Anda di halaman 1dari 5

1.

IMPLEMENTASI SMK3
Keselamatan kerja merupakan pada upaya dan langkah-langkah yang diambil untuk
melindungi kehidupan, kesehatan, dan kesejahteraan para pekerja di tempat kerja.
Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003 mendefinisikan (SMK3) sebagai bagian dari sistem
manajemen umum perusahaan, yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, implementasi,
tanggung jawab, prosedur, proses pemeliharaan keselamatan kerja dan Kebijakan Kesehatan
Kerja
Tujuan Penerapan Smk3
1. Melindungi tenaga kerja atas hak dan keselamatannya dalam melakukan pekerjaannya
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan kinerja
2. Menjamin keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja.
Manfaat SMK3
1. Sebagai Alat Ukur Kinerja K3
2. Sebagai Pedoman Implementasi K3
Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3, Kewajiban menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan diatur dalam pasal 87 UU 13/2003.
Kewajiban tersebut, diperjelas dalam pasal 5 PP 50/2012, berlaku bagi perusahaan yang:
a) mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang.
b) mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi

2. PERAN LKS BIPARTIT DI PERUSAHAAN


LKS BIPARTIT PERLU DIBENTUK DI PERUSAHAAN karena dapat menjadi wadah
komunikasi yang efektif bagi pengusaha dan pekerja, sehingga apa yang menjadi inspirasi atau
keinginan dari pengusaha dan pekerja/buruh dapat disampaikan melalui LKS Bipartit untuk
dicarikan jalan keluarnya, sehingga masalah tersebut tidak menjadi besar. Tujuan
pembentukan LKS Bipartit di perusahaan adalah untuk menciptakan hubungan
industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan di perusahaan.
Lembaga Kerjasama Bipartit atau disingkat LKS Bipartit adalah forum komunikasi dan
konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan industrial di satu perusahaan
yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan serikat pekerja/ serikat buruh
Manfaat Lks Bipartit di Perusahaan
1. Mempererat hubungan silaturahmi dan keakraban antara manajemen dengan
pekerja/buruh.
2. Meningkatkan ketenangan kerja dan ketenangan usaha.
3. Melahirkan inspirasi untuk inovasi.
4. Meningkatkan kesejahteraan pekerja/ buruh.
5. Mencegah terjadi dan berkembangnya masalah dalam hubungan industrial.
Peran LKS Bipartit
Terjadinya suatu perselisihan hubungan industrial pada perusahaan dapat mempengaruhi
kinerja dan produktivitas perusahaan. Dalam konteks pencegahan perselisihan yang terjadi,
disinilah peran dari lembaga kerjasama bipartit, yaitu sebagai sarana untuk mewujudkan
tujuan pembinaan hubungan industrial yaitu menciptakan ketenangan berusaha dan
ketentraman bekerja.
3. PERAN NEGOSIASI DALAM PENYUSUNAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA
(PKB)
Proses penyusunan PKB melibatkan negosiasi antara kedua belah pihak yang berperan dalam
mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan adil.
Negosiasi dalam penyusunan PKB melibatkan perwakilan dari pengusaha dan serikat pekerja
Pengusaha bertujuan untuk menjaga keberlanjutan dan produktivitas usaha, sementara serikat
pekerja bertujuan untuk melindungi hakhak pekerja dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB), Hasil perundingan antara serikat pekerja
dengan pengusaha, yang memuat syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah
pihak
Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Keberhasilan Negosiasi Dalam PKB
1. Kehadiran Para Serikat Pekerja dan Pengusaha untuk Mencapai Tujuan
2. Kepercayaan Diri dalam Memecahkan Masalah
3. Motivasi dan Komitmen untuk Bekerja Sama
4. Komunikasi yang Jelas
5. Pemahaman akan Dinamika Negosiasi
Strategi Dalam Melakukan Negosiasi PKB
1. Persiapan yang Matang: Persiapkan diri Anda sebaik mungkin dengan melakukan
penelitian yang mendalam tentang masalahmasalah yang akan dibahas dalam
perjanjian.
2. Cari Win-Win Solution: Berusaha untuk mencapai solusi yang saling menguntungkan
bagi kedua belah pihak. Hindari pendekatan yang berorientasi pada kemenangan
sepihak, di mana satu pihak mendapatkan manfaat yang lebih besar daripada pihak lain.
3. Fokus pada Masalah, Bukan pada Orang: Jaga agar negosiasi tetap berfokus pada
masalah dan isu-isu yang harus diselesaikan, bukan pada pribadi atau emosi.
Mengatasi Perbedaan Kepentingan Melalui Negosiasi Dalam PKB
1. Komunikasi Terbuka
2. Identifikasi Kepentingan Bersama
3. Tawar-Menawar
4. Membangun kepercayaan
5. Menyadari BATNA
6. Mediasi dan Pendekatan ketiga
4. DAMPAK IMPLEMENTASI MEMPEKERJAKAN PEKERJA OUTSOURCING
POSITIF
1. Fleksibilitas Tenaga Kerja
2. Mengurangi Biaya Operasional
3. Keahlian Khusus
4. Skalabilitas
NEGATIF
1. Kekurangan Keamanan Kerja
2. Rendahnya Kualitas Pekerjaan
3. Biaya Tambahan
OUTSOURCING, Praktik bisnis di mana perusahaan memperoleh layanan atau
pekerjaan tertentu dari pihak eksternal melalui kontrak
Keuntungan Outsourcing Pada Pekerja Outsourcing
1. Peluang Mendapatkan Pekerjaan
2. Keterampilan Dan Pengalaman
3. Fleksibilitas
Resiko Outsourcing Bagi Pekerja Outsourcing
1. Ketidakpastian Pekerjaan Dan Perlindungan Hukum Yang Lebih Rendah
2. Hilangnya Keahlian Dan Pengetahuan Yang Ada Di Dalam Perusahaan

5. PERAN SERIKAT PEKERJA

Peran Serikat Pekerja dalam Peningkatan Kinerja Karyawan di Perusahaan


1. Melakukan Kolaborasi antara Serikat Pekerja dan Manajemen
2. Penetapan Tujuan Bersama
3. Mengembangkan Program Pelatihan
4. Berkomunikasi secara terbuka
5. Mendorong Partisipasi Karyawan
Peran Serikat Pekerja Dapat Membantu Mengidentifikasi Kebutuhan Pelatihan dan
Pengembangan Karyawan
1. Berkomunikasi dengan Karyawan
2. Melakukan Survei Karyawan
3. Berdiskusi dengan Manajemen
Peran Serikat Pekerja Dapat Membantu Mengembangkan Program Insentif dan
Penghargaan Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Kinerja Karyawan.
Peran Serikat Pekerja dalam meluncurkan Program Insentif dan Penghargaan
untuk meningkatkan motivasi dan kinerja karyawan, misalnya Melakukan Survei
Karyawan, Mendorong Kreativitas dalam Program Insentif dan Penghargaan
Serikat pekerja adalah sebuah organisasi yang dibentuk oleh para pekerja dengan tujuan
untuk memperjuangkan hak-hak mereka dan meningkatkan kondisi kerja mereka.
Serikat pekerja yang aktif dan kuat dapat membantu meningkatkan produktivitas perusahaan
melalui tiga cara:
1. Memberikan pelatihan dan pengembangan keterampilan kepada karyawan
2. Menyediakan dukungan sosial dan kepercayaan pada karyawan
3. Mempromosikan perubahan organisasi dan efisiensi
KESIMPULAN
Peran serikat pekerja penting dalam meningkatkan kinerja karyawan dan produktivitas
perusahaan karena mereka dapat melindungi hak-hak karyawan, meningkatkan
keterlibatan karyawan, meningkatkan kesetiaan karyawan, meningkatkan komunikasi,
dan mendorong pelatihan dan pengembangan karyawan.
Dengan menjalin hubungan yang baik dengan serikat pekerja, perusahaan dapat menciptakan
lingkungan kerja yang sehat dan produktif bagi karyawan dan perusahaan secara keseluruhan.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik dan produktif, serikat pekerja dan manajemen
dapat bekerja sama dengan cara berkomunikasi secara terbuka, mempromosikan pelatihan dan
pengembangan karyawan, menjalin hubungan yang positif, berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan, dan membuat peraturan dan kebijakan yang adil.
6. SISTEM DAN MEKANISME HUBUNGAN INDUSTRIAL PANCASILA
Berdasarkan UU No 2 Tahun 2004 tentang penyelesaian hubungan industrial menegaskan
bahwa cara menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dengan cara melalui perundingan
bipartit secara musyawarah atau mufakat, namun apabila mufakat belum tercapai dapat
berlanjut pada perundingan tripartit dengan adanya mediasi (pemerintah atau mediator), namun
jika belum tercapai juga dapat diselesaikan mellaui pengadilan hubungan industrial (PHI).
Hubungan industrial Pancasila yaitu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku
(Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah) dalam proses menghasilkan barang dan jasa sebagai hasil
usaha, dan pemerintah yang mengayomi dan berkepentingan untuk pembinaan ekonomi
nasional.
Tujuan Hubungan Industrial Pancasila
1. Menciptakan ketenangan, ketentraman dan ketertiban kerja serta ketenangan usaha,
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas kerja.
3. Menyukseskan pembangunan dalam rangka mengemban citacita bangsa Indonesia
yaitu masyarakat adil dan Makmur
Asas - Asas Hubungan Industrial Pancasila
Terdapat dua asas hubungan industrial Pancasila, yaitu:
1. Asas kekeluargaan dan gotong royong
2. Asas musyawarah untuk mufakat
Dalam pengimplementasian hubungan industrial di perusahaan dapat didasarkan tiga asas,
yaitu:
1. Asas kerja sama dalam produksi
2. Asas kerja sama dalam menikmati hasil perusahaan
3. Asas kerja sama dalam bertanggung jawab

Anda mungkin juga menyukai