Nim : 183001
Jawaban:
1.
a. Meningkatkan produktivitas
Komunikasi yang efektif di tempat kerja hal yang paling penting bagi keberhasilan sebuah
perusahaan. Setiap perusahaan memiliki seperangkat tujuan yang jelas.
b. Menyelesaikan konflik
Jika sebuah perusahaan mnghadapi masalah, krisis dan konflik akibat antara karyawan
menyebabkan penundaan ekerjaan sehari-hari. Hal ini menyebabkan pemborosan sumber
daya dan menurunkan produktivitas kerja secara keseluruhan. Komunikasi yang terbuka di
tempat kerja dapat mencegah dan menyelesaikan konflik. Misalnya jika dua karyawan
memiliki ketidak setujuan atas beberapa masalah, maka konflik tersebut diselesaikan
melalui diskusi bersama.
Lingkungan kerja yang ramah, memberikan kesempatan dan dorongan pada karyawan
untuk mengungkapkan ide-ide, memberikan umpan balik, memotivasi karyawan untuk
bekerja lebih baik, memberikan penghargaan merupakan beberapa contoh komunikasi
efektif yang dapat memberikan kepuasan kerja dan peningkatan kualitas karyawan.
2.
1. Komunikasi lisan
Tidak ada percakapan yang sempurna tanpa adanya percakapan secara lisan. Percakapan lisan
memang menjadi komunikasi yang sangat sederhana. Paling mudah untuk menyampaikan dan
mengerti maksud dari lawan bicara kita. Kita harus tahu tata cara berkomunikasi yang baik
sesuai dengan situasi, kondisi dan bahkan lawan bicara kita. Kita bisa mencari cara komunikasi
yang efektif dengan pelanggan kita,
2. Body Language
Komunikasi bukan hanya terjadi secara verbal, tapi juga ada jenis komunikasi nonverbal, seperti
body language. Menguasai presentasi body language adalah sebuah keharusan. Dalam situasi
apapun, postur tubuh saat duduk ataupun berdiri tegak. Anda juga bisa melihat bagaimana
seseorang itu dari mata mereka. Bagaimana mereka gelisah, tenang dan nyaman dengan kita.
3. Komunikasi tertulis
Menulis, siapa bilang pengusaha sukses tidak harus pandai dalam hal tulis menulis? Selagi
menjadi seorang pelaku di bidang bisnis, konten marketing berupa tulisan yang menghipnotis
pembaca pun harus kita kuasai. Kita harus tahu dan menguasai keterampilan menulis banyak
konten marketing, mulai dari email pemasaran, landing page, blog sampai dengan website.
4. Presentasi
Sebagai pengusaha Anda tentu akan melakukan banyak persentasi baik kepada pelanggan
maupun investor bisnis. Melalui slide Anda akan menyampaikan apa maksud dan tujuan Anda
berbicara. Melalui slide juga akan ada tulisan dan konten visual yang akan Anda tampilkan dan
tunjukkan kepada mereka. Melalui Slide Anda harus bisa menyampaikan maksud secara tepat
dan membuat mereka tertarik untuk terus mendengarkan Anda persentasi.
5. Negosiasi
Tidak ada bisnis yang tidak melalui proses negosiasi. Sebab hampir semua bisnis akan
melakukan kegiatan ini. Dengan negosiasi Anda tentu bisa mendapatkan apa yang Anda
inginkan tanpa membuat Anda rugi, bahkan justru akan membuat Anda untung. Dengan cara
yang efektif, mulai dari menggunakan kata yang tepat, memanfaatkan waktu yang Anda miliki
dan menggunakan pengetahuan Anda tentang fakta-fakta yang ada saat ini, akan menambah
tingkat kepercayaan diri Anda selama proses negosiasi berlangsung.
6. Mediasi
Tidak jarang ketika kita menjadi pengusaha, peran kta sebagai mediator akan berkurang. Sebab
kita lebih diperlukan sebagai seorang converse. Misalnya ketika Anda berada diantara teman
yang berdebat pendapat, ataupun sedang berada di antara 2 vendor yang tengah bersaing. Kita
harus memiliki kemampuan sebagai mediator dan membantu kedua belah pihak keluar dari
masalah mereka.
7. Debat
Kita tahu, dalam bisnis saat ini tidak ada komunikasi yang tidak melibatkan kemampuan
berdebat. Ini bisa menjadi diskusi yang sehat jika kedua belah pihak tidak menjalankan peraturan
debat dengan baik. Tugas kita dalam debat bukan untuk memihak satu diantara keduanya, tapi
untuk memahami kasus dan mendengarkan setiap opini ang jelas. Entah dengan investor, mitra
atau bahkan karyawan. Kita dapat membantu mereka menjelaskan ide dengan keterampilan yang
kita miliki.
