Anda di halaman 1dari 4

Analisa implementasi Hubungan industrial terhadap employee engagement

Dalam Hubungan industrial, pengusaha dan pekerja yang mempunyai tujuan yang sama
yaitu memajukan perusahaaan dan mensejahterakan pekerja/buruh. Antara pengusaha
dan pekerja saling mengisi dan saling melengkapi.
Adapun Employee engagement pun dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sudut pandang
perusahaan serta karyawan.
Dari sudut pandang perusahaan, employee engagement melihat bagaimana seorang karyawan
dapat loyal dalam bekerja. Tidak hanya sekedar menyelesaikan tugas yang diberikan, namun
juga dapat menyelesaikan tepat waktu dengan kualitas yang baik, serta mereka pun dapat
merasa bangga akan pekerjaan mereka. 
Tujuan akhir yang diharapkan perusahaan, jika karyawan dapat engaged dengan baik, adalah
untuk meningkatkan produktivitas mereka, serta mempertahankan mereka di perusahaan atau
menurunkan tingkat turnover rate.
Sedangkan dari sudut pandang karyawan, employee engagement membuat karyawan
menyadari perannya dalam perusahaan, sehingga mereka dapat terus merasa bersemangat
dalam pekerjaannya. Karyawan jadi memiliki rasa bahwa mereka memberikan kontribusi
bagi tujuan kolektif perusahaan.
Strategi meningkatkan employee engagement 
Dalam menyusun dan mengimplementasikan employee engagement, penting bagi perusahaan
untuk tidak sekedar mengetahui apa itu employee engagement, namun juga memetakan posisi
karyawan di beragam tingkatan employee engagement. Berikut adalah berbagai macam tipe
karyawan yang dapat diukur dari tingkat engagement mereka dengan perusahaan.
1. Tidak engaged sama sekali
Tipe karyawan yang berada di kategori ini hanya bekerja demi mendapatkan upah dan
memenuhi kebutuhan hidup. Dampaknya, mereka tidak memiliki motivasi untuk
meningkatkan pengembangan dirinya. Bahkan, beberapa di antaranya terlihat tidak menjalin
hubungan sosial dengan lingkungan kerjanya. 
Tindakan yang dapat diambil perusahaan bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah
memenuhi kewajiban kompensasi agar karyawan dapat merasa bahwa kebutuhan dasarnya
terpenuhi dan dapat mengembangkan area lain dalam pekerjaannya.
2. Tidak engaged 
Karyawan yang berada di kategori ini sedikit lebih baik dari kategori pertama, namun mereka
masih tergolong tidak memiliki motivasi untuk mengembangkan diri. Meski demikian,
mereka sudah terlihat berbaur dengan lingkungan kerja dan melakukan pekerjaan dengan
inisiatif, meski hanya menyelesaikan dalam batas wajar.
Tindakan yang dapat diambil perusahana bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah
memberikan rasa aman kepada karyawan. Caranya, misalnya dengan menjanjikan pekerjaan
dalam rentang waktu yang lebih panjang atau mengubah status karyawan menjadi pekerja
tetap. Jika mereka sudah menjadi pekerja tetap, pastikan benefit lain terpenuhi, seperti
asuransi kesehatan dan sekuritas lainnya.
3. Hampir engaged
Ciri-ciri karyawan di kategori ini adalah mereka yang melakukan tugasnya dengan baik, tidak
hanya ala kadarnya. Mereka juga terlihat sudah nyaman bekerja di lingkungan perusahaan,
namun mereka belum terlalu terdorong untuk melakukan lebih dan terus mengusahahakn
perkembangan diri.
Tindakan yang dapat diambil perusahaan bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah
mencoba menumbuhkan rasa sense of belonging dengna melibatkan karyawan dalam
kegiatan-kegiatan perusahaan. Berikan kesempatan untuk berbicara dengan para manajemen
sehingga karyawan ini dapat melihat visi, misi, dan nilai perusahaan secara lebih jelas dan
dalam kasus nyata. 
4.Engaged
Karyawan tipe ini sudah tahu apa saja yang menjadi tanggung jawabnya dan berani untuk
terus memaksimalkan kemampuannya. Mereka menyadari bahwa kehadirannya penting di
dalam perusahaan, sehingga mereka selalu termotivasi untuk melakukan yang terbaik,
terlepas apa pun jawabannya. 
Tindakan yang dapat diambil perusahaan bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah
memfasilitasi mereka dengan beragam bentuk pelatihan serta pengembangan.
5. Sangat engaged 
Tidak hanya menyelesaikan pekerjaan mereka secara tepat waktu dan baik, karyawan tipe ini
mencintai pekerjaan dan apa yang ia lakukan di dalam perusahaan. Anda dapat menjadikan
karyawan yang berada di tipe ini sebagai contoh dan inspirasi bagi karyawan yang belum
terlalu engaged agar dapat mencapai tingkat ini.
Tindakan yang dapat diambil perusahaan bagi karyawan yang berada di tipe ini adalah
menjanjikan promosi sehingga engagement-nya terhadap perusahaan semakin terdukung dan
terus terjalin.
Cara mengukur employee engagement
Untuk mengukur employee engagement, dapat menggunakan The Gallup Q12 Index. Indeks
pengukuran ini berdasarkan studi sepanjang lebih dari 30 tahun dengan lebih dari 17 juta
karyawan sebagai subyek penelitian. Kemudian, lahirlah 12 elemen utama atau yang disebut
sebagai Q12.
Identifikasi tingkat employee engagement karyawan Anda dengan 12 pertanyaan ini, yang
dapat dijawab dalam skala 1 (sangat tidak setuju) hingga skala 5 (sangat setuju).
1. Apa Anda mengetahui apa yang perusahaan harapkan dari Anda?
2. Apakah Anda memiliki semua material dan peralatan untuk Anda bekerja secara
maksimal?
3. Apa Anda memiliki kesempatan untuk melakukan yang  terbaik dalam pekerjaan
Anda setiap harinya?
4. Dalam rentang waktu 7 hari terakhir, apakah Anda telah menerima pujian dan/atau
penghargaan dari rekan kerja Anda?
5. Apa atasan dan rekan kerja Anda peduli kepada Anda secara personal?
6. Apakah ada sosok di lingkungan kerja yang mendukung perkembangan diri Anda?
7. Apa dalam pekerjaan, opini Anda diperhitungkan?
8. Apakah visi atau misi perusahaan Anda membuat Anda merasa pekerjaan Anda
penting?
9. Apakah rekan sesama karyawan berkomitmen untuk menghasilkan kerja yang
berkualitas?
10. Apa Anda memiliki sahabat baik dalam lingkungan kerja?
11. Dalam 6 bulan terakhir, apakah ada seseorang yang menyampaikan kemajuan Anda
dalam pekerjaan?
12. Dalam 1 tahun terakhir, apakah Anda merasa memiliki kesempatan untuk belajar dan
bertumbuh?
Dari ke-12 pertanyaan tersebut, 6 pertanyaan pertama meliputi kebutuhan dasar serta
dukungan dari manajemen yang dibutuhkan karyawan. Hal-hal ini akan berdampak pada
kepuasan, performa, serta retensi.
6 pertanyaan selanjutnya menggambarkan kerja tim yang terjalin menurut karyawan dan
pertumbuhan karyawan dalam perusahaan tersebut.
Berikut cara menghitung hasil dari index Gallup:
Angka skala yang dipilih karyawan untuk pertanyaan no 1 dan 2, 11 dan 12 dikalikan dengan
2, kemudian dijumlahkan dengan angka skala yang dipilih karyawan di pertanyaan-
pertanyaan lainnya.
Identifikasikan posisi karyawan dari hasil akhir penjumlahan:
65 – 80 mengindikasikan karyawan sangat engaged
33 – 64 mengindikasikan karyawan engaged
16 – 32 mengindikasikan karyawan actively disengaged
Implementasi Hubungan industrial terhadap employe engagement yang dapat dilakukan
sebagai upaya menciptakan SDM yang unggul misal :
1. Membuat kesepakatan kerja bersama
Dimana perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang
memuat syarat syarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak.
Adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.
Adanya kemampuan atau kecakapan para pihak dalam melakukan perbuatan hukum.
Adanya pekerjaan yang diperjanjikan.
Pekerjaan yang diperjanjikan tidak bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan,
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Menyusun PP/PKB Bersama
berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menyusun peraturan perusahaan dan atau perjanjian kerja bersama sesuai dengan
kebutuhan.
3. Menjalin kerja sama pengusaha dan pekerja
berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menjalin kerjasama pengusaha dan pekerja melalui sarana LKS Bipartit.
4. Menjalin kerja sama tripartit
berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menjalin kerjasama LKS Tripartit dengan semua pemangku kepentingan bidang MSDM.
5. Menangani keluhan pekerja
berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menangani keluhan pekerja.
6. Mengelola masalah perselisihan hubungan industrial antar pemangku kepentingan di
organisasi
berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
menyelesaian kasus perselisihan antara pemangku kepentingan di organisasi sesuai
dengan proses penyelesaian yang dibutuhkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Memfasilitasi pengelolaan kepuasan dan keterlekatan pekerja
berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
memfasilitasi pengelolaan kepuasan dan keterlekatan pekerja dalam mendorong
tercapainya peningkatan kepuasan dan keterlekatan pekerja.
8. Mengelola keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja
berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
pekerja, sebagai upaya organisasi untuk meningkatkan kesejahteraan sosial pekerja.

Anda mungkin juga menyukai