Anda di halaman 1dari 22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode factorial design dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan
kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Didalam penelitian ini
peneliti menggunakan perlakuan (treatment) dengan penerapan pola small side
games pada metode interval dan metode repetisi dengan kemampuan tingkat
kebugaran masing-masing sample terhadap kelompok eksperimen. Sampel
dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan hanya berdasarkan atas strata,
random, atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu sesuai dengan
metode factorial design di jelaskan Sugiyono (2009:113), yaitu : “Pada desain ini
semua kelompok dipilih secara random, kemudian masing-masing diberi prestest.
Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik bila setiap kelompok nilai pretestnya
sama”.
Walaupun demikian, apabila penelitian ini dirancang dengan cermat dan tepat
akan memberikan hasil yang bermanfaat. Pengambilan subjek pada penelitian ini
populasi terjangkau (accessible population, source population) suatu penelitian
dimana bagian dari populasi target dapat dijangkau oleh peneliti, maka sampel
dilihat dari tingkat kebugaran jasmani sampel dengan tingkat kebugaran sampel
yang memiliki rata-rata tinggi dan tingkat kebugaran sample yang memiliki rata-
rata rendah sebagai kelompok eksperimen.
Penerapan pola Small Side Games dengan dua metode latihan yaitu metode
interval dan metode repetisi ini akan digunakan dalam pelatihan sepak bola. Jadi
didalam penelitian ini nantinya kelompok eksperimen diberikan perlakuan Small
Side Games dengan menggunakan metode interval dan metode repetisi.
Pada desain penelitian menggunakan desain factorial 2 x 2 Darmadi
(2011,207) menerangkan : Desain factorial 2 x 2 adalah desain yang paling
sederhana. Kedua variable dapat dimanipulasi, tetapi desain 2 x 2 biasanya
48
Kartono Pramdhan, 2014
“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49

melibatkan satu variable yang dimanipulasi, variable yang tidak dimanipulasi


sering disebut sering disebut variable kontrol. Variable kontrol biasanya adalah
ciri fisik atau mental dari subjek, misalnya seks, IQ, bakat dalam bidang
matematika, dan sebagainya.
Table 3.1.
Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Keterangan :
A1 = Metode Interval
A2 = Metode Repetisi
B1 = Nilai tinggi
B2 = Nilai rendah
X1 = Treatment (Small Sided Games)
µ A1B1 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side
Games pada Metode Interval dan memiliki nilai tinggi tingkat
kebugaran jasmani.
µ A1B2 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side
Games pada Metode Interval dan memiliki nilai rendahtingkat
kebugaran jasmani..

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50

µ A2B1 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side


Games pada Metode Repetisi dan memiliki nilai tinggi tingkat
kebugaran jasmani.
µ A2B2 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side
Games pada Metode Repetisi dan memiliki nilai rendahtingkat
kebugaran jasmani.
Tabel 3.2.
Desain Penelitian

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51

1. Validitas Internal
Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel–variabel
luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol
meliputi :
a. Pengaruh Sejarah
b. Pengaruh Maturasi
c. Pengaruh Testing
d. Pengaruh instrumen
e. Pengaruh seleksi
f. Pengaruh Mortalitas
g. Pengaruh Perlakuan
Didalam penelitian ini pengaruh yang mempengaruhi validitas internal yang
paling besar adalah pengaruh moralitas karena saat penelitian berlangsung ada
beberapa pemain yang tidak mengikuti proses penelitian secara penuh
dikarenakan ada pemain yang bolos, pemain yang sakit, dan ada juga pemain yang
mengalami cedera.
2. Validitas Eksternal
Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa
faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut
meliputi :
a. Validitas Populasi
b. Validitas ekologi

B. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel


1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SAINT PRIMA ACADEMY BANDUNG.
Penelitian ini, dilaksanakan di lapangan sepak bola tempat latihan SAINT PRIMA
ACADEMY BANDUNG yaitu di komplek lapangan Batu Nunggal Bandung.
Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan
November 2013.

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52

2. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti. Objek
penelitian ini perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan
diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan
kebenaran daripada hipotesis.
Populasi menurut Sugiyono (209:117): ”Populasi bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek itu”. Definisi populasi menurut Arikunto
(2006:130) “ Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh atlet SSB (Sekolah Sepak
Bola) kelompok usia junior (usia 18-19 tahun) di Kota Bandung. Oleh karena
waktu dan sumber daya penulis yang terbatas, dan juga karakteristik dari populasi
pada dasarnya sama, maka yang dipilih menjadi populasi yang terjangkau dalam
penelitian ini adalah atlet Saint Prima Academy Bandung Kelompok usia 18-19
tahun sejumlah 46 siswa.

