Anda di halaman 1dari 11

TEORI

HUBUNGAN
INDUSTRIAL
Hubungan Industrial, 28 Feb 2021
01.
TEORI HUBUNGAN
INDUSTRIAL MENURUT
SALAMON (2000)

02.
SALAMON
(2000)
Pada umumnya teori
hubungan industrial
terbagi menjadi 5
kelompok :

Unitaris
Pluralis
Marxist
Tindakan sosial
Pendekatan sistem
Perspektif
Unitaris
Unitaris berasal dari kata unit yang
artinya satu. Pandangan perspektif ini
menyatakan bahwa suatu organisasi tidak
boleh memiliki perpecahan didalamnya
atau dengan kata lain suatu organisasi
harus bersatu (Chidi & Okpala,2012).

Perspektif ini berpendapat bahwa suatu


masyarakat industri menginginkan upaya
terpadu melalui sekelompok orang dalam
organisasi industrial yang memiliki nilai-
nilai umum, kepentingan dan tujuan
bersama.

04.
Pluralis melihat justru keanekaragaman merupakan karakteristik
umum dalam suatu organisasi industri

Suatu organisasi yang maju dilihat dari berbagai perbedaan-perbedaan Perspektif


normatif yang terjadi antara berbagai aktor industrial yang dikelola.
Perubahan-perubahan perspektif ini pasti muncul karenanya tujuan utama
otoritas adalah memberikan resolusi konflik yang mampu menyeimbangkan pluralis
berbagai kepentingan yang ada, bukan mengambil kepentingan yang paling
banyak atas nama mayoritas
Hubungan industrial adalah hubungan antara
Perspektif komoditi dan pengendali.

Marxist Pekerja dianggap sebagai komoditi seperti mesin,


teknologi, dan alat. Karenanya jika terjadi masalah,
maka pekerja dapat ditukar dengan faktor produksi
lainnya. Dengan kata lain jika pekerja menolak
bekerjasama dengan pemodal (kapitalis), maka
buruh akan diberhentikan dan diganti dengan
pekerja yang lain yang lebih loyal daripada
melakukan resolusi konflik.

06.
Perspektif Tindakan Sosial

Melihat hubungan industrial dari sudut


pandang dan motivasi individual
Setiap aktor industrial secara individual memiliki tujuan masing-masing dalam sistem
industrial. Setiap aktor akan mengambil tindakan-tindakan sesuai dengan kepentingannya,
sebagian tindakan akan terhalang oleh tindakan lain. Hasilnya suatu hubungan industrial
menjadi sebuah realita yang mencerminkan kumpulan konflik kepentingan. Dan perspektif ini
memandang konflik adalah suatu yang wajar dalam hubungan industrial. Kemudian
penyelesaiaanya adalah pihak-pihak yang berkepentingan duduk satu meja untuk berbicara dan
rekonsiliasi sehingga diperoleh tujuan bersama yang mengakomodir tujuan masing-masing
07.
tanpa menidakan kepentingan pihak lain.
Melihat masalah hubungan industrial bukan dari
Perspektif bawah ke atas (individu ke sistem), tetapi sebaliknya
dari sistem ke individu.

Sistem Perspektif ini menilai berbagai macam masalah dalam


hubungan industrial disebabkan oleh sistem dan stuktur
hubungan, daripada motif-motif pribadi. Hal ini didasarkan
pada pandangan bahwa sistem hubungan industrial terdiri
bukan hanya saja para aktor, tetapi kondisi dan lingkungan
kerja, aturan-aturan yang ditetapkan oleh negara dan ideologi
bersama yang diimplementasikan dalam proses produksi
barang dan jasa.

08.
Sistem
Hubungan
Industrial

07.
Pendekatan Perbandingan dalam Studi Hubungan Industrial

Pendekatan perbandingan adalah salah satu pendekatan dalam mempelajari


isu hubungan industrial pada level kebijakan. Tujuannya adalah menemukan
perbedaan antara hubungan industrial di antara negara yang berbeda
sehingga dapat ditarik perbandingan diantaranya, dan kajian perbandingan
ini dapat diarahkan pada lembaga internasional (antarnegara) beserta
fenomenanya.

Dua aliran dalam pendekatan perbandingan :


Aliran konverjensi
Aliran diverjensi
07.
Aliran Konverjensi

Aliran ini menyatakan harus ada satu hubungan industrial yang ideal di dunia.
Hal ini dikarenakan setiap negara akan berusaha mencapai suatu tingkat
ekonomi yang sama, dan juga dikarenakan terpapar oleh teknologi dan
tekanan pasar yang sama

Aliran Diverjensi

Aliran ini berkebalikan dengan aliran sebelumnya bahwa setiap negara harus
memiliki sistem dan tata nilai hubungan industrial yang berbeda karena
adanya heterogenitas penduduk disetiap negara.

07.

Anda mungkin juga menyukai