Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONFLIK HUBUNGAN INDUSTRIAL

Dosen Pengampuh : Mardi Astutik, SE., MM

Disusun Oleh

Kelompok 12 :

1. Saptina Trisma Hidayati (2061147)


2. Duwi Miga Utami (2061193)
3. Ummi Nazila (2061200)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PGRI DEWANTARA

JOMBANG
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL…………………………………………………
2.2 TUJUAN HUBUNGAN
INDUSTRIAL……………………………………………………….
2.3 SEJARAH HUBUNGAN
INDUSTRIAL……………………………………………………...
2.4 PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT HUBUNGAN INDUSTRIAL……………………………
2.5 PERBEDAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN MSDM…………………………….

BAB III PENUTUP


3.1
KESIMPULAN…………………………………………………………………………………
3.2
SARAN…………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hubungan Industrial merupakan suatu system hubungan yang terbentuk antara para pelaku
dalam produksi barang dan jasa yang terdiri dari beberapa orang yang menjadi pengusaha,
pekerja/buruh, dan pemerintah yang didasari nilai-nilai Pancasila dan UUD. Dalam kegiatan
Hubungan Industrial, pemerintah, pekerja/buruh serta pengusaha atau organisasi pengusaha
mempunyai fungsi dan perannya masing-masing yang sudah di atur di dalam UUD. Dalam
makalah ini akan saya jelaskan tentang pengertian Hubungan Industrial. Dengan adanya
Hubungan Industrial dalam suatu perusahaan maka akan dapat meningkatkan produktivitas
dan kerjasama antar karyawan dan pengusaha sehingga perusahaan dapat berjalan terus.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa itu hubungan industrial?


b. Apa saja tujuan hubungan industrial?
c. Bagaimana sejarah hubungan industrial?
d. Apa saja sebab-sebab dibentuknya hubungan industrial?
e. Siapa saja pihak-pihak yang terkait hubungan industrial?
f. Apa saja perbedaan hubungan industrial dengan msdm?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam produksi barang dan jasa antara sumber
daya manusia dan suatu organisasi industrial seperti pengusaha, pemerintah, dan
pekerja/buruh yang didasari nilai-nilai Pancasila dan UUD.

2.2 TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

· Menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan dan melakukan


penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.
· Menjalankan pekerjaan sesuatu dengan kewajiban, menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi, mengembangkan keterampilan, dan keahliannya serta ikut memajukan perusahaan
dan memperjuangkan anggota beserta keluarganya.
· Menciptakan kemitraan (kerjasama), mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja,
dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan.

2.3 SEJARAH HUBUNGAN INDUSTRIAL

Berbicara mengenai akar cerita hubungan industrial maka tidak akan terlepas dari
perkembangan berbagai sektor industri di Indonesia, dari beberapa fase perkembangan.
Untuk memberikan penjelasan yang lebih detail diuraikan dalam bagian berikut :

Ø Fase Pra Kolonialisme


Dominasi kekuasaan aristoraksi atau feodalisme pada masa pra kolonialisme yang
berlandaskan ketaatan mistikisme, mengharuskan rakyat membayar upeti bagi raja-raja, dan
sebagian besar mereka menjadi buruh dari tuan tanah. Masyarakat pada waktu itu masih
kental bercorak agraris pengelolaan tanah berdasarkan mekanisme dan teknologi yang
sederhana.

Ø Fase Kolonial
Masuknya kolonial Belanda merupakan era baru bagi perkembangan hubungan industrial di
Indonesia. Fase ini digalakkan esploitasi besarbesaran terhadap sumber daya alam melalui
usaha perkebunan (kopi, the, tebu). Hubungan industrial bergeser kepolapola yang lebih
formil tetapi masih dibingkai oleh kekuatan nilai cultural feudal.

Ø Fase Orde Lama


Isu paling popular pada masa Orla yang diusung oleh pemerintahan yaitu anti kalonialisme
dan kapitalisme. Kebijakan nasionalisasi asset

Adanya hubungan antara pekerja dengan pemberi kerja yang mengawali terjadinya hubungan
industrial sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, karena masalah-masalah dan konflik
yang terjadi masih bisa diselesaikan secara kekeluargaan, maka saat itu hubungan industrial
dianggap bukanlah hal yang penting untuk dikaji. Dan juga saat itu belum ada peraturan ketat
yang mengatur hak dan kewajiban antara pekerja dan pemberi kerja. Namun, seiring dengan
perubahan jaman yang ditandai dengan adanya revolusi industry, pemasalahan-permasalahan
dalam hubungan kerja menjadi semakin rumit, sehingga para pihak mulai menyadari perlunya
membahas dan mempelajari hubungan industrial

Ø Masa Revolusi Industri


Revolusi industry yang terjadi di daratan eropa pada abad ke-18 merupakan awal dimulainya
pembahasan hubungan industrial. Dengan adanya revolusi industry, menyebabkan terjadinya
perubahan metode industry menjadi lebih cepat, dengan ongkos produksi yang lebih murah
dan hasil produksi yang bersifat massal, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar dan memungkinkan untuk memperbesar perusahaan serta melakukan ekspansi
usaha hingga ke luar negeri.
Dengan semakin besarnya perusahaan, hubungan antara pengusaha dan pekerja sudah tidak
bisa lagi secara pribadi. Masalah-masalah yang muncul semakin kompleks dan tak jarang
menimbulkan konflik yang pada akhirnya menghambat proses produksi. Sejak saat itulah
para pihak yang terlibat dalam hubungan industrial menyadari bahwa diperlukan adanya
pembahasan untuk menghasilkan suatu aturan yang ketat dan mengikat antara pengusaha dan
pekerja yang mengatur hak dan kewajiban baik pengusaha maupun pekerja agar tercipta
ketenangan dalam bekerja dan berusaha. Hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya
hubungan industrial.

2.4 PIHAK – PIHAK YANG TERKAIT DI DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL

Ø Pemerintah
Menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan
penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

Ø Pekerja/Buruh
Menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis.

Ø Pengusaha dan Organisasi Pengusaha


Menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha, memperluas lapangan kerja, dan
memberikan kesejahteraan pekerja atau buruh secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan.

2.5 PERBEDAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN MSDM

Ø Hubungan Industrial
Sebuah sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku proses produksi barang/jasa, baik
internal maupun eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang terkait dalam hubungan ini adalah
pekerja, pengusaha dan pemerintah yang diistilahkan sebagai tripatrit. Di tingkat perusahaan,
pekerja dan pengusaha merupakan tokoh utama dalam hubungan industrial.

Ø Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM)


Suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)
yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal
sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi
maksimal. MSDM didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia- bukan
mesin - dan bukan semata menjadi sumber daya bisnis.
Ø Perbedaan Hubungan Industrial dengan MSDM
Maksud dari Hubungan Industrial yaitu gabungan para pelaku produksi barang/jasa,
Sedangkan Manajemen Sumber Daya Manusia yaitu ilmu dan cara mengatur peranan sumber
daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif untuk tercapai tujual
bersama perusahaan.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Menurut Udang-undang nomor 02 Tahun 1CC2 tentang ketenagakerjaan,yang dimaksud


dengan ketenagakerjaan itu sendiri adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama dan sesudah masakerja. Jadi hukum ketenagakerjaan dapat
diartikan sebagai peraturan-peraturan yang mengatur tenaga kerja pada waktu sebelum
selama dan sesudah masa kerja. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang
sama untuk memilih,mendapatkan, atau pindah pekerjaan dan memperoleh penghasilan yang
layak didalam atau di luar negeri. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa serikat
pekerja adalah organisasi yang dibentuk oleh pekerja dan mempunyai sifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis dan bertanggungjawab. Adapun tujuan dari serikat pekerja adalah
memperjuangkan, membela serta melindungi hak dan kepentingan pekerja/buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya.

3.2 SARAN

Untuk peningkatan relevansi, kualitas, dan efisiensi penyelenggaraan kerja maka Pemerintah
dapat melakukan pembinaan dan pelatihan kerja.
1) Penempatan tenaga kerja dilaksanakan berdasarkan asas terbuka, bebas,#byekti&, serta adil,
dan setara tanpa diskriminasi.
2) Pemerintah bertanggung jawab mengupayakan perluasan kesempatan kerja baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja.
3) Setiap pekerja/buruh dan keluarganya berhak untuk memperoleh jaminan sosial tenaga
kerja.
4) Dalam melaksanakan hubungan industrial, pemerintah mempunyai fungsi menetapkan
kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan, dan melakukan penindakan
terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/33149769/MAKALAH_HUBUNGAN_INDUSTRIAL.docx

https://devaelizabhet.wordpress.com/2013/06/21/bab-ipendahuluan-latar-belakang-
hubungan-industrial-merupakan-suatu-system-hubungan/

http://riyowansyah.blogspot.com/2014/11/makalah-hubungan-industrial.html

http://sdmberkualitas.blogspot.com/2016/06/hubungan-industrial-dalam-manajemen.html

https://jurnal.ugm.ac.id>jmh>article>pdf.html

Anda mungkin juga menyukai