Anda di halaman 1dari 16

MODUL MANAJEMEN HUBUNGAN INDUSTRIAL

(MAN309)

MODUL SESI 1
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

DISUSUN OLEH
Dr.Ir. ROJUANIAH, MM

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 16
RUANG LINGKUP DAN TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu :


1. Mahasiswa dapat menjelaskan ruang lingkup hubungan industrial
2. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan dan peran hubungan industrial
3. Mahasiswa mampu menjelaskan hukum dan kebijakan yang terkait dengan
hubungan industrial

Ruang Lingkup Hubungan Industrial


Konteks pengertian hubungan industrial dalam UU No.13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan, disebutkan bahwa hubungan industrial adalah suatu sistem
hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau
jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah yang
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Kemudian jika ditinjau dari teori hubungan industrial dapat
dikategorikan dalam tiga perspektif utama yang menggambarkan tiga pandangan
tersebut secara umum diketahui sebagai unitarism, pluralist dan radical. Masing-
masing menawarkan sebuah pandangan tentang hubungan-hubungan
ketenagakerjaan dan oleh karenanya akan menafsirkan konflik tempat kerja, peran
dari serikat dan peraturan kerja secara berbeda. Ketiga teori itu yaitu :

1. Unitary,
Teori unitarism, menganggap organisasi sebagai sesu-atu yang terintegrasi
harmoni sebagai satu keluarga, dimana manajemen dan karyawan memiliki
satu tujuan yg sama, menekankan kerjasama yg saling menguntungkan.
Unitarism memiliki pendekatan paternalistic yg meminta loyalitas dari
semua karyawan. Akibatnya serikat pekerja dianggap tidak perlu karena
akan menciptakan loyalitas ganda. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 16
masalah yang mengganggu dan hasil patologis dari para agitator, gesekan
antar personal dan gangguan komunikasi.

2. Pluralistik
Dalam teori pluralism organisasi dianggap terdiri dari sub-sub kelompok
dengan kepentingan yang kuat dan berbeda. Sub-kelompok adalah
manajemen dan serikat pekerja. Kelompok dan kepentingan di dalam
organisasi merupakan faktor pemicu kompetisi antara satu dengan lainnya
untuk saling mencapai tujuan masing-masing. Teori pluralisme memandang
bahwa konflik sifatnya inherent pada interaksi pekerja-pengusaha, namun
dapat dikelola melalui perundingan bersama sehingga tidak mengganggu
organisasi.

3. Radikal.
Teori radikal sangat di kenal dengan teori Marxist dan dikaitkan dengan
“conflict model” , yang memandang bahwa hubungan industrial sebagai
konflik struktural yang sifatnya abadi antara pekerja dan pengusaha.
Konflik terjadi karena perbedaan fungsi pekerja ( memberikan tenaga) dan
pengusaha (pemilik modal yg memberikan kompensasi atas tenaga
tersebut). Juga karena ketim-pangan kekuasaan dan kekayaan ekonomi.
Oleh karena itu konflik dipandang tak terelakkan dan pembentukan serikat
pekerja merupakan respon alami pekerja terhadap eksploitasi dari pemilik
modal.

Masing-masing menawarkan persepsi tertentu tentang hubungan kerja, dan


menafsirkan peristiwa seperti konflik di tempat kerja, peran serikat pekerja dan
regulasi pekerjaan berbeda.

Pendekatan dalam sistem hubungan industrial antara negara yang satu dengan yang
lain berbeda-beda sesuai dengan sejumlah pengaruh yang ditimbulkan oleh keadaan
masing-masing negara. Pendekatan Hubungan Industrial (Agus Sudono 1997,
Sutarto 1997) diantaranya adalah; Pendekatan Kegunaan (Utility Approach)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 16
Pendekatan Demokrasi (Democratic Approach ) Pendekatan Kemanusiaan
(Humantarian Approach) Pendekatan Komitmen Seumur Hidup (Life Long
Commitment Approach ) Pendekatan sistem perjuangan kelas (Class-Struggle
System Approach )

Pendekatan Kegunaan (Utility Approach)