3. Sampel
Sampel adalah jumlah kecil dari populasi. Sampel menurut Sugiyono
(2009:118) “Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah 24 atlet anggota
Academy Saint Prima Bandung, yang dipilih dari tes kebugaran yang kemudian
hasilnya disusun mulai dari skor tingkat kebugaran tinggi sampai dengan atlet
yang memiliki tingkat kebugaran rendah dengan prosentasi 27% batas atas yang
mewakili nilai tinggi dan 27% batas bawah untuk mewakili batas bawah (Frank
M. Veducci 1980:176-177). Jadi jumlah sampelnya masing-masing 12 atlet untuk
kelompok kebugaran tinggi dan 12 orang untuk kelompok kebugaran rendah.
Arikunto (2006:133) mengemukakan bahwa ada beberapa keuntungan jika
menggunakan sampel yang relatif kecil, yaitu:
1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi
maka kerepotannya berkurang
2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53

3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efesien (dalam arti uang,
waktu dan tenaga)
4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak)
5. Ada kalanya bias dari orang yang mengumpulkan data
6. Ada kalanya memang tidak memungkinkan melakukan penelitian populasi

Menurut Fraenkel dan Welen (1993:225) yang menjelaskan tentang


pengambilan sampel dalam metode eksperimen desain factorial, bahwa :
factorial design extend the number of relationship that may be examined in an
experimental study. they are essentially modifications of either the posttest-
only control group or pretest-posttest control group design (with or without
random assigment)

Maka dari itu, dalam desain factorial penentuan sampel ditentukan dengan
atau tanpa random assigment. Maka pada penelitian ini, dalam pengambilan
sampel, peneliti merapkan random assignment. Dalam penentuan kelompok
sampel pada masing-masing metode latihan maka peneliti menggunakan Desain
Blok Lengkap Acak Sudjana (1995:62) menjelaskan tentang desain blok lengkap
acak (DBLA) bahwa:
Secara Umum, desain blok lengkap acak adalah sebuah desain dengan.
1) Unit-unit eksperimen dikelompokan ke dalam blok sedemikian sehingga
unit-unit eksperimen di dalam blok relatif bersifat homogen dan banyak
unit eksperimen di dalam sebuah blok sama dengan banyak perlakuan
yang sedang diteliti.
2) Perlakuan dikenakan secara caak kepada unit-unit ekperimen di dalam tiap
blok.

Sesuai dengan kebutuhan dari penelitian maka jumlah sampel dipilih sebanyak
24 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok atas dasar tingkat kebugaran
tinggi dan rendah setelah dilakukan Preetest tingkat kebugaran dari seluruh
populasi, jadi atlet dengan memiliki tingkat kebugaran tinggi dan tingkat
kebugaran rendah. Maka 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran tinggi
dan 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran rendah. Dan masing-masing
pola Small Sided Games metode latihan interval tinggi sebanyak 6 atlet, pola
Small Sided Games metode latihan repetisi tinggi sebanyak 6 orang, kemudian
kelompok pola Small Sided Games metode latihan interval rendah sebanyak 6
atlet, pola Small Sided Games metode latihan repetisi rendah sebanyak 6 orang,
Kartono Pramdhan, 2014
“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54

Alasan dipilihnya jumlah sampel sebanyak seperti dijelaskan di atas dilandasi


oleh kebutuhan penelitian tentang Small Sided Games pada metode latihan
interval dan metode latihan repetisi yang hanya melibatkan jumlah orang yang
sedikit diantaranya 5 vs 5, 4 vs 4, 3 vs 3, 2 vs 2, 1 vs 1 seperti yang dijelaskan
oleh Verheijen (2010) dalam FFA National Coaching Conference bahwa :
Untuk meraih komponen fisik sepak bola diantaranya adalah melalui :
1. Sprint sepak bola dengan banyak istirahat
2. Small Sided Games 4 vs 4, 3 vs 3
3. Sprint sepak bola dengan sedikit istirahat
4. Large Sided Games 11 vs 11-8 vs 8, Medium Sided Games 7 vs 7-5 vs 5

