METODE PENELITIAN
Keterangan :
A1 = Metode Interval
A2 = Metode Repetisi
B1 = Nilai tinggi
B2 = Nilai rendah
X1 = Treatment (Small Sided Games)
µ A1B1 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side
Games pada Metode Interval dan memiliki nilai tinggi tingkat
kebugaran jasmani.
µ A1B2 = Kelompok sampel yang dilatih dengan penerapan Small Side
Games pada Metode Interval dan memiliki nilai rendahtingkat
kebugaran jasmani..
1. Validitas Internal
Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel–variabel
luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol
meliputi :
a. Pengaruh Sejarah
b. Pengaruh Maturasi
c. Pengaruh Testing
d. Pengaruh instrumen
e. Pengaruh seleksi
f. Pengaruh Mortalitas
g. Pengaruh Perlakuan
Didalam penelitian ini pengaruh yang mempengaruhi validitas internal yang
paling besar adalah pengaruh moralitas karena saat penelitian berlangsung ada
beberapa pemain yang tidak mengikuti proses penelitian secara penuh
dikarenakan ada pemain yang bolos, pemain yang sakit, dan ada juga pemain yang
mengalami cedera.
2. Validitas Eksternal
Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa
faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut
meliputi :
a. Validitas Populasi
b. Validitas ekologi
2. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti. Objek
penelitian ini perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan
diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan
kebenaran daripada hipotesis.
Populasi menurut Sugiyono (209:117): ”Populasi bukan sekedar jumlah yang
ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat
yang dimiliki oleh subjek atau objek itu”. Definisi populasi menurut Arikunto
(2006:130) “ Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh atlet SSB (Sekolah Sepak
Bola) kelompok usia junior (usia 18-19 tahun) di Kota Bandung. Oleh karena
waktu dan sumber daya penulis yang terbatas, dan juga karakteristik dari populasi
pada dasarnya sama, maka yang dipilih menjadi populasi yang terjangkau dalam
penelitian ini adalah atlet Saint Prima Academy Bandung Kelompok usia 18-19
tahun sejumlah 46 siswa.
3. Sampel
Sampel adalah jumlah kecil dari populasi. Sampel menurut Sugiyono
(2009:118) “Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut”. Maka sampel dari penelitian ini adalah 24 atlet anggota
Academy Saint Prima Bandung, yang dipilih dari tes kebugaran yang kemudian
hasilnya disusun mulai dari skor tingkat kebugaran tinggi sampai dengan atlet
yang memiliki tingkat kebugaran rendah dengan prosentasi 27% batas atas yang
mewakili nilai tinggi dan 27% batas bawah untuk mewakili batas bawah (Frank
M. Veducci 1980:176-177). Jadi jumlah sampelnya masing-masing 12 atlet untuk
kelompok kebugaran tinggi dan 12 orang untuk kelompok kebugaran rendah.
Arikunto (2006:133) mengemukakan bahwa ada beberapa keuntungan jika
menggunakan sampel yang relatif kecil, yaitu:
1. Karena subjek pada sampel lebih sedikit dibandingkan dengan populasi
maka kerepotannya berkurang
2. Apabila populasinya terlalu besar, maka dikhawatirkan ada yang terlewati
3. Dengan penelitian sampel, maka akan lebih efesien (dalam arti uang,
waktu dan tenaga)
4. Ada kalanya dengan penelitian populasi berarti desktruktif (merusak)
5. Ada kalanya bias dari orang yang mengumpulkan data
6. Ada kalanya memang tidak memungkinkan melakukan penelitian populasi
Maka dari itu, dalam desain factorial penentuan sampel ditentukan dengan
atau tanpa random assigment. Maka pada penelitian ini, dalam pengambilan
sampel, peneliti merapkan random assignment. Dalam penentuan kelompok
sampel pada masing-masing metode latihan maka peneliti menggunakan Desain
Blok Lengkap Acak Sudjana (1995:62) menjelaskan tentang desain blok lengkap
acak (DBLA) bahwa:
Secara Umum, desain blok lengkap acak adalah sebuah desain dengan.