Yaitu sistem hubungan industrial yang didasarkan pada nilai kegunaan tenaga kerja.
Tenaga kerja dipandang seperti layaknya mesin dalam proses produksi. Mereka
akan bekerja dengan maksimal dan efisien apabila pihak pengusaha mau membayar
upah yang tinggi dan memberikan jaminan sosial yang memadai. Disini unsur
keberagaman manusianya sama sekali tidak diperhatikan. Kehadiran organisasi
serikat pekerja kurang disukai karena dapat menyebabkan loyalitas ganda

Pendekatan Demokrasi (Democratic Approach )


Yaitu sistem hubungan industrial yang mengutamakan adanya konsultasi dan
musyawarah antara pengusaha dan pekerja. Pekerja dipandang sebagai mitra
produksi , dan dilibatkan dalam menetapkan kebijakan melalui musyawarah.
Pekerja bebas dalam membentuk serikat pekerja karena merupakan hak para
pekerja sepenuhnya. Konflik dipandang sesuatu yang wajar terjadi dan positip
sebagai faktor pemicu dinamika dalam organisasi. Serikat pekerja ditempatkan
sebagai media untuk men-jembatani konflik antara pekerja dengan pihak
manajemen. Pemerintah ditempatkan sebagai wasit yang tidak berpihak kepada
salah satu pihak yang berkonflik.

Pendekatan Kemanusiaan (Humantarian Approach)


Yaitu sistem hubungan industrial yang memandang pekerja sebagai manusia
seutuhnya. Mereka diperlakukan sebagai manusia yang mempunyai pera-saan,
keinginan dan cita-cita yang beragam. Ketenangan dan kegairahan kerja
diwujudkan melalui pemenuhan kebutuhsan buruh baik yang beraspek ekonomi
maupun aspek psikologis. Keberadaan organisasi serikat pekerja diakui sebagai
media untuk memperjuangkan dan melindungi kepentingan pekerja. Pemerintah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 16
ditempatkan sebagai wasit yang jujur dan tidak berpihak kepada salah satu pihak
yang secara nyata mempunyai kepentingan yang berbeda.

Pendekatan Komitmen Seumur Hidup (Life Long Commitment Approach )


Yaitu sistem hubungan industrial yang didasarkan pada keharmonisan hubungan
antara pengusaha dan pekerja. Pekerja akan selalu loyal pada perusahaan, sepanjang
hidupnya, Pengusaha memperlakukan pekerjanya layaknya orang tua
memperlakukan anak-anaknya sendiri. Pekerja memperoleh perlakuan secara adil
dan perlindungan dari pihak manajemen. Berbagai fasilitas seperti; perumahan,
kesehatan, pendidikan, rekreasi diupayakan untuk dapat dipenuhi oleh pihak
manajemen, Apabila terjadi “konflik” maka, semua pihak mensikapinya sebagai
gangguan sementara dan secara bersama mencarai penyebabnya. Organisasi
pekerja dirasa bukan sebagai kebutuhan sehingga cenderung tidak disukai dan
dianggap dapat mengganggu keutuhan dan kebersamaan yang telah terbina.

Pendekatan Sistem Perjuangan Kelas (Class-Struggle System Approach )


Yaitu sistem hubungan industrial yang didasarkan pada teori perjuangan kelas ala
Karl Marx. Menurut Marx di dalam masyarakat industri terjadi kepin-cangan dalam
distribusi dan akses kekuasaan ekonomi. Dimana ada kelas kapitalis yang berkuasa
atas faktor-faktor produksi dan kelas proletar (buruh yang miskin) yang hanya
memiliki tenaga semata sebagai pihak yang lemah. Melalui perjuangan kelas,
kapitalis akan ambruk dan kelas proletar sebagai pemenang. Pemilikan faktor-
faktor menjadi pemilikan bersama (komunal), dan dunia bebas denghisapan dan
keserakahan. Dalam pendekatan ini pemerintah ditempatkan bukan sebagai wasit
yang menjembatani kedua pihak, tetapi sebagai bagian dari kekuatan buruh yang
memegang kekuasaan politik.

Ada berbagai macam model yang digambarkan oleh hubungan Industrial. Suatu
model berusaha menggambarkan berfungsinya suatu bagian realitas yang relatif
sempit, dengan sedikit mungkin asumsi. Dalam beberapa hal suatu model lebih
dekat kepada realitas daripada suatu teori. Terdapat tiga model HI
• Model Input - Output (The Input-Output Model)

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 16
• Model Sistem ( The system Model )
• Model Sosial (The Social Model)

Model Input - Output (The Input-Output Model)


H I merupakan sistem (tertutup), dengan pelaku utamanya adalah buruh dan
majikan Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keberagaman. Bahwa
konflik dianggapnya sebagai dasar bekerjanya sistem Hubungan Industrial yang
secara fungsional , berfungsi sebagai masukan ( input ) bagi sistem. Melalui proses
konversi konflik akan menjadi regulasi yang diwujudkan dalam bentuk kesepakatan
yang mengikat para pihak sebagai outputnya sistem.

Model Sistem ( The system Model )


Hubungan Industrial sebagai sistem terbuka, yg dipengaruhi dan mempengaruhi
lingkungannya. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan radikal. Hubungan
Industrial merupakan sub-sistem dalam sistem masyarakat yang lebih luas. Baik
sistem politik, hukum, sosial, maupun ekonomi. Hubungan Industrial dibentuk
dalam keterkaitan antara : Para aktor/ pelaku ; serikat pekerja, pengusahar dan
pemerintah Aspek-aspek : tehnologi, pasar, distribusi kekuasaan, tempat Proses ;
kesepakatan, konsiliasi, arbitrasi, dan pembuatan peraturan Kerangka hukum yang
mengatur pihak-pihak yang terkait.

Model Sosial (The Social Model)


Sama dengan model sistem, model sosial juga melihat hubungan industrial sebagai
suatu sistem terbuka. Pendekatan yang digunakan sama dengan sistem input –
output, yaitu pendekatan keberagaman. Setiap individu memiliki kebebasan
bertindak dengan segala konsekuensinya Model sosial memandang bahwa
perubahan sosial tidak terjadi melalui proses penyesuaian nilai-nilai yang
membawa perubahan, tetapi terjadi akibat adanya konflik yang menghasilkan
kompromi-kompromi yang berbeda dengan kondisi semula

Dilihat dari hukum perburuhan terdapat dua model hubungan industrial yang
mengalami pergeseran :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 16
(1) Corporatist Model yang mengatakan bahwa peran pemerintah sangat
dominan dalam menentukan syarat-syarat kerja, kondisi kerja dengan model
serikat buruh Single Union.

(2) Contractualist Model dimana peran pemerintah dalam menentukan syarat-


syarat kerja cenderung lemah terutama dalam tataran implementasi. Model
serikat buruh Multi Union System, peran SP menjadi dominan. Selain itu
serikat buruh semakin terfragmentasi. Model tersebut terjadi pada masa
Orde reformasi hingga sekarang.

Prinsip hubungan industrial didasarkan pada persamaan kepentingan semua unsur


atas keberhasilan dan kelangsungan perusahaan. Dengan demikian, hubungan
industrial mengandung prinsip-prinsip berikut ini:
1. Pengusaha dan pekerja, demikian Pemerintah dan masyarakat pada
umumnya, sama-sama mempunyai kepentingan atas keberhasilan dan
kelangsungan perusahaan.
2. Perusahaan merupakan sumber penghasilan bagi banyak orang.
3. Pengusaha dan pekerja mempunyai hubungan fungsional dan masing-masing
mempunyai fungsi yang berbeda dalam pembagian kerja atau pembagian
tugas.
4. Pengusaha dan pekerja merupakan anggota keluarga perusahaan.
5. Tujuan pembinaan hubungan industrial adalah menciptakan ketenangan
berusahan dan ketentraman bekerja supaya dengan demikian dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan.
6. Peningkatan produktivitas perusahaan harus dapat meningkatkan
kesejahteraan bersama, yaitu kesejahteraan pengusaha dan kesejahteraan
pekerja.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 16
Sementara itu pihak-pihak yang berkepentingan dengan hubungan tersebut antara
lain :
1. Pekerja (Buruh/Labour)
Secara defenitif “buruh” dapat diartikan orang yang bekerja di bawah
perintah orang lain, dengan menerima upah karena dia melakukan pekerjaan
di perusahaan.
Sedangkan istilah “pekerja” sangat luas, yaitu setiap orang yang melakukan
pekerjaan, baik dalam hubungan pekerjaan maupun di luar hubungan
pekerjaan .

