Anda di halaman 1dari 2

HKUM4304-4

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4304/Hukum Perdata International
Tugas :1

No. Soal
1. Contoh Kasus :
Bima adalah seorang pengusaha berkewarganegaraan Indonesia yang menikah dengan perempuan
asal New Zaeland, Mia, teman semasa kuliahnya di Australia. Bima dan Mia menikah di Australia karena
mereka menikah beda agama. Mereka berdua juga akhirnya bekerja dan menetap di Australia. Setelah 5
tahun menikah Bima dan Mia memutuskan untuk bercerai. Bima pulang kembali ke Indonesia,
sesampainya di Indonesia, barang bawaan Bima tertukar dengan penumpang lain, sehingga Bima pun
melaporkan hal tersebut ke maskapai penerbangan Australia yang ditumpanginya ke Indonesia.

Pertanyaan :
Kasus Bima yang manakah yang dapat dikategorikan sebagai kasus HPI? Uraikan analisis anda!

2. Contoh Kasus :
Bima adalah seorang pengusaha berkewarganegaraan Indonesia yang menikah dengan perempuan
asal New Zaeland, Mia, teman semasa kuliahnya di Australia. Bima dan Mia menikah di Australia karena
mereka menikah beda agama. Mereka berdua juga akhirnya bekerja dan menetap di Australia. Setelah 5
tahun menikah Bima dan Mia memutuskan untuk bercerai. Bima pulang kembali ke Indonesia,
sesampainya di Indonesia, barang bawaan Bima tertukar dengan penumpang lain, sehingga Bima pun
melaporkan hal tersebut ke maskapai penerbangan Australia yang ditumpanginya ke Indonesia.

Pertanyaan :
Dari contoh kasus yang merupakan peristiwa HPI, uraikan titik pertalian primernya!

3. Contoh Kasus
Bima adalah seorang pengusaha berkewarganegaraan Indonesia yang menikah dengan perempuan
asal New Zaeland, Mia, teman semasa kuliahnya di Australia. Bima dan Mia menikah di Australia karena
mereka menikah beda agama. Mereka berdua juga akhirnya bekerja dan menetap di Australia. Setelah 5
tahun menikah Bima dan Mia memutuskan untuk bercerai. Bima pulang kembali ke Indonesia,
sesampainya di Indonesia, barang bawaan Bima tertukar dengan penumpang lain, sehingga Bima pun
melaporkan hal tersebut ke maskapai penerbangan Australia yang ditumpanginya ke Indonesia.

Pertanyaan :
Hukum negara manakah yang dapat digunakan berdasarkan status nasionalitas pada kasus HPI diatas?
Uraikan jawaban anda!
1 dari 1

Jawaban :

1. Kasus Bima yang dapat dikategorikan sebagai kasus HPI (Hukum Perdata Internasional) adalah perceraian antara Bima
dan Mia. Karena Bima adalah warga negara Indonesia dan Mia adalah warga negara New Zealand, pernikahan mereka di
Australia termasuk dalam perkawinan lintas negara. Ketika mereka memutuskan untuk bercerai setelah 5 tahun menikah, hal
ini akan melibatkan masalah hukum yang berhubungan dengan perbedaan negara asal mereka. Bima harus memahami dan
mematuhi peraturan hukum yang berlaku di negara masing-masing dalam proses perceraian ini.

2. Titik pertalian primer dalam contoh kasus tersebut adalah pernikahan antara Bima dan Mia. Pernikahan ini merupakan titik
awal atau inti dari hubungan mereka. Meskipun mereka menikah di Australia karena perbedaan agama, pernikahan itu sendiri
menjadi pangkal terjadinya peristiwa-peristiwa lain seperti bekerja dan menetap di Australia, serta keputusan untuk bercerai
setelah 5 tahun menikah. Pernikahan ini menjadi dasar untuk memahami dan menganalisis hubungan mereka secara lebih
mendalam.

3. Hukum negara yang dapat digunakan berdasarkan status nasionalitas pada kasus HPI di atas adalah hukum dari negara di
mana pernikahan tersebut dilangsungkan, yaitu Australia. Meskipun Bima adalah warga negara Indonesia dan Mia adalah
warga negara New Zealand, karena mereka menikah di Australia, maka hukum yang berlaku dalam hal perceraian mereka
adalah hukum Australia. Oleh karena itu, ketika Bima melaporkan masalah tertukarnya barang bawaannya ke maskapai
penerbangan Australia, hukum Australia juga akan berlaku dalam penyelesaian masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai