Pembelajaran 1
Konsep Dasar Hubungan Industrial dan Public Relations
Pemegang saham
Kongres
Legislator
Pemerintah
Dewan direksi
Pemimpin komunitas
Hubungan Potensial
Input
Asosiasi Hubungan Karyawan
Kelompok Politik Normatif Serikat Buruh
Masyarakat Profesional Organisas Suplier
Hubungan
i Fungsional
Para Pelaku:
Konteks Tertentu
- pengusaha
- Pekerja
- Pemerintah
Sistem Hubungan
Industrial
Ideologi Peraturan
Para pelaku ini merupakan sistem ”tripartite pluralism” sebagai konsekuensi dari
industrialisasi. Para pelaku dibatasi oleh konteks tindakan dan interaksi mereka.
Dapat diidentifikasi tiga konteks, yakni (1) ciri-ciri teknologi dari tempat kerja
dan masyarakat kerja; (2) hambatan pasar dan hambatan anggaran terhadap para
pelaku; dan (3) lokasi dan distribusi kekuasaan dalam masyarakat yang lebih luas
(Dunlop, 1958:9). Tiga konteks itu membentuk suatu jaringan kerja atau jaringan
peraturan. Unsur ideologi dalam sistem hubungan industrial sebagai seperangkat
ide dan kepercayaan yang dianut bersama oleh para pelaku, dan yang membantu
mengikat serta mengintegrasikan sistem ini sebagai suatu kesatuan. (Dunlop,
1958:16).
Setiap pelaku itu mempunyai ideologi khas mereka sendiri, yang
menekankan agar " ideologi" cukup cocok dan konsisten, sehingga
memungkinkan adanya seperangkat ide bersama yang mengakui peranan yang
dapat diterima oleh masing-masing pelaku. Dalam konteks ini, hubungan
industrial mencakup berbagai persepsi para pelaku produksi, terutama persepsi
buruh, pengusaha, pemerintah dan anggota DPRD sebagai wakil kepentingan
masyarakat. Pada gilirannya akan muncul persepsi yang berbeda terhadap nilai,
peran sosial dan kepentingan masing-masing pelaku, yang sering terwujud dalam
bentuk konflik keorganisasian dan konflik sosial, sehingga dapat mengganggu
hubungan harmonis di antara mereka dalam proses produksi.
Taylor dan Bry (1986:1) menyampaikan satu uraian kritis, bahwa
penelitian Hubungan Industrial selalu memiliki pengalaman sulit, yang perlu
dipertimbangkan di ruang-ruang akademik. Blain dan Plowman (1987:313)
menyimpulkan bahwa satu kelemahan dari seluruh kajian pustaka dan perhatian
yang tidak proporsional dalam memberikan penjelasan. Cenderung untuk
memusatkan pada pengumpulan fakta-fakta dan sangat sedikit memberikan
analisis dan penjelasan teoritis
Pendekatan sistem hubungan industrial Dunlop (1958) mendapat kritikan
dari Shalev (1980:26) yang mempersoalkan faktor internal dan eksternal. Bahwa
faktor sosial, ekonomi, politik sebagai satu kesatuan analisis yang tak dapat
dipisahkan dari masalah hubungan buruh semata. Kelemahan lainnya model tiga
aktor Dunlop yakni terbatasnya cara berinteraksi, yang satu bisa mendominasi
dua aktor lainnya, sehingga diperlukan pilihan strategi kombinasi atau “pilihan
strategis” .(Kochan, Mckersie dan Cappelli (1984) dan Kochan, Katz Dan
Mckersie ( 1986) mengikuti Dunlop dalam mengidentifikasi perbedaan lokasi
atau wilayah di mana keputusan dibuat. Para akademisi melihat arah kajian
hubungan industrial yang aplikatif dari teori ilmu sosial, muncul dari kajian yang
unik dan kajian lmu yang multi disiplin.
Latihan:
1. Mengapa Seorang PRO penting memahami Hubungan Industrial?
2. Mengapa perkembangan Indutri 4.0 relevan untuk dikaji dalam perspektif
PR dan Hubungan Industrial
3. Uraikan Pengertian PR dan Hubungan industrial yang anda pahami?
4. Berikan dua contoh kasus hubungan industrial yang sedang dihadapi
Indonesia, dan solusi apa yang bisa ditawarkan oleh seorang PRO
perusahaan?
Jawaban: Ditulis tangan dalam kerta folio bergaris dan lengkapi dengan
referensinya. Dan diserahkan minggu depan tanggal 14 November 2018 di roster.