Tabel. 3.3.
Tabel Kelompok Penelitian
Metode
Latihan Metode Latihan Metode Latihan
Interval Repetisi Total
Tingkat A1 A2
Kebugaran
Tinggi B1 6 6 12
Rendah B2 6 6 12
Total 12 12 24

C. Definisi Operasional
Variabel merupakan ciri dari individu, objek, gejala dan peristiwa yang akan
diteliti. Menurut Sugiyono (2009:61)variabel penelitian adalah “Suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang bisa menyebabkan
perubahan (mempengaruhi)terhadap variabel terikat.sedangkan variabel terikat itu
sendiri adalah variabel yangmenjadi akibat (dipengaruhi), disebabkan oleh
variabel bebas.
Dalam penelitian ini penulis menetapkanvariabel-variabel yang akan dikaji
sebagai pembatas terhadap kemungkinan terjadinyapenafsiran suatu istilah yang
menyebabkan kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang sebenarnya.

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pola game situasi pada
sebuah metode latihan interval dan metode repetisi. Untuk variabel terikatnya
adalah peningkatan kapasitas kemampuan Anaerobic. Berikut definisi dari
variable dalam penelitian :
A. Menurut Dikdik (2006:10) menjelaskan tentang pengertian kemampuan
fisik yaitu Pengertian kondisi fisik dalam olahraga adalah semua
kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya melalui
kesanggupan pribadi (kemampuan & motivasi). Dengan semua
kemampuan jasmani, tentu saja terdiri dari elemen-elemen fisik yang
perananya berbeda-beda dari satu kesiapan kondisi fisik cabang ke cabang
olahraga yang lain untuk berprestasi lebih baik. Dalam penelitian ini yaitu
merupakan penerapan small sided games dengan tujuan peningkatan
kapasitas anaerobic.
B. Menurut Hardjana bahwa Metode adalah cara yang sudah dipikirkan
masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu
guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam kaitan penelitian ini
metode yang diterapkan merupakan metode pelatihan dalam peningkatan
kondisi fisik.
C. Latihan menurut Harsono (1988:..) adalah : Suatu proses yang sistematis
dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan delam waktu relatif
lama dan berulang-ulang, ditingkatkan secara progresif (bertahap) dan
individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis
manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
D. Djamarah & Aswan (2006:95) mengemukakan bahwa metode latihan
(drill) merupakan suatu cara mengajar yang dapat menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Olej
karenanya pada penelitian exsperimen ini menerapkan pola small sided
games pada metode latihan interval dan metode repetisi
E. Small Side Games menurut Malcolm (2006:58) bahwa Small Side
Gamesdiartikan bahwa permainan ini dapat dilakukan berkisar dari 1 vs 1

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56

sampai 7 vs 7 pemain dan bahkan dapat melibatkan pemain dengan jumlah


ganjil. Awal mula permainan ini, pertama kalinya dimulai dari anak-anak
yang sedang bermaindalam permainan kecil di jalanan. Dalam fokus
penelitian small sided games tujuan utamanya merupakan peningkatan
kemampuan kapasitas anaerobik
F. Interval Training menurut Raphael Brandon menjelaskan bahwa: Interval
training is a well-known method for improving fitness. Technically, it is
defined as high-intensity intermittent exercise. In an interval session, high-
intensity periods of work are interspersed with rest intervals. Dapat
diartikan bahwa Pelatihan interval adalah metode untuk meningkatkan
kebugaran. Secara teknis, itu didefinisikan sebagai latihan intensitas tinggi
intermiten. Dalam sesi interval, periode intensitas tinggi kerja yang
diselingi dengan interval istirahat. Dari karakter metode latihan interval
diatas maka penelitian small sided games diterapkan cirri dari metode
latihan interval diatas.
G. Syafruddin (2010) menerangkan bahwa Latihan dengan metode repetisi
(Repetition Methods) merupakan metode yang harus memberikan istirahat
yang memungkinkan terjadinya regenerasi organisme secara sempurna,
sehingga kegiatan selanjutnya dapat dilakukan dengan intensitas beban
yang sama. Dari karakter metode latihan interval diatas maka penelitian
small sided games diterapkan cirri dari metode latihan repetisi diatas.
H. Santosa dan Dikdik (2012:21) menerangkan tentang pengertian kebugaran
jasmani, yaitu : Kebugaran jasmani adalah keadaan kemampuan jasmani
yang dapat menyesusaikan fungsi alat-alat tubuhnya terhadap tugas
jasmani tertentu dan/atau terhadap keadaan lingkungan yang harus diatasi
dengan cara yang efesien, tanpa kelelahan yang berlebihan dan telah pulih
sempurna sebelum datang tugas yang sama pada esok harinya. Oleh karena
perlunya pemain sepak bola memilikii kebugaran jasmani untuk dapat
bermain selama 90 menit.
I. Santosa dan Dikdik (2012:16) menjelaskan bahwa :Kemampuan
anaerobik alaktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ledak

