Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MANAGEMENT BEHAVIOR

AND HUMAN RESOURCE

DOSEN PENGAMPU :
ASTRIA SEMARADILLA SYARIE, SE., Ak., M.Ak., CA

Disusun oleh:
Angeli Elzazirani
03022011

TANRI ABENG UNIVERSITY


2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Makalah Management Behavior and Human Resorce" untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Management Behavior and Human Resorce dengan tepat waktu.

Tak lupa saya juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap
pihak yang telah mendukung serta membantu saya selama proses penyelesaian makalah ini
hingga selesainya makalah ini.

Pada makalah ini saya akan membahas mengenai Materi Penilaian Kinerja, Reward
Management System, Hubungan Industrial, Hubungan Kerja, dan Perusahaan Manufaktur

Saya menyadari bahwa makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saya berharap para pembaca dapat memberikan saran dan kritik yang membangun
agar saya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi ke depannya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah wawasan serta memberi manfaat bagi
kita semua selaku pembaca.

Tangerang Selatan, 07 Januari 2023

PENULIS

(ANGELI ELZAZIRANI)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
C. Tujuan .................................................................................................................................
4
BAB II PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kerja ………………..……………………………………


5
B. Jenis – Jenis Imbalan Reward System ………..…………………………………………..
5
C. Teori – Teori Dalam Hubungan Industrial ………………………………………………..
6
D. Konsep Hubungan Industrial …………………………………………………………..…
6
E. Pelaksanaan Hubungan Industrial ……………………………………………….……..…
7
F. Perselisihan Hubungan Industrial …………………………….………………………..…
8
G. Macam – Macam Perjanjian Kerja ………………………………………………….........
9
H. Syarat Sah Perjanjian Kerja ……………………………………………………………....
9
I. Struktur Organisasi Perusahaan Industri Manufaktur …………………………………...
10
BAB III PENUTUP

ii
A. Kesimpulan .......................................................................................................................
12
Daftar pustaka .............................................................................................................................. 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Penilaian kinerja adalah proses pengevaluasian kinerja, penyusunan rencana


pengembangan, dan pengomunikasian hasil proses tersebut kepada karyawan itu sendiri.
Penilaian kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada
kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator input, output, hasil,
manfaat dan dampak. Penilaian kinerja menitik beratkan pada penilaian sebagai suatu proses
pengukuran sejauh mana kerja dari orang atau sekelompok orang dapat bermanfaat untuk
mencapai tujuan yang ada.

Rewards system adalah pemberian penghargaan kepada karyawan untuk


memotivasi para karyawan agar mereka meningkatkan kinerja dan produktivitas. Tujuan
pengelolaan system reward di dalam organisasi adalah untuk menarik dan mempertahankan
sumber daya,

Menurut UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan, Hubungan Industrial


Pancasila adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses
produksi barang atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja / buruh, dan pemerintah
yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila dan Undang - Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Sistem hubungan industrial di Indonesia telah dikembangkan menjadi
hubungan industrial Pancasila karena setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara harus
ditata sesuai dengan falsafah Pancasila dan UUD 45.

Hubungan kerja adalah hubungan antara pekerja dengan pengusaha yang terjadi
setelah adanya perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah. Dasar
Hukum hubungan kerja terdapat dalam Pasal 1 Angka 15 Undang – Undang Nomor 13
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian antara
pekerja, buruh, dan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syarat-syarat kerja hak dan
kewajiban kedua belah pihak.

1
Industri manufaktur merupakan serangkaian aktivitas manusia – dari kerajinan
tangan ( manual ) hingga penggunaan teknologi – yang merubah bahan baku menjadi suatu
produk dalam skala yang besar. Industri manufaktur merupakan serangkaian aktivitas
manusia – dari kerajinan tangan ( manual ) hingga penggunaan teknologi – yang merubah
bahan baku menjadi suatu produk dalam skala yang besar.

2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan apa tujuan dan manfaat penilaian kerja ?


2. Apa saja jenis – jenis imbalan reward system ?
3. Apa saja teori – teori dalam hubungan industrial ?
4. Apa saja konsep hubungan industrial ?
5. Jelaskan pelaksanaan hubungan industrial ?
6. Apa yang dimaksud dengan perselisihan hubungan industrial ?
7. Sebutkan macam – macam perjanjian kerja ?
8. Jelaskan syarat sah perjanjian kerja ?
9. Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi perusahaan industri manufaktur ?

