrial adalah adanya konflik, sehingga hubungan industrial
juga mencakup penyelesaian konflik. Pengaturan karyawan dilakukan dengan cara:
1.Kesepakatan kerja bersama atau pengaturan bersama serikat pekerja dan manajer,
dipandang secara prinsip sebagai mekanisme untuk menyelesaikan konflik dan
pembuatan peraturan.
2.Keputusan unilateral oleh pengusaha atau serikat pekerja.
3.Keputusan individual (dalam ketiadaan hambatan pasar tenaga kerja).
4.Konsultasi bersama (adanya kesepakatan kerja bersama, aturan bersama atau
pengaturan bersama, dan aturan manajerial.
Kedua, definisi hubungan industrial yang lebih luas merupakan bidang studi interdisipliner
dan praktek yang menekankan semua aspek hubungan karyawan. Dalam Pandangan ini
terdapat studi sistematis karyawan sebagai individu, kelompok karyawan, manajemen,
serikat pekerja dan hubungan antarmanajer, antarhubungan yang bersifat formal,
informal, terstruktur, tidak terstruktur dan lingkungan tempat semuanya ini berinteraksi.
Definisi hubungan industrial memang mengandung sifat pandangan keanekaan dalam
sasaran, minat, aspirasi, harapan, nilai, ideologi, partisipan, dan ketergantungan
antarlevel analisis yang berbeda, baik mikro, meso, maupun makro.