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
57

(gerak eksplosif) maksimal maupun sub-maksimal, kemampuan anaerobik


laktasid adalah kemampuan untuk mewujudkan gerak ketahanan anaerobik
(anaerobic endurance/stamina/daya tahan anaerobik). Dalam 90 menit,
pemain sepak bola diperlukan kemampuan anaerbik yang baik untuk
melakukan akselerasi, baik ketika penyerangan atau pertanahan, oleh
karena kemampuan anaerobic sangat penting dimiliki pemain sepak bola.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data.Instrumen penelitian sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penyusunan instrumen penelitian
harus dirancang dengan baik agar diperoleh hasil sesuai dengan kegunaannya.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan aerobik
untuk mengukur tingkat kebugaran sampel dan tes kemampuan kapasitas
Anaerobik.
Tabel 3.4.
Instrumen Penelitian

No Bentuk Tes Tujuan Tes Sumber


1 Balke Test 15 Menit Mengukur Kebugaran Jasmani
(aerobic)
Brian
2 Tes lari 20 meter Mengukur kemampuan
Mackenzie.
Kecepatan (Speed)
2005. 101
3 Illinois Agility Run Test Mengukur kemampuan
Performance
Kelincahan (Agility)
Evaluation Test
4 30 Metre Sprint Fatique Mengukur Kemampuan Speed
Endurance

E. Proses Pengembangan Instrumen


1. Balke VO2Max Test (15 menit lari)
a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur perkembangan daya tahan
umum atlet ( VO2Max).

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58

b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah :


 track 400m
 Stopwatch
 Pencatat Waktu.
c. Cara melakukan tes. Tes Balke dilakukan sebagai berikut :
 Tester berlari di trek selama 15 menit dengan tujuannya adalah berlari
sejauh mungkin selama 15 menit dengan usaha yang semaksimal
mungkin.
 Pencatat waktu mencatat total jarak yang dicapai dalam 15 menit ke.
d. Analisa
Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes
sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes
akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen daya tahan
umum.
e. Penilaian Hasil Tes
Rumus yang digunakan untuk menghitung VO2max adalah :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ


𝑉𝑂2𝑀𝑎𝑥 = − 133 𝑥0.172 + 33.3
15

f. Tes ini cocok untuk atlet dengan olahraga yang membutuhkan daya
tahan(misalnya sepak bola, rugby ) tetapi tidak untuk individu dimana tes
akan

2. Tes Sprint 20 Meter


a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kemampuan kecepatan
maksimal sejauh 20 meter.
b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:
 Track atau lapangan
 Stopwatch
 Bendera start
 Pencatat Waktu

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59

c. Cara melakukan tes adalah sebagai berikut :


 Tester melakukan sprint dengan usaha maksimal dengan jarak 20
meter
 Pencatat waktu mencatat waktu terbaik tester yang melakukan
sprint sejauh 20 meter
 Setiap tester diberikan sebanyak dua kali kesempatan tes.
d. Analisa
Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes
sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes
akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen kecepatan.
3. Illinois Agility Run Test
a. Tujuan dari tes ini adalah untuk mengukur kecepatan dan kelincahan atlet.
b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:
 Lapangan
 Stopwatch
 Bendera Start
 8 Cones Kerucut atau tiang
 Pencatat Waktu
c. Prosedur pelaksanaan tse adalah sebagai berikut :
 Tester melakukan test dengan dimulai start terlungkup dibawah tanah
 Ketika aba-aba “Ya” tester berlari secara maksimal dengan arah seperti
dalam gambar “Illinois Test” dibawah mulai dari start sampai dengan
garis finish..
 Pencatat waktu mencatat waktu tester
 Analisa
Analisis hasil tes dengan membandingkannya dengan hasil tes
sebelumnya.Diharapkan dengan pelatihan yang tepat analisis setiap hasil tes
akanmenunjukkan perbaikan atau peningkatan dalam hal komponen kelincahan.