3
C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan makalah dan pengangkatan topik sesuai dengan yang ditetapkan
adalah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Management Behavior and
Human Resource, Tentang Materi Penilaian Kinerja, Reward Management System, Hubungan
Industrial, Hubungan Kerja, dan Perusahaan Manufaktur.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kerja

Tujuan penilaian kinerja untuk meningkatkan kinerja karyawan, menetapkan tujuan


organisasi, dan mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan karyawan.

Manfaat strategis penilaian kerja :

 Menyejajarkan tujuan Individu dengan tujuan perusahaan


 Sarana untuk mengukur kontribusi masing-masing unit kerja dan masing2 karyawan
 Memberi kontribusi tindakan dan keputusan administratif menuju tujuan strategis
 Untuk mengidentifikasi kebutuhan strategi dan program baru

B. Jenis – Jenis Imbalan Reward System

1. Imbalan Ektrinsik
Imbalan ektrinsik yang berbentuk uang antara lain misalnya :
 Gaji
 Upah
 Honor
 Bonus
 Komisi
 Insentif
 Upah, dll

Imbalan ektrinsik yang bentuknya sebagai benefit / tunjangan pelengkap contohnya


seperti :
 uang cuti
 uang makan
 uang transportasi / antar jemput
 asuransi
 jamsostek / jaminan sosial tenaga kerja
 uang pensiun
 rekreasi

5
2. Imbalan Intrinsik
Imbalan dalam bentuk intrinsik yang tidak berbentuk fisik dan hanya dapat
dirasakan berupa kelangsungan pekerjaan, jenjang karir yang jelas, kondisi lingkungan
kerja, pekerjaan yang menarik, dan lain-lain.

C. Teori – Teori Dalam Hubungan Industrial

1. Teori Unitarism
Organisasi dianggap sebagai sesuatu yang terintegrasi harmoni secara keseluruhan
dengan idealnya sebagai satu keluarga yang bahagia, dimana manajemen dan anggota
lainnya dari staff kesemuanya memiliki satu tujuan yang sama menekankan kerjasama
yang saling menguntungkan.

2. Teori pluralism
Organisasi dianggap sebagai terdiri dari bagian-bagian kelompok yang kuat dan
berbeda, masing-masing dengan loyalitas sendiri yang sah dan dengan menetapkan
tujuan mereka sendiri dan para pemimpin masing-masing.

3. Teori radikal
Pandangan ini terhadap hubungan industrial melihat pada sifat dari masyarakat
kapitalis, di mana ada pembagian mendasar kepentingan antara modal dan tenaga kerja,
dan melihat hubungan kerja terhadap sejarahnya.

D. Konsep Hubungan Industrial

1. Aspek Pembentukan Pengetahuan


Hubungan industrial merupakan bagian dari ilmu sosial, dan hal itu bertujuan
untuk memahami hubungan ketenagakerjaan dan institusi-institusinya melalui penelitian
dengan kualitas yang tinggi dan ketat

6
2. Aspek Penyelesaian Masalah
Hubungan industrial bertujuan untuk merancang kebijakan-kebijakan dan
institusi-institusi untuk membantu hubungan ketenagakerjaan berjalan dengan lebih
baik.
3. Aspek Etika
IR mengandung prisip-prinsip norma yang kentara mengenai pekerja-pekerja dan
hubungan ketenagakerjaannya, khususnya mengenai penolakan atas perlakuan kepada
pekerja sebagai komoditi yang mengedepankan pandangan bahwa pekerja-pekerja
sebagai manusia di dalam masyarakat demokrasi yang patut atas hak asasi manusia.

E. Pelaksanaan Hubungan Industrial

1. Serikat Kerja
Ialah suatu organisasi yang dibentuk oleh pekerja, dari pekerja dan untuk pekerja
yang bertujuan untuk melindungi pekerja, memperjuangkan kepentingan pekerja serta
merupakan salah satu pihak dalam bekerja sama dengan perusahaan
2. Organisasi Pengusaha
Asosiasi pengusaha sebagai organisasi atau perhimpunan wakil pimpinan
perusahaan-perusahaan merupakan mitra kerja serikat pekerja dan Pemerintah dalam
penanganan masalah-masalah ketenagakerjaan dan hubungan industrial. Asosiasi
pengusaha dapat dibentuk menurut sektor industri atau jenis usaha, mulai dari tingkat
lokal sampai ke tingkat kabupaten, propinsi hingga tingkat pusat atau tingkat nasional.
3. Lembaga Kerjasama Bipartite
Forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
hubungan industrial di satu perusahaan yang anggotanya terdiri dari pengusaha dan
serikat pekerja/serikat buruh yang sudah tercatat instansi yang bertanggung jawab di
bidang ketenagakerjaan atau unsur pekerja/buruh. Setiap perusahaan yang
mempekerjakan 50 (lima puluh) orang pekerja/buruh atau lebih wajib membentuk
lembaga kerja sama bipartite

7
4. Lembaga Kerjasama Tripartite
Lembaga kerja sama tripartit adalah forum komunikasi, konsultasi dan
musyawarah tentang masalah ketenagakerjaan yang anggotanya terdiri dari unsur
organisasi pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh dan pemerintah
5. Perjanjian Kerja Bersama
Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh
atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung
jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau
perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua
belah pihak.

6. Peraturan Perundang – Undangan Ketenagakerjaan


Peraturan selama bekerja mencakup ketentuan jam kerja dan istirahat,
pengupahan, perlindungan, penyelesaian perselisihan industrial dan lain-lain
7. Lembaga Penyelesaian Perselesihan Hubungan Industrial
Perselisihan hubungan industrial diharapkan dapat diselesaikan melalui
perundingan bipartit, Dalam hal perundingan bipartit gagal, maka penyelesaian
dilakukan melalui mekanisme mediasi atau konsiliasi. Bila mediasi dan konsiliasi gagal,
maka perselisihan hubungan industrial dapat dimintakan untuk diselesaikan di
Pengadilan Hubungan Industrial.

F. Perselisihan Hubungan Industrial

Perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara Pengusaha atau


gabungan Pengusaha dengan Pekerja/Buruh atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh karena
adanya perselisihan mengenai hak, perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan
hubungan kerja dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat Buruh dalam satu perusahaan.
Penyebab terjadinya perselisihan hubungan industrial
 Perselisihan Hak
 Perselisihan Kepentingan
 Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja

8
 Perselisihan Antar Serikat Pekerja/Serikat Buruh
 Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
 Mediasi Hubungan Industrial
 Konsilasi Hubungan Industrial
 Arbitrase Hubungan Industrial
 Pengadilan Hubungan Industrial

G. Macam – Macam Perjanjian Kerja

1. PKWT (PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TERTENTU)


Perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.
2. PKWTT (PERJANJIAN KERJA UNTUK WAKTU TIDAK TERTENTU)
Perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan
hubungan kerja yang tidak ditentukan waktunya dan bersifat tetap
3. Outsouching
Outsourcing adalah penggunaan jasa tenaga kerja yang direkrut dari pihak ketiga
untuk mengisi posisi tertentu di sebuah perusahaan. Outsourcing adalah pekerjaan yang
tidak berhubungan langsung dengan bisnis inti perusahaan dimana pekerjaan tersebut
dialihkan ke pihak atau perusahaan lain.

H. Syarat Sah Perjanjian Kerja

a. Adanya kesepakatan antara para pihak tidak ada dwang-paksaan- dwaling –


penyesatan/kekhilafan – atau bedrog – penipuan)
b. Pihak - pihak yang bersangkutan mempunyai kemampuan atau kecakapan untuk
(bertindak) melakukakn perbuatan hukum (cakap usia dan tidak dibawah
perwalian/pengampuan)
c. Ada (objek) pekerjaan yang diperjanjikan

9
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tersebut tidak bertentangan dengan ketertiban umum,

kesusilaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku (pasal 52 ayat (1) uuk)

Apabila perjanjian kerja yang dibuat oleh pihak-pihak tidak memenuhi 2 syarat awal
sahnya (perjanjian kerja) sebagaimana tesebut yakni tidak ada kesepakatan dan ada pihak
yang tidak cakap untuk bertindak, maka perjanjian kerja dapat dibatalkan. Sebaliknya
apabila perjanian kerja dibuat tidak memenuhi 2 syarat terakhir sahnya (perjanjian kerja)
yakni objek (pekerjaannya) tidak jelas dan causanya tidak memenuhi ketentuan, maka
perjajiannya batal demi hukum (null and void).

I. Struktur Organisasi Perusahaan Industri Manufaktur

Struktur perusahaan merupakan struktur yang dibuat untuk kepentingan perusahaan


dengan menempatkan kepentingan orang-orang bertalenta dan berkompeten sesuai dengan
bidang dan keahliannya.
1. Direktur
Direktur merupakan bagian struktur organisasi perusahaan manufaktur yang
bertanggung jawab terhadap segala bentuk operasional atau berjalannya perusahaan.
2. Penyedia bahan
Penyedia bahan bertanggung jawab mulai dari bahan dasar atau bahan pokok dan
bahan tambahan untuk melakukan produksi.
3. Alat produksi
Menyediakan serta memelihara keawetan alat atau mesin yang digunakan untuk
melakukan proses produksi dan mempunyai tanggung jawab apabila alat produksi
mengalami gangguan atau kerusakan.
4. Keuangan
Bagian keuangan adalah struktur organisasi perusahaan manufaktur yang
bertanggung jawab untuk keuangan operasional perusahaan dengan mengatur
manajemen keuangan mulai dari belanja rutin untuk produksi dan keperluan keuangan
perusahaan yang lain
5. Produksi

