Anda di halaman 1dari 33

BAB I

Ruang Lingkup Manajemen Hubungan Industrial

Hubungan antara manajemen perusahaan dan


pekerja dalam satu organisasi
Perusahaan yang dimaksud bisa juga merupakan
organisasi non-profit (skala kecil ataupun besar)
Hubungan bisa pada tingkat individual (person to
person relationship), tidak hanya kelompok yang
diwakili oleh satu bentuk serikat buruh/pekerja
Hubungan industrial berusaha menjelaskan pola
kerjasama, konflik dan penyelesaian konflik antara
pekerja dan pengusaha dan kedua kelompok
tersebut.
Hubungan Industrial merupakan Bidang Studi
Multidisiplin yang mempelajari masalah-masalah
Ketenagakerjaan, sering disebut juga Hubungan
Ketenagakerjaan.
Hubungan industrial tidak hanya membahas
masalah hubungan antara Pekerja dengan
Pengusaha saja akan tetapi membahas masalah
Ekonomi, Sosial, Politik Budaya dll.
Hasil seminar penggantian hubungan perburuhan
Pancasila tahun 1974 menjadi hubungan industrial
adalah dalam rangka menjelaskan istilah dalam
proporsi yang sebenarnya.
Hubungan Industrial ; hubungan antara banyak
pihak yang tersangkut atau berkepentingan dalam
proses produksi atau pelayanan jasa.
Payaman J. Simanjuntak (2009), hubungan
industrial adalah hubungan semua pihak yang
terkait atau berkepentingan atas proses produksi
barang atau jasa di suatu perusahaan (stekeholder).
 pengusaha/pemegang saham yang diwakili oleh
pihak manajemen :
 Para pekerja dan serikat pekerja/serikat buruh.
 Perusahaan pemasok bahan produksi.
 Konsumen atau pengguna jasa produksi.
 Perusahaan pengguna masyarakat sekitar.
 Pemerintah.
Disamping melibatkan para pihak yang berkepentingan secara
langsung, para pelaku hub. Industrial juga melibatkan:
 Para Konsultan hubungan Industrial dan/atau pengacara
 Para arbitor, konsilitor, mediator, dan Akademisi.
 Hakim-hakim pengadilan hubungan industrial.

Pengertian Hubungan Industrial (Undang-Undang N0.13


Tahun 2003) tentang ketenagakerjaan adalah sebagai
suatu sistem hubungan yang terbentuk antara pelaku
dalam proses produksi barang dan jasa yang terdiri dari
unsur pengusaha, pekerja atau buruh, dan pemerintah
yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Manajemen perusahaan mempunyai peran dan tugas
penting:
1. Mengenali peran dan potensi serta kepentingan setiap
Stakholder atau pemangku kepentingan untuk
memajukan perusahaan
2. Memobilisasi kontribusi seluruh steakholder untuk
mencapai tujuan perusahaan secara optimal
3. Memenuhi kepentingan masing-masing steakholder
secara layak dan proporsional atau adil
4. Menjaga keharmonisan dan keserasian peran dan
kepentingan, serta keseimbangan kewenangan dan
tanggung jawab para pemangku kepentingan, sehingga
tdk menimbulkan konplik atau perselisihan
1. Peran dan kepentingan pengusaha
1. Menjaga atau mengamankan asetnya;
2. Mengembangkan modal atau asetnya supaya memberi
nilai tambah yg tinggi
3. Meningkatkan penghasilan
4. Dapat memberikan kesejahteraan pekerja dan
keluarganya
5. Bukti aktualisasi diri sbg pengusaha yg berhasil
2. Peran dan kepentingan pekerja

1. Sumber kesempatan kerja


2. Sumber penghasilan
3. Sarana melatih diri, memperkaya
pengalaman kerja serta meningkatkan
keahlian dan keterampilan
4. Tempat mengembangkan karier
5. Tempat mengaktualisasikan diri
3. Kepentingan pemerintah
1. Sumber kesempatan kerja
2. Sumber penghasilan masyarakat
3. Menjamin penyediaan dan arus barang bagi masyarakat
konsumen dan produsen
4. Sumber pertumbuhan ekonomi
5. Sumber devisa
6. Sumber pendapatan negara
Pajak perusahaan
Pajak penghasilan
Dukungan pemerintah
1. Menyediakan prasarana dan saran ekonomi
Saran transportasi dan komunikasi
Jasa perbankan dan informasi
Keamanan dan stabilitas
2. Serangkaian kebijakan pemerintah :
Produksi dan investasi
Distribusi
Fiskal dan moneter
Harga dan upah
Perdagangan dan ekspor – impor
3. Ketenagakerjaan dan hubungan industrial
1.1 Pihak – pihak yang mengambil peran dalam hubungan industrial
Skema Hubungan Tripartite
Hubungan pemerintah, manajemen dan serikat pekerja tidak bersipat satu
arah tetapi reciprocal (saling mempengaruhi). gambar 1.1

Pemerintah

Perlindungan tindakan legal Perlindungan tindakan legal

Aktifitas Serikat Aktifitas


Pekerja Manajemen

Kesempatan kerja
Manajemen Serikat Pekerja
Kinerja kerja yang efektif

Kontrak Manajemen – Serikat Pekerja


Prinsip Hubungan Industrial
1. Kepentingan bersama: pengusaha, pekerja, masyarakat,
pemerintah
2. Kemitraan dan saling ketergantungan: pekerja dan
pengusaha sebagai mitra yg saling tergantung dan saling
membutuhkan
3. Hubungan industrial fungsional/jabatan dan pembagian
tugas
4. Kekeluargaan
5. Penciptaan ketenangan berusaha dan ketentraman
bekerja
6. Peningkatan produktivitas
7. Peningkatan kesejahteraan bersama
C. Hubungan Industrial Pancasila
Hubungan industrial didasarkan kepada hubungan
industrial yg didasarkan pada kelima sila yg menjadi
falsafah bangsa indonesia.
1. Pertama; bahwa pengusaha dan pekerja harus sama-
sama menerima dan percaya bahwa perusahaan
adalah berkat alloh swt dan mrpkn kesempatan yg
diberikan tuhan bagi mrk, supaya mrk dapat
melayani sesama manusia, serta kesempatan utk
berbakti pd nusa dan bangsa.
2. Kedua; Berdasarkan keadilan dan peradaban
manusia menganjurkan bahwa setiap pekerja tdk
diperlakukan hanya sbg faktor produksi akan tetapi
terutama sbg mahluk individu yg memiliki
kepribadian, perasaan,kehormatan,dan harga diri.
Ketiga; menunjukan bahwa setiap warga negara Indonesia
menunjukan bahwa setiap warga negara berhak bekerja di
seluruh pelosok indonesia tanpa diskriminasi atas suku atau
warna kulit , jenis kelamin,tempat lahir,agama,golongan atau
aliran politik.
Keempat; berdasarkan hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan berarti bahwa pengusaha atau
manajemen membuka kesempatan bagi pekerja secara
demokratis memilih wakilnya utk berhubungan dngn pengusaha
dan utk memperjuangkan kepentingan mereka.
Kelima; berdasarkan keadilan sosial mempunyai arti bahwa para
pekerja harus diperlakukan secara adil. Pengusaha dan pekerja
harus sama2 berusaha meningkatkan hasil perusahaan supaya
dpt meningkatkan kesejahteraan pengusaha, pekerja dan
keluarganya.
D. SARANA HUBUNGAN INDUSTRIAL
Penerapan hubungan industrial dipengaruhi oleh bbrp faktor
di dalam dan diluar perusahaan. Diperlukan bbrp sarana dan
lembaga yaitu:
1. Peraturan Perusahaan
2. Lembaga Bipatrit
3. Serikat Pekerja
4. Perjanjian Kerja Bersama
5. Asosiasi Pengusaha
6. Lembaga Tripatrit
7. Lembaga Penyelesaian Perselihan Hubungan Industrial
8. Peraturan ketenagakerjaan
9. Pendidikan hubungan industrial
1. Peraturan perusahaan
 Dibuat sepihak oleh pengusaha, tetap harus mengacu
kpd peraturan peruuan yg berlaku dan menjadi
pedoman bagi perusahaan (manajemen) maupun
pekerja, memuat ketentuan sbb:
1. Hari kerja,jam kerjadan waktu lembur
2. Waktu istirahat kerja dan cuti
3. Skala upah, tunjangan dan bonus
4. Program keselamatan dan kesehatan kerja
5. Ketentuan dan tindakan disiplin
6. Perawatan kesehatan dan pengobatan
7. Program kesejahteraan pekerja dan keluarganya
2. Lembaga bipatrit
Setiap perusahaan yg memperkerjakan lebh dari 50 orang atau
lebih wajib membentuk lembaga kerjasama bipatrit
Lembaga bipatrit; lembaga atau forum komunikasi,konsultasi
dan musyawarah antara wakil wakil pengusaha dengan wakil
pekerja di tingkat perusahaan.
Fungsi utama lembaga bipatrit;
1. Membahas masalah hubungan industrial di perusahaan
guna meningkatkan produktivitas kerja dan kesejahteraan
pekerja serta kelangsungan usaha
2. Menampung dan meyelesaikan keluhan dan tuntutan
pekerja
3. Forum membahas penyempurnaan peraturan perusahaan
4. Mempersiapkan negosiasi atau mempersiapkan PKB
3. Serikat Pekerja
 Kemerdekaan adalah hak segala bangsa
 Tiap2 warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
 Pemerntah menjamin hak berorganisasi dan hak berbicara
 Pemerintah menjamin kebebasan orang utk memeluk agama
yg diyakininya dan beribadah menurut iman kepercayaan
 Pemerintah menjamin kebebasan memilih pekerjaan yg
sesuai dengan kemampuannya
 Tiap orang termasuk yg sudah bekerja, berhak mendapat
pendidikan dan pelathan
4. Perjanjian Kerja Bersama
Peraturan perusahaan dibuat secara sepihak memuat
ketentuan mengenai kewenangan dan kewajiban pengusaha
serta kewajban dan hak pekerja tanpa konsultasi dengan
pihak pekerja kemudian disyahkan oleh pemerintah.
Perjanjian Kerja Bersama; peraturan perusahaan sbg hasil
perundingan atau kesepakatan pengusaha dngn wakil
pekerja
PKB yang baik mencerminkan hubungan industrial Pancasila
seharusnya terbentuk bukan dari persetujuan yg terpaksa
dari pihak2 yang ingin mencapai tujuan yg berbeda tetapi
persetujuan yg menyatakan kehendak pengusaha dan
pekerja utk meningkatkan produktivitas
5.Asosiasi Pengusaha

Sebagai organisasi atau perhimpunan


wakil pimpinan perusahaan-perusahaan
mrpkn mitra kerja serikat pekerja dan
pemerintah dalam penangan mslh2
ketenagakerjaan dan hubungan industrial.
6. Lembaga Tripatrit
 Forum kumunikasi antara wakil-wakil serikat pekerja,
asosiasi pengusaha, dan pemerintah.
 Fungsi utama; membantu pemerintah merumusakan
kebjakan ketenagakerjaan pada umumnya dan
menyelesakan masalah-masalah hubungan industrial
 Terdapat bbrp lembaga yg beranggotakan unsur
trpatrit seperti: dewan pengupahan, dewan pelatihan
kerja,dewan produktivitas
 Pengadilan hubungan industrial mrpkn lembaga
tripatrit krn disamping Hakim negeri sbg unsur
pemerintah, juga dilengkapi dngn hakim adhoc
mewakili unsur serikat pengusaha.
7. Lembaga Penyelesaian perselishan hubungan industrial

Penyelesaian perselisihan diIharapkan selesai melalui lembaga


bipatrit apabila tdk selesai maka perwakilan pengusaha dan
perwakilan pekerja bisa meneruskan penyelesaian diluar
perusahaan melalui dinas ketenagakerjaan setempat.
Dinas ketenagakerjaan menawarkan pihak berselisih utk
dibantu diselesaikan melalui arbitrase atau konsilisiasi bila
kedua belah pihak tdk sepakat memilh arbitrase dan
konsiliasi, otomatis diserahkan kpd mediator yg tersedia di
kantor2 dinas ketenagakerjaan utk menyelesaikan kasus
perselishan melalui kesepakatan bersama
Bila konsiliator atau mediator tidak selesai maka kasus
perselisihan bisa dilimpahkan ke pengadian hubungan
industrial setempat
8. Peraturan perundangan
ketenagakerjaan
Ketentuan sebelum bekerja selama bekerja dan sesudah
bekerja.
 Sebelum bekerja menyangkut pendaftaran lowongan
dan pencari kerja, pengerahan tenagakerja secara
lokal antar daerah atau ke luar negeri dan
menyangkut pelatihan
 Selama bekerja; mengenai waktu kerja dan istirahat,
pengupahan, perlindungan, penyelesaian perselisihan
industrial dll
 Peraturan purna atau sesudah tdk bekerja mencakup
ketentuan jaminan kecelakaan, jaminan hari tua, dll
9. Pendidikan Hubungan Industrial
Harus dipahami oleh semua pemangku kepentingan
terutama pimpinan serikat pekerja pimpinan
perusahaan supaya mereka bisa memehami prinsip-
prinsip hubungan industrial , peraturan perundang-
undangan ketenagakerjaan, peranan dan fungsi
lembaga2 ketenagakerjaan serta meningkatkan
kemampuan bernegosiasi, berunding bersama
menyelesaikan perselsihan bersama.
Model Dunlop
(Model Klasik)
gambar 1.2

Lingkungan 3 faktor Hasil / Outcome


• Kekuatan • Serikat pekerja • Peraturan kerja
teknologi di • Manajemen
masyarakat • Pemerintah
• Distribusi (terkait dengan
kekuatan di ideologi atau
masyarakat tujuan yang sama)
• Pasar dan
keterbatasan dana
Hubungan Industrial di nilai baik apabila :
1. Sistem kompensasi yang adil.
2. Kondisi kerja sehat dan aman
3. Ada peluang untuk memanfaatkan kapabilitas seseorang.
4. Ada peluang untuk mengembangkan diri,
mengembangkan karir, dan keamanan kerja.
5. Ada integrasi sosial dan identitas dalam organisasi.
6. Ada kesesuaian antara peran kerja dan kehidupan pekerja
lainya dalam pekerjaan.
7. Ada keterlibatan dalam pengambilan keputusan dalam
memperbaiki lingkungan kehidupan kerjanya.
Tahapan Pengembangan Hubungan yang Baik

Tah Karateristik Tipe Hubungan


ap 1 Penolakan dan Antagonistik:
Blokade

Tah Karateristik Tipe Hubungan


ap 2 Kompetisi dan Adverse/Bermusuh
Konfrontasi an/merugikan

Tah Karateristik Tipe Hubungan


ap 3 Pasif dan reaktif Mutually tolerant:
Saling Toleran

Tah Karateristik Tipe Hubungan


ap 4 Mudah diterima Kooperatif
dan kerja tim

Tah Karateristik Tipe Hubungan


ap 5 Proaktif dan Kreatif:
inovatif
Bersikap positif
dan senantiasa
Saling percaya siap menghadapi
dan pengertian setiap perubahan Jika perusahaan
untung maka seluruh
pekerja akan dapat
bonus yang adil, dan
manfaat lain yang
berguna

Seluruh pekerja
Dapat bersemangat dan
berdiskusi committed untuk mencari
Pertemanan dan secara metode terbaik bagi
perbaikan / peningkatan
Persaudaraan terbuka
kinerja
yang kuat (tim
kerja yang kuat)
Situasi Ketenagakerjaan Nasional

Perluasan lap kerja


• Pengangguran &
setengah pengang
• pek ek informal
* kemiskinan

infra struktur Hub. Industrial

iklim investasi
Dikutip dari Tianggur Sinaga, 2005
Bagaimana Mengatasi Hambatan Menuju Hubungan yang Baik?

Komitmen Manajemen Kepemimpinan Serikat


• Harus menjadi prioritas tertinggi • Tugas utamanya menjaga dan membangun
manajemen puncak/pimpinan tingkat kepercayaan serta kesepahaman
(keteladanan sikap dan perilaku) • Ikut menjaga kenyamanan kondisi kerja
• Komitmen (pernyataan formal) harus (kompensasi yang adil, kesehatan/keselamatan
direalisasi (jangan “lip service”/ “Omdo- kerja, manfaat lainnya)
Omong Doank”) • Ikut membina sikap dan perilaku positif pekerja
• Good Corporate Governance harus
dipahami dan dijalankan bersama

Pentingnya Supervisi
• Merupakan ‘garis depan’ kontak
manajemen dengan setiap pekerja.
• Bertanggung jawab dalam menjalankan
kebijakan dan peraturan perusahaan
• Perusahaan harus terus berupaya
meningkatkan kapasitas supervisi, terutama
dalam perannya sebagai perantara (middle-
man)
Struktur dalam Memelihara Hubungan Industrial yang Baik

• Peraturan Perundangan Ketenagakerjaan:


UU no.13 tahun 2003 (Ketenagakerjaan), UU no.21 tahun 2000 (Serikat
Pekerja), UU no.40 tahun 2004 (Sistem Jaminan Sosial Nasional)  PER
-24/MEN/VI/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Jaminan
Sosial Tenaga Kerja, dst

• Pemerintah, Serikat Pekerja dan Perusahaan/Pemilik:


Bentuk/pola kerjasama dan konsultasi; Tripartite body: Menakertrans – SPSI
– APINDO

• Nilai-nilai Nasional:
Konsensus dan harmoni  Pancasila

Anda mungkin juga menyukai