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
60

Gambar 3.1.
Illinois Agility Run Test
(Sumber : Brian Mackenzie)

4. 30 metre Sprint Fatique – Power Maintenance Test


a. Dalam dunia olahraga seperti basket, hoki, rugby dan sepak bola, pemain
dituntut untuk memiliki kemampuan sprint secara berulang-ulang. Setiap
melakukan ulangan sprint maka pemain harus menghasilkan tingkatan
yang sama, maka pemain harus memiliki kemampuan untuk pulih
antarasprint sehingga dapat melakukan sprint dengan kecepatan yang sama
setiap pengulangannya. Oleh Karen aitu tes ini bertujuan untuk mengukur
tingkat kelelahan sprint pemain.
b. Perlengkapan tes yang diperlukan adalah:
 Lapangan
 Stopwatch
 Bendera Start
 12 Cones Kerucut atau tiang
 Pencatat Waktu
c. Prosedur pelsanaan Tes adalah sebagai beikut :
 Tester berlari sprint secara maksimal dengan arah seperti gambar
dibawah, mulai dari titik A sampai dengan titik B.

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61

 Setelah finish dititik B, tester kembali ketitik A secara perlahan dengan


berjalan atau jogging (tidak lebih dari 30 detik).
 Tester melakukan hal yang sama sebanyak 10 kali.
 Pencatat waktu mencatat waktu tester setiap kali melakukan sprint

Gambar 3.2.
30 Metre Fatique Test (Sumber : Brian Mackenzie)

F. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik pengumpulan
data yang paling tepat, sehingga benar-benar di dapat data valid dan relevan.
Teknik yang diterapkan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini dengan
cara-cara sebagai berikut:
a. Pembuatan rancangan penelitian.
Langkah- langkah dalam tahap ini yaitu memilih masalah, pendahuluan,
perumusan masalah, perumusan anggapan dasar, pemilihan metode
pendekatan, dan menentukan variabel dan sumber data.
b. Pelaksanaan penelitian

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
62

Dalam tahap ini yaitu menentukan dan menyusun instrumen, pengumpulan


data, analisis data dan menarik kesimpulan
c. Pembuatan laporan penelitian
Pada tahap ini peneliti menulis laporan sesuai dengan data yang telah
didapatkan selama proses penelitian.

1. Teknik Analisis Data


a. Teknik Pengolahan Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif melalui
perhitungan statistik. Namun untuk menambah pemahaman maka penelitian ini
dilengkapi dengan paparan data secara kualitatif, yaitu data bentuk pemaparan
atau uraian deskriptif analisis.Langkah-langkah dalam menganalisis data
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Menjumlahkan hasil penskoran pretest terhadap subjek penelitian yang
dilakukan di awal penelitian.
2) Menjumlahkan hasil penskoran posttest terhadap subjek penelitian yang
dilakukan setelah selesai diberikan treatment.
3) Membuat tabel untuk membandingkan skor yang telah diperoleh dari
penjumlahan hasil pretest dan posttest.
4) Membuat perhitungan statistik dari data yang telah diperoleh pada pretest
dan posttest.
b. Analisis Data

1) Pengolahan data hasil penelitian


Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data tersebut akan
diuraikan sebagai berikut :
a) Mencari nilai rata-rata dari masing-masing variabel penelitian dengan
rumus:
Σ𝑋𝑖
𝑋 = 𝑛

Keterangan :
𝑋 = Skor rata-rata yang dicari/ mean
Kartono Pramdhan, 2014
“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63

Σ = Jumlah dari Xi
Xi = Skor mentah
n = Jumlah sampel
b) Mencari Simpangan baku dari masing-masing tes variabel penelitian dengan
rumus:

𝑠Ʃ (𝑋𝑖 − 𝑋)²
𝑛−1

keterangan :
S = Simpangan baku yang dicari
Xi = Skor mentah
X = Rata-rata dari skor mentah
n = Jumlah sampel
c) Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau baik. Rumus yang digunakan adalah
dengan uji statitiska non parametik yang dikenal dengan Uji Liliefors. Untuk
menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
i.
Pengamatan Xi X2………………… Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,
Xi −X
……………………….Zn dengan mengunakan rumus : 𝑍 = 𝑆

ii. (X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku)


ii. Untuk setiap bilangan baku ini digunakna daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
iii. Menghitung proporsi Z1, Z2, …………………Zn yang lebih kecil atau
sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:

