Anda di halaman 1dari 27

Konsep Hubungan Industrial

Agenda

1. Pengertian Hubungan Industrial


2. Muncul dan berkembangnya serikat pekerja
3. Prinsip dalam hubungan industrial
4. Teori dalam hubungan industrial
5. Pendekatan dalam hubungan industrial
6. Model hubungan industrial
7. Norma dalam hubungan industrial
1. Pengertian Hubungan Industrial
Hubungan industrial adalah hubungan
antara semua pihak yang berkepentingan
atas proses produksi atau pelayanan jasa di
suatu perusahaan.

sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses


produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha,pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasarkan pada
nilai nilai Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

Pasal 16 UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan


Hubungan industrial :
 Suatu hubungan formal antara kelompok manajemen dan kelompok pekerja
yang ada dalam suatu organisasi.

 Istilah lain dalam hubungan industrial adalah hubungan kerja.


 Kedua istilah ini tidak ada perbedaan yang prinsip sifatnya, karena hubungan
kerja mencakup semua jenis organisasi,
 sedangkan hubungan industrial digunakan untuk organisasi niaga atau industri.
Fungsi masing-masing aktor utama dalam bahasan hubungan industrial:

Pekerja dan Serikat Pekerja:


1. Menjalankan pekerjaan sesuai kewajibannya
2. Menjaga ketertiban guna kelangsungan produksi
3. Menyalurkan aspirasi secara demokratis
4. Mengembangkan keterampilan dan keahlian
5. Memajukan perusahaan
6. Memperjuangkan kesejahteraan anggota dan keluarganya

Pengusaha dan Organisasi Pengusaha:


7. Menciptakan kemitraan
8. Mengembangkan usaha
9. Memperluas lapangan kerja
10. Memberikan kesejahteraan pekerja secara terbuka, demokratis dan berkeadilan
2. MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA SERIKAT PEKERJA

1. Dampak Revolusi Industri terhadap gerakan pekerja


a. Perubahandalam produksi barang dan jasa yang beralih dari
tangan perseorangan ke tangan organisasi industry
b. Beralihnya
pengelolaan ekonomi dari sistem feodal dan
perorangan yang sifatnya statis menjadi sistem yang sifatnya
impersonal dan dinamik.

Perubahan itulah yang kemudian melahirkan sistem kapitalis dan teori


kekuatan pasar, yang berdampak pada adanya ketidakserasian
hubungan kerja antara majikan dan para pekerja.
Serikat Pekerja:
Organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh baik
diperusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas,
terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan
pekerja/buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya
2. Latar belakang lahirnya Serikat Pekerja
Timbulnya revolusi industri merupakan sumber keresahan bagi para
pekerja karena memang pada masa itu terdapat berbagai macam
keadaan yang tidak menguntungkan para pekerja, seperti upah
rendah, jam kerja yang panjang, kondisi kerja tidak manusiawi, yang
semuanya berpengaruh terhadap sikap para pekerja dengan pemilik
organisasi. Kondisi seperti ini menimbulkan reaksi.
Alasan-alasan para pekerja berkeinginan untuk memperjuangkan
kepentingannya dalam menghadapi manajemen dengan menggunakan
saluran organisasional atau serikat pekerja adalah :

1. Hasrat untuk diakui, bahwa dalam organisasi serikat pekerja


mempunyai hak suara untuk menentukan nasibnya sendiri.

2. Melalui Serikat Pekerja mempunyai kesempatan didengar


pendapatnya dan masalahnya oleh manajemen.

3. Para karyawan dapat meningkatkan pengetahuan dalam berbagai


bidang di luar tugasnya.

4. Integritas kepribadian seseorang dirasakan mendapat pengakuan


dan penghargaan yang wajar.
3. Prinsip Hubungan Industrial
Prinsiphubungan industrial didasarkan pada persamaan
kepentingan semua unsur atas keberhasilan dan kelangsungan
perusahaan.
Dengan demikian, hubungan industrial mengandung prinsip-
prinsip berikut ini :
1.Pengusaha dan pekerja, demikian pula Pemerintah
dan masyarakat pada umumnya, sama-sama mempunyai
kepentingan atas keberhasilan dan kelangsungan
perusahaan.

2.Perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi


banyak orang.

3.Pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan


fungsional dan masing-masing mempunyai fungsi yang
berbeda dalam pembagian kerja atau pembagian tugas.
4.Pengusaha dan pekerja merupakan anggota
keluarga perusahaan.

5. Tujuanpembinaan hubungan industrial adalah


menciptakan ketenangan berusahan dan
ketentraman bekerja supaya dengan demikian dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.

6.Peningkatan produktivitas perusahaan harus


dapat meningkatkan kesejahteraan bersama, yaitu
kesejahteraan pengusaha dan kesejahteraan pekerja.
4. Pandangan Teori Hubungan Industrial
• Teorikus HI menjelaskan tiga perspektif teori besar dalam memahami dan
menganalisis hubungan-hubungan di tempat kerja.
• Masing-masing menawarkan sebuah pandangan tentang hubungan-hubungan
ketenagakerjaan dan oleh karenanya akan menafsirkan konflik tempat kerja,
peran dari serikat dan peraturan kerja secara berbeda.
• Tiga perspektif teori besar yang menggambarkan tiga pandangan tersebut
secara umum diketahui sebagai
a. unitarism,
b. pluralist dan
c. radical.
Teori Unitarisme
• Teori unitarism, menganggap organisasi sebagai sesuatu yang terintegrasi
harmoni sebagai satu keluarga, dimana manajemen dan karyawan memiliki
satu tujuan yg sama, menekankan kerjasama yg saling menguntungkan.

• Unitarism memiliki pendekatan paternalistic yg menuntut loyalitas dari


semua karyawan.

• Akibatnya serikat pekerja dianggap tidak perlu karena akan menciptakan


loyalitas ganda.

• Konflik dianggap sebagai sesuatu yang masalah yang mengganggu dan hasil
patologis dari para agitator, gesekan antar personal dan gangguan
komunikasi.
Teori Pluralisme
• Dalam teori pluralism organisasi dianggap terdiri dari sub-sub kelompok
dengan kepentingan yang kuat dan berbeda. Sub-kelompok adalah
manajemen dan serikat pekerja.

• Kelompok dan kepentingan di dalam organisasi merupakan faktor pemicu


kompetisi antara satu dengan lainnya untuk saling mencapai tujuan masing-
masing.

• Teori pluralisme memandang bahwa konflik sifatnya inherent pada interaksi


pekerja-pengusaha, namun dapat dikelola melalui perundingan bersama
sehingga tidak mengganggu organisasi.
Teori Radikal
• Teori radikal sangat di kenal dengan teori Marxist dan dikaitkan dengan
“conflict model” , yang memandang bahwa hubungan industrial
sebagai konflik struktural yang sifatnya abadi antara pekerja dan
pengusaha. 

• Konflik terjadi karena perbedaan fungsi pekerja ( memberikan tenaga) dan


pengusaha (pemilik modal yg memberikan kompensasi atas tenaga tersebut).
Juga karena ketim-pangan kekuasaan dan kekayaan ekonomi. 

• Oleh karena itu konflik dipandang tak terelakkan dan pembentukan serikat
pekerja merupakan respon alami pekerja terhadap eksploitasi dari pemilik
modal. 
5. PENDEKATAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
• Pendekatan dalam sistem hubungan industrial antara negara yang satu
dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan sejumlah pengaruh yang
ditimbulkan oleh keadaan masing-masing negara.
• Pendekatan Hubungan Industrial (Agus Sudono 1997, Sutarto 1997)
diantaranya adalah;
1. Pendekatan Kegunaan (Utility Approach)
2. Pendekatan Demokrasi (Democratic Approach )
3. Pendekatan Kemanusiaan (Humantarian Approach)
4. Pendekatan Komitmen Seumur Hidup (Life Long Commitment Approach )
5. Pendekatan sistem perjuangan kelas (Class-Struggle System Approach )
Pendekatan Kegunaan (Utility Approach)
• Yaitu sistem hubungan industrial yang didasarkan pada nilai kegunaan
tenaga kerja.

• Tenaga kerja dipandang seperti layaknya mesin dalam proses produksi.