10
Produksi merupakan struktur organisasi perusahaan manufaktur yang sangat
penting karena 80% kegiatan dari industri manufaktur berfokus pada kegiatan produksi.
Produksi terdiri dari beberapa struktur seperti :
 Pra-Produksi
Menyiapkan bahan yang dibutuhkan yang telah disediakan oleh penyedia bahan.
 Produksi
Melakukan proses produksi yang merubah suatu bahan menjadi barang yang siap
untuk digunakan.
 Kontrol Kualitas
Melakukan pengecekan terhadap barang yang diproduksi apakah telah sesuai
dengan standar kualitas yang telah ditentukan atau sesuai dengan standar yang
dipesan oleh konsumen.
 Pasca-Produksi
Mengemas dan mengatur penyimpanan barang yang siap dipasarkan
6. Personalia dan Human Resource (HR)
Serangkaian kegiatan mengelola sumber daya manusia untuk berbagai urusan
yang terkait dengan administrative, personalia juga mengatur hubungan industrial
antara perusahaan dan karyawannya. Selain personalia, terdapat HRD yang mengurusi
hal-hal yang berkaitan dengan karyawan. Mulai dari proses rekrutmen, pengembangan,
evaluasi, konsultasi, administrasi, hingga PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Keduanya saling terkait satu sama lain.
7. Penjualan
Bagian penjualan memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan perusahaan
karena titik penentu keberhasilan dari hasil produksi yang dijual dan dipasarkan.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tujuan penilaian kinerja untuk meningkatkan kinerja karyawan, menetapkan


tujuan organisasi, dan mengidentifikasi pelatihan dan pengembangan karyawan
Jenis – jenis imbalan reward system terbagi menjadi 2 yaitu imbalan ektrinsik dan
imbalan intrinsik.
Teori dalam hubungan industrial terbagi menjadi 3 yaitu, teori unitarism, teori
pluralism, teori radikal.
Konsep hubungan industrial terbagi menjadi 3 aspek yaitu, aspek pembentukan
pengetahuan, aspek penyelesaian masalah, aspek etika
Pelaksanaan hubungan industrial terdapat serikat kerja, organisasi pengusaha,
Lembaga Kerjasama bipartite, Lembaga Kerjasama tripartite, perjanjian kerja bersama,
peraturan perundang – undangan ketenagakerjaan, Lembaga penyelesaian perselisihan
hubungan industrial.
Penyebab terjadinya perselisihan hubungan industrial Perselisihan Hak,
Perselisihan Kepentingan, Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja, Perselisihan Antar
Serikat Pekerja/Serikat Buruh, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Mediasi
Hubungan Industrial, Konsilasi Hubungan Industrial, Arbitrase Hubungan Industrial,
Pengadilan Hubungan Industrial
Macam – macam perjanjian kerja terbagi menjadi 3 yaitu, pkwt (perjanjian kerja
untuk waktu tertentu), pkwtt (perjanjian kerja untuk waktu tidak tertentu), outsouching
Syarat sah perjanjian Apabila perjanjian kerja yang dibuat oleh pihak-pihak
tidak memenuhi 2 syarat awal sahnya (perjanjian kerja) sebagaimana tesebut yakni tidak
ada kesepakatan dan ada pihak yang tidak cakap untuk bertindak, maka perjanjian kerja
dapat dibatalkan. Sebaliknya apabila perjanian kerja dibuat tidak memenuhi 2 syarat
terakhir sahnya (perjanjian kerja) yakni objek (pekerjaannya) tidak jelas dan causanya
tidak memenuhi ketentuan, maka perjajiannya batal demi hukum (null and void).

12
Ada 7 struktur organisasi perusahaan industry manufaktur yaitu, direktur,
penyedia bahan, alat produksi, keuangan, produksi, personalia dan human resource,
penjualan

DAFTAR PUSTAKA

https://www.talenta.co/blog/hr-manufaktur/mengenal-perusahaan-industri-manufaktur/
https://jdih.kemnaker.go.id/berita-hubungan-kerja-dan-pemutusan-hubungan-kerja.html

13

Anda mungkin juga menyukai