Banyaknya 𝑍1 − 𝑍2 … . . 𝑍𝑛 < 𝑍1
𝑆(𝑠) =
𝑛
iv. Menghitung selisih F(Zi)=P(Z<Zi)
v. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga selisih itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka
Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari Uji Liliefors dengan

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
64

taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi
berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari
L tabel, dalam hal ini hipotesis diterima.
d) Menguji homogenitas. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut:
Variansi Terbesar
F=
Variansi Terkecil
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-
tabel distribusi dengan derajat kebebasan df1= k-1 dan df2 = n – kdengan
taraf nyata (α) = 0,05.
e) Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians
factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikansi α= 0,05 dan jika
terdapat interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey dikarenakan sampel
sama. Dengan demikian hipotesis statistic yang diajukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
i. Ho : µA1 = µA2
Hi : µA1 > µA2
ii. Ho : Interaksi A x B = µA2
Hi : Interaksi A x B ≠ µA2
iii. Ho : µA1B1 = µA2B1
Hi : µA1B1 > µA2B1
iv. Ho : µA1B2 = µA2B2
Hi : µA1B2 > µA2B2

G. Program Latihan
Untuk meningkatkan prestasi yang maksimal diperlukan suatu perencanaan
bagi pelatih untuk atlet. Perencanaan pelatihan ini dituangkan dalam sebuah
program latihan, dimana program latihan ini harus disusun secara bertahap dan
sistematis sehingga atlet akan mempunyai perkembangan yang maksimal. Agar
program latihan tersebut menjadi fungsi yang maksimal bagi atlet dan pelatih itu
sendiri, maka program latihan harus didasarkan pada prinsip-prinsip latihan dan
sesuai konsep dari penyusunan periodisasi latihan. Seperti yang dijelaskan oleh

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
65

Harsono (1988:233) “Program latihan harus disusun secara teliti dan teratur sesuai
dengan prinsip-prinsip latihan”. Dalam penyusunan program latihan penulis
menerapkan prinsip over load training dengan the step type approach atau sistem
tangga, hal ini dijelaskan oleh Bompa (1983) dalam Harsono (1988:105).

3 5 7

2 4 PERFORMANCE

Gambar 3.4.
Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap (Harsono 1988:105)
Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan
setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban
latihan pada 3 tangga (atau cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada
cycle ke 4 beban diturunkan, hal ini yang disebut unloading phase. Artinya adalah
untuk memberikan kesempatan kepada organism tubuh untuk melakukan
regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau
mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan
beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5 – 6. Untuk
meningkatkan penampilan pemain atau tim sepak bola harus dipersiapkan dengan
baik dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan , staf pelatih harus
mengikuti serangkaian langkah-langkah yangtelah dijadwalkan sebagai bagian
dari rencana keseluruhan dalam proses pelatihan. Oleh karena itu, perencanaan
pelatihan merupakan tugas penting bagi setiap pelatih untuk memastikan bahwa
para pemain yang dilatih akan terjadi kemajuan, bahwa kemampuan kinerja

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
66

mereka berkembang, dan bahwa mereka siap baik secara individu maupun sebagai
tim dalam menghadapi sebuah kompetisi.
Dalam sebuah perencanaan program latihan setiap sesi terdiri dari rincian unit
latihan yang terdiri dari pemanasan, inti dan pendingan.Berikut ini merupakan
rincian umum dari setiap unit latihan.

A. Pemanasan
Pemanasan merupakan kegiatan yang mempersiapkan tubuh untuk kegiatan
yang lebih berat pada latihan inti, sehingga tubuh akan siap untuk menerimanya.
Oleh karenanya bentuk pemanasan harus mengarah pada gerakan latihan
inti.Selain itu juga pemanasan dilakukan untuk meminimalisir dari cedera.
Beberapa bentuk pemanasan adalah sebagai berikut :
 Streching Statis
 Streching Dinamis
 Streching PNF
 Streching Dinamis
 Jogging
 Lari Dinamis
 Lari Koordinasi ABC (Akseleration, Balance and Coordination)
 Gerakan Teknik Dasar sepak bola

B. Inti
Latihan inti merupakan latihan yang berisikan materi latihan yang hendak untuk
dicapai dari tujuan latihan yang sudah ditetapkan. Pada penelitian ini program
latihan inti adalah metode latihan pola Small Side Games, dimana Small Side
Games tersebut diberlakukan dua metode latihan yaitu metode latihan interval dan
metode latihan repetisi. Berikut adalah beberapa bentuk latihan umum dari
penelitian yang akan dilakukan diantaranya :
 Pola game situasi yang terdiri dari :
-2 vs 2 -1 vs 2
-3 vs 3 -2 vs 3
Kartono Pramdhan, 2014
“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67

-4 vs 4 -3 vs 4
 Pola Small Side Games dengan metode interval
Dalam metode latihan interval yang perlu diperhatikan adalah intensitas atau
usaha yang ditunjukan oleh denyut nadi latihan yang dilakukan, jumlah
pengulangan interval kerja, waktu pemulihan yang tetap baik antar pengulangan
ataupun antar set)
 Pola Small Side Games dengan metode repetisi
Metode latihan repetisi yang perlu diperhatikan adalah masa istirahat, denyut nadi
haruslah kembali pada denyut nadi awal latihan. Dalam hal ini adalah denyut nadi
harus berada pada 120x/menit. Setelah pemulihan senyut nadi pada 120x/menit
maka repetisi berikutnya atau set berikutnya dapat dilaksanakan.

C. Pendinginan
Pada pendingan gerakan dilakukan dengan relax, low activity dan dapat
dilakukan secara berpasangan atau masing-masing. Sama halnya dengan
pemanasan dan inti pada gerakan pendingan harus dilakukan dengan maksimal.
Beberapa Gerakan pendingan diantaranya :
 Aktivitas aerobic (seperti fungame)
 Jogging
 Streching Statis berpasangan atau individual.

D. Tabel Rencana Program Latihan


Dibawah ini merupakan rincian rencana program latihan untuk penelitian ini,
sesuai dengan yang dijelaskan diatas bahwa program latihan dibuat harus
menerapkan prinsip overload, dimana materi latihan kian hari kian meningkat,
dengan diselingi penurunan beban latihan untuk memberikan tubuh beregenerasi
sehinggatubuh akan siap menerima beban lebih pada materi latihan
berikutnya.Program latihan yang dibuat diharapkan dapat mencapai tujuan latihan
yang sudah ditetapkan secara maksimal.

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
68

Tabel 3.5.
Jadwal Penelitian

No Deskripsi Hari/Tanggal Waktu Tempat


Tes Awal (Pretest) Track Lodaya
1 Jum’at, 12 Oktober 2013 14.00 WIB
Kebugaran Bandung
Lapangan
Tes Awal (Pretest) Sepak Bola
2 Kemampuan Kapasitas Rabu, 10 Oktober 2013 16.00 WIB Saint Prima
Anaerobic Academy
Bandung
Selasa, 19 November 2013 15.30 WIB
Rabu, 20 November 2013 15.30 WIB
Kamis, 21 November 2013 15.30 WIB
Jum’at, 22 November 2013 15.30 WIB
Selasa, 26 November 2013 15.30 WIB
Rabu, 27 November 2013 15.30 WIB
Lapangan
Treatment (Pola Latihan Kamis, 28 November 2013 15.30 WIB
Sepak Bola
Small Side Gamesdengan Jum’at, 29 November 2013 15.30 WIB
3 Saint Prima
Metode Interval dan Metode Selasa, 3 December 2013 14.00 WIB
Academy
Repetisi) Rabu, 4 December 2013 14.00 WIB
Bandung
Jum’at, 6 December 2013 14.00 WIB
Sabtu 7 December 2013 14.00 WIB
Senin, 9 December 2013 14.00 WIB
Rabu, 11 December 2013 14.00 WIB
Jum’at, 13 December 2013 14.00 WIB
Sabtu, 14 December 2013 14.00 WIB
Lapangan
Sepak Bola
Tes Akhir (Possttest)
Senin, 15 December 2013 14.00 WIB Saint Prima
Kemampuan Anaerobik
Accademy
4 Bandung
Tes Akhir (Possttest)
Kebugaran Track Lodaya
Selasa, 16 December 2013 14.30 WIB
Bandung

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
69

Kartono Pramdhan, 2014


“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai