Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN

TUGAS MATA KULIAHTUGAS 1

Nama Mahasiswa : Annisa Nabila Chandra

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 043354195

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4367/Hubungan Industrial

Kode/Nama UPBJJ : 48/Palangkaraya

Masa Ujian : 2023/24.1(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITASTERBUKA
JAWABAN
SOAL 1

a. Hubungan Industrial adalah disiplin ilmu dan praktik yang mempelajari interaksi antara
berbagai unsur dalam dunia pekerjaan, termasuk perusahaan, pekerja, serikat pekerja, dan
pemerintah. Ini melibatkan pemahaman tentang bagaimana pekerja dan majikan
berinteraksi, peraturan ketenagakerjaan, pengelolaan sumber daya manusia, serta resolusi
konflik di lingkungan kerja. Hubungan Industrial juga mencakup topik seperti perundingan
kolektif, perjanjian kerja, kesejahteraan pekerja, dan isu-isu ketenagakerjaan lainnya.
b. 1. Hubungan Industrial: Ini mencakup aspek yang lebih luas, termasuk interaksi antara
berbagai pihak dalam dunia kerja, seperti majikan, pekerja, pemerintah, dan serikat
pekerja. Ini lebih bersifat holistik dan melibatkan pemahaman tentang dinamika
2. hubungan kerja secara keseluruhan.
Hubungan Perburuhan: Ini lebih terfokus pada hubungan antara pekerja dan majikan,
terutama dalam konteks perundingan kerja dan kontrak kerja. Ini cenderung lebih spesifik
dan berfokus pada perjanjian kerja, upah, kondisi kerja, dan isu-isu yang langsung
memengaruhi pekerja.

SOAL 2
Hubungan antara Hubungan Industrial (HR) dan Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM)
adalah kompleks dan saling berkaitan. Berikut penjelasan mengenai hubungan antara keduanya:

1. *Fokus dan Pendekatan*:


- *Hubungan Industrial (HR)*: HR tradisionalnya lebih menekankan pada hubungan antara
berbagai pihak dalam dunia kerja, termasuk pekerja, serikat pekerja, dan majikan. Ini mencakup
aspek-aspek seperti perundingan kolektif, hukum ketenagakerjaan, dan isu-isu ketenagakerjaan
lainnya. HR cenderung melihat kerja sama antarpihak yang berbeda dalam mencapai tujuan
bersama.
- *Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM)*: HRM lebih terfokus pada manajemen sumber
daya manusia dalam sebuah organisasi. Ini mencakup aspek seperti rekrutmen, seleksi, pelatihan,
evaluasi kinerja, kompensasi, dan pengembangan karier. HRM cenderung lebih menekankan pada
pengelolaan sumber daya manusia sebagai aset organisasi.

2. *Perubahan dalam Pendekatan*:


- *Penggabungan (HR)*: Dalam banyak organisasi, HRM telah mencoba untuk menggabungkan
elemen-elemen dari HR dan HRM. Ini berarti mengakui pentingnya hubungan industri dalam
pengelolaan sumber daya manusia. Pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk menjaga
hubungan baik dengan pekerja dan serikat pekerja sambil memastikan manajemen yang efektif
dari sumber daya manusia.

3. *Tujuan dan Hasil*:


- *Hubungan Industrial (HR)*: Tujuan utama adalah memastikan hubungan harmonis antara
pihak-pihak dalam dunia kerja dan mengatasi konflik. Ini dapat menciptakan lingkungan kerja
yang stabil dan mendorong produktivitas.
- *Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM)*: Tujuan utama adalah memastikan bahwa
organisasi memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan terkelola dengan baik untuk
mencapai tujuan bisnis. Fokusnya adalah pada pengembangan karyawan, peningkatan
produktivitas, dan pemenuhan kebutuhan organisasi.

4. *Kontribusi Terhadap Kesuksesan Organisasi*:


- *Hubungan Industrial (HR)*: Dalam konteks yang tepat, hubungan industrial yang baik dapat
menciptakan stabilitas dan kerja sama dalam organisasi, yang berkontribusi pada kesuksesan
jangka panjang.
- *Manajemen Sumber Daya Manusia (HRM)*: HRM membantu organisasi dalam mengelola
dan mengembangkan karyawan sehingga mereka dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap
pencapaian tujuan bisnis.
Dalam praktiknya, banyak organisasi menggabungkan elemen-elemen dari kedua pendekatan ini
untuk mencapai keseimbangan yang sesuai dengan tujuan dan budaya organisasi mereka.
Kesuksesan organisasi sering kali bergantung pada kemampuannya untuk mengelola sumber daya
manusia dengan baik dan menjaga hubungan yang positif dengan seluruh pihak yang terlibat
dalam dunia kerja.

SOAL 3
a. *Serikat Pekerja berdasarkan UU No. 21 Tahun 2000*:

- *Pasal 1 Ayat 1*: "Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk oleh pekerja atau buruh
yang bertujuan untuk melindungi dan memperjuangkan hak-hak pekerja atau buruh."

*Penjelasan*: Ayat 1 Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2000 menjelaskan bahwa serikat pekerja
adalah organisasi yang dibentuk oleh pekerja atau buruh. Fungsi utama serikat pekerja adalah
untuk melindungi dan memperjuangkan hak-hak pekerja atau buruh, termasuk hak-hak mereka di
tempat kerja, upah yang layak, kondisi kerja yang aman, serta hak-hak lain yang berkaitan dengan
pekerjaan.

- *Pasal 1 Ayat 2*: "Serikat pekerja adalah organisasi yang berbadan hukum yang bersifat
independen, beranggotakan pekerja atau buruh yang memiliki tujuan, program, dan tata cara yang
sesuai dengan peraturan perundang-undangan."

*Penjelasan*: Ayat 2 Pasal 1 UU No. 21 Tahun 2000 menyatakan bahwa serikat pekerja adalah
organisasi yang berbadan hukum, yang berarti mereka memiliki status hukum yang diakui. Selain
itu, serikat pekerja harus bersifat independen, artinya mereka harus mandiri dan tidak
dikendalikan oleh pihak lain, seperti majikan atau pemerintah. Organisasi ini beranggotakan
pekerja atau buruh dan harus memiliki tujuan, program, dan tata cara yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.

b. *Dasar Pembentukan Serikat Pekerja*:

Dasar pembentukan serikat pekerja dapat bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para
pekerja. Namun, ada beberapa dasar umum yang mendasari pembentukan serikat pekerja:

1. *Perlindungan Hak Pekerja*: Salah satu dasar utama adalah perlindungan hak-hak pekerja.
Serikat pekerja dibentuk untuk melindungi hak-hak pekerja, termasuk hak atas upah yang layak,
kondisi kerja yang aman, jaminan sosial, dan hak-hak lain yang berkaitan dengan pekerjaan.

2. *Perundingan Kolektif*: Serikat pekerja memberikan wadah untuk perundingan kolektif


antara pekerja dan majikan. Dengan berunding sebagai kelompok, pekerja memiliki kekuatan
lebih besar untuk mencapai kesepakatan yang menguntungkan.

3. *Peningkatan Kesejahteraan Pekerja*: Serikat pekerja seringkali berperan dalam


memperjuangkan kondisi kerja yang lebih baik, upah yang lebih tinggi, manfaat tambahan, dan
jaminan keselamatan kerja. Ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja.

4. *Perubahan Sosial dan Politik*: Serikat pekerja dapat menjadi suara yang berpengaruh dalam
perubahan sosial dan politik. Mereka dapat memperjuangkan perubahan hukum yang lebih
progresif untuk melindungi hak pekerja.

5. *Pendidikan dan Pelatihan*: Serikat pekerja sering kali memberikan pelatihan dan pendidikan
kepada anggotanya, yang dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan
majikan, memahami hak-hak mereka, dan meningkatkan kualifikasi pekerjaan.

6. *Solidaritas Pekerja*: Pembentukan serikat pekerja juga berdasarkan prinsip solidaritas


pekerja. Dengan bergabung dalam serikat, pekerja menunjukkan dukungan dan keterikatan satu
sama lain dalam mencapai tujuan bersama.

SOAL 4
a. *Peran dan Fungsi Penting Serikat Pekerja*:

1. *Perlindungan Hak Pekerja*: Serikat pekerja berperan sebagai wakil pekerja dalam
melindungi hak-hak dasar mereka, termasuk hak atas upah yang layak, jam kerja yang adil,
kondisi kerja yang aman, serta hak untuk tidak diskriminasi di tempat kerja.

2. *Perundingan Kolektif*: Salah satu peran utama serikat pekerja adalah melakukan
perundingan kolektif dengan majikan. Mereka berusaha untuk mencapai kesepakatan terkait upah,
kondisi kerja, manfaat tambahan, dan hal-hal lain yang memengaruhi kesejahteraan pekerja.

3. *Pendidikan dan Pelatihan*: Serikat pekerja dapat memberikan pendidikan dan pelatihan
kepada anggotanya untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang hak-hak dan kewajiban
pekerja, serta keterampilan yang dibutuhkan di tempat kerja.

4. *Advokasi Politik dan Sosial*: Serikat pekerja seringkali menjadi suara pekerja dalam urusan
politik dan sosial. Mereka memperjuangkan perubahan kebijakan yang mendukung pekerja,
termasuk peraturan ketenagakerjaan yang lebih adil.

5. *Perlindungan Kesejahteraan Pekerja*: Serikat pekerja dapat mengadvokasi untuk program-


program kesejahteraan pekerja, seperti asuransi kesehatan, pensiun, dan cuti yang dibayar. Ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pekerja.

6. *Penyelesaian Sengketa*: Serikat pekerja dapat membantu menyelesaikan sengketa antara


pekerja dan majikan. Mereka dapat berperan sebagai perantara dan mengajukan keluhan pekerja
kepada majikan atau pihak berwenang.

7. *Solidaritas Pekerja*: Serikat pekerja mempromosikan solidaritas di antara pekerja. Dengan


bergabung dalam serikat, pekerja dapat mendukung satu sama lain dan memperkuat posisi mereka
dalam perundingan dengan majikan.

b. *Contoh Kasus Tanggung Jawab dan Wewenang Serikat Pekerja*:

Misalkan serikat pekerja di sebuah pabrik menghadapi kasus di mana beberapa pekerja
melaporkan bahwa kondisi kerja di pabrik tersebut tidak aman. Dalam situasi ini, serikat pekerja
memiliki tanggung jawab dan wewenang berikut:

- *Tanggung Jawab*:
- Melindungi Kesejahteraan Pekerja: Serikat pekerja harus melindungi kepentingan dan
kesejahteraan pekerja. Mereka harus merespons keluhan pekerja terkait kondisi kerja yang tidak
aman.
- Melakukan Penyelidikan: Serikat pekerja dapat melakukan penyelidikan internal atau
berkolaborasi dengan badan berwenang untuk memahami masalah keselamatan di pabrik.
- Memperjuangkan Perubahan: Berdasarkan temuan penyelidikan, serikat pekerja dapat
memperjuangkan perubahan kondisi kerja yang lebih aman melalui perundingan dengan
pengusaha.

- *Wewenang*:
- Perundingan dengan Pengusaha: Serikat pekerja memiliki wewenang untuk melakukan
perundingan dengan pengusaha terkait kondisi kerja. Mereka dapat meminta perbaikan kondisi
kerja yang tidak aman dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan pekerja.
- Mobilitasi Anggota: Serikat pekerja dapat mengumpulkan anggotanya untuk mendukung
tindakan tertentu, seperti mogok kerja atau pemogokan jika kondisi kerja tidak membaik setelah
upaya perundingan.
- Berbicara dengan Pihak Berwenang: Jika masalah keselamatan serius, serikat pekerja dapat
berbicara dengan otoritas pemerintah atau lembaga keselamatan kerja untuk memastikan masalah
tersebut ditangani secara memadai.

Dalam kasus seperti ini, serikat pekerja berperan sebagai perwakilan pekerja yang berjuang untuk
kondisi kerja yang lebih aman dan sesuai dengan standar keselamatan kerja.

Anda mungkin juga menyukai