Anda di halaman 1dari 15

RELASI DENGAN KARYAWAN

Dosen pengampu : Inna Nur Rokhmah S.E

Disusun oleh kelompok 6 :

1. Guntur Adi Nugroho (18120030)


2. Azizudin (18120018)
3. Silvia Putri R (18120087)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat
dan rahmat yang dilimpahkan-Nya, kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang
berjudul “Relasi dengan Karyawan”.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen SDM
(Sumber daya Manusia) di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta.

Dengan segala keterbatasan, kami sepenuhnya menyadari bahwa dalam penulisan


makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam pembahasan maupun tata
bahasanya atau cara penulisannya. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati kiranya koreksi
dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak khususnya para pembaca sangat kami
harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami
sebagai penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, 14 Oktober 2019

Penulis

Kelompok 1
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Setiap individu memiliki hubungan atau relasi tertentu dengan rekan-rekannya di tempat
kerja. Hubungan itu bisa merupakan hubungan yang hangat, biasa-biasa atau buruk.
Hubungan tersebut bisa antar individu dalam suatu organisasi - antar rekan kerja, antara
karyawan dan atasannya, antara dua anggota dalam pengelolaan dan sebagainya. Adalah
penting untuk karyawan memiliki hubungan yang sehat antara satu dengan yang lain
supaya mereka mendapatkan performance yang terbaik.

Hubungan karyawan mengacu pada hubungan bersama antara para karyawan dalam
suatu organisasi. Para karyawan harus merasa nyaman dengan satu sama lain supaya
memiliki lingkungan yang sehat di tempat kerja. Ini adalah tugas utama dari atasan dan
pemimpin tim untuk mencegah konflik dalam tim dan mendorong hubungan yang sehat
antara karyawan.

Pengamatan mengatakan bahwa hubungan yang sehat di antara karyawan pergi


mampu memotivasi karyawan dan meningkatkan kepercayaan diri mereka.

II. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut :

1. Definisi Relasi Karyawan

2. Pengertian Relasi Karyawan

3. Faktor Internal

4. Faktor Eksternal

5.

III. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini utamanya adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen SDM di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Surakarta, dan secara keseluruhan untuk
mengetahui lebih jauh mengenai usaha bisnis teh nusantara ini.
BAB II

PEMBAHASAN

Membangun relasi di tempat kerja

Manusia hidup tidak sendirian. Sebagai mahluk sosial pastinya dia berhubungan dengan sesama.
Idealnya relasi mulai dari tingkat keluarga, tetangga, sekolah, hingga tempat pekerjaan dan
lingkungan sosial yang lebih luas. Khusus di tempat kerja membangun relasi sangatlah diutamakan.
Mengapa demikian? Karena dalam melakukan pekerjaan tidak mungkin hanya dilakukan sendiri saja.
Ketika koordinasi dilakukan maka salah satu syarat keberhasilannya adalah kuatnya relasi horisontal
dan vertikal. Relasi secara horisontal dilakukan antara sesama karyawan. Sementara relasi vertikal
antara karyawan dan atasan dan sebaliknya.

1. Definisi Relasi Karyawan

Employee Relations atau Hubungan Kepegawaian/Kekaryawanan atau sering disebut


juga sebagai Hubungan Industrial adalah salah satu komponen Public Relations
Management yang bersifat administratif dan normatif yang mengatur hubungan kerja antar
individu di perusahaan dalam rangka mencapai tingkat efisiensi dan efektifitas kinerja yang
optimal. Hubugan karyawan merupakan suatu kerangka kerja yang berkaitan dengan
mempertahankan hubungan majikan-karyawan yang berkontribusi terhadap produktivitas
memuaskan, motivasi, dan moral. Pada dasarnya, hubungan karyawan berkaitan dengan
mencegah dan menyelesaikan masalah yang melibatkan individu- individu yang timbul dari
atau mempengaruhi situasi kerja.

Oleh karena itu, praktek Employee Relations yang baik akan mampu meningkatkan
suasana kerja yang baik yang pada gilirannya akan meningkatkan produktifitas kerja,
mampu menunjang pelaksanaan strategi dan tujuan organisasi / perusahaan, dapat
menurunkan “employement cost”, serta membantu karyawan untuk tumbuh dan
berkembang.

Setiap organisasi (profit atau nonprofit) memiliki tujuan – tujuan yang ingin dicapai.
Untuk mencapainya dibutuhkan kerjasama seluruh elemen di organisasi. Salah satu sumber
daya yang terdapat dalam organisasi adalah karyawan. Itu mengapa karyawan sangat
penting dan diperlukan bagi perusahaan.
Efektifitas hubungan internal tersebut akan memerlukan suatu kombinasi antara lain:

1. Sistem manajemen yang sifatnya terbuka (Open Management).

2. Kesadaran pihak manajemen terhadap nilai dan pentingnya memelihara komunikasi


timbal balik dengan para karyawannya.

3. Kemampuan manajer humas yang memiliki keterampilan manajerial serta


berpengalaman atau mendapatkan dukungan kualitas sumber manusianya,
pengetahuan, media dan teknis komunikasi yang dipergunakan (Ruslan,2006:271-
272).

Hal-hal yang mencakup hubungan karyawan antara lain:

 Media dan Teknik Employee Relations:

a) Company profile
b) Presentasi video atau slide.
c) Pertemuan dinas.
d) Kunjungan oleh pihak manajemen.
e) Kunjungan staff.
f) Gathering.
g) Klub- klub sosial.

 Employee Participation Programes:

a) Partisipasi kepemilikan / ownership participation (stock holding).


b) Decision participation (konsultasi, team briefing, dll).
c) Benefit participation (skema pembagian keuntungan).

 Employers Associations:

a) mewakili pandangan dan kepentingan perusahaan dalam satu sektor industri.


b) menyediakan berbagai layanan (mencoba untuk mempengaruhi pajak
misalnya pemerintah, hukum ketenagakerjaan. Menghasilkan produk yang
baik dan riset pasar untuk anggota).

 Kebijakan Employee Relations:

a) Kondisi dan kontrak persyaratan kerja.


b) Prosedur atau kebijakan untuk menangani keluhan staf, mendisiplinkan staf,
prosedur redundansi dan pembayaran redundansi.
c) Keterlibatan staf dalam pengambilan keputusan.
d) Trade union recognition.
e) Perundingan bersama.
2. Maksud dan Tujuan Relasi Karyawan

Maksud dan tujuan kegiatan komunikasi hubungan masyarakat internal yang


dilaksanakan oleh public relations melalui program kerja employee relations, antara lain
sebagai berikut:

a) Sebagai sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam
suatu organisasi/ perusahaan.
b) Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara
manajemen perusahaan dengan para karyawannya.
c) Sebagai sarana saluran atau alat komunikasi dalam upaya menjelaskan tentang
kebijaksanaan, peraturan dan ketatakerjaan dalam sebuah organisasi/perusahaan.
d) Sebagai media komunikasi internal bagi pihak karyawan untuk menyampaikan
keinginan-keinginan sumbang saran dan informasi serta laporan kepada pihak
manajemen perusahaan (pimpinan). (Ruslan, 2002;258)

3. Kegiatan Employee Relations dilaksanakan dalam bentuk aktivitas dan program.

Kegiatan Employee Relations dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat


dilaksanakan dalam bentuk berbagai macam aktivitas dan program, antara lain:

1. Program pendidikan dan pelatihan


Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan oleh perusahaan, dalam upaya
meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan, dan kualitas maupun kuantitas
pemberian jasa pelayanan dan lain sebagainya.

2. Program motivasi kerja berprestasi


Program tersebut dikenal dengan istilah Achievment motivation training (AMT), dimana
dalam pelatihan tersebut diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi
(etos) kerja serta disiplin karyawan dengan harapan-harapan atau keinginan dari pihak
perusahaan dalam mencapai produktivitas yang tinggi.

3. Program penghargaan
Program penghargaan yang dimaksudkan disini adalah upaya pihak perusahaan
(pimpinan) memberikan suatu penghargaan kepada para karyawan, baik yang berprestasi
kerja maupun cukup lama masa pengabdian pekerjaan. Dalam hal ini, penghargaan yang
diberikan itu akan menimbulkan loyalitas dan rasa memiliki (sense of belonging) yang tinggi
terhadap perusahaan.

