Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANALISA IMPLEMENTASI HUBUNGAN INDUSTRIAL TERHADAP


EMPLOYEE ENGANGEMENT

Dosen Pengampu :
Yuan Badrianto

Disusun oleh :
Kelompok 8
1. Indriani Safitri (112010855)
2. Mundzir (112011295)
3. Siti Padilah (112010814)

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS PELITA BANGSA
KABUPATEN BEKASI
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya penulis tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah “analisa implementasi hubungan industrial
terhadap employee engangement” sebagai tugas dari mata kuliah Hubungan
Industrial dan Hukum Perburuhuan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bekasi, 20 Maret 2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 1

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 2

BAB I ................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ................................................................................................................ 3

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 3

B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................................................ 4

BAB II .................................................................................................................................. 5

PEMBAHASAN ................................................................................................................... 5

A. Pentingnya Hubungan Industrial ................................................................................. 5

B. Pentingnya Employee Engagement ............................................................................. 5

C. Strategi Meningkatkan Employee Engagement ........................................................... 6

D. Implementasi Hubungan Industrial terhadap Employee Engagement .......................... 7

BAB III ................................................................................................................................. 9

PENUTUP ............................................................................................................................ 9

Kesimpulan ....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap organisasi menginginkan karyawannya agar dapat tetap bertahan di
organisasi. Organisasi akan berusaha memberikan perhatian kepada karyawannya
agar karyawan merasa betah bekerja di organisasi tersebut. Sehingga karyawan akan
merasa memiliki keterikatan dengan organisasi dan memberikan kinerja terbaiknya
terhadap organisasi. Robbins dan Judge (2015) menyatakan bahwa keterikatan
karyawan (employee engagement) merupakan keterlibatan, kepuasan, dan antusiasme
individual dengan kerja yang mereka lakukan. Karyawan akan melibatkan dan
mengekspresikan diri secara fisik, kognitif, dan emosional selama bekerja di
perusahaan dimana ia bekerja. Perusahaan dengan karyawan yang engaged memiliki
retensi karyawan yang tinggi hasil dari menurunnya turn over karyawan, mengurangi
niat untuk keluar dari perusahaan, meningkatkan pro- duktivitas, profitabilitas,
pertumbuhan dan kepuasan pelanggan. Karyawan yang merasa terikat (engaged)
dengan perusahaan, maka karyawan tersebut telah mempunyai kesadaran terhadap
bisnis.
Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiridari unsur pengusaha,
pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945. Pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat
buruh mempunyai fungsi menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya,
menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara
demokratis, mengembangkan ketrampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan
perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.
Sedangkan pengusaha dan organisasi pengusaha mempunyai fungsi menciptakan
kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan memberikan
kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeahlian.

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa pentingnya hubungan industrial ?
2. Apa pentingnya employee engagement ?
3. Bagaimana strategi meningkatkan employee engagement ?
4. Apa implementasi hubungan industrial terhadap employee engagement ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat didefinisikan tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pentingnya hubungan industrial
2. Untuk mengetahui employee engagement
3. Untuk mengetahui strategi meningkatkan employee engagement
4. Untuk mengetahui implementasi hubungan industrial terhadap employee
engagement

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Hubungan Industrial


Dalam Hubungan industrial, pengusaha dan pekerja yang mempunyai tujuan yang sama
yaitu memajukan perusahaaan dan mensejahterakan pekerja/buruh. Antara pengusaha dan
pekerja saling mengisi dan saling melengkapi.
Perusahaan mungkin mengalami tingkat keterlibatan karyawan (employee engagement)
yang lebih tinggi setelah menerapkan hubungan industrial yang efektif karena karyawan yang
percaya bahwa perusahaan mereka berinvestasi di dalamnya mungkin memiliki lebih banyak
motivasi untuk mencapai tujuan. Ini juga dapat membantu menurunkan tingkat
turnover perusahaan Anda karena anggota tim yang terlibat mungkin cenderung tidak
mencari pekerjaan di tempat lain. Tingkat keterlibatan karyawan (employee engagement)
yang lebih tinggi yang berasal dari hubungan industrial yang positif juga bermanfaat untuk
meningkatkan output perusahaan, yang memungkinkan perusahaan tumbuh di pasarnya dan
akhirnya berkembang.

B. Pentingnya Employee Engagement


Employee engagement dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sudut pandang perusahaan serta
karyawan. Dari sudut pandang perusahaan, employee engagement melihat bagaimana
seorang karyawan dapat loyal dalam bekerja. Tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas yang
diberikan, namun juga dapat menyelesaikan tepat waktu dengan kualitas yang baik, serta
mereka pun dapat merasa bangga akan pekerjaan mereka. Tujuan akhir yang diharapkan
perusahaan, jika karyawan dapat engaged dengan baik, adalah untuk meningkatkan
produktivitas mereka, serta mempertahankan mereka di perusahaan atau menurunkan tingkat
turnover rate. Sedangkan dari sudut pandang karyawan, employee engagement membuat
karyawan menyadari perannya dalam perusahaan, sehingga mereka dapat terus merasa
bersemangat dalam pekerjaannya. Karyawan jadi memiliki rasa bahwa mereka memberikan
kontribusi bagi tujuan kolektif perusahaan.

5
C. Strategi Meningkatkan Employee Engagement
Dalam menyusun dan mengimplementasikan employee engagement, penting bagi
perusahaan untuk tidak sekedar mengetahui apa itu employee engagement, namun juga
memetakan posisi karyawan di beragam tingkatan employee engagement. Berikut adalah
berbagai macam tipe karyawan yang dapat diukur dari tingkat engagement mereka dengan
perusahaan.
1. Tidak engaged sama sekali
Tipe karyawan yang berada di kategori ini hanya bekerja demi mendapatkan upah dan
memenuhi kebutuhan hidup. Dampaknya, mereka tidak memiliki motivasi untuk
meningkatkan pengembangan dirinya. Bahkan, beberapa di antaranya terlihat tidak
menjalin hubungan sosial dengan lingkungan kerjanya. Tindakan yang dapat diambil
perusahaan bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah memenuhi kewajiban
kompensasi agar karyawan dapat merasa bahwa kebutuhan dasarnya terpenuhi dan
dapat mengembangkan area lain dalam pekerjaannya.
2. Tidak engaged
Karyawan yang berada di kategori ini sedikit lebih baik dari kategori pertama, namun
mereka masih tergolong tidak memiliki motivasi untuk mengembangkan diri. Meski
demikian, mereka sudah terlihat berbaur dengan lingkungan kerja dan melakukan
pekerjaan dengan inisiatif, meski hanya menyelesaikan dalam batas wajar. Tindakan
yang dapat diambil perusahana bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah
memberikan rasa aman kepada karyawan. Caranya, misalnya dengan menjanjikan
pekerjaan dalam rentang waktu yang lebih panjang atau mengubah status karyawan
menjadi pekerja tetap. Jika mereka sudah menjadi pekerja tetap, pastikan benefit lain
terpenuhi, seperti asuransi kesehatan dan sekuritas lainnya.
3. Hampir engaged
Ciri-ciri karyawan di kategori ini adalah mereka yang melakukan tugasnya dengan
baik, tidak hanya ala kadarnya. Mereka juga terlihat sudah nyaman bekerja di
lingkungan perusahaan, namun mereka belum terlalu terdorong untuk melakukan
lebih dan terus mengusahahakn perkembangan diri. Tindakan yang dapat diambil
perusahaan bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah mencoba menumbuhkan rasa
sense of belonging dengna melibatkan karyawan dalam kegiatan-kegiatan perusahaan.
Berikan kesempatan untuk berbicara dengan para manajemen sehingga karyawan ini
dapat melihat visi, misi, dan nilai perusahaan secara lebih jelas dan dalam kasus
nyata.

6
4. Engaged
Karyawan tipe ini sudah tahu apa saja yang menjadi tanggung jawabnya dan berani
untuk terus memaksimalkan kemampuannya. Mereka menyadari bahwa kehadirannya
penting di dalam perusahaan, sehingga mereka selalu termotivasi untuk melakukan
yang terbaik, terlepas apa pun jawabannya. Tindakan yang dapat diambil perusahaan
bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah memfasilitasi mereka dengan beragam
bentuk pelatihan serta pengembangan.
5. Sangat engaged
Tidak hanya menyelesaikan pekerjaan mereka secara tepat waktu dan baik, karyawan
tipe ini mencintai pekerjaan dan apa yang ia lakukan di dalam perusahaan. Anda dapat
menjadikan karyawan yang berada di tipe ini sebagai contoh dan inspirasi bagi
karyawan yang belum terlalu engaged agar dapat mencapai tingkat ini. Tindakan yang
dapat diambil perusahaan bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah menjanjikan
promosi sehingga engagement-nya terhadap perusahaan semakin terdukung dan terus
terjalin.

D. Implementasi Hubungan Industrial terhadap Employee Engagement


Implementasi Hubungan industrial terhadap employe engagement yang dapat dilakukan
sebagai upaya menciptakan SDM yang unggul diantaranya :
1. Membuat kesepakatan kerja bersama
Dimana perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Adanya kesepakatan
antara kedua belah pihak, Adanya kemampuan atau kecakapan para pihak dalam
melakukan perbuatan hukum, Adanya pekerjaan yang diperjanjikan. Pekerjaan yang
diperjanjikan tidak bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menyusun PP/PKB Bersama
Berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam menyusun peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama sesuai
dengan kebutuhan.
3. Menjalin kerja sama pengusaha dan pekerja
Berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam menjalin kerjasama pengusaha dan pekerja melalui sarana LKS Bipartit.

7
4. Menjalin kerja sama tripartit
Berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam menjalin kerjasama LKS Tripartit dengan semua pemangku kepentingan
bidang MSDM.
5. Menangani keluhan pekerja
Berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam menangani keluhan pekerja.
6. Mengelola masalah perselisihan hubungan industrial antar pemangku kepentingan di
organisasi
Berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam menyelesaian kasus perselisihan antara pemangku kepentingan di organisasi
sesuai dengan proses penyelesaian yang dibutuhkan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
7. Memfasilitasi pengelolaan kepuasan dan keterlekatan pekerja
Berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam memfasilitasi pengelolaan kepuasan dan keterlekatan pekerja dalam
mendorong tercapainya peningkatan kepuasan dan keterlekatan pekerja.
8. Mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja
Berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan
dalam melaksanakan dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan
pribadi pekerja, sebagai upaya organisasi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial
pekerja

8
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Jika perusahaan mengalami tingkat employee engagement yang lebih tinggi setelah
menerapkan hubungan industrial yang efektif karena karyawan yang percaya bahwa
perusahaan mereka berinvestasi di dalamnya mungkin memiliki lebih banyak motivasi untuk
mencapai tujuan. Dengan begitu membantu menurunkan tingkat turnover perusahaan Anda
karena anggota tim yang terlibat mungkin cenderung tidak mencari pekerjaan di tempat lain.

Implementasi hubungan industrial terhadap employe engagement yang dapat


dilakukan sebagai upaya menciptakan SDM yang unggul contohnya yaitu membuat
kesepakatan kerja bersama, menyusun PP/PKB bersama, menjalin kerja sama pengusaha dan
pekerja, menjalin kerja sama tripartit, menangani keluhan pekerja, mengelola masalah
perselisihan hubungan industrial antar pemangku kepentingan di organisasi, memfasilitasi
pengelolaan kepuasan dan keterlekatan pekerja, dan mengelola keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja.

9
DAFTAR PUSTAKA

Puspadewi, Ulfa, Isnani dan Suharnomo. "Analisis tentang employee engaypada perusahaan
jasa (studi pada karyawan patra jasa convention hotel Semarang." Dipenogoro journal of
accounting 5, no.3 (2016):1-14.

Sucahyowati, Hari dan Hendrawan, Andi. "Pengaruh employee engagement terhadap kinerja
karyawan pada PT. Mk Semarang." Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim 2. No.2.
(2020).

Priharto, Sugi. "Hubungan Industrial: Pengertian, Manfaat, dan Tips Mengelolanya".2022.

Glints for employers. "Apa Itu Employee Engagement dan Cara yang Dipakai
Perusahaan".2022.

Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang hubungan


industrial. 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai