Anda di halaman 1dari 2

NAMA :PRABOWO ADI KUSUMA

NIM: 044574825

TUGAS TT 1 EKMA4367

1). a. Asumsi Konflik: Perspektif ini beranggapan bahwa hubungan industrial cenderung dipenuhi konflik antara
manajemen dan pekerja. Konflik ini biasanya muncul dari perbedaan kepentingan antara kedua belah pihak,
misalnya terkait upah, jam kerja, dan kondisi kerja.

b. Asumsi Kerjasama: Sebaliknya, perspektif ini beranggapan bahwa hubungan industrial seharusnya didasarkan
pada kerjasama antara manajemen dan pekerja. Kerjasama ini dapat dicapai melalui komunikasi yang baik,
negosiasi, dan penyelesaian konflik yang adil dan efektif.

2). Dalam konteks partisipasi karyawan dan partnership (kemitraan) antara serikat pekerja dan manajemen,
faktor-faktor yang relevan seringkali berkaitan dengan bagaimana kemitraan dapat ditingkatkan atau berfungsi.
Beberapa faktor relevan yang diidentifikasi oleh penelitian, termasuk yang disebutkan oleh Eaton (1990), adalah:

- Keterbukaan dan Komunikasi yang Efektif: Untuk membangun kemitraan yang kuat, penting untuk memiliki
komunikasi yang terbuka dan efektif antara serikat pekerja dan manajemen. Ini mencakup berbagi informasi
yang relevan, mendengarkan masukan dari karyawan, dan berkomunikasi secara terbuka tentang masalah yang
memengaruhi kedua pihak.

- Kepercayaan Mutual: Kemitraan yang kuat membutuhkan tingkat kepercayaan yang tinggi antara serikat
pekerja dan manajemen. Kedua pihak harus merasa bahwa mereka dapat mempercayai satu sama lain dan bahwa
kesepakatan atau komitmen akan dihormati.

- Partisipasi dalam Pengambilan Keputusan: Kemitraan yang efektif seringkali melibatkan partisipasi karyawan
dalam pengambilan keputusan yang memengaruhi mereka. Ini mencakup keterlibatan karyawan dalam
pembuatan kebijakan, proses perundingan, dan solusi bersama.

- Adanya Program Pelatihan dan Pengembangan: Dalam kemitraan yang sukses, serikat pekerja dan manajemen
dapat bekerja sama untuk mengembangkan program pelatihan dan pengembangan yang meningkatkan
keterampilan dan kompetensi karyawan. Ini dapat meningkatkan produktivitas dan kepuasan karyawan.

- Pemecahan Masalah Bersama:Serikat pekerja dan manajemen dapat bekerja sama untuk mengidentifikasi
masalah dan menemukan solusi bersama. Ini mencakup pendekatan kolaboratif untuk mengatasi masalah atau
konflik yang mungkin muncul.

- Pengakuan Terhadap Kepentingan Bersama: Penting untuk mengakui bahwa ada kepentingan bersama antara
serikat pekerja dan manajemen, seperti produktivitas yang tinggi, kepuasan karyawan, dan keberlanjutan
perusahaan. Mengakui kepentingan bersama ini dapat membantu membangun kemitraan yang kuat.
Faktor-faktor ini mencerminkan prinsip-prinsip kemitraan yang efektif antara serikat pekerja dan manajemen.
Kemitraan yang kuat dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih harmonis, meningkatkan produktivitas, dan
meningkatkan kepuasan karyawan, yang pada akhirnya menguntungkan semua pihak yang terlibat.

3). a. Perundingan pembuatan PKB dapat berlangsung atas dasar kemauan kedua belah pihak untuk saling
bertemu, bekomunikasi, dan saling memberikan masukan. Hal ini merupakan unsur penting dalam membina
hubungan selanjutnya.

b. Dalam proses perundingan terjadi interaksi aktif, saling tukar informasi, dan saling mengajukan pendapat.
Disini proses saling memahami posisi pihak lainm dan akan menjurus penyamaan persepsi antara kedua belah
pihak.

c. Hasil perundingan merupakan komitmen kedua belah pihat, dan seharusnya tidak ada yang merasa di tekan.
Dengan demikian, pelaksanaan hasil perundingan tersebut juga dapat berjalan lancer. Oleh karena itu, selama
kurun waktu berlakunya PKB dapat di hindari perselisihan besar atau serius.

Anda mungkin juga menyukai