– Mereka akan bekerja dengan maksimal dan efisien apabila pihak
pengusaha mau membayar upah yang tinggi dan memberikan jaminan
sosial yang memadai.
– Disini unsur keberagaman manusianya sama sekali tidak diperhatikan.
– Kehadiran organisasi serikat pekerja kurang disukai karena dapat
menyebabkan loyalitas ganda
Pendekatan Demokrasi (Democratic Approach )
• Yaitu sistem hubungan industrial yang mengutamakan adanya konsultasi
dan musyawarah antara pengusaha dan pekerja.
– Pekerja dipandang sebagai mitra produksi , dan dilibatkan dalam
menetapkan kebijakan melalui musyawarah.
– Pekerja bebas dalam membentuk serikat pekerja karena merupakan
hak para pekerja sepenuhnya.
• Konflik dipandang sesuatu yang wajar terjadi dan positip sebagai faktor
pemicu dinamika dalam organisasi.
• Serikat pekerja ditempatkan sebagai media untuk men-jembatani konflik
antara pekerja dengan pihak manajemen.
• Pemerintah ditempatkan sebagai wasit yang tidak berpihak kepada salah
satu pihak yang berkonflik.
Pendekatan Kemanusiaan (Humanitarian Approach)
• Yaitu sistem hubungan industrial yang memandang pekerja sebagai manusia
seutuhnya.
– Mereka diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai pera-saan,
keinginan dan cita-cita yang beragam.
– Ketenangan dan kegairahan kerja diwujudkan melalui pemenuhan
kebutuhsan buruh baik yang beraspek ekonomi maupun aspek psikologis.
• Keberadaan organisasi serikat pekerja diakui sebagai media untuk
memperjuangkan dan melindungi kepentingan pekerja.
• Pemerintah ditempatkan sebagai wasit yang jujur dan tidak berpihak kepada
salah satu pihak yang secara nyata mempunyai kepentingan yang berbeda.
Pendekatan Komitmen Seumur Hidup
(Life Long Commitment Approach )
• Yaitu sistem hubungan industrial yang didasarkan pada keharmonisan hubungan
antara pengusaha dan pekerja.
– Pekerja akan selalu loyal pada perusahaan, sepanjang hidupnya,
– Pengusaha memperlakukan pekerjanya layaknya orang tua memperlakukan
anak-anaknya sendiri.
– Pekerja memperoleh perlakuan secara adil dan perlindungan dari pihak
manajemen.
– Berbagai fasilitas seperti; perumahan, kesehatan, pendidikan, rekreasi
diupayakan untuk dapat dipenuhi oleh pihak manajemen,
– Apabila terjadi “konflik” maka, semua pihak mensikapinya sebagai gangguan
sementara dan secara bersama mencarai penyebabnya.
– Organisasi pekerja dirasa bukan sebagai kebutuhan sehingga cenderung tidak
disukai dan dianggap dapat mengganggu keutuhan dan kebersamaan yang telah
terbina.
Pendekatan Sistem Perjuangan Kelas
(Class-Struggle System Approach )
• Yaitu sistem hubungan industrial yang didasarkan pada teori perjuangan kelas ala
Karl Marx.
• Menurut Marx di dalam masyarakat industri terjadi kepin-cangan dalam distribusi dan
akses kekuasaan ekonomi.
– Dimana ada kelas kapitalis yang berkuasa atas faktor-faktor produksi dan kelas
proletar (buruh yang miskin) yang hanya memiliki tenaga semata sebagai pihak
yang lemah.
– Melalui perjuangan kelas, kapitalis akan ambruk dan kelas proletar sebagai
pemenang. Pemilikan faktor-faktor menjadi pemilikan bersama (komunal), dan
dunia bebas denghisapan dan keserakahan.
– Dalam pendekatan ini pemerintah ditempatkan bukan sebagai wasit yang
menjembatani kedua pihak, tetapi sebagai bagian dari kekuatan buruh yang
memegang kekuasaan politik.
6. Model Hubungan Industrial
• Suatu model berusaha menggambarkan berfungsinya suatu
bagian realitas yang relatif sempit, dengan sedikit mungkin
asumsi. Dalam beberapa hal suatu model lebih dekat kepada
realitas daripada suatu teori.
• Terdapat tiga model HI
1.Model Input - Output (The Input-Output Model)
2.Model Sistem ( The system Model )
3.Model Sosial (The Social Model)
Model Input - Output (The Input-Output Model)
• Hubungan Industrial merupakan sistem (tertutup), dengan pelaku
utamanya adalah buruh dan majikan
• Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keberagaman.
• Bahwa konflik dianggapnya sebagai dasar bekerjanya sistem
Hubungan Industrial yang secara fungsional , berfungsi sebagai
masukan ( input ) bagi sistem.
• Melalui proses konversi konflik akan menjadi regulasi yang
diwujudkan dalam bentuk kesepakatan yang mengikat para pihak
sebagai outputnya sistem.
Model Sistem ( The system Model )
• Hubungan Industrial sebagai sistem terbuka, yg dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungannya.
• Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan radikal.
• Hubungan Industrial merupakan sub-sistem dalam sistem masyarakat yang
lebih luas. Baik sistem politik, hukum, sosial, maupun ekonomi.
• Hubungan Industrial dibentuk dalam keterkaitan antara:
– Para aktor/ pelaku: serikat pekerja, pengusahar dan pemerintah
– Aspek-aspek: teknologi, pasar, distribusi kekuasaan, tempat
– Proses: kesepakatan, konsiliasi, arbitrasi, dan pembuatan peraturan
– Kerangka hukum yang mengatur pihak-pihak yang terkait.
Model Sosial (The Social Model)

• Sama dengan model sistem, model sosial juga melihat hubungan


industrial sebagai suatu sistem terbuka.
• Pendekatan yang digunakan sama dengan sistem input – output,
yaitu pendekatan keberagaman.
• Setiap individu memiliki kebebasan bertindak dengan segala
konsekuensinya
• Model sosial memandang bahwa perubahan sosial tidak terjadi
melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang membawa perubahan,
tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan kompromi-
kompromi yang berbeda dengan kondisi semula
7. NORMA DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL

MAKRO MINIMAL
Norma Adalah ketentuan normatif yang mengatur mengenai
hak dan kewajiban pekerja dan pengusaha. Makro
Hubungan minimal ini adalah Undang-undang Ketenagakerjaan
Industrial dan peraturan pemerintah turunannya.

MIKRO KONDISIONAL

Adalah peraturan/perjanjian antara organisasi


dan karyawan yang mengatur hubungan kerja

Anda mungkin juga menyukai