1) Unit-unit eksperimen dikelompokan ke dalam blok sedemikian sehingga
unit-unit eksperimen di dalam blok relatif bersifat homogen dan banyak
unit eksperimen di dalam sebuah blok sama dengan banyak perlakuan
yang sedang diteliti.
2) Perlakuan dikenakan secara caak kepada unit-unit ekperimen di dalam tiap
blok.
Sesuai dengan kebutuhan dari penelitian maka jumlah sampel dipilih sebanyak
24 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok atas dasar tingkat kebugaran
tinggi dan rendah setelah dilakukan Preetest tingkat kebugaran dari seluruh
populasi, jadi atlet dengan memiliki tingkat kebugaran tinggi dan tingkat
kebugaran rendah. Maka 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran tinggi
dan 12 orang kelompok sampel dengan kebugaran rendah. Dan masing-masing
pola Small Sided Games metode latihan interval tinggi sebanyak 6 atlet, pola
Small Sided Games metode latihan repetisi tinggi sebanyak 6 orang, kemudian
kelompok pola Small Sided Games metode latihan interval rendah sebanyak 6
atlet, pola Small Sided Games metode latihan repetisi rendah sebanyak 6 orang,
Kartono Pramdhan, 2014
“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54
Tabel. 3.3.
Tabel Kelompok Penelitian
Metode
Latihan Metode Latihan Metode Latihan
Interval Repetisi Total
Tingkat A1 A2
Kebugaran
Tinggi B1 6 6 12
Rendah B2 6 6 12
Total 12 12 24
C. Definisi Operasional
Variabel merupakan ciri dari individu, objek, gejala dan peristiwa yang akan
diteliti. Menurut Sugiyono (2009:61)variabel penelitian adalah “Suatu atribut atau
sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Variabel yang akan diteliti terdiri dari variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Variabel bebas adalah variabel yang bisa menyebabkan
perubahan (mempengaruhi)terhadap variabel terikat.sedangkan variabel terikat itu
sendiri adalah variabel yangmenjadi akibat (dipengaruhi), disebabkan oleh
variabel bebas.
Dalam penelitian ini penulis menetapkanvariabel-variabel yang akan dikaji
sebagai pembatas terhadap kemungkinan terjadinyapenafsiran suatu istilah yang
menyebabkan kekeliruan pendapat dan mengaburkan pengertian yang sebenarnya.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan pola game situasi pada
sebuah metode latihan interval dan metode repetisi. Untuk variabel terikatnya
adalah peningkatan kapasitas kemampuan Anaerobic. Berikut definisi dari
variable dalam penelitian :
A. Menurut Dikdik (2006:10) menjelaskan tentang pengertian kemampuan
fisik yaitu Pengertian kondisi fisik dalam olahraga adalah semua
kemampuan jasmani yang menentukan prestasi yang realisasinya melalui
kesanggupan pribadi (kemampuan & motivasi). Dengan semua
kemampuan jasmani, tentu saja terdiri dari elemen-elemen fisik yang
perananya berbeda-beda dari satu kesiapan kondisi fisik cabang ke cabang
olahraga yang lain untuk berprestasi lebih baik. Dalam penelitian ini yaitu
merupakan penerapan small sided games dengan tujuan peningkatan
kapasitas anaerobic.
B. Menurut Hardjana bahwa Metode adalah cara yang sudah dipikirkan
masak-masak dan dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah tertentu
guna mencapai tujuan yang hendak dicapai. Dalam kaitan penelitian ini
metode yang diterapkan merupakan metode pelatihan dalam peningkatan
kondisi fisik.
C. Latihan menurut Harsono (1988:..) adalah : Suatu proses yang sistematis
dari program aktivitas gerak jasmani yang dilakukan delam waktu relatif
lama dan berulang-ulang, ditingkatkan secara progresif (bertahap) dan
individual yang mengarah kepada ciri-ciri fungsi fisiologis dan psikologis
manusia untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
D. Djamarah & Aswan (2006:95) mengemukakan bahwa metode latihan
(drill) merupakan suatu cara mengajar yang dapat menanamkan kebiasaan-
kebiasaan tertentu. Metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh
suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan. Olej
karenanya pada penelitian exsperimen ini menerapkan pola small sided
games pada metode latihan interval dan metode repetisi
E. Small Side Games menurut Malcolm (2006:58) bahwa Small Side
Gamesdiartikan bahwa permainan ini dapat dilakukan berkisar dari 1 vs 1
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data.Instrumen penelitian sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penyusunan instrumen penelitian
harus dirancang dengan baik agar diperoleh hasil sesuai dengan kegunaannya.
