Disusun dalam rangka memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Pengantar Manajemen
Oleh :
KELOMPOK II
Dosen Pembimbing :
PRODI AKUNTANSI
TANGERANG
2022
KELOMPOK II
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................2
1.1.1 Apa itu Kebijakan Perusahaan?..................................................................2
1.1.2 Bagaimana Devinisi tentang Hubungan Karyawan?...................................2
1.1.3 Bagaimana pentingnya serikat kerja bagi karyawan?.................................2
1.1.4 Apa itu Ergonomi?.....................................................................................2
1.1.5 Bagaiman Kesehatan, keselamatan dan keamanan bagi para karyawan?....2
1.1.6 Apa saja tantangan dalam hubungan kerja?................................................2
1.1.7 Bagaimana hubungan manajemen dengan serikat pekerja?........................2
1.1.8 Bagaimana tahapan hubungan manajemen dengan serikat pekerja?...........2
1.3 Batasan Masalah.................................................................................................2
1.4 Maksud dan Tujuan............................................................................................2
1.5 Metode Penelitian...............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................4
2.1 Kebijakan Perusahaan........................................................................................4
2.2 Devinisi tentang Hubungan Karyawan...............................................................4
2.3 Pentingnya Serikat Kerja bagi Karyawan...........................................................5
2.4 Ergonomi............................................................................................................6
2.5 Kesehatan, keselamatan dan keamanan bagi para karyawan..............................7
2.6 Tantangan dalam hubungan kerja.......................................................................8
2.7 Hubungan Manajemen dengan Serikat Pekerja................................................10
2.8 Tahapan Hubungan Manajemen dengan Serikat Pekerja..................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................13
3.2 Saran................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Ibid, hlm. 137.
2
Abdul hamid mursi, SDM yang produktif, Jakarta: Gema insane press, 2001, hlm. 134.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.1.1 Apa itu Kebijakan Perusahaan?
1.1.2 Bagaimana Devinisi tentang Hubungan Karyawan?
1.1.3 Bagaimana pentingnya serikat kerja bagi karyawan?
1.1.4 Apa itu Ergonomi?
1.1.5 Bagaiman Kesehatan, keselamatan dan keamanan bagi para
karyawan?
1.1.6 Apa saja tantangan dalam hubungan kerja?
1.1.7 Bagaimana hubungan manajemen dengan serikat pekerja?
1.1.8 Bagaimana tahapan hubungan manajemen dengan serikat pekerja?
2
penelitian ini tidak lain untuk mengetahui dan memahami Hakikat
Ilmu serta materi Matematika Ekonomi yang telah diberikan dosen
kepada para mahasiswanya.
9. Bagi Dosen atau Guru
Perangkat pembelajaran ini dapat digunakan dalam proses
pembelajaran matematika pada materi semester yang berlangsung.
Selain itu, perangkat pembelajaran ini dapat memotivasi guru untuk
mengembangkan perangkat serupa pada materi lain.
10. Bagi dunia pendidikan
Bagi dunia pendidikan Melalui penggunaan perangkat
pembelajaran berupa RPP dan LKS ini diharapkan dapat
terciptanya pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
mengarahkan pada kegiatan pemecahan masalah sehingga
pembelajaran akan menjadi lebih bermakna.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
kerja sama antara semua pihak yang berada dalam proses produksi di suatu
perusahaan. Penerapan hubungan kerja merupakan perwujudan dan pengakuan
atas hak dan kewajiban karyawan sebagai partner pengusaha yang menjamin
kelangsungan dan keberhasilan perusahaan. Semua pihak baik pengusaha
(manajemen), karyawan dan pemerintah pada dasarnya mempunyai kepentingan
atas keberhasilan dan keberlangsungan perusahaan.4
Hubungan karyawan (employee relation) adalah fungsi SDM dalam
mengembangkan, memelihara, dan meningkatkan hubungan antara perusahaan
dan karyawan dengan efektif dan secara proaktif berkomunikasi dengan
karyawan, penyelesaian berbagai masalah, dan lain-lain.5
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan karyawan
merupakan suatu bentuk interaksi antara pihak karyawan dengan sesama
karyawan, pihak karyawan dengan atasan, atau hubungan antara seluruh individu
yang ada dalam suatu perusahaan untuk melakukan interaksi.
5
5. Mendapatkan kepuasan kerja dan kesempatan yang berprestasi.
Dalam hubungan kerja menyangkut tiga dimensi,yaitu: serikat pekeja,
karyawan dan perusahaan. Ketiganya mempunyai peran internal untuk menjaga
hubungan yang harmonis. Dalam lingkup internasional dikenal pula organisasi
ILO (International Labor Organization) yang merupakan wadah bagi pekerja
seluruh dunia untuk memperjuangkan hak-haknya dan mempertahankan
kesejahteraan dan eksistensi karyawan.6
2.4 Ergonomi
Ergonomi (ergonomics) adalah studi dan rancangan lingkungan kerja untuk
menghadapi tuntutan psikologis dan tututan fisik atas para individu. Di lokasi
kerja, studi ergonomic melihat factor-faktor seperti kelelahan,penerangan,alat-
alat susunan peralatan, dan penempatan pengadilan. Teknik faktor-
faktor manusia merupakan bidang yang berkaitan.
6
Veithzal Rivai, ibid, hlm.873.
6
memasukan data secara ekstensif di computer dan peralatan serta berhubungan
dengan computer.
Ada beberapa komponen dari sebuah program ergonomic yang
berhasil. Pertama, harus ada komitmen manajerial untuk mengurangi luka-
luka jenis itu, termasuk memberikan sumber keungan dan sumber-sumber lain
untuk mendukung usaha tersebut.Tindakan-tindakan lain yang sebaiknya
diambil adalah meninjau pekerjaan di mana masalah CTD dapat terjadi serta
memastikan bahwa peralatan, tempat duduk, penerangan yang baik, dan solusi
teknis lainnya digunakan.Para supervisor dan manajer harus di latih untuk
mengamati tanda-tanda CTD dan cara merespons keluhan karyawan tentang
masalah-masalah yang berhubungan dengan otot dan
rangka (musculoskeletal) dan gerakan repetitive.7
7
http://bit.ly/fxzulu. Diakses pada hari minggu, 26 oktober 2015, pukul 15.00.
7
organisasi adalah mencegah luka-luka dan kecelakaan yang berhubungan
pekerjaan. Tujuan dari keamanan (security) adalah melindungi karyawan dan
fasilitas organisasional. Dengan adanya peningkatan jumlah kekerasan di
tempat kerja.8
8
Eugene Mckenna dan Nic Beech, ibid, hlm.239.
9
Veithzal Rivai, ibid, hlm. 874.
10
Veithzal Rivai, ibid, hlm. 874.
8
Salah satu metode yang umum digunakan untuk memperbaik kualitas
kehidupan kerja adalah keterlibatan karyawan. Keterlibatan karywan terdiri
dari berbagai metode yang sistematis agar karyawan berpartisipasi dalam
penambilan keputusan,karyawan akan merasa turut bertanggungjawab dan
merasa turut memiliki atas keputusan dimanaia ikut berpartisipasi di
dalamnya.11
3. Kualitas Kehidupan Kerja dan Penguatan Intervensi
Banyak perusahaan melakukan intervensi dalam rangka mendorong
keterlibatan karyawan dan meningkatkan kulitas kehidupan kerja. Berbagai
pendekatan untuk membangun tim didasarkan pada falsafah bahwa
sekelompok biasanya akan dapat memecahkan masalah dengasn lebih baik
daripada diputuskan secara individu. Walaupun tujuan dan pendekatan ini
adalah untuk mencari solusi atas permasalahan, tetapi produk yang dihasilkan
adalah dalam rangka menigkatkan kualitas kehidupan kerja.12
4. Praktik Hubungan Kerja
Segala sesuatu yang dilakukan oleh manajer dan departemen SDM akan
memperngaruhi hubungan dengan karyawan, baik secara langsung ataupun
tidak langsung. Pada mulanya, supervisor bertanggung jawab secara individual
berkaitan dengan hubungan dan pernerimaan karyawan, jika ada praktik-
praktik yang tidak etis, seperti bias. Hal ini membutuhkan pendekatan-
pendekatan yang seragam, legal dan berskala perusahaan. Disini departemen
SDM diberi tanggung jawab pada tingkatan tertinggi dalam hubungan
pekerjaan.13
11
Ibid, hlm. 875.
12
Ibid, hlm 875.
13
Veithzal Rivai, ibid, hlm. 876.
9
tidak tepat, karena sesungguhnya kedua kepentingan, yaitu kepentingan para
pekerja dan kepentingan manajemen, justru harus dilihat sebagai kepentingan
yang saling berkaitan dengan tingkat interdependensi yang tinggi. Dalam suatu
organisasi, ada dua jenis keputusan yang diperlukan kesamaan persepsi dari
semua pihak yang terlibat, yaitu:
a. Serangkaian keputusan yang menjadi hak prerogatif salah satu pihak yang
mengambilnya, dalam hal ini manajemen atau pekerja, tanpa ada campur
tangan pihak lain.
b. Bentuk dan jenid berbagai keputusan yang dibuat bersama.
Maka jelaslah keberhasilan negoisasi antara pekerja dengan manajemen
sangat dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu:
a. Kesepakatan tentang keterlibatan pihak lain dalam proses penggambilan
keputusan dalam hal-hal dimana kepentingan terlibat.
b. Ketersediaan kedu belah pihak untuk menempatkan diri pada posisi
pihaklain dalam menginterpretasikan kepentingan terseut.
c. Penyelesaian perbedaan antara kedua belah pihak melalui pendekatan
dialog yang berdasarkan iktikad baik.14
10
pihak manajemen menyadari bahwa serikat pekerja dalam sebuah perusahaan
sudah merupakan kenyataan hidup dalam perusahaan. Namun, manajemen
berusaha agar serikat pekerja menjadi pasif, karena bila tidak diciptakan
demikian akan merupakan masalah besar ketika terjadi pertikaian antara
serikat pekerja dengan perusahaan, keduanya akan tetap pada pendirian
masing-masing.
d. Tahap akomodatif. Pada tahapini, manajemen mempergunakan serikat pekerja
sebagai saluran hubungan antara manajemen dan para karyawan dan tidak
lagi memandang serikat pekerja sebagai penghalang dalam hubungan kerja
dan bahkan dapat memanfaatkan serikat pekerja dalam rangka penegakan
disiplin serta mengarahkan perilaku karyawan sehingga terjalin hubungan
kerja yang harmonis.
e. Tahap kerjasama. Pada tahap ini adalah tahapan yang paling maju dan ideal,
dimana serikat pekerja turut serta ssecara aktif dalam peningkatan eksistensi,
efektivitas, produktivitas dan semangat kerja para karyawan. Kerja sama
berdasarkan dua asumsi, yaitu:
i. Kedua belah pihak sama-sama memperoleh keuntungan bila
organisasi meraih berbagai keberhasilan.
ii. Para karyawan diberikan kesempatan untuk ikut dalam pengambilan
keputusan.
Dalam rangka membangun hubungan antar manajemen dengan serikat
pekerja,manajer dan ahli SDM dapat melakukannya dengan berbagai cara, sebagai
berikut:
11
d. Membentuk komite studi yang memperkenankan manajemen dan serikat
pekerja untuk menemukan permasalahan-permasalahan umum.
e. Pihak ketiga yang dapat menyediakan arahan dan program yang mendorong
pemimpin serikat pekerja dan manajer duduk bersama untuk menemukan
tujuan-tujuan umum.15
15
Veithzal Rivai, ibid, hlm. 882.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan karyawan merupakan suatu bentuk interaksi antara pihak
karyawan dengan sesama karyawan, pihak karyawan dengan atasan, atau
hubungan antara seluruh individu yang ada dalam suatu perusahaan untuk
melakukan interaksi.
Secara umum alasan-alasan di bentuknya serikat kerja adalah sebagai
berikut: Mendapatkan kompensasi yang layak, mendapatkan kondisi kerja yang
lebih baik, mendapat haknya secara adil, melindungi diri mereka dari tindakan
sewnang-wenang manajemen, mendapatkan kepuasan kerja dan kesempatan
yang berprestasi.
Ergonomi (ergonomics) adalah studi dan rancangan lingkungan kerja untuk
menghadapi tuntutan psikologis dan tututan fisik atas para individu. Di lokasi
kerja, studi ergonomic melihat factor-faktor seperti kelelahan,penerangan,alat-
alat susunan peralatan, dan penempatan pengadilan. Teknik faktor-
faktor manusia merupakan bidang yang berkaitan.
Istilah kesehatan,keselamatan, dan keamanan saling berkaitan.
Istilah yang lebih luas dan lebih umum ialah Kesehatan (health), yang
merujuk pada keadaaan umum dari kesejahteraan fisik,mental, dan
emosional. Keselamatan (safety) merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik orang-orang.
Keamanan (security) adalah melindungi karyawan dan fasilitas
organisasional. Dengan adanya peningkatan jumlah kekerasan di tempat
kerja.
Pertumbuhan berbagai jenis pekerjaan dan meningkatnya globalisasi pada
berbagai perusahaan menghadirkan tantangan pada hubungan karyawan yang
unik terhadap departemen SDM. Secara umum hubungan karyawan dibentuk
oleh persepsi terhadap diskriminasi, atau kebalikan dari diskriminasi, yang
13
mungkin saja dapat terjadi ketika penentuan pekerjaan, promosi pekerja, atau
pemberian hadiah kepada sekelompok karyawan.
3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap si pembaca dapat
mengerti betapa pentingnya hubungan antara karyawan dengan
perusahaan, hal ini bertujuan agar keberlangsungan kegiatan perusahaan
menjadi semakin baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://kamusbisnis.com/arti/hubungan-karyawan/.
http://bit.ly/fxzulu.
Mckenna, Eugene dan Nic Beech. 2000. The Essense of Manajemen Sumber Daya
Manusia. Yogyakarta: Andi.
Rivai, Veithzal. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
15