2. Pengusaha (Majikan)
Istilah “pegusaha” digunakan untuk mengganti istilah “majikan”. Secara
defenitif pengusaha adalah seseorang yang dengan bebas mempekerjakan
orang lain dengan memberi upah untuk bekerja pada perusahaannya.
3. Serikat Pekerja (Serikat buruh/labour union)

Serikat pekerja merupakan serikat atau asosiasi para pekerja untuk jangka
waktu yang panjang dan berlangsung terus menerus dibentuk dan
diselenggarakan dengan tujuan memajukan atau mengembangkan kerja
sama dan tanggung jawab bersama baik antara para pekerja maupun antara
pekerja dengan pengusaha. Jadi tujuannya dapat bersifat intern maupun
ekstern.

4. Asosiasi Pengusaha Indonesia


Asosiasi Pengusaha Indonesia merupakan organisasi para pengusaha
Indonesia, atau disingkat APINDO. Berdiri pada 31 Januari 1952. APINDO
adalah suatu wadah kesatuan para pengusaha yang ikut serta untuk
mewujudkan kesejahteraan sosial dalam usaha melalui kerja sama yang
terpadu serasi antara pemerintah, pengusaha dan pekerja.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 16
Istilah hubungan industrial berasal dari kata industrial relation, merupakan
perkembangan dari istilah hubungan perburuhan (labour relation atau labour
management relations). Menurut Sentanoe Kertonegoro,istilah hubungan
perburuhan memberi kesan yang sempit seakan-akan hanya menyangkut
hubungan antara pengusaha dan pekerja (Sentanoe Kertonegoro,1999:14). Pada
dasarnya masalah hubungan industrial mencakup aspek yang sangat luas, yakni
aspek sosial budaya, psikologi ekonomi, politik hukum dan hankamnas
sehingga hubungan industrial tidak hanya meliputi pengusaha dan pekerja,
namun melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam arti luas. Dengan demikian,
penggunaan istilah hubungan industrial dirasakan lebih tepat daripada hubungan
perburuhan.Pengertian hubungan industrial berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka
16 UU Nomor 13 Tahun 2003 adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk
antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri atas
unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diuraikan unsur-unsur dari hubungan
industrial, yakni:

• adanya suatu sistem hubungan industrial;


• adanya pelaku yang meliputi pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah;
• adanya proses produksi barang dan/atau jasa

Hubungan Industrial di Indonesia, menurut Khakim (2003) mempunyai


perbedaan dengan yang ada di negara lain. Ciri-ciri itu adalah sebagai berikut :

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 16
1. Mengakui dan meyakini bahwa bekerja bukan sekedar mencari nafkah saja,
tetapi sebagai pengabdian manusia kepada Tuhannya, sesama manusia,
masyarakat, bangsa dan Negara.
2. Menganggap pekerja bukan sebagai faktor produksi, melainkan sebagai
manusia yang bermartabat.3.Melihat antara pengusaha dan pekerja bukan
dalam perbedaan kepentingan, tetapi mempunyai kepentingan yang sama
untuk memajukan perusahaan

Norma – Norma dalam hubungan industrial


1. Makro minimal, adalah ketentuan normatif yang mengatur mengenai hak
dan kewajiban pekerja dan pengusaha, makro minimal ini adalah undang-
undang ketenagakerjaan dan peraturan pemerintah dan turunannya.

2. Makro kondisional, adalah perjanjian/peraturan antara organisasi dan


karyawan yang mengatur hubungan kerja. Dengan kedua jenis makro diatas,
jelaslah bahwa norma ini diberlakukan dalam kaitan Hubungan Industrial
dengan melihat tempat dan waktu serta mekanisme atau sistem yang ada
dan terjadinya proses dalam menyelesaikan perselisihan yang terjadi
didalam perusahaan.

Fungsi hubungan industrial yang dimaksud adalah fungsi masing-masing pihak


yang melaksanakan hubungan industrial yaitu: pemerintah, pekerja/buruh atau
serikat pekerja/serikat buruh dan pengusaha. Berdasarkan Pasal 102 ayat (1)
UU Nomor 13 Tahun 2003, fungsi pemerintah dalam melaksanakan
hubungan industrial adalah: menetapkan kebijakan; memberikan pelayanan;
melaksanakan pengawasan; dan melakukan penindakan terhadap pelanggaran
peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Berdasarkan Pasal 102 ayat (2)
UU Nomor 13 Tahun 2003 fungsi pekerja/buruh dan serikat pekerja/serikat buruh
dalam melaksanakan hubungan industrial adalah :

1. menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya.


2. menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 16
3. menyalurkan aspirasi secara demokratis.
4. mengembangkan ketrampilan dan keahliannya serta ikut memajukan
perusahaan,dan
5. memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluarganya.

Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 102 ayat (3) UU Nomor 13 Tahun


2003, fungsi pengusaha dalam melaksanakan hubungan industrial adalah:
menciptakan kemitraan;

• mengembangkan usaha;
• memperluas lapangan kerja;
• memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis dan
berkeadilan.

Sistem Hubungan Industrial


Secara umum terdapat lima sistem hubungan industrial, yaitu sebagai berikut:

1. Sistem hubungan industrial atas dasar kegunaan (utility system).Pada bagian


ini hubungan perburuhan diatur sedemikian rupa, sehingga utility buruh
dapat digunakan sepenuhnya. Ada kebijaksanaan full employment of
man power. Buruh diberi upah dan jaminan yang tinggi apabila ia dapat
memberikan tenaganya dengan maksimal. Tenaga mereka diperas untuk
mencapai produksi yang sebesar-besarnya.
2. Sistem hubungan industrial atas dasar demokrasi ( Democratic
system).Sistem ini mengutamakan konsultasi atau musyawarah antara buruh
dan majikan.
3. Sistem hubungan industrial atas dasar kemanusiaan (Human system).Sistem
ini tidak begitu memperhitungkan peningkatan produktivitas dan efisiensi.
4. Sistem hubungan industrial atas dasar komitmen seumur hidup (life
long commitment/life time employment).Sistem ini terdapat di Jepang.
Buruh cenderung setia kepada majikan, baik perusahaan dalam keadaan
untung atau rugi. Buruh mempunyai disiplin yang tinggi, bekerja keras

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 16
dengan penuh dedikasi. Di pihak lain majikan memperlakukan buruhnya
sebagai anak dan dianggap keluarga, dengan memberikan fasilitas-fasilitas.
5. Sistem hubungan industrial atas dasar perjuangan kelas.Muncul atas ide dari
Karl Marxdimana terdapat pertentangan kelas pemilik modal (kapitalis).
Semakin tajam pertentangan maka semakin cepat diselesaikan dengan
membinasakan kapitalis oleh proletar yang lapar yang menuntut keadilan.

Dalam melaksanakan prinsip hubungan industrial perlu adanya sikap mental


dan sikap sosial yang sama antarapekerja, pengusaha dan pemerintah, sehingga
tidak ada tempat bagi sikap yang berhadapan atau sikap penindasan oleh yang
kuat terhadap yang lemah.
Guna mewujudkan falsafah hubungan industrial dalam kehiupan hubungan
kerja sehari-hari mutlak perlu suasana yang kondusif dalam lingkungan kerja.
Suasana tersebut dapat terwujud bila didukung sarana, antara lain :

1. Serikat pekerja/serikat buruh


Yaitu organisasi yang dibentuk dari,oleh dan untuk pekerja/buruh baik di
perusahaan maupun di luar perusahaan, yang bersifat
bebas,terbuka,mandiri,demokratis, dan bertanggung jawab guna
memperjuangkan,membela serta melindungi hak, dan kepentingan
pekerja/buruh, dan keluarganya.

2. Organisasi Pengusaha
Yaitu organisasi yang dibentuk oleh pengusaha Indonesia yang bersifat
demokratis, bebas, mandiri dan bertanggung jawab, yang secara khusus
menangani bidang hukum industrial dan ketenagakerjaan dalam
pelaksanaan hubungan industrial untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia sebagai salah satu sarana utama terwujudnya kesejahteraan
sosial dan ekonomi dalam dunia usaha.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 16
3. Lembaga kerjasama bipartite (LKS Bipartit)
Yaitu forum komunikasi dan konsultasi mengenai hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan industrial di satu perusahaan, yang anggotanya terdiri dari
pengusahadan serikatpekerja/serikat buruh yang tercatat pada instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan atau unsur
pekerja/buruh.

4. Lembaga kerjasama tripartite (LKS Tripartit)


Yaitu forum komunikasi, konsultasi dan musyawarah tentang masalah
ketenagakerjaan, yang anggotanya terdiri dari unsur organisasi pengusaha,
serikatpekerja/serikat buruh dan pemerintah.

5. Peraturan perusahaan.
Yaitu peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat
syarat-syarat kerja dan tata tertib perusahaan.

6. Perjanjian Kerja Bersama (PKB)


Yaitu perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat
pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang
tercatat pada instnsi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan
dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah
pihak.Perjanjian kerja bersama sebagai sarana pendukung yang sangat
penting dalam mewujudkan hubungan industrial, melestarikan dan
mengembangkan keserasian hubungan kerja karena PKB merupakan
wahana partisipasi antara pekerja/buruh dan pengusaha.

7. Peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.


Yaitu yang dibuat secara partisipatif dengan melibatkan unsur pekerja/buruh
dan pengusaha.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 16
8. Lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial.
Yaitu pengadilan hubungan industrial yang sudah dibentuk berdasarkan UU
Nomor 2 Tahun 2004. Pengadilan hubungan industrial merupakan salah
satu pengadilan khusus dalam lingkungan peradilann umum

Hubungan Industrial adalah hubungan antara para pelaku kegiatanproses produksi


(pekerja, pengusaha), untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai hasil usaha,
dan pemerintah yang mengayomi dan berkepentingan untuk pembinaan ekonomi
nasional. Adalah suatu system yang di dalamnya terdiri rangkaian cara/ teknis
dari terjadinya hubungan industrial dan penjabaran perihal hak dan kewajiban
para pihak, yang kesemuanya itu merukapan materi utama dari Hukum
Ketenagakerjaan.

Jika diperinci pada dasarnya hubungan industrial meliputi hal-hal:

1. Pembentukan perjanjian kerja/ Perjanjian Kerja Bersama yang


merupakan titik tolak adanya hubungan industrial;

2. Kewajiban pekerja/ buruh melakukan pekerjaan pada atau di bawah


pimpinan pengusaha, yang sekaligus merupakan hak pengusaha atas
pekerjaan dari pekerja/ buruh;

3. Kewajiban pengusaha membayar upah kepada pekerja/ buruh yang


sekaligus merupakan hak pekerja/ buruh atas upah;

4. Berakhirnya hubungan industrial dan;

5. Caranya perselisihan antara pihak-pihak yang bersangkutan diselesaikan


dengan sebaik-baiknya.30Pelaksanaan hubungan industrial haruslah
terjalin secara harmonis, sebab apabila terjadi ketidak harmonisan
hubungan industrial akan menimbulkan masalah ketenagakerjaan. Bila
ada permasalahan sehubungan dengan hubungan industrial ini
haruslah segera dicarikan solusinya secara tepat guna. Sebab bila

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 16
ditunda-tunda akan menambah permasalahan dikemudian hari. Terlebih
lagi sekarang ini bahwa praktek hubungan industrial suatu negara juga
menjadi kepedulian masyarakat internasional yang ada kaitannya dengan
masalah hak asasi manusia juga perdagangan internasional.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 16
DAFTAR REFERENSI

Hasan, Mohamad Toha. 2020. Kewajiban Perusahaan Membuat Peraturan


Perusahaan dan Sanksinya. https://bplawyers.co.id/2020/05/27/kewajiban-
perusahaan-membuat-peraturan-perusahaan-dan-sanksinya/
Peraturan menteri tenaga kerja no 28 tahun 2014 Tentang Tata Cara Pembuatan
Dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran
Perjanjian Kerja Bersama
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Mukzam. Teori Hubungan Industrial. https://slideplayer.info/slide/12765178/

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 16

Anda mungkin juga menyukai