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan aerobik
untuk mengukur tingkat kebugaran sampel dan tes kemampuan kapasitas
Anaerobik.
Tabel 3.4.
Instrumen Penelitian
f. Tes ini cocok untuk atlet dengan olahraga yang membutuhkan daya
tahan(misalnya sepak bola, rugby ) tetapi tidak untuk individu dimana tes
akan
Gambar 3.1.
Illinois Agility Run Test
(Sumber : Brian Mackenzie)
Gambar 3.2.
30 Metre Fatique Test (Sumber : Brian Mackenzie)
Keterangan :
𝑋 = Skor rata-rata yang dicari/ mean
Kartono Pramdhan, 2014
“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
63
Σ = Jumlah dari Xi
Xi = Skor mentah
n = Jumlah sampel
b) Mencari Simpangan baku dari masing-masing tes variabel penelitian dengan
rumus:
𝑠Ʃ (𝑋𝑖 − 𝑋)²
𝑛−1
keterangan :
S = Simpangan baku yang dicari
Xi = Skor mentah
X = Rata-rata dari skor mentah
n = Jumlah sampel
c) Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau baik. Rumus yang digunakan adalah
dengan uji statitiska non parametik yang dikenal dengan Uji Liliefors. Untuk
menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
i.
Pengamatan Xi X2………………… Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,
Xi −X
……………………….Zn dengan mengunakan rumus : 𝑍 = 𝑆
Banyaknya 𝑍1 − 𝑍2 … . . 𝑍𝑛 < 𝑍1
𝑆(𝑠) =
𝑛
iv. Menghitung selisih F(Zi)=P(Z<Zi)
v. Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga selisih itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka
Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari Uji Liliefors dengan
taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi
berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari
L tabel, dalam hal ini hipotesis diterima.
d) Menguji homogenitas. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut:
Variansi Terbesar
F=
Variansi Terkecil
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika F-hitung lebih kecil dari F-
tabel distribusi dengan derajat kebebasan df1= k-1 dan df2 = n – kdengan
taraf nyata (α) = 0,05.
e) Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians
factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikansi α= 0,05 dan jika
terdapat interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey dikarenakan sampel
sama. Dengan demikian hipotesis statistic yang diajukan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
i. Ho : µA1 = µA2
Hi : µA1 > µA2
ii. Ho : Interaksi A x B = µA2
Hi : Interaksi A x B ≠ µA2
iii. Ho : µA1B1 = µA2B1
Hi : µA1B1 > µA2B1
iv. Ho : µA1B2 = µA2B2
Hi : µA1B2 > µA2B2
G. Program Latihan
Untuk meningkatkan prestasi yang maksimal diperlukan suatu perencanaan
bagi pelatih untuk atlet. Perencanaan pelatihan ini dituangkan dalam sebuah
program latihan, dimana program latihan ini harus disusun secara bertahap dan
sistematis sehingga atlet akan mempunyai perkembangan yang maksimal. Agar
program latihan tersebut menjadi fungsi yang maksimal bagi atlet dan pelatih itu
sendiri, maka program latihan harus didasarkan pada prinsip-prinsip latihan dan
sesuai konsep dari penyusunan periodisasi latihan. Seperti yang dijelaskan oleh
Harsono (1988:233) “Program latihan harus disusun secara teliti dan teratur sesuai
dengan prinsip-prinsip latihan”. Dalam penyusunan program latihan penulis
menerapkan prinsip over load training dengan the step type approach atau sistem
tangga, hal ini dijelaskan oleh Bompa (1983) dalam Harsono (1988:105).
3 5 7
2 4 PERFORMANCE
Gambar 3.4.
Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap (Harsono 1988:105)
Setiap garis vertikal menunjukan perubahan (penambahan) beban, sedangkan
setiap garis horizontal adalah fase adaptasi terhadap beban yang baru. Beban
latihan pada 3 tangga (atau cycle) pertama ditingkatkan secara bertahap. Pada
cycle ke 4 beban diturunkan, hal ini yang disebut unloading phase. Artinya adalah
untuk memberikan kesempatan kepada organism tubuh untuk melakukan
regenerasi. Maksud regenerasi adalah agar atlet dapat mengumpulkan tenaga atau
mengakumulasi cadangan-cadangan fisiologis dan psikologis untuk persiapan
beban latihan yang lebih berat lagi di tangga-tangga ke 5 – 6. Untuk
meningkatkan penampilan pemain atau tim sepak bola harus dipersiapkan dengan
baik dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan , staf pelatih harus
mengikuti serangkaian langkah-langkah yangtelah dijadwalkan sebagai bagian
dari rencana keseluruhan dalam proses pelatihan. Oleh karena itu, perencanaan
pelatihan merupakan tugas penting bagi setiap pelatih untuk memastikan bahwa
para pemain yang dilatih akan terjadi kemajuan, bahwa kemampuan kinerja
mereka berkembang, dan bahwa mereka siap baik secara individu maupun sebagai
tim dalam menghadapi sebuah kompetisi.
Dalam sebuah perencanaan program latihan setiap sesi terdiri dari rincian unit
latihan yang terdiri dari pemanasan, inti dan pendingan.Berikut ini merupakan
rincian umum dari setiap unit latihan.
A. Pemanasan
Pemanasan merupakan kegiatan yang mempersiapkan tubuh untuk kegiatan
yang lebih berat pada latihan inti, sehingga tubuh akan siap untuk menerimanya.
Oleh karenanya bentuk pemanasan harus mengarah pada gerakan latihan
inti.Selain itu juga pemanasan dilakukan untuk meminimalisir dari cedera.
Beberapa bentuk pemanasan adalah sebagai berikut :
Streching Statis
Streching Dinamis
Streching PNF
Streching Dinamis
Jogging
Lari Dinamis
Lari Koordinasi ABC (Akseleration, Balance and Coordination)
Gerakan Teknik Dasar sepak bola
B. Inti
Latihan inti merupakan latihan yang berisikan materi latihan yang hendak untuk
dicapai dari tujuan latihan yang sudah ditetapkan. Pada penelitian ini program
latihan inti adalah metode latihan pola Small Side Games, dimana Small Side
Games tersebut diberlakukan dua metode latihan yaitu metode latihan interval dan
metode latihan repetisi. Berikut adalah beberapa bentuk latihan umum dari
penelitian yang akan dilakukan diantaranya :
Pola game situasi yang terdiri dari :
-2 vs 2 -1 vs 2
-3 vs 3 -2 vs 3
Kartono Pramdhan, 2014
“PENGARUH METODE LATIHAN SMALL SIDED GAMES DAN KEBUGARAN JASMANI TERHADAP
PENINGKATAN KAPASITAS ANAEROBIK”
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
67
-4 vs 4 -3 vs 4
Pola Small Side Games dengan metode interval
Dalam metode latihan interval yang perlu diperhatikan adalah intensitas atau
usaha yang ditunjukan oleh denyut nadi latihan yang dilakukan, jumlah
pengulangan interval kerja, waktu pemulihan yang tetap baik antar pengulangan
ataupun antar set)
Pola Small Side Games dengan metode repetisi
Metode latihan repetisi yang perlu diperhatikan adalah masa istirahat, denyut nadi
haruslah kembali pada denyut nadi awal latihan. Dalam hal ini adalah denyut nadi
harus berada pada 120x/menit. Setelah pemulihan senyut nadi pada 120x/menit
maka repetisi berikutnya atau set berikutnya dapat dilaksanakan.
C. Pendinginan
Pada pendingan gerakan dilakukan dengan relax, low activity dan dapat
dilakukan secara berpasangan atau masing-masing. Sama halnya dengan
pemanasan dan inti pada gerakan pendingan harus dilakukan dengan maksimal.
Beberapa Gerakan pendingan diantaranya :
Aktivitas aerobic (seperti fungame)
Jogging
Streching Statis berpasangan atau individual.
Tabel 3.5.
Jadwal Penelitian