8. Kepemimpinan
Tanggungjawab Anda sebagai seorang pemimpin harus Anda lengkapi dengan keterampilan
berkomunikasi layaknya seorang pemimpin. Anda harus bisa menanamkan keyakinan dan
kepercayaan serta semangat di dalam tim Anda. Bukan hanya sekedar mengemban
tanggungjawab atas tim dan pekerjaan, tapi juga harus bisa menginspirasi orang melalui pesan
baik yang Anda sampaikan setiap harinya. Dan jika Anda berada dalam suatu organisasi.
3. 1. Faktor Motivator
Kehadiran faktor Motivator akan menyebabkan karyawan bekerja lebih keras. Faktor Motivator
ini dapat ditemukan di dalam pekerjaan itu sendiri. Contohnya seperti Prestasi kerja, Pengakuan,
sifat Pekerjaan itu sendiri, Tanggung Jawab dan Peluang untuk pertumbuhan. Menurut Herzberg,
ketidakhadiran Faktor Motivator ini tidak akan mengakibatkan ketidakpuasan kerja yang berarti,
namun adanya faktor motivator akan memberikan kepuasan yang tinggi bagi karyawannya.
Prestasi : Pekerjaan harus memberi karyawan rasa prestasi. Ini akan memberikan
perasaan bangga karena telah berhasil melakukan sesuatu yang sulit tetapi bermanfaat.
Pengakuan : Pekerjaan harus memberikan pujian dan pengakuan atas keberhasilannya
kepada karyawan. Pengakuan ini harus datang dari atasan atau rekan-rekan kerja mereka.
Pekerjaan itu sendiri : Pekerjaan itu sendiri harus menarik, beragam dan memberikan
tantangan yang cukup untuk membuat karyawan tetap termotivasi.
Tanggung jawab : Karyawan harus “memiliki” pekerjaan mereka. Mereka harus
menganggap diri mereka bertanggung jawab atas penyelesaian.
Pengembangan Karir : Peluang promosi harus ada untuk karyawan.
Pertumbuhan : Pekerjaan harus memberi karyawan kesempatan untuk mempelajari
keterampilan baru. Ini bisa terjadi baik di tempat kerja atau melalui pelatihan yang lebih
formal.
2. Faktor Hygiene
Tidak adanya faktor Hygiene akan menyebabkan karyawan bekerja kurang keras.
Ketidakhadiran Faktor Hygiene ini juga akan menyebabkan ketidakpuasan bagi pekerjanya.
Contoh faktor Hygiene diantaranya seperti kebijakan perusahaan, pengawasan, gaji, kondisi
kerja, keselamatan dan kesehatan tempat kerja, hubungan dengan kolega, tempat kerja fisik serta
hubungan antara atasan dan bawahan. Namun adanya faktor Hygiene tidak banyak berpengaruh
terhadap kepuasan kerja bagi karyawannya. Faktor Hygiene ini pada dasarnya tidak ada
pekerjaan itu sendiri, tetapi ada pada sekitar pekerjaan tersebut. Faktor ini sering diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia menjadi Faktor Kesehatan atau Faktor Higienis.
Kebijakan perusahaan : Perusahaan harus adil dan jelas bagi setiap karyawan. Mereka
juga harus setara dengan pesaing-pesaingnya.
Pengawasan : Pengawasan harus adil dan sesuai. Karyawan harus diberikan otonomi dan
tentunya dalam ruang lingkup yang sewajarnya.
Hubungan : Hubungan yang sehat, ramah dan pantas harus ada di antara rekan kerja,
atasan dan bawahan.
Kondisi kerja : Peralatan dan lingkungan kerja harus aman, cocok untuk tujuan dan
higienis (sehat dan bersih).
Gaji : Struktur pembayaran harus adil dan masuk akal. Gaji atau upah juga harus
kompetitif dengan organisasi lainnya dalam industri yang sama.
Keamanan : Penting bagi karyawan untuk merasa bahwa pekerjaan mereka aman dan
mereka tidak berada di bawah ancaman PHK.
4. Hierarki kebutuhan Maslow (hierarchy of needs) adalah teori psikologi yang diperkenalkan
oleh Abraham Maslow dalam makalahnya, “A Theory of Human Motivation”, di Psychological
Review pada tahun 1943. Ia beranggapan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dasar
di tingkat rendah yang harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum
kebutuhan-kebutuhan di tingkat lebih tinggi.