4. Program acara khusus (special events)


Yakni merupakan program khusus yang sengaja dirancang diluar bidang pekerjaan
sehari-hari, misalnya dalam rangka event ulang tahun perusahaan, diadakan kegiatan
keagamaan, olah raga, lomba dan hingga berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan
dan semua para karyawannya. Kegiatan dan program tersebut dimaksudkan untuk
menumbuhkan rasa keakraban bersama diantara sesama karyawan dan pimpinan.

5. Program media komunikasi internal


Membentuk media komunikasi internal melalui buletin, news release (majalah
dinding) dan majalah perusahaan / PR yang berisikan pesan, informasi dan berita yang
berkaitan dengan kegiatan antar karyawan atau perusahaan dan pimpinan. (Ruslan,
2002;259-260)

4. Peran employee relations

 Bagaimana spririt kerja dari karyawan, bisa dilihat dari prestasi kerja, banyaknya
barang yang dihasilkan, kualitas layanan yang diberikan, adanya kepuasan
consume, jam kerja dsb

 Faktor-faktor yang disenangi atau yang tidak disenangi para karyawan, harapan-
harapan karyawan, misalnya upahnya cukup, perlakuan yang adil, ketenangan kerja,
perasaan diakui, penghargaan atas hasil kerja dan sebagai penyalur perasaan

 Dalam bidang apa perbaikan dapat dilaksanakan sesuai dengan keinginan karyawan
apabila tidak merugikan organisasi atau institusi ditinjau dari segi tujuannya

 Mencari situasi yang paling tepat untuk mengadakan perubahan supaya kedua belah
pihak baik karyawan maupun instansi dapat menikmati keuntungan dari suasana
kerja tersebut

Onong Uchyana Effendi menyatakan bahwa kegiatan untuk menciptakan hubungan baik
dengan para pegawai dapat dilakukan melalui :

- Upah yang cukup


- Perlakuan yang adil
- Ketenengan kerja
- Perasaan diakui
- Penghargaan atas hasil kerja
- Penyaluran perasaan
Menurut Kustadi Suhandang, membina hubungan baik dengan para karyawan dapat
dilakukan melalui kegiatan :

- Pemberian pengumuman-pengumuman
- Buku Pegangan Pegawai
- Personal Calls- Pertemuan Berkala
- Kotak Suara (kotak Saran)
- Hiburan dan Darmawisata
- Olah Raga
- Study Tour
- Training
- Hadiah-hadian dan Penghargaan
- Klinik dan Rumah Obat
- Tempat-tempat Ibadah
- Tempat-tempat Pendidikan

Manajemen humas dalam mengelola employee relations merupakan salah satu sarana
manajemen yang bersifat teknis dan praktis, yaitu berupaya melakukan hubungan
komunikasi yang efektif melalui suri tauladan yang dimulai dari atasan dan termasuk adanya
komitmen bersama untuk melaksanakan budaya perusahaan baik di tingkat manajemen
korporat maupun tingkat pelaksanaan.

Selanjutnya, kegiatan employee relations dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat
dilaksanakan dalam bentuk:

a. Program Pendidikan dan Pelatihan

Program pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan yakni dalam
upaya meningkatkan kinerja dan keterampilan (skill) karyawan dan kualitas maupun kualitas
maupun kuantitas pemberian jasa pelayanan dan sebagainya.

b. Program Motivasi Kerja Berprestasi

Program ini diharapkan dapat mempertemukan antara motivasi dan prestasi serta
disiplin karyawan dengan harapan-harapan itu keinginan dari pihak perusahaan dalam
mencapai produktivitas yang tinggi.

c. Program Penghargaan
Dimaksudkan adalah upaya perusahaan untuk memberikan suatu penghargaan kepada
para karyawan, baik yang berprestasi kerja maupun cukup lama masa pengabdiannya.
Dalam hal ini, penghargaan akan menimbulkan loyalitas terhadap perusahaan.

d. Program Acara Khusus

Merupakan program khusus yang sengaja dirancang di luar bidang pekerjaan sehari-
hari,misalnya dengan berpiknik bersama yang dihadiri oleh pimpinan dan semua
karyawannya dengan maksud untuk menumbuhkan rasa keakraban diantara sesame
karyawan dan pimpinan.

e. Program Media Komunikasi Internal

Membentuk program media komunikasi internal melalui bulletin,news release, dan


majalah perusahaan yang berisikan pesan,informasi dan berita yang berkaitan dengan
kegiatan antar karyawan atau perusahaan dengan pimpinan
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Melalui kegiatan employee relations diharapkan akan menimbulkan hasil yang positif,
yaitu karyawan akan merasa dihargai dan diperhatikan oleh pihak pimpinan perusahaan,
sehingga dapat menciptakan rasa memiliki, motivasi, kreativitas yang tinggi dan ingin
mencapai prestasi kerja semaksimal mungkin. Disamping itu akan mengurangi
timbulnyadampak negatife terhadap manajemen suatu perusahaan seperti akan timbulnya
rasa kejenuhan, kebosanan, bagi para pekerjanya yang nantinya akan berakibat pada
rendahnya loyalitas dan produkrivitas karyawan kepada perusahaan.
Mengapa relasi di tempat kerja dianggap penting? Dilihat dari
kepentingan individu karyawan dan pimpinan maka terdapat beberapa manfaat yakni pertama, saling
memahami karakter teman sejawat masing-masing; termasuk dengan pimpinan dan sebaliknya.
Kedua, saling memahami pentingnya koordinasi pelaksanaan suatu pekerjaan yang dipimpin oleh
atasan. Ketiga, membangun kerjasama dalam suatu tim kerja yang kompak; dengan kata lain
terciptanya dinamika kelompok. Keempat, memerkecil terjadinya konflik horosontal
dan vertikal.Dan kelima tentunya meningkatkan kinerja karyawan. Sementara dari sisi organisasi,
relasi yang baik di kalangan karyawan dan pimpinan akan menciptakan suasana nyaman bekerja. Pada
gilirannya standar kinerja organisasi pun akan tercapai.

Bentuk-bentuk relasi yang dianggap efektif adalah melalui jalur formal dan informal. Secara
formal maka relasi yang dibangun semestinya sejalan dengan standar baku operasional yang ada di
organisasi. Koordinasi kerja di lapangan dan rapat kerja mulai dari tingkat unit hingga organisasi
adalah contoh dalam bentuk relasi formal. Selain itu jalur ini bisa dilakukan secara individual, baik
karyawan dengan pimpinan maupun sebaliknya. Sementara itu jalur informal bisa dilakukan dengan
kegiatan-kegiatan sosial kekeluargaan; seperti darmawisata bersama, olahraga, peringatan ulang tahun
organisasi, dan silaturahmi acara hari lebaran dan hari-hari besar agama lainnya.

Selain relasi internal maka membangun relasi eksternal pun sangatlah penting. Karyawan dan
pimpinan harus mampu membangun relasi dengan pemangku kepentingan seperti dengan pemasok

bahan baku, pebisnis lainnya dan pelanggan. TujuannyaINTERNAL adalah agar


dapat dibangun suasana hubungan keorganisasian yang nyaman. Dengan kata lain memelihara
hubungan yang saling memerkuat dan saling menguntungkan. Untuk itu dibutuhkan suasana
keterbukaan dan kepercayaan yang membangun.

Secara individual, menjaga hubungan antarsesama sangat ditentukan beragam faktor. Yang
terpenting adalah kecakapan untuk menjaga dan membawa diri dalam waktu dan tempat yang tepat

dengan lingungan sekitarnya. Tujuannya EKTERNAL adalah membangun relasi yang


harmonis. Karena itu baik karyawan maupun pimpinan harus memiliki ketrampilan yang disebut
dengan soft skills diantaranya kecerdasan emosional, spiritual, dan kecerdasan sosial.

Beberapa contoh perilaku yang perlu diterapkan adalah bersikap wajar dan
menjaga etika pergaulan, bergaul secara sehat dalam jaringan yang sehat dan tepat dan waktu yang
tepat, membangun saling pengertian, mengendalikan kehidupan diri dengan perilaku yang baik, dan
pada gilirannya mampu membawa orang lain untuk sukses bersama.
https://ronawajah.wordpress.com/2012/12/26/membangun-relasi-di-tempat-kerja-2/

5. Membangun Relasi

Fungsi selanjutnya dalah membangun relasi. Manajemen sumber daya manusia


berperan penting juga memiliki tugas untuk membangun relaasi seperti melakukan
negosiasi dengan pihak perserikatan pekerja.

Dapartemen harus berperan aktif berupa mencari jalan persetujuan antara


perusahaan dengan serikat pekerja, juga membantu untuk menghindari datangnya
keluhan.

Di sini dapartemen juga harus berusaha agar tidak terjadi tindakan tidak sehat yang
dapat dilakukan oleh para karyawan seperti mogok bekerja dan demonstrasi.

Pada dasarnya, kita dapat menyimpulkan fungsi yang satu ini adalah bahwa
dapartemen sebagai menejemen sumber daya manusia merupakan ikatan anatara
sumber daya manusia yaitu karyawan dengan pihak serikat sumber daya manusia
atau serikat pekerja.

https://www.eduspensa.id/fungsi-manajemen-sumber-daya-manusia/#5_Membangun_Relasi
Menurut Mangkunegara (200: 67) ada 3 faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi
kerja yaitu:

a. Faktor kemampuan

Secara psikologis, kemampuan pegawai terdiri dari kemampuan potensi dan


kemampuan reality artinya pegawai yang memiliki pendidikan yang memadahi untuk
jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka ia akan lebih
mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan
pada pekerjaan yang sesuai dengan keahlianya.

b. Faktor motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi
merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai
tujuan organisasi. Motivasi ini merupakan kondisi mental karyawan artinya seorang
pegawai harus siap mental, mampu secara fisik, memahami tujuan utama target kerja
yang akan dicapai, mampu memanfaatkan dan menciptikan situasi kerja.

c. Faktor situasi

Situasi yang dapat berpengaruh terhadap prestasi kerjanya, misalnya adanya kondisi
ruangan yang tentunya tenang, iklim suasanan kerja yang baik, sistem kerja yang
mendukung tentunya akan mendorong terciptanya prestasi kerja yang tinggi.
Strategi pengembangan SDM menurut Jons, 1928 dalam Sarwono, 1993, antara lain
:

1. Memberi kesempatan kepada karyawan untuk menyalurkan ide dan gagasan


Perusahaan yang berkembang adalah perusahaan yang mau menerima ide dan
gagasan dari para karyawannya. Dalam suatu perusahaan, karyawan juga
berkontribusi dalam mengembangkan perusahaan atau sebagai roda penggerak
suatu perusahaan.

Karyawan juga butuh dihargai dengan menyediakan tempat untuk mencurahkan


semua ide dan gagasan yang mereka punya. Tidak dipungkiri bahwa karyawan juga
memiliki ide dan gagasan yang lebih fresh dan lebih potensial. Dengan memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk menyalurkan ide mereka, berarti membiarkan
karyawan tersebut berkembang dan mengembangkan potensi yang mereka miliki.

Hilangkan sikap otoriter yang tidak ingin mendengarkan ide, gagasan ataupun saran
dari karyawannya karena hal tersebut hanya akan membuat karyawan menjadi tidak
berkembang dan kurang produktif serta membentuk karyawan sebagai sebuah
mesin untuk bekerja.

2. Memberi penghargaan.
Memberi penghargaan kepada karyawan merupakan salah satu strategi
pengembangan SDM, mengapa?

Karena pemberian penghargaan merupakan satu bentuk apresiasi yang diberikan


oleh perusahaan kepada karyawannya. Dengan adanya pemberian penghargaan
kepada karyawan berprestasi, hal tersebut akan membuat karyawan lainnya
termotivasi untuk dapat menjadi lebih baik. Hal tersebut akan memberi kontribusi
besar terhadap perusahaan dalam mengembangkan perusahaannya.

3. Mengadakan pelatihan.
Pelatihan dilakukan bukan semata-mata untuk pribadi karyawannya saja, namun
juga perusahaannya. Perusahaan tidak akan berkembang tanpa karyawan yang
memiliki keterampilan dan minat kerja yang tinggi. Dengan adanya pelatihan,
diharapkan mampu menggali potensi para karyawan dan mengembangkan
keterampilan yang mereka miliki.

Anda mungkin juga menyukai