Oleh :
KELOMPOK 2
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
berikan rahmatnya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah kami yang berjudul “Prinsip pengukuran kinerja dan pengawasan
koperasi indonesia, serta pembangunan koperasi di indonesia”.
Kami tau bahwa kami jauh dari kata sempurna dan oleh karena itu, kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun yang senantiasa kami harapkan.
semoga makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya serta pihak lain
yang berkepentingan pada umumnya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................1
B. Rumusan masalah........................................................................................1
C. Tujuan penulisan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Kinerja dan Prinsip pengukuran kinerja koperasi.......................................2
B. Kelembagaan, Keanggotaan, Volume Usaha, Permodalan, Asset dan SHU
Koperasi...........................................................................................................3
C. Metode Pengawasan koperasi....................................................................10
D. Pembangunan koperasi dan perundang-undangan....................................11
E. Arahan, Sasaran, dan Kebijaksanaan Pembangunan Koperasi..................13
BAB III PENUTUP...............................................................................................17
A. Kesimpulan................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada kesempatan kali ini. Kelompok kami akan memaparkan materi tentang
“Prinsip pengukuran kinerja dan pengawasan koperasi indonesia, serta
pembangunan koperasi di indonesia”. Bahan kajian/pokok pembahasan materi
akan kami paparkan berada pada rumusan masalah yang akan kami jelaskan.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Tujuan dasar dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja.
sedangkan tujuan utama dari pengukuran kinerja koperasi adalah untuk
memastikan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas dalam operasi
koperasi.
2.1. Kelembagaan
3
struktur organisasi, anggaran dasar, manajemen, pengambilan keputusan, dan
aspek-aspek lain yang berkaitan dengan operasional koperasi.
4
2.2. Keanggotaan
Sebagai sebuah perkumpulan, koperasi tidak akan terbentuk tanpa adanya
anggota sebagai tulang punggung. Semakin banyak anggotanya maka semakin
kuat kedudukan koperasi tersebut. Sebab badan usaha koperasi dikelola dan
dibiayai oleh anggotanya., hal ini terlihat dari pemasukan modal koperasi yang
bersumber dari simpanan - simpanan para anggota, yang di kelompokkan sebagai
modal sendiri atau modal equity. Disamping itu menurut ketentuan Pasal 17 ayat
( 1 ) UU No. 25 Tahun 1992 disebutkan bahwa anggota koperasi Indonesia adalah
pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.
5
Sedangkan hak-hak setiap anggota koperasi sebagaimana tercantum dalam
pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
6
2.4. Modal
1. Anggota
Lainnya
6.Modal Penyertaan
2.5. Aset
Menurut Pernyataan Stadand Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 Revisi
Tahun 2011, aset adalah “semua kekayaan yang dipunyai ataupun kelompok yang
berwujud maupun tidak berwujud, yang memiliki nilai akan memiliki manfaat
bagi setiap orang atau perusahaan.” Komponen Aset yaitu :
7
A. Aset lancar adalah aset yang mempunyai masa manfaat kurang dari satu tahun.
Klasifikasi aset lancar meliputi:
1. Uang tunai adalah nilai mata uang kertas dan logam, baik dalam rupiah
maupun mata uang asing sebagai alat pembayaran yang sah.
2. Bank adalah simpanan koperasi pada bank tertentu yang bersifat likuid,
seperti: tabungan, giro dan deposito berjangka serta simpanan lainnya.
8
8. Persediaan adalah nilai kekayaan koperasi yang ditanamkan dalam bentuk
persediaan, baik persediaan berupa bahan baku, bahan setengah jadi, maupun
barang jadi untuk diperdagangkan dalam rangka memberikan pelayanan
kepada anggota dan melakukan transaksi dengan bukan anggota.
9. Biaya dibayar di muka adalah sejumlah dana yang telah dibayarkan kepada
pihak lain untuk memperoleh manfaat atas suatu barang/jasa tertentu.
10. Pendapatan yang masih harus diterima adalah berbagai jenis pendapatan
koperasi yang dapat diakui sebagai pendapatan namun belum dapat diterima
oleh koperasi.
Aset tidak lancar adalah aset yang terdiri dari beberapa jenis aset, mempunyai
masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, dimiliki dan digunakan dalam
kegiatan operasional dengan kompensasi penggunaan berupa biaya penyusutan.
Aset tetap termasuk perkiraan:
3. Aset Tak Berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi
namun tidak mempunyai bentuk fisik. Dimiliki untuk digunakan dalam
kegiatan produksi atau disewakan kepada pihak lain atau untuk keperluan
administratif. Contoh aset tidak berwujud antara lain: hak paten, hak cipta,
hak pengusahaan hutan, kuota impor/ekspor, waralaba.
