Anda di halaman 1dari 31

UNION AND MANAGEMENT RELATIONS

NI MADE YUNITA 20090317049


DITHA RIZKY SILVANY 2009037050
Dimana para pekerja membangun sebuah serikat didalamnya,
hubungan para pekerja membutuhkan tambahan berbagai
tanggung jawab.
Organisasi Hubungan ketenagakerjaan ini merupakan suatu hal yang
penting untuk kita pelajari. Hubungan ketenagakerjaan internal
organisasi (internal employee relation), dalam perusahaan
sering disebut dengan istilah Hubungan Industrial.
Masing-masing pihak memiliki tanggung jawab yang diemban
dan memiliki ketergantungan yang kuat di sebuah organisasi
dalam rangka proses pencapaian tujuan perusahaan.
Labor & Meskipun, tak dapat dipungkiri seringkali terdapat adanya
Management konflik di dalam tubuh internal suatu organisasi, dan itu semua
memerlukan tahap-tahap penyelesaian yang segera agar
masalah jangan berlarut-larut sehingga nantinya berdampak
pada kinerja perusahaan.
suatu organisasi yang dibentuk oleh  pekerja, dari pekerja, dan
untuk pekerja yang bertujuan untuk melindungi pekerja,
Labor Union memperjuangkan kepentingan pekerja serta merupakan salah
satu pihak dalam bekerja sama dengan perusahaan.
TINJAUAN TEORI
DEFINISI HUBUNGAN SERIKAT KERJA MANAJEMEN

Serikat Pekerja adalah upaya para pekerja dan badan – badan di luar perusahaan
(serikat buruh atau asosiasi) untuk bertindak sebagai satu kesatuan ketika
berhubungan denan manajemen mengenai masalah – masalah yang berkaitan
dengan pekerjaan mereka. Biasanya mencoba memperluas pengaruhnya ke
dalam wilayah lain manajemen seperti penjadwalan kerja, penyusunan standar
kerja, desain ulang pekerjaan, dan pengenalan peralatan dan metode baru.
TUJUAN SERIKAT PEKERJA MANAJEMEN

Tujuan Serikat Pekerja adalah memberikan hak – hak yang secara hukum tidak
dapat diperoleh tanpa adanya serikat buruh, membantu perusahaan melalui
konsep upah atau kerjasama dalam usaha – usaha bersama di pekerjaan,
meningkatkan dan menjamin keamanan individual dari ancaman dan situasi
yang bisa muncul karena fluktuasi pasar, perubahan teknologi atau keputusan
manajemen, mempengaruhi hubungan kekuasaan dalam sistem sosial dengan
cara-cara yang mendukung, memajukan kesejahteraan semua pihak yang
bekerja untuk kehidupan baik anggota ataupun bukan, menciptakan mekanisme
untuk menangkal penggunaan kebijakan yang sewenang-wenang di tempat
kerja
PERAN SERIKAT PEKERJA

1. Peran sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama.


2. Peran menyelesaikan perselisihan industrial.
3. Peran mewakili pekerja dalam lembaga bipartit.
4. Peran menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan.
5. Peran menyalurkan aspirasi anggotanya kepada manajemen untuk
memperjuangkan hak dan kepentingannya.
6. Peran memperjuangkan kepemilikan saham
FUNGSI SERIKAT PEKERJA

Fungsi Serikat Pekerja menurut UU No.21 tahun 2000 mengenai Serikat Buruh/Serikat
Pekerja, dalam ayat (1)
Serikat Pekerja/ Buruh, Federasidan Konfederasi Serikat Pekerja/Buruh mempunyai fungsi:
1. Sebagai wakil pekerja/buruh dalam lembaga kerja sama di bidang ketenagakerjaan
sesuai tingkatnya.
2.Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan kepentingan
anggotanya.
3.Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan penyelesaian perselisihan
industrial.
4.Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan
berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
TIPE - TIPE SERIKAT PEKERJA

1. Tipe Craft Union 7


2. Tipe Industrial Unions
3. Tipe Mixed Unions
TANTANGAN DALAM HUBUNGAN KERJA

- Hubungan kerja karyawan secara khusus akan menghadapi tantangan yang


timbulakibat radiasi dan gangguan pada karyawan yang bekerja dengan
menggunakan video,masalah asap rokok, pelecehan seksual dan kualitas
komputer
-Kerjasama Serikat Pekerja – Manajemen
- Hubungan Manajemen dengan Serikat Pekerja
PARTISIPASI DI DALAM SERIKAT PEKERJA.

Hubungan perburuhan (labor relations), adalah hubungan berkesinambungan di


antara sekelompok karyawan (yang diwakili oleh serikat pekerja) dengan
manajemen perusahaan. Serikat pekerja (union) adalah sebuah organisasi yang
berunding bagi para karyawan tentang upah-upah, jam-jam kerja, dan syarat-
syarat dan kondisi pekerjaan lainnya (Henry Simamora, 1997).
SIFAT-SIFAT SERIKAT PEKERJA

1. Mandiri
2. Demokratis
3. Bebas
4. Bertanggung jawab
KEGUNAAN ATAU MANFAAT SERIKAT PEKERJA.

1. Pembela dan pelindung hak-hak dan kepentingan serta penyalur aspirasi


pekerja
2. Pendorong dan penggerak pekerja dalam turut menyukseskan program–
program pembangunan nasional, khususnya pembangunan sosial Ekonomi
3. Wahana peningkatan kesejahteraan pekerja
4.Wadah pembinaan kader-kader bangsa yang menunjang pembangunan secara
profesional, disiplin, trampil, produktif, dan berwawasan kebangsaan
5 Mitra yang aktif dalam proses pengambilan keputusan politik
ketenagakerjaan serta pelaksanaan kontrol sosial terhadap pelaksanaannya.
Beberapa studi mengemukakan bahwa pekerja memandang manfaat atau
kegunaan serikat pekerja dari dua aspek yaitu, manfaat bersama danmanfaat
individu. Menurut Waddington dan Whitson, 1997 (dalam Paul Tolich dan Mark
Harcourt, 1996, hal:65), manfaat bersama adalah hal-hal yang berkaitan dengan
organisasi secara keseluruhan dan memasukkan dukungan yang saling
menguntungkan serta perbaikan upah dan kondisi kerja.
Manfaat individu adalah pelatihan dan pendidikan, pelayanan hukum, dan
keuangan. Lebih lanjut Waddington menyatakan bahwa manfaat bersama untuk
berpartisipasi di dalam serikat pekerja tetap lebih penting dibandingkan manfaat
individu.
SISTEM MANAJEMEN DENGAN SERIKAT
PEKERJA

Keberhasilan negoisasi antara pekerja dan manajemen dipengarui oleh


kesepakatan tentang keterlibatan pihak lain dalam proses pengambilan
keputusan dalam hal-hal kepentingannya terlibat. Kesediaan kedua belah pihak
untuk menempatkan posisinya pada pihak lain untuk mengintepretasikan
kepentingan tersebut.Penyelesaian perbedaan antar keduabelah pihak melalui
pendekatan dialog yang berdasarkan itikad baik.
DAYA TARIK SERIKAT PEKERJA

Serikat buruh pada awalnya dibentuk sebagai jawaban terhadap eksploitasi dan
penyalahgunaan pekerja oleh manajemen. Untuk memahami nengapa para
pekerja emutuskan untuk masuk atau tidak masuk serikat buruh. Keputusan
untuk Bergabung dengan Serikat Buruh. Tiga kondisi yang berdiri sendiri
mempengaruhi dengan kuat keputusa pekerja untuk masuk serikat buruh, yaitu
ketidakpuasan, kurangnya kekuasaan dan instrumentalitas serikat buruh.
STUDI KASUS
Konflik internal antara dewan
direksi rumah sakit dan beberapa
karyawan manajemen di RS
Sumber Waras. Dimulai sejak
Desember Tahun 2012, yang
diawali dengan niat sekelompok
karyawan yang berkeinginan
membentuk serikat pekerja,
selain serikat pekerja tingkat
perusahaan.
Menurut pengakuan Abraham
Tedjanegara, Direktur Umum dan
Sumber Daya Manusia Rumah
Sakit Sumber Waras, pada saat itu,
situasi finansial RS dalam keadaan
defisit. Pasien kelas 3 hanya
berjumlah 40 orang, sedangkan
jumlah seluruh karyawan ada 650
orang. Selain harus menggaji
karyawan, manajemen juga harus
membayar listrik setiap bulannya
sekitar Rp 200 juta.
pemenuhan UMP
pada tahun 2013
mengikuti peraturan
UU yang berlaku
Pada 27 Maret 2013
Sekelompok karyawan tersebut kemudian
diberikan SP3 pada 23 September 2013.
Surat peringatan teryata tidak dihiraukan,
hingga berujung PHK kepada delapan
orang pada 1 Oktober 2013.
PEMBAHASAN
Tidak semua pekerja mengetahui bahwa serikat pekerja adalah hak melekat bagi pekerja,
dan bahkan mereka juga tidak percaya bahwa serikat pekerja membuat mereka menjadi
kuat, oleh karena itu banyak sekali jumlah pekerja yang belum terorganisir dalam serikat
pekerja.

• Hal tersebut disebabkan oleh isu – isu yang menyedihkan tentang serikat
pekerja:
Anti serikat pekerja propaganda, potret negatif serikat pekerja dan aktifitasnya,
Konsep palsu tentang serikat pekerja dan masih adanya larangan bagi pegawai
pemerintah untuk mendirikan serikat pekerja atau bergabung dengan serikat
pekerja yang ada.
KESIMPULAN
Para manajer dan departemen SDM secara langsung mempengaruhi hubungan
ketenagakerjaan melalui aktivitas komunikasi, penyuluhan dan penerapan disiplin. Di samping
para manajer lini dan departemen SDM, Serikat Pekerja juga berperan penting dalam praktek-
praktek hubungan industrial, meskipun kehadirannya tidak selalu dikehendaki oleh pihak
manajemen perusahaan.
Hubungan industrial secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu masalah man
power marketing dan masalah man power management. Man Power Management atau
pemasaran tenaga kerja secara umum membahas penentuan syarat-syarat kerja yang akan
diterapkan dalam pelaksanaan ikatan kerja yang ada. Sedangkan Man Power Management
membahas pelaksanaan syarat-syarat kerja dan berbagai permasalahan serta pemecahannya.
Untuk menghindari adanya ketidaksepahaman antara masing-masing peran dalam hubungan
industrial ini, perlu dilakukan adanya perundingan dan negoisasi. Penyelesaian konflik yang
ada dalam tubuh internal oragnisasi mempunyai beberapa cara diantaranya : pemogokan dan
penutupan kesempatan kerja, tanggapan secara tidak langsung, mediasi dan arbitrasi.

Anda mungkin juga menyukai