9
2.6. Sisa Hasil Usaha Koperasi (SHU)
Menurut pasal 45 ayat (1) UU No. 25/1992, Sisa Hasil Usaha Koperasi
adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun anggaran dikurangi
biaya-biaya, penyusutan dan kewajiban-kewajiban lainnya termasuk pajak pada
tahun anggaran yang bersangkutan. , penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk
pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU (Surplus Hasil Usaha) atau juga
dikenal sebagai "sisa hasil usaha" yaitu bagian dari keuntungan atau surplus yang
dihasilkan oleh koperasi setelah mempertimbangkan semua pengeluaran,
termasuk biaya operasional, pembayaran pinjaman, cadangan, dan lain-lain. SHU
ini akan diperhitungkan dan kemudian dibagikan kembali kepada anggota
koperasi sesuai dengan kontribusi atau aktivitas ekonomi mereka dengan koperasi.
1
Di Indonesia, pengawasan terhadap koperasi diatur oleh Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) atau instansi terkait
di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Secara garis besar pengawasan dapat dibagi menjadi dua, yaitu metode
pengawasan kualitatif dan metode pengawasan kuantitatif .pengawasan kualitatif
dilakukan oleh manajer untuk menjaga performance organisasi secara keseluruhan,
sikap serta perormance karyawan. Metode pengawasan kuantitatif biasanya
dilakukan dengan menggunakan data, dan biasanya digunakan untuk mengawasi
kuantitas maupun kualitas produk. Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk
melakukan pengawasan kuantitatif, antara lain: menggunakan anggaran,
melakukan audit, analisis titik impas, analisis rasio dan lain sebagainya.
koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu lebih banyak diikut sertakan
dalam upaya pembangunan, untuk mewujudkan pembangunan yang lebih merata,
tumbuh dari bawah, berakar di masyarakat dan mendapat dukungan luas dari
rakyat. Pembangunan koperasi dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama
(PJP 1) telah menunjukkan berbagai keberhasilan yang sangat berarti, baik
ditinjau dari jumlah koperasi, jumlah anggota koperasi, maupun nilai usaha
koperasi.
1
Koperasi juga telah berperan aktif dalam kegiatan perekonomian masyarakat
dan juga mulai meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Keadaan tersebut antara
lain tercermin pada bertambahnya jumlah dan ragam koperasi, jumlah dan ragam
sektor koperasi, jumlah simpanan anggota, jumlah modal usaha, dan total nilai
usaha koperasi. Kemajuan perkembangan koperasi cukup menggembirakan
karena menunjukkan bahwa koperasi sebagai penggerak ekonomi masyarakat dan
badan usaha semakin berperan aktif dan semakin luas terlibat dalam berbagai
kegiatan perekonomian.serta sekaligus telah meningkatkan kesejahteraan para
anggotanya yang pada umumnya masih terbatas kemampuan ekonominya.
1
penyalur aspirasi untuk kepentingan gerakan koperasi. Selain itu, pada masa PJP I
juga dibangun infrastruktur pendukung PJP II. Prasarana pendukungnya antara
lain Lembaga Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) dan Akademi Koperasi
(Akop) sebagai lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan dan kader
pengembangan koperasi yang ahli di bidang manajemen koperasi. Pada saat itu
juga dibentuk Koperasi Jasa Audit (KJA) yang tersebar di 20 provinsi dan
berfungsi sebagai pusat layanan audit.. Di bidang asuransi, gerakan Koperasi juga
telah memiliki Koperasi Asuransi Indonesia (KAI). Di bidang keuangan, telah
dibentuk Perusahaan Umum Pengembangan Keuangan Koperasi (Perum PKK)
yang merupakan penyempurnaan dari Lembaga Jaminan Kredit Koperasi (LJKK)
dan berfungsi memberikan jaminan atas kredit
1
menjadi gerakan rakyat yang tangguh, dan berakar dalam masyarakat sehingga
mampu memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya.
1. Pengembangan usaha.
1
Karena itu koperasi harus mampu mengantisipasi pola pendidikan dan latihan
sumberdaya manusianya yang paling sesuai dengan kebutuhan
pengembangannya.
3. Peran pemerintah.
4. Kerjasama internasional.
1
2. Pelaksanaan fungsi dan peranan koperasi yang ditingkatkan melalui
upaya peningkatan semangat kebersamaan dan manajemen yang lebih
profesional.
4. Kerjasama antar koperasi dan koperasi lainnya dengan usaha negara dan
usaha swasta sebagai mitra usaha dikembangkan seacara lebih nyata untuk
mewujudkan kehidupan perekonomian berdasarkan demokrasi ekonomi yang
dijiwai semangat dan asas kekeluargaan, kebersamaan, kemitraan usaha,
dan kesetiakawanan.
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1
DAFTAR PUSTAKA
hendar & $usnadi ,2009, Ekonomi Koperasi: Untuk Perguruan Tinggi (Edisi 2)
Pjp 1 https://pdfcoffee.com/1-pembangunan-koperasi-dan-perundang-undangan-
pdf-free.html
1
Atmadji. 2007. Faktor-faktor yang Menentukan Besarnya Sisa Hasil Usaha
Koperasi dari Aspek Keuangan dan Non-keuangan. Jurnal Bisnis dan Manajemen.
Vol. 7. No.